Dunia Baru

Fantasy Series 0

Cit... cit... cit... suara burung berkicau terdengar di telinga. Ketika aku membuka mata, aku terkejut karena aku terbangun di suatu tempat yang tidak aku kenali.

"Mm... Ini dimana? Hutan? Kenapa aku bisa terbangun di tempat ini? Perasaan terakhir kali..."

Saat aku mencoba mengingat sesuatu, sebuah gambar muncul dalam benakku. 

Aku berdiri di sebuah padang rumput nan luas. Angin dingin berhembus menyentuh tubuhku. Sejauh mata memandang, yang ada hanya rerumputan hijau. Di dekatku, ada beberapa orang berpakaian layaknya seorang petualang di dunia fantasi.  

"Sialan! Ternyata ini diluar dugaan kita!"

"Ya benar! Persediaan potion-ku pun sudah mau habis."

"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?"

"Sepertinya kita hanya bisa menggunakan itu."

"Benar, sepertinya kita hanya bisa menggunakan kartu as terakhir kita."

"..."

"Luna! Butuh waktu berapa lama?"

"Beri aku lima belas- tidak, beri aku sepuluh menit."

"Baiklah, kami akan coba menahannya!"

"Semuanya, ayo kita beri Luna waktu yang cukup!"

"YAAA!!!"

· · ·

"Luna! Masih belum?"

"Aku datang!"

"Hufh, akhirnya... aku sudah tidak kuat menahannya lagi"

"Ya benar, aku juga sudah kehabisan potion-ku."

"Mana-ku pun sudah habis."

"Hey, hey, bagaimana setelah ini kita bertemu?"

"Seperti makan-makan?"

"Ya, mari kita bertemu dan berkumpul bersama."

"Itu ide yang bagus!"

"Aku setuju!"

"Kalau begitu sampai bertemu di sisi lain."

"Ya, sampai bertemu lagi."

Tak lama setelah itu, batu berukuran sangat besar muncul dari langit berwarna merah menyala. Batu itu turun ke bawah menghantam kami semua dengan Boss itu sebagai titik pusatnya. Setelah menghantam, gelombang hempasan angin menghempas kesekitar benturan kemudian ledakan pun tak terhindarkan. Segera cahaya putih sangat menyilaukan menyapu pandangan. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi.

Saat aku membuka mata, aku melihat banyak sekali pepohonan disekitarku. Cahaya matahari menembus melalui celah-celah pepohonnan. Aku terbangun dibawah pohon besar yang dikelilingi taman bunga. Aku melihat-lihat sekitar namun sejauh apapun mata memandang yang ada hanya pepohonan.

"Kenapa aku bisa berada disini yah? seharusnya kan aku hidup kembali di kota tempat terakhir kembali menyimpan checkpoint. Apa terjadi bug yah? Hmm, sepertinya begitu. Tapi ada yang aneh..."

Hal yang aneh itu adalah aku bisa merasakan angin dikulitku. Aku juga bisa merasakan tekstur benda yang aku sentuh. Ketika melihat sekitar lagi, aku bisa melihat bahwa semua yang ada disekitarku memiliki grafis yang sangat luar biasa seolah-olah seperti nyata, atau bahkan memang nyata.

Apa ini patch terbaru? Perasaan tidak ada pemberitahuan untuk pembaharuan terbaru. Yang berarti hanya ada satu kesimpulan, yaitu ini benar-benar nyata. Apa ini seperti yang terjadi di dalam Novel dan Komik itu?

Ketika tengah memikirkan itu, aku merasakan sesuatu yang berat di dadaku. Saat aku melihatnya, "ini kan...?!" kataku. Aku mencoba menyentuhnya dan benar saja, ini adalah payudara sungguhan. Payudara ini cukup besar hingga tak muat ditanganku. Tak hanya besar, tapi juga terasa lembut dan kenyal. Kemudian aku juga melihat kaki yang jenjang mengenakan high knee boots berwarna hitam hingga lutut dengan dengan bagian paha berwarna putih cerah terlihat. Lalu aku juga sepertinya mengenakan gaun berwarna ungu gelap panjang elegan namun terdapat belahan hingga ke paha atas disampingnya sehingga membuat sebagian pahaku terekspos. Aku juga mengenakan sarung tahan hitam brokat di kedua tanganku. Terlihat juga rambut berwarna perak mengkilat terurai panjang.

Melihat ciri-ciri ini, aku jadi yakin kalau aku masih berada di dalam avatar game-ku. Itu karena ini adalah ciri-ciri pakaian yang avatarku pakai sebelum melawan boss event sebelumnya. Sepertinya memang benar bahwa aku direinkarnasikan ke dalam tubuh avatarku. Ketika memikirkan ini aku sedikit merasa bersemangat. Itu karena aku juga pernah berharap bahwa aku bisa di lahirkan atau ditransportasikan ke dunia lain. Lalu sekarang bagaimana?

Setelah berpikir beberapa saat, aku pun memutuskan untuk pergi mencari informasi tentang dunia ini. Untuk itu, berarti aku harus pergi ke pemukiman tempat tinggal manusia untuk mengumpulkan informasi. Aku pun berdiri dan kembali melihat sekitar. Teringat akan sesuatu...

"Ah, iyah... Jendela Status!"

Setelah aku menyerukan, muncul sebuah jendela holografik di hadapanku. Disana terlihat avatarku dengan semua perlengkapan yang aku pakai kecuali tongkat sihirku. Aku juga bisa melihat isi inventori-ku. Isinya ada tongkat sihirku, satu set perlengkapan cadangan, buff makanan dan beberapa potion bekas pertarungan sebelumnya dan beberapa barang asing yang tidak aku kenali.

"Barang apa ini?"

Ketika aku mengecek barangnya satu per satu, kemudian aku teringat sesuatu. Ini semua adalah drop items dari boss event sebelumnya. Melihat ini aku mengeluarkan 2 barang dari penyimpananku. Barang itu adalah Staff of Lord of Darkness dan Dark Lord Cape's. Setelah puas melihat-lihatnya aku memutuskan untuk menyimpan kembali tongkatnya karena tidak mungkin aku akan berjalan-jalan sambil membawa tongkat berbentuk tengkorak kepala manusia. yang ada orang-orang akan menganggapku sebagai penyihir jahat.

Semua yang ada di dalam inventori tetap sama, tidak ada yang hilang ataupun berkurang sedikitpun. Begitupun dengan status avatarku, seorang High Elf berlevel 600. Dirasa semuanya sudah beres aku pun mengeluarkan tongkat sihirku. Tongkat ini berbentuk bulan sabit di bagian kepalanya dengan tambahan bintang di tengahnya. Sekilas memang seperti tongkat anak-anak, namun ini adalah tongkat dengan tingkat legendaris.

Setelah semuanya siap, aku sempat berpikir untuk menggunakan sihir terbang supaya bisa cepat sampai, namun karena ini adalah dunia baru, aku ingin melihatnya secara perlahan sembari berjalan kaki. Aku ingin menikmati setiap perjalanannya. Oleh karena itu aku memutuskan untuk berjalan kaki saja.

[5 menit kemudian]

Aku sedang duduk di atas sebuah pohon yang tumbang. Itu karena sebelumnya aku selalu terpeleset dan terjatuh ketika berjalan. Ini adalah pertama kalinya aku mengenakan heels... ditambah di jalan bertanah di tengah hutan. Dirasa cukup beristirahat, aku pun melanjutkan kembali berjalan kaki. Tongkat sihirku pun dijalan sebagai tongkat berjalan yang membantu menyeimbakan jalanku.

Setelah satu jam berjalan kaki, aku menemukan jalan persimpangan. Ketika tengah memikirkan jalan mana yang akan ditempuh, terdengar samar beberapa kali suara auman serigala dan juga suara manusia. Semakin lama suara tersebut semakin jelas terdengar. Suara itu berasal dari belakangku. Tidak lama dari jauh terlihat muncul 3 orang perempuan tengah berlari seperti sedang dikejar sesuatu. Terlihat di paling depan seorang gadis berambut coklat mengenakan perlengkapan serba putih layaknya seorang Priest atau Healer. Dibelakangnya, ada seorang gadis berambut merah mengenakan perlengkapan layaknya seorang penyihir. Lalu di paling belakang, terlihat seorang gadis berambut hijau membawa busur, sepertinya dia seorang Archer.

Aku sangat senang karena akhirnya bisa menemukan orang lain. Untuk sesaat, mereka terlihat terkejut ketika mata kami saling bertemu, namun mereka terus melanjutkan lari mereka dan menuju ke arahku. Ketika mereka sudah dekat, baru saja aku akan menyapa mereka, seorang gadis berambut coklat yang seperti seorang Priest tiba-tiba langsung meraih tanganku dan menarikku untuk berlari. Terkejut dengan hal tiba-tiba ini, aku pun ikut berlari bersama mereka. Tak lama terdengar suara auman serigala dari belakang kami. Ketika aku menoleh ke belakang, terlihat ada beberapa serigala perak mengejar.

Selama berlari, beberapa kali gadis penyihir menembakan sihir Fireball dan gadis pemanah menembakan anak panahnya untuk menghambat gerakan para serigala perak. Aku pun sudah terbiasa menggunakan heels ini, jadinya aku tidak terjatuh lagi. Setelah beberapa menit berlari, akhirnya kami tiba-tiba berhenti. Itu karena kami berada di tepi jurang. Dibawah kami terlihat sungai yang besar mengalir sangat deras.

"Sialan, ini jalan buntu." Ucap gadis penyihir.

"Sepertinya kita harus kembali lagi dan mencari jalan lain sebelum para serigala perak datang." Ucap gadis healer.

"Iya benar, ayo kita kembali lagi." Ucap gadis pemanah.

Namun baru saja beberapa langkah kami melangkah, para serigala perak langsung muncul dihadapan kami. Kami pun terpaksa mundur kembali.

"Sial, kita terlambat." Ucap gadis penyihir.

"Bagaimana ini Apa kita terjun saja?" tanya gadis healer.

"Tapi dibawah arusnya deras dan kita juga tidak tahu ada makhluk apa disana." Ucap gadis pemanah.

Untuk sesaat mereka menoleh ke arahku. Setelah dilihat dari dekat, ternyata gadis pemanah itu memiliki telinga yang runcing dan sedikit lebih panjang dari High Elf yang lebih pendek. Itu berarti dia seorang Elf. Sang Gadis Pemanah pun terkejut ketika menatapku dan langsung menurunkan wajahnya seolah menunjukan rasa hormat.

"Maaf jika saya tidak sopan, saya tidak tahu kalau anda seorang bangsawan." Ucap gadis elf

Mendengar hal ini aku dan kedua gadis lainnya pun terkejut.

"Eh! Kakak ini seorang bangsawan?!" seru gadis healer.

"Dia memang mengenakan pakaian yang sepertinya dipakai oleh bangsawan, tapi bagaimana bisa kau yakin jika dia benar-benar bangsawan? Bisa saja dia hanya orang kaya atau seorang petualang yang kebetulan mengenakan pakaian mahal..." ucap gadis penyihir.

"Kau bisa melihatnya dari telinganya. Kami bangsa Elf memiliki hal yang dapat membedakan mana bangsawan dan mana yang bukan. Itu bisa dilihat dari panjang telinganya. Jika telinganya panjang sepertiku, maka dia seorang Elf biasa. Namun jika telinganya pendek seperti kakak ini, maka dia adalah seorang bangsawan." Ujar gadis Elf

Setelah penjelasan gadis elf itu, ketiganya kembali menatapku. Penjelasannya itu memang sesuai dengan apa yang ada di dalam game. Itu berarti, dengan ini aku yakin kalau ini adalah game yang menjadi kenyataan.

Namun percakapan ini tidak berlangsung lama karena mereka mengingat kembali situasi apa yang kita sedang hadapi. Karena aku juga sudah bertemu dengan orang, aku tidak bisa membiarkan mereka mati. Ketika aku menggunakan Identify pada mereka, muncullah sebuah jendela status. Disana aku bisa melihat status mereka, di mulai dari level, hingga statistik mereka. Level statusnya beragam, paling tinggi gadis penyihir, dia berada di level 48, diikuti gadis elf di level 49 dan gadis healer di level 47. Sedangkan level para serigala perak berada di kisaran level 44-46.

Bisa dikatakan level mereka cukup rendah atau pemula jika dibandingkan dengan di dalam game. Dengan begini, mengatasi para serigala perak seharusnya mudah. Aku juga tidak bisa membiarkan mereka mati karena mereka bisa jadi sumber informasiku tentang dunia ini. Ditambah aku juga sembari ingin mencoba bagaimana menggunakan sihir.

"Kalau begitu, serahkan saja semua ini padaku."

Mendengar pernyataanku, mereka saling menatap satu sama lain dengan keraguan.

"Apa kakak yakin?" tanya gadis healer.

"Ya, kalian tidak perlu khawatir."

Aku pun berjalan maju ke barisan paling depan. Sekarang bagaimana yah caranya menggunakan sihir? Aku ingin bertanya tapi malu untuk menanyakannya. Di dalam novel dan komik yang aku baca biasanya penggunaan sihir berkaitan dengan visualisasi terhadap sihir yang akan kita lepaskan. Baiklah, tidak ada salahnya mencoba. Jika tidak keluar pun aku bisa menggunakan serangan fisik melawan para serigala perak itu.

Setelah melihatku maju, para serigala perak mulai menjadi lebih waspada. Tak lama, tiba-tiba saja ada seekor serigala perak yang menyerang dari samping kananku. Dengan reflex aku mengarahkan tongkat sihirku dan mengucapkan...

"FIREBALL!"

Dari tongkat muncul sebuah lingkaran sihir yang cukup besar dan keluarlah sebuah bola api seukuran bola basket melesat dengan cepat menuju serigala perak yang datang menerjang. Tak mampu menghindari, bola api pun menabrak serigala perak dan terjadi ledakan kecil diikuti dengan gosongnya tubuh serigala perak yang terpental kebelakang.

Oh! Bisa membunuh serigala perak dengan satu serangan! Dia pasti penyihir hebat--pikir  gadis healer.

Apa?! Dia bisa melepaskan sihir tanpa merapal?! Siapa dia sebenarnya--ucap dalam hati gadis penyihir.

Yosh! Ternyata berhasil. Dengan memikirkan sihir apa yang digunakan dan mengucapkan namanya ternyata bisa tereksekusi. Aku jadi penasaran ingin mencoba semuanya. Ketika aku tengah tenggelam dalam pikiranku, ada seekor serigala perak kembali mencoba menyerang. Kali ini dari sisi yang berlawanan. Melihat ini, seketika aku melepaskan...

"WIND CUTTER!"

Sebuah angin padat berbentuk seperti bulan sabit atau huruf C melesat dari tongkat sihirku menuju ke serigala perak itu. Serigala perak yang terkejut dengan serangan yang datang tak mampu menghindari dan angin pun melesat melewati tubuhnya dan menggores tanah sejauh beberapa meter. Seketika tubuhnya terbelah menjadi dua antara bagian depan dan belakang. Melihat ini, para serigala perak yang lain menjadi mulai melangkah mundur. Tidak boleh membiarkan mereka kabur. Kali ini aku harus bisa membunuh mereka sekaligus. Aku pun mengetukkan tongkatku ke tanah.

"EARTH SPIKE!"

Setelah menyerukan nama sihirnya, tak lebih dari setengah detik, sebuah duri yang terbuat dari tanah muncul dari bawah perut para serigala perak dan menusuk mereka dari bawah. Meskipun serigala perak hewan yang lincah, namun mereka tidak bisa menghindari kecepatan sihir tersebut. Alhasil, 4 serigala perak yang tadinya akan melarikan diri, kini harus menemui Sang Pencipta.

Ketiga gadis tercengang dengan pemandangan yang baru saja mereka saksikan. Untuk pertama kalinya mereka melihat seseorang mampu melepaskan sihir tanpa merapal. Ini adalah pengalaman baru yang berharga bagi mereka.

Ini tulisan pertama saya, Maaf jika ada salah kata atau menyinggung beberapa pihak. Semuanya terjadi karena ketidaksengajaan. Semoga kalian menyukainya dan jangan lupa memberikan ulasan yah. Terima kasih. ;)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience