Bab 48

Romance Series 13684

Jakarta,,

Malam Minggu adalah malam yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan.kenapa???...karena dimalam Minggu tersebut setiap pasangan akan menghabiskan waktu mereka dengan jalan-jalan,makan malam,menonton dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana dengan yang tidak memiliki pasangan???

Ya,tentu saja mereka bisa menghabiskan waktu malam Minggunya dengan para keluarga ataupun dengan para sahabat mereka.seperti yang selalu dilakukan oleh ketiga wanita ini,yaitu Gita,Rika dan bela.

Ketiga wanita itu selalu menghabiskan waktu malam Minggu mereka dengan berkumpul bersama.entah itu dirumah kediaman mereka atau disebuah cafe.

Pacar???entahlah???

Ketiga wanita berpendidikan tinggi itu masih setia menyandang status jomblo sampai detik ini.

Gita,gadis itu baru satu tahun lalu putus dengan pacarnya karena selalu berbeda pendapat.kalau Rika,satu setengah tahun lalu dirinya putus dengan kekasihnya karena sang kekasih tidak suka dengan sikap Rika yang sedikit kekanak-kanakan.sementara bela???sejak kuliah gadis itu memang tidak terlalu suka dengan yang namanya pacaran.dia lebih suka memiliki hubungan tanpa status dengan beberapa laki-laki.

"Oh,ya rik.gimana keadaan Nia di Surabaya??dia baik-baik aja kan??" Tanya bela kepada Rika selaku orang yang bekerja satu kantor dengan vania.

Kini ketiga wanita itu tengah berada di sebuah cafe yang ada di daerah Senopati.cafe yang menjadi tempat nongkrong favorit mereka beberapa bulan terakhir ini.selain tempatnya yang unik.cafe ini juga menyediakan live music.sehingga membuat suasana cafe disana menjadi lebih menyenangkan karena tontonan live music tersebut.

"Nia baik-baik aja kok selama di surabaya.kerjaannya juga lancar disana.sebelum pergi kesini gue sempet teleponan sama dia.oh,ya.kalian juga dapet salam dari dia.?" Jawab Rika.

"Syukur deh.semoga aja kerjaannya di sana cepet selesai.gue cuma takut aja kalau dia ketemu...-"

"Pak Gilang maksud loe?" Potong Gita yang langsung diangguki oleh bela.

"Gue cuma takut aja kalau mereka berdua ketemu.secara Nia sama Revan kan baru tunangan.gue gak mau hubungan Nia sama Revan rusak gegara munculnya pak Gilang?" Ucap bela menatap kedua sahabatnya itu

"Yahh ..kita berdoa aja.semoga apa yang loe takuti itu gak kejadian.kali ini Nia harus bahagia sama Revan?" Timpal Gita dan secara bersamaan Rika dan bela menganggukkan kepala mereka.

Ke tiganya pun kini mengentikan obrolan mereka dan fokus menikmati live music yang tengah berlangsung.

Ditengah menikmati lagu melow yang sedang dilantunkan oleh penyanyi wanita diatas panggung,tiba-tiba aja Rika melihat sosok laki-laki yang baru saja memasuki cafe tersebut.

"Bel?!"

"Hhm?!

"Loe ajak kak Adnan kesini ya?" Tanya rika.bela mengerutkan keningnya lalu menatap kearah sahabatnya yang ada disebelah kanannya.

"Enggak kok,kenapa??" Tanya bela.

"Loh,terus kok dia Dateng kesini sih?" Ucap Rika sambil mengarahkan pandangannya kearah Adnan yang tengah berjalan mendekati meja mereka.

"Serius loe?" Bela yang tidak percaya akan perkataan sang sahabat segera melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rika.

Bela terbelalak begitu melihat sosok Adnan yang tengah berjalan kearahnya,kemudian segera menolehkan lagi wajahnya ke arah Rika sambil menutupi wajahnya dengan buku menu.

"*Njir?!...tuh cowok ngapain sih dateng ke sini?!" Bisik bela.

"Ya Mana gue tau?!...mau ngedate kali sama loe?!" Jawab Rika setengah berbisik juga lalu terkekeh geli melihat tingkah bela.sedangkan bela langsung menatap horor sahabat tengilnya itu.

"Hai?" Sapa Adnan setelah menghentikan langkahnya tepat didepan meja ketiga wanita tersebut.

"Hai juga kak?" Seru Gita dan Rika secara bersamaan diakhiri senyuman manis.Pandangan Adnan kini tertuju arah bela yang masih setia menutupi wajahnya dengan buku menu.

"Bela?" Sapa Adnan lagi.

Gita segera menyenggol lengan bela,memberi kode kepada gadis itu untuk melihat ke arah adnan.bela yang tadinya tidak mau melihat ke arah Adnan kini perlahan menaruh buku menu yang menutupi wajahnya lalu melihat ke arah Adnan.

"Eh,kak Adnan?" Ucap bela balik menyapa Sambil menampilkan cengiran khasnya.

"Boleh aku gabung sama kalian?" Tanya Adnan.

"Bo-"

"Jangan?!" Sebelum gita mengucapkan kata boleh,bela sudah terlebih dulu melontarkan kata larangan.Sontak saja ketiga orang tersebut langsung melihat ke arah bela penuh tanya.

"Ah,m-maksud aku....kak Adnan pasti kesini sama pacarnya kan??ta-takutnya nanti pacar kak Adnan marah kalau liat kakak duduk bareng sama kita bertiga?" Jelas bela.

Adnan tersenyum kemudian segera menduduki kursi kosong yang ada disamping bela.

"Kalian tenang aja,Aku datang sendirian kok?" Adnan melihat ketiga gadis tersebut dan berakhir menatap dalam sosok bela.

"Eh,tapi serius deh aku mau tanya.kak Adnan beneran belum punya pacar?" Tanya Rika menatap serius laki-laki yang ada disamping bela.

"Mm... belum?" Jawab Adnan singkat.

"Kak Adnan masih mikirin Nia ya.makanya belum punya pacar sampai sekarang?" Timpal Gita.

"Gak juga sih.aku udah lupain perasaan aku sama Nia sejak gadis itu memilih Revan?" Jelasnya.

"Terus sekarang kak Adnan udah ada yang deketin belum atau mungkin kakak naksir gitu sama karyawan di kantornya.secara gadis di sana kan cantik-cantik termasuk bela?" Tanya Rika lagi memancing Adnan.

Adnan kembali tersenyum manis,sekilas laki-laki itu melirik bela yang ada disamping dirinya.dan hal itu tentu saja dilihat oleh Rika.

"Kalau cewek lain deketin aku sih,jujur belum ada.tapi kalau aku naksir karyawan aku sendiri...mungkin iya?" Jawab Adnan.

"Kok pake mungkin sih kak??" Untuk kesekian kalinya Rika melempar pertanyaan kepada laki-laki itu.rasa penasaran semakin mendesak hatinya.

"Kenapa aku jawab mungkin??...karena aku belum yakin sepenuhnya sama perasaan aku ini?" Berbeda dengan yang tadi,kali ini Adnan secara terang-terangan menatap bela yang sedang asyik menikmati minuman ice jeruk.

Rika yang kembali melihat Adnan mencuri pandang ke arah bela,semakin yakin kalau laki-laki itu memiliki perasaan kepada sahabatnya tersebut.

===========

Surabaya,,

Tidak hanya bela dkk saja yang menghabiskan malam Minggu mereka di luar.tapi juga keluarga Gilang pun ikut menghabiskan waktu malam Minggu mereka di sebuah mall.

Malam ini Gilang,Raisa dan Nadia janjian dengan kedua orang tua Raisa di mall tidak jauh dari rumah mereka.

"Mah???mana opa sama Oma??kok belum datang juga sih??" Tanya Nadia yang sudah kelelahan menunggu ibu Elina dan pak Erlangga didalam mall.

"Bentar ya nak.oma sama opa lagi on the way kok kesini?" Jawab Raisa.

Beberapa menit kemudian orang yang mereka tunggu pun datang juga di mall tersebut.

"Nana?" Seru ibu Elina menghampiri cucu kesayangannya itu bersamaan dengan sang suami dibelakangnya.

Nadia tersenyum senang begitu melihat oma dan opa nya sudah datang kemudian langsung memeluk kedua orang tersebut dengan erat.

"Oma sama opa kok lama banget sih datengnya?" Keluh Nadia.

"Maaf ya sayang.opa sama oma tadi kejebak macet di jalan?" Jelas pak Erlangga.

"Sebagai gantinya gimana kalau kita beli ice cream mixue?" Tanya laki-laki yang sudah menginjak umur hampir enam puluh tahun itu.

Nadia menggeleng."gak ah opa.nana gak mau makan ice cream dulu.om dokter bilang Nana dilarang makan ice cream sementara waktu ini?" Jawab Nadia.

"Terus Nana sekarang mau apa??pulang kerumah??" Tanya Gilang.

"Gak gitu juga pah?" Jawab singkat bocah tersebut.

Terlihat ibu Elina membisikkan sesuatu kepadanya nadia.membuat Gilang,Raisa dan pak Erlangga menatapnya penuh tanya.

"Nana mau ke Timezone aja?" Ucap Nadia setelah selesai dibisikkan oleh ibu Elina.

"Ya udah.kalau gitu kita langsung ke Timezone aja yuk.biar gak kemalaman pulangnya?" Gilang hendak berjalan ke arah Timezone namun tiba-tiba saja ditahan oleh Nadia.

"Nana mau ke Timezonenya sama opa dan Oma aja pah?" Gilang kembali menatap bingung sang anak.

"Oma mana tiket bioskop yang kemarin di beli?" Ucap Nadia sambil menadahkan tangan kanannya ke depan ibu Elina.

"Sebentar?" Dengan cepat wanita itu mengambil dua lembar tiket bioskop didalam tas nya setelah itu memberinya kepada Nadia.

"Ini tiket bioskop buat mama sama papa?" Sambil tersenyum manis Nadia menyerahkan tiket bioskop itu kepada sang mama.

"Tapi kan tadi Nana bilang mau ke Timezone.kok malah suruh mama sama papa nonton.nanti yang jagain kamu disana siapa?" Ucap Raisa.

"Udah gak apa-apa sa.kamu sama Gilang nonton aja.soal Nana biar mama sama papa yang jaga dia di Timezone?" ucap ibu Elina.

"Tapi mah?" Gilang hendak menolak rencana sang ibu mertua.

"Gak ada tapi-tapian lang.selama ini kan kalian jarang habiskan waktu berdua.dan ini adalah waktu yang tepat untuk kalian berduaan?" Tidak ingin berlama-lama lagi ibu Elina segera mengajak cucunya pergi ke Timezone yang ada di mall tersebut.

=============

Sementara Nadia sibuk bermain-main di timezone.gilang malah dibuat gusar oleh rencana ibu mertuanya itu.bagaimana tidak,tiket bioskop yang dibeli oleh ibu mertuanya itu ternyata film bergenre drama romantis (++).

Damn it!!!..

Ternyata tidak hanya Raisa saja yang selalu berusaha menjebak dirinya,tapi juga ibu mertuanya pun ikut-ikutan menjebaknya.

Baru dua puluh menit film itu diputar,baik Gilang dan Raisa sudah menunjukkan gelagat aneh.namanya film dewasa (++) pasti banyak adegan (++) yang bermunculan di film tersebut.

"Mas?" Dengan manja Raisa memeluk lengan berotot Gilang dan menyenderkan kepalanya didada bidang suaminya itu.

"Raisa.tolong menjauh dari saya?" Gilang berusaha melepaskan tangan Raisa dari lengannya.bukannya apa-apa.alarm di tubuh Gilang sudah mulai memberi peringatan kepadanya akibat film yang sedang ditontonnya saat ini.

"Diam mas.aku lebih nyaman begini?" Memang dasarnya keras kepala Raisa tidak mau melepaskan pelukannya pada Gilang.

Tidak berselang lama adegan panas mulai terpampang lagi.dimana seorang wanita seksi memakai lingerie transparan sedang mengoral kemaluan laki-laki didepannya.

Tubuh Raisa mulai memanas.sekilas wanita itu melirik ke arah sang suami yang masih fokus menonton film.raisa sedikit bingung,entah kenapa suaminya itu terlihat semakin tampan setiap harinya.apa ya kira-kira ngidam mertuanya dulu sampai bisa melahirkan sosok laki-laki yang sangat tampan seperti ini.

Bolehkah dia meminta kepada Tuhan seorang keturunan yang sama persis dengan Gilang.Alis tebal,hidung mancung dan rahang yang kokoh.aahhh...raisa sangat ingin sekali semua itu ada pada anak keduanya nanti.

Pandangan Raisa kini jatuh pada jakun Gilang yang tengah naik-turun.karena merasa sangat gemas Raisa pun menyentuh jakun Gilang dengan jari telunjuknya dengan gerakan sensual.

"Raisa!!" Gilang mengeram lalu segera melayangkan tatapan tajam ke arah istrinya itu.

Raisa tersenyum kemudian mengalihkan pandangan ke arah kemaluan sang suami.dalam hatinya wanita itu tertawa geli ketika melihat bagian inti gilang sudah mulai ereksi di balik celana jeans.

Perlahan namun pasti tangan Raisa turun menyentuh milik Gilang dan mengelusnya dengan lembut.

"Jangan gila kamu?" Dengan cekatan Gilang memegangi pergelangan tangan Raisa,mengentikan aksi nakal tersebut.

"Gak apa-apa mas.aku tau kamu juga lagi kesakitan bukan??gimana kalau aku bantu kamu?" Tanpa aba-aba Raisa menarik tengkuk Gilang dengan tangan satunya lalu mencium bibir suaminya penuh hasrat.

"Mmmhh...mmmhh.."

Gilang tidak munafik.dia laki-laki normal.berkali-kali melihat adegan panas di film tadi.dan ditambah lagi dengan Raisa yang terus menggodanya.gilang akhirnya hanyut dalam hasratnya sendiri.

Disela ciuman mereka perlahan Raisa membuka resleting celana Gilang kemudian mengeluarkan milik Gilang yang sudah berdiri tegak.

"Aakh...Raisa..." sekuat mungkin Gilang meredam desahannya saat tangan mulus Raisa memainkan miliknya dibawah sana.

Raisa tersenyum puas begitu mendengar sang suami mendesah kan namanya.dengan bersemangat Raisa mengocok penis Gilang.

Mengetahui suaminya akan keluar Raisa segera melepaskan ciumannya dan langsung menundukkan kepalanya.

"Raisa?!...Jang- akh...shit?!" Terlambat Raisa sudah memasukkan milk Gilang kedalam mulutnya.sama seperti adegan yang sedang terpampang di layar.

Tidak,ini bukan yang pertama kali Raisa melakukan blow job.setiap melakukan sex dengan Gilang wanita itu selalu melakukan hal ini.menurutnya rasanya sangat unik.dan Raisa sangat menyukainya.

Gilang memejamkan kedua matanya menikmati perbuatan Raisa .tanpa sadar laki-laki itu mengelus rambut sang istri dengan lembut.

"Aahhh...sshhh...Raisa...sa-ya mauuhh..."

Merasakan milik suaminya sudah berdenyut-denyut Raisa semakin aktif memainkan penis Gilang didalam mulutnya sampai akhirnya...

"Akhh..sshh..ahhh"

Cairan Gilang keluar dengan begitu banyaknya,membuat Raisa terbatuk-batuk menelan sperma sang suami.disaat bersamaan juga cairan Raisa keluar membasahi celana dalamnya.

Sambil terengah-engah keduanya saling bertatapan.tangan Gilang kini terulur membersihkan sisa sperma yang ada di mulut Raisa.

"Terimakasih?" Ucap Gilang.

Apakah sampai di situ saja???oh,tentu tidak???bukan Raisa namanya kalau tidak binal kepada suaminya.sama halnya dengan Gilang Raisa juga ingin merasakan kenikmatan yang baru saja Gilang rasakan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience