Bab 38

Romance Series 13907

Gilang melihat jam ditangannya.tersisa lima menit lagi mata kuliahnya akan berakhir.gilang pun segera mengambil sebuah spidol dimeja kemudian mengetuk-ngetuk spidol tersebut dipapan tulis yang ada di kelas.

"Mohon perhatiannya?!" Seru Gilang tiba-tiba.

Para mahasiswa dan mahasiswi yang kala itu tengah mengerjakan tugas langsung menghentikan aktivitasnya dan terfokus kepada Gilang.

"Ada hal yang ingin saya sampaikan kepada kalian?" Terlihat semua mahasiswa dan mahasiswi saling menoleh satu sama lain.bertanya-tanya hal apakah yang akan disampaikan oleh dosennya itu.

"Mulai besok....saya....tidak lagi mengajar di kampus ini?" Sontak saja seluruh orang yang ada di ruangan itu terkejut bukan main,termasuk Vania.

Gilang kini menatap Vania,begitu pun sebaliknya."apa maksudnya??kenapa dia bilang kayak gitu?" Batin Vania bertanya-tanya.di sisi lain bela memperhatikan Gilang yang masih terus melihat ke arah Vania.

"Pak Gilang mau pindah?" Ucap seorang mahasiswi memberanikan diri untuk bertanya.Gilang menggelengkan kepalanya menandakan bukan itu alasan dirinya berhenti mengajar.

"bukan.lebih tepatnya lagi saya akan pensiun jadi dosen? Jawab Gilang yang lagi-lagi berhasil membuat mereka semua terkejut.

"Loh,kok gitu pak??kenapa??" Mahasiswi itu tampak sangat menyayangkan sekali keputusan Gilang yang ingin pensiun jadi dosen.padahal kan Gilang adalah salah satu dosen terbaik yang dimiliki oleh kampus ini.

Gilang tersenyum kecut.sebenarnya bukan hanya mahasiswi itu saja yang menyayangkan keputusan ini.tapi juga dirinya sendiri.gilang juga sedih harus melepaskan profesi yang sangat diminati oleh almarhumah kakaknya itu tapi...apa boleh buat.gilang harus lakukan hal ini.

"Sebenarnya saya juga sedih melepas profesi ini.tapi apa boleh buat.saya...akan menetap di Surabaya?" Jelas Gilang.

Ya,dari hasil diskusi semalam sang ayah meminta agar acara pernikahan Gilang dengan Raisa dilangsungkan di surabaya.tidak hanya itu saja,pak Gunawan juga meminta Gilang untuk menetap di kota tersebut,mengurusi cabang perusahaan pak Gunawan yang ada di sana.

Tidak ada penolakan dari Gilang.laki-laki itu hanya bisa pasrah menerima semua permintaan dari orang tuanya.

Gilang kembali melihat ke arah Vania.namun setelah itu dirinya langsung memalingkan wajahnya ke arah jam yang ada ditangannya.

"Baiklah.berhubung jam pelajaran saya sudah habis.saya pamit undur diri.sekali lagi.terimakasih atas kerjasamanya selama beberapa bulan ini.semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan?" Setelah berkata demikian Gilang segera membereskan barangnya lalu keluar dari ruangan tersebut.

Terlihat para mahasiswa dan mahasiswi keluar ruangan satu persatu.sementara bela,Rika dan Gita berjalan menghampiri Vania yang masih duduk diam di kursinya.

"Nia???loe.... baik-baik aja kan??" Tanya Rika memastikan keadaan sahabatnya setelah mendengar pengumuman dari Gilang.

Vania terdiam,matanya terus mengarah ke pintu ruangan.tidak lama gadis itu berdiri kemudian berjalan keluar tanpa menghiraukan para sahabatnya.

===========

Vania terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan Gilang.tidak lama sepasang matanya menangkap sosok Gilang yang hendak masuk ke ruangan dosen.

"Pak Gilang?! " Seru Vania memanggil laki-laki itu.

Karena Gilang tidak mendengar teriakannya Vania pun berniat menghampirinya.

"Kamu mau kemana?" Tiba-tiba saja sebuah tangan kokoh menahan pergerakan Vania.

"Kak Adnan??" Ucap gadis itu menatap kebingungan sosok laki-laki di depannya.

"Kamu mau kemana??" Tanya Adnan lagi.

"A-aku mau..." Vania mengalihkan lagi pandangannya ke arah Gilang berada sebelumnya.namun sayangnya sosok itu sudah tidak lagi terlihat dimatanya.

"Temenin aku makan siang yuk.aku lapar nih?" Ucap Adnan sambil menepuk perutnya yang sudah keroncongan.

"Tapi kak,aku..." Belum selesai Vania berkata Adnan sudah memboyong Vania ke arah kantin kampus.

=============

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya makanan dan minuman pesanan Adnan datang juga.karena rasa lapar sudah menyerangnya sedari tadi Adnan pun segera melahap nasi goreng di depannya.

"Kamu beneran gak mau makan princess??" Tanya Adnan disela Aktivitas makannya.

"Enggak kak.aku belum lapar?" Jawab Vania sambil memperhatikan aktivitas makan Adnan.

"Kak??"

"Ya?"

"Kak Adnan tau gak soal kepergian Gilang ke Surabaya??" Saat itu juga Adnan menghentikan makannya lalu mengangguk-angguk kecil.

"Iya.aku tau.semalam dia telpon aku.dia minta aku buat jagain kamu disini?" Jawabnya.Vania terdiam sejenak.

"A-apa kak Adnan juga tau kapan dia akan pergi??" Tanya Vania lagi.

Kali ini Adnan tampak sedikit berfikir,kemudian buru-buru mengambil hp miliknya yang ada di dalam saku kemeja.ibu jari adnan terlihat begitu lihai menekan tombol kode sandi pada layar hp nya.setelah itu membuka sebuah aplikasi WhatsApp di hp.

"Gilang ambil penerbangan siang?" Adnan menunjukkan kepada Vania screenshot tiket penerbangan yang dikirim oleh Gilang semalam.

Vania kini mengambil alih hp Advan dan melihat screenshot tiket tersebut dengan seksama.

"Jadi benar...Gilang mau ninggalin tempat ini???" Batin Vania.

Adnan memperhatikan Vania yang terus melihat layar hpnya."Kenapa???kamu mau antar gilang kebandara??" Tanya adnan.

"A-aku..." Entahlah Vania masih merasa sangat bingung dengan perasaannya saat ini.

"Aku bisa temani kamu.kalau kamu mau?" Ucap Adnan menawarkan diri.

=============

Sore harinya setelah pulang dari kampus,Gilang terlihat begitu sibuk mem packing barang-barang yang akan dia bawa kedalam koper.Berhubung Gilang bukan orang yang ribet,laki-laki itu hanya membawa barang yang penting-penting saja.

Setelah memasukkan beberapa pakaiannya kini Gilang beralih memasukan barang pribadinya yang lain.

Ditengah aktivitas dirinya memasukkan barang.gilang secara tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku dari atas meja.Gilang pun berjongkok lalu mengambil buku yang tidak sengaja dia jatuhkan tadi.

"Ini kan..." Ternyata buku yang Gilang jatuhkan itu adalah buku catatan hariannya yang sudah lama dia cari.

Gilang pun kini duduk di tepi ranjangnya kemudian membuka buku catatan harian nya itu.

Dengan santai Gilang membaca tulisan tangannya halaman demi halaman.ditengah kegiatan membaca,sepasang mata Gilang tiba-tiba saja terfokus pada selembar foto yang terselip di buku.

"Ini...." Seulas senyum manis terlukis di wajah Gilang.

===========

KKKRRIIINGG

Terdengar suara bunyi alarm.gilang pun Segera bangun dari tidurnya dan mematikan alarm tersebut.

Dikarenakan kedua orang tua Gilang sudah berangkat ke Surabaya kemarin pagi,alhasil siang ini Gilang berangkat hanya sendiri ke Surabaya.

Gilang mengecek hpnya.berharap gadis yang dicintainya itu mengirimkan pesan perpisahan kepada dirinya.namun nyatanya nihil.tidak ada satu pun pesan masuk dari Vania.

"Kenapa kamu gak ada respon sama sekali Vania??? padahal aku kepingin banget ketemu sama kamu untuk yang terakhir kalinya???apa kamu udah benar-benar gak ada perasaan lagi sama aku?" Gilang terlihat begitu sedih karena Vania sudah mulai menjaga jarak dengan dirinya

===========

Sebelum pergi ke bandara Gilang menyempatkan diri mengunjungi makam kakak tercintanya.

Setelah menabur bunga dan menyiram kuburannya Gilang langsung melafazkan do'a Al-fatihah untuk sang kakak.

"Amin?" Ucap Gilang mengakhiri doanya.

Kini tangan Gilang terulur ke arah batu nisan lalu mengusapnya berkali-kali.

"Aku pamit kak?" Sepasang matanya menatap Lamat ukiran nama kakaknya pada batu nisan tersebut.

"Hari ini aku akan pergi ke Surabaya.aku akan menikah dengan Raisa di sana.mohon restunya ya kak?" Kedua matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Aku minta maaf.karena sampai saat ini aku belum bisa jadi adik yang baik untuk kakak.aku...-" Gilang yang sudah tidak kuasa menahan air matanya akhirnya mulai menangis.

Tes

Tes

Satu persatu buliran air mata Gilang jatuh di batu nisan Giska."Aku janji...akan akan nengokin kakak saat aku pulang ke Jakarta nanti ?" Gilang tersenyum getir kemudian segera menghapus air mata di pipinya.

Sebenarnya Gilang masih ingin terus di pusara kakaknya.mencurahkan lebih banyak lagi kegundahan yang dirasakannya saat ini.tapi Karena waktu Gilang tidak banyak alhasil Gilang harus pergi secepatnya.

================

Disaat Gilang sibuk berpamitan dengan sang kakak di pemakaman.ditempat lain Vania justru tengah kalang kabut pergi ke suatu tempat.

Vania semakin mempercepat laju mobilnya.sesekali gadis itu tampak melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Sial!!!... Minggir!!!!...'

Bak orang yang kesetanan Vania selalu berteriak kencang serta mengklakson mobilnya kala ada orang yang menghalangi jalannya.

"Semoga aja gue gak telat?" Gumam gadis itu sambil menatap jalanan di depannya.

Karena tidak ingin terlambat sampai di bandara Vania pun mencari jalan pintas menuju tempat tersebut.

Awalnya perjalanan Vania terlihat baik-baik saja sampai akhirnya...

"Eh.kenapa ini?" Vania merasa kebingungan ketika mobil yang dikendarai nya berhenti Dengan tiba-tiba.

Vania mencoba kembali menghidupkan mesin mobilnya.namun sayangnya mobil itu tidak kunjung menyala juga.Vania segera turun dari mobil lalu menelpon salah satu orang yang ada di kontak hp nya.

"Bisa tolong kesini gak?mobil aku mogok?"

".........."

"Aku di jalan xxxxxxx?"

".........."

"Ok.aku tunggu?"

Tidak berselang lama kemudian sebuah mobil Alphard berwarna hitam datang menghampiri gadis itu.vania yang sangat mengenali mobil tersebut langsung masuk kedalam mobil.

"Kita langsung ke bandara aja kak?" Pinta Vania kepada seorang laki-laki yang tidak lain adalah Adnan.

"Oke?" Adnan mengangguk paham kemudian meminta Vania untuk memakai sabuk pengamannya.

"Pegangan yang kuat?" Sama seperti halnya Vania tadi,Adnan kini melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

=============

Bandara Soekarno-Hatta...

Gilang menatap kembali tiket pesawat yang kemarin dia pesan.sambil menghela nafas panjang laki-laki itu mengendarkan pandangannya melihat sekeliling dalam gedung bandara.

"Apa kamu benar-benar gak akan temui aku,Vania?" Salah tidak jika sampai detik ini Gilang masih berharap Vania datang menemui dirinya untuk terakhir kali.

Dddrrttt...

"Bunda is calling"

Melihat sang sang bunda menelpon dirinya Gilang pun segera mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Iya,halo bun?"

"............"

"Gilang udah sampai kok di bandara?"

"............"

"Iya Bun.sampai ketemu di surabaya.bye?"

Dengan tersenyum tipis Gilang mengakhiri panggilannya.setelah itu kembali melanjutkan langkahnya.

Disisi lain Vania dan Adnan baru saja Sampai dibandara.vania segera keluar dari mobil sedangkan Adnan masih tetap berada di dalam sana.

"Kamu masuk aja dulu.aku mau parkir mobil?" Ucap Adnan yang langsung diangguki oleh Vania.Tanpa berlama-lama lagi gadis itu pun berlari memasuki gedung.

"Shit!!...gimana gue cari laki-laki itu?" Vania tampak kebingungan setelah melihat begitu banyak orang yang ada di dalam gedung.

=============

Teng tong teng tong...

"Perhatian!!...penumpang pesawat g***** i****** dengan nomor penerbangan GA320 tujuan Surabaya akan diberangkatkan melalui pintu 13.terima kasih"

Vania menghentikan langkahnya begitu mendengar suara operator berbicara.sial,sampai pesawat tujuan Surabaya akan berangkat pun gadis itu belum juga menemukan sosok Gilang di sana.

"Vania?!"

Dari arah belakang Adnan berlari menghampiri Vania.

"Gimana??kamu udah ketemu sama Gilang?" Tanya Adnan setelah menghentikan langkahnya tepat di hadapan gadis tersebut.

"Belum kak?" Jawab Vania putus asa.

"Ya udah kalau kayak gitu kamu cari kesana dan aku cari kesana?" Tunjuk Adnan mengarahkan Vania untuk mencari ke arah kanan sedangkan dirinya mencari ke arah kiri.

Vania mengangguk faham.setelah itu pun kedua orang tersebut segera pergi mencari keberadaan Gilang.

"Tolong jangan pergi dulu lang.aku mau bicara sama kamu?" Batin Vania.untuk kesekian kalinya gadis itu melihat ke arah jam ditangannya.

Karena rasa panik dan buru-buru Vania tidak sengaja menabrak seseorang disampingnya.

Bruukk

Hp milik Vania terjatuh begitu pun dengan hp orang yang dia tabrak tadi.

"Aish"

Vania segera mengambil hp miliknya dan juga milik orang tersebut.

"M-maaf ya.saya gak sengaja?" Saat Gadis itu hendak memberikan hp milik orang tersebut,dirinya dikejutkan dengan sosok dihadapannya.

"G-gilang?"

"V-vania?"

Sama halnya dengan Vania,Gilang juga terlihat terkejut menatap gadis yang sudah menabraknya itu.

"Kamu datang ke-"

"Greb"

Belum selesai Gilang bertanya Vania sudah terlebih dahulu memeluk dirinya.

Disisi lain Adnan yang berniat mencari Vania seketika mengumbar senyum manisnya saat melihat kedua insan tersebut sudah bertemu.

"Jangan pergi?" Vania semakin mempererat pelukannya.

Gilang yang masih terkejut dengan kedatangan Vania perlahan mulai membalas pelukan gadis itu.

"Aku cinta sama kamu lang.please...jangan tinggalin aku hiks..." Tidak ingin Gilang pergi,Vania pun menangis dalam pelukannya.

Gilang tersenyum lembut kemudian mengelus belakang kepala Vania dengan penuh kasih sayang.

Tidak lama Gilang terlihat melepaskan pelukannya lalu menatap Vania dengan intens.

"Tolong jangan nangis kayak gini Vania.nanti yang ada aku semakin berat ninggalin kamu?" Gilang mengulurkan tangannya menghapus air mata Vania.

"Kenapa hiks....kenapa kamu mau ninggalin aku hiks....kamu...kamu udah gak cinta lagi sama aku hah!" Sambil terus berurai air mata Vania menatap sosok Gilang.

"Sssuuuttt...bukan gitu kok.aku masih sangat mencintai kamu,sayang?" Ucap Gilang dengan sejujurnya.

"Terus kenapa kamu mau ninggalin aku kayak gini hiks...?" Kedua tangan Vania kini mencengkeram kuat jaket yang digunakan oleh Gilang.

Gilang terdiam sejenak."karena aku udah banyak ngecewain kamu?" Gumamnya lirih.

Vania menggeleng cepat lalu segera menangkup wajah laki-laki yang masih dicintainya itu.

"Aku...udah maafin kamu kok.jadi please...aku mohon sama kamu.batalkan kepergian kamu ini ya?" Mohon Vania.

Gilang kembali terdiam.hatinya merasa terenyuh melihat kesedihan serta permohonan gadis tersebut.

"Aku benar-benar minta maaf Vania....aku...gak bisa lakuin itu.aku.... aku akan menikah dengan Raisa?" Jujur Gilang tidak sanggup mengatakan hal ini kepada vania.tapi gadis itu juga harus mengetahui alasannya untuk pergi ke Surabaya.

"A-apa kata kamu barusan?" Bagai tersayat pisau hati Vania terasa perih mendengar ucapan Gilang.

"Maaf...Aku tau keputusan aku ini pasti bakalan nyakitin hati kamu,Vania?" Gilang mulai menitikan air matanya.

"Tapi...ini adalah keputusan yang terbaik untuk kita berdua?" Lanjutnya.

"K-kamu..." Vania tidak sanggup lagi berbicara hatinya benar-benar hancur dengan keputusan sepihak dari Gilang.

Melihat kondisi Vania yang semakin terpuruk,Adnan pun bergegas pergi menghampiri gadis tersebut.

"Vania.kamu gak apa-apa?" Tanya Adnan dengan nada cemas.namun gadis itu hanya diam membisu.

"Kita pulang sekarang?" Gilang yang melihat Adnan hendak membawa pergi Vania langsung buru-buru menahannya.

"Tolong kasih gue waktu dua menit lagi nan?" Pinta Gilang.

Adnan berdecak kesal kemudian segera melepaskan tangan Gilang yang tengah memegang pergelangan tangan Vania.

"Buat apa lagi sih lang.loe belum cukup puas buat Vania nangis kayak gini,hah?" Ucap Adnan kesal.

"Nan,please....cuma dua menit aja?" Mohon Gilang lagi sambil memegangi tangan Vania kembali.

Adnan sedikit melirik ke arah vania.tampak gadis itu hanya terdiam dengan mata yang masih sembab.

"Baiklah.gue kasih loe waktu lagi.tapi ingat.cuma dua menit!" Sambil tersenyum tipis Gilang menganggukkan kepalanya.

Adnan pun mundur beberapa langkah menjauhi mereka.memberi ruang kepada keduanya untuk berbicara lagi.

"Vania?" Melihat gadis itu enggan menatap kearahnya Gilang pun segera menangkup wajah Vania lalu membawanya untuk menatap dirinya.

"Sekali lagi aku minta maaf karena udah buat kamu kecewa dengan keputusan ini.tapi satu harus kamu ingat sayang.jika kita memang ditakdirkan untuk bersama,percayalah ... suatu hari nanti kita akan dipertemukan lagi oleh sang pencipta.dan disaat itu juga aku janji akan menjadikan kamu milik aku seutuhnya?" Ucap Gilang penuh keyakinan.

"Lalu,gimana kalau nyatanya kita tidak akan berte-"

Gilang dengan cepat menutup bibir Vania dengan jari telunjuknya.

"Berdoalah terus agar kita bisa dipertemukan kembali?" Lanjutnya.

Vania terdiam memandangi wajah tampan Gilang.begitupun laki-laki itu,dia terus menerus menatap wajah cantik alami milik Vania.

"until this heart stops beating. You're the only one I love.You are the only owner of my heart. today, tomorrow and in the future?" Bisik gilang.

Vania refleks memejamkan kedua matanya begitu Gilang mendaratkan kecupan hangat di keningnya.tidak lama ciuman itu turun ke hidung mancungnya dan kini berakhir di bibir manis gadis tersebut.

Mematung???oh,tentu tidak.vania justru membalas ciuman yang dilayangkan oleh Gilang.

Tidak ada ciuman kasar dan tergesa-gesa seperti apa yang gilang lakukan di ruangan dosen beberapa waktu lalu.

Kali ini Gilang melayangkan ciuman penuh kelembutan dan perasaan untuk menyalurkan semua yang ada di dalam hatinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience