Bel rumah berbunyi pertanda ada tamu yang datang.ibu Hanna yang kala itu tengah menyiapkan makanan di meja makan segera meninggalkan ruang makan untuk membukakan pintu.
Sementara di sisi lain Gilang yang baru saja keluar dari kamarnya merasa penasaran dengan tamu orang tuanya tersebut.dia pun segera turun untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya itu.
"ELINA!!?" Seru ibu Hanna saat membuka pintu.
"HANNA!!?" Sambil tersenyum bahagia kedua wanita itu pun berpelukan erat.
"Sudah ...sudah...kalian ini kalau ketemu pasti heboh?" Ucap pak Gunawan yang berhasil membuat pak Erlangga dan Raisa terkekeh.
"Apa sih yah,iri banget liat kita?" Balas ibu Hanna tidak terima.
"Yuk,El kita masuk.raisa yuk?" Ajak ibu Hanna memboyong keluarga pak Erlangga masuk ke dalam rumahnya.
Mereka semua pun masuk ke dalam dan disaat bersamaan juga Gilang datang menghampiri mereka.
"Eh,Lang kamu udah turun nak?" Ucap ibu Hanna saat melihat Gilang berdiri di hadapannya.seketika langkah mereka pun terhenti.
Raisa yang melihat sosok Gilang di hadapannya merasa terkesima dengan ketampanan yang dimiliki oleh Gilang.
"Wah... jadi ini anak kamu Han??lebih ganteng dari yang difoto ya?" Puji ibu Elina.
"Bisa aja kamu El?" Ucap ibu Hanna sambil tersenyum manis.
"Gagah lagi.mirip kamu waktu muda ya gun?" Ucap pak Erlangga yang ikut memuji Gilang.
Gilang yang mendapat pujian bertubi-tubi dari kedua orang tersebut hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya.
"Kenalin lang.ini om Erlangga dan Tante elina.sahabat ayah sama bunda.kamu masih ingat kan?" Ucap ibu Hanna.
"Iya Bun,Gilang masih ingat kok?" Jawab Gilang lalu segera mencium punggung tangan pak Erlangga dan ibu Elina.
"Raisa...sini nak?" Panggil pak Gunawan meminta Raisa untuk mendekati dirinya dan Gilang.
Raisa mengangguk pelan kemudian berjalan perlahan menghampiri pak Gunawan dan sang anak.
"Lang,ini Raisa.anak om Erlangga dan Tante elina?" Ucap pak Gunawan memperkenalkan Raisa.
"Dulu waktu kalian masih kecil,kalian sering main bareng?" Lanjutnya mengingatkan sang anak
Gilang menatap Raisa lalu tersenyum tipis kepadanya hal yang sama juga dilakukan oleh Raisa.
"Raisa?" Ucap raisa sambil mengulurkan tangannya.
"Gilang?" Balasnya kemudian menjabat tangan Raisa.
DEG
Jantung Raisa berdebar kencang kala tangannya menjabat tangan gilang.
"Ya Tuhan,kenapa aku jadi deg-degan gini sih?" Batin Raisa.
Cukup lama keduanya saling berjabat tangan sampai akhirnya....
"Khem!!" Dehem gilang.
Saking fokusnya dengan perasaan yang dia rasakan saat ini,Raisa sampai lupa melepaskan jabatan tangannya.
"Eh,maaf?" Buru-buru Raisa melepaskan jabatan dan meruntuki kebodohan yang telah dia perbuat.
==================
Kini kedua keluarga tersebut sudah berkumpul di ruang makan.ibu Hanna dan pak Gunawan sibuk memberikan makanan yang mereka sajikan kepada ibu Elina dan pak Erlangga.sementara Gilang dan Raisa tengah sibuk dengan hp masing-masing.
"Kalian itu gimana si?kita kan mau makan kenapa kalian berdua sibuk dengan handphone?" Tegur pak Gunawan kepada Gilang dan Raisa yang masih asik dengan gadget nya.
"Eh,maaf om?" Bukan bermaksud tidak sopan dihadapan keluarga tersebut.hanya saja Raisa sedikit gugup kala dirinya duduk berhadapan langsung dengan Gilang.makanya dia mengalihkan semua kegugupan yang dirasakannya itu dengan memainkan HP-nya.berbeda dengan Gilang,laki-laki itu tengah sibuk membalas chat dari sang kekasih.
Raisa pun segera menaruh hpnya di atas meja lalu mengambil beberapa makanan yang dia suka .
"Mmmm..Raisa,om boleh minta tolong?" Ucap pak Gunawan.
"Boleh om,tolong apa?" Tanyanya.
"Boleh tolong ambilkan makan untuk Gilang.kamu masih ingat kan dengan makanan kesukaan Gilang!" Mendengar perkataan sang ayah Gilang langsung menghentikan aktivitasnya membalas chat.
"Ayah apa-apa sih.Gilang bisa kok ambil makanannya sendiri?" Ucap Gilang dengan nada sedikit kesal.
"Raisa,kamu masih ingat kan makanan kesukaan Gilang?" Ulang pak Gunawan mengabaikan perkataan sang anak.
"ma-masih kok om?" Raisa sedikit melirik ke arah Gilang kemudian mengarahkan pandangan pada makanan yang ada dihadapannya.disana terdapat banyak makanan yaitu ayam goreng,tempe orek, telur balado,ikan goreng,capcay,sambal goreng dan sayur bayam.
Tidak lama kedua tangannya bergerak mengambil makanan.sesekali matanya melirik ke arah Gilang yang saat itu juga tengah memperhatikan gerakan tangannya.
Dari sekian banyak makanan yang ada Raisa hanya mengambil ayam goreng dan capcay saja,karena itulah makan kesukaan Gilang yang dia tahu sejak kecil.
"Apa udah cukup mas?" Tanya Raisa.
"Sudah,terimakasih?" Gilang menatap makanan di piringnya penuh tanya.raisa memang dulu adalah sahabat kecilnya.tapi bukannya mereka berdua sudah lama sekali tidak bertemu.bagaimana mungkin gadis ini masih mengingat makanan kesukaannya.
"Wah...Raisa ternyata masih ingat ya sama makanan kesukaan gilang.emang pantas deh kalau Raisa itu jadi istrinya Gilang.bukan begitu Bun?" Ucap pak Gunawan sambil menatap sang istri.
"Uhuk"
Secara bersamaan Gilang dan ibu Hanna tersedak.
"Ya ampun han,kamu kenapa?" Ibu Elina langsung memberikan segelas air putih kepada ibu Hanna.sementara Gilang yang memang saat itu belum mengambil minum dengan gesit Raisa mengambilkan minuman untuk Gilang.
"Ini mas,minum air nya?" Ucap Raisa sambil menyodorkan segelas air putih kepada Gilang.
Gilang menatap Raisa dan gelas yang diberikan kepadanya secara bergantian.
"Terimakasih?" Gilang pun mengambil tersebut lalu meminumnya hingga habis tak bersisa.
Share this novel