Malam tiba, pertunangan Gilang dan Raisa pun akan dimulai beberapa menit lagi.hari ini pesta pertunangan dilangsungkan di aula hotel ternama di Jakarta.begitu banyak tamu yang diundang termasuk orang-orang penting dikota ini.alhasil tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sana.para undangan harus menscan QR yang ada di kartu undangan sebagai akses masuk mereka.
Terlihat pak Gunawan dan pak Erlangga sedang mengobrol dengan salah satu kolega mereka.sementara ibu Hanna dan ibu Elina sibuk memastikan kelengkapan acara tersebut.
"Mah?" Raisa datang menghampiri sang mama dan ibu dari Gilang.
"Kenapa sayang?" Ucap ibu Elina.
"Mas Gilang kemana ya???kok dari tadi Raisa gak liat dia disini?" Tanyanya.
Ibu Hanna pun melihat ke arah sekeliling aula."eh,iya ya.kok Gilang gak ada disini?" Ibu Hanna baru menyadari kalau sang anak belum ada di aula tersebut.
"Apa mungkin Gilang masih dikamar hotel an?" Ucap ibu Elina menebak keberadaan Gilang.
"Coba aku cek dulu deh?" Tanpa berlama-lama ibu Hanna segera pergi menuju kamar hotel yang mereka sewa sebagai tempat mereka mempersiapkan diri.
Dari arah lain pak Gunawan yang melihat sang istri keluar aula langsung mengikutinya.
============
Dikamar hotel Gilang terlihat semakin frustasi memikirkan vania.sejak dirinya meninggalkan cafe kemarin,kekasihnya itu sama sekali tidak bisa dihubungi.
Sebenarmya pagi tadi Gilang berniat menemui vania.namun karena kesibukan acara ini dirinya jadi tidak sempat menemui kekasihnya itu.
"Astaga...kamu kemana sih sayang??kok gak ada kabar sama sekali?" Gilang berusaha kembali menghubungi vania.namun hasilnya nihil.nomor gadisnya itu masih belum aktif juga sampai detik ini.
"Gue gak bisa diem aja kayak gini.gue harus nemuin Vania sekarang juga?" Gilang segera mengambil kunci mobilnya lalu berjalan menuju pintu kamar.
"Gilang???kamu kok masih disini sih?" Ucap ibu Hanna begitu masuk ke dalam kekamar sang anak.
"Maaf bun.aku harus pergi nemuin Vania?" Gilang hendak melangkah ke luar tapi dengan cepat mencekal lengan Gliang.
"Jangan gila kamu Lang!!...bentar lagi acara pertunangan dimulai!!" Seru wanita itu.
"Justru Gilang bakal jadi gila kalau gak nemuin Vania sekarang Bun?" Dengan sekali hentakan Gilang melepaskan genggaman tangan sang bunda lalu kembali melanjutkan langkahnya keluar kamar.
===========
"Mau kemana kamu Lang!!" Suara tegas dari arah belakang menghentikan langkah Gilang.
Deg
Perlahan Gilang membalikkan badannya dan melihat sosok yang telah mengagetkan dirinya itu.
"A-ayah?" Gumam Gilang.
Entah kenapa malam ini Gilang merasakan aura ayahnya sangat berbeda,lebih menyeramkan dari biasanya.
"Selangkah aja kamu keluar dari hotel ini.maka ayah akan pastikan mahasiswi kesayangan kamu itu akan sengsara ditangan ayah?" Ancam pak Gunawan.
"A-apa maksud ayah?" Tanyanya.
Pak Gunawan tersenyum miring kemudian mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya lalu melemparkannya ke arah sang anak.
Gilang terbelalak begitu melihat beberapa foto dirinya saat bersamaan dengan Vania.
Masih dalam keadaan terkejut laki-laki itu mengambil salah satu foto yang berserakan di lantai.foto dimana dirinya tengah mencium punggung tangan Vania sewaktu perjalanan pulang dari restoran beberapa hari lalu.
"Ayah udah tau semuanya tentang hubungan kamu dengan gadis itu.ck!!!...ternyata kamu keras kepala juga ya.ayah kan udah bilang sama kamu kalau ayah udah menjodohkan kamu sama Raisa?" Rupanya pak Gunawan sudah mempersiapkan semua ini sebagai alat untuk mengancam Gilang.dia tau kalau anaknya itu akan melakukan hal Gila di hari penting ini.
"Yah,kenapa sih ayah selalu maksa kehendak ayah.ini hidup Gilang yah!!biar Gilang yang nentuin sendiri kebahagiaan Gilang!!!" Ucap Gilang yang mulai berontak.
"Kebahagiaan kata kamu!!...coba kamu ingat-ingat lagi lang!!..kamu itu udah tidur sama Raisa!!...kamu gak mikir kalau perbuatan kamu itu akan membuahkan hasil,hah!!!...kamu mau nama keluarga kita tercoreng karena ulah kamu yang menghamili Raisa diluar pernikahan!!" Gilang terdiam begitu mendengar perkataan sang ayah.
"Puluhan tahun Lang!!!...puluhan tahun ayah ngebangun semuanya dan kamu mau menghancurkannya gitu aja karena ke egoisan kamu itu!!..kamu-" tiba-tiba saja dada pak Gunawan terasa sangat sakit.
Ibu Hanna yang melihat sang suami kesakitan segera menghampirinya."ayah.udah.jangan marah-marah lagi.ingat kondisi jantung ayah?" Ucap ibu Hanna yang mengkhawatirkan keadaan sang suami.
"Gak Bun.anak kamu ini harus diperingatkan.ayah gak mau dia mencoreng nama keluarga kita?" Pak Gunawan memenangi jantungnya yang semakin terasa sakit.
Ibu Hanna pun menoleh ke arah Gilang."Lang.untuk kali ini bunda mohon sama kamu.tolong dengar perkataan ayah kamu ini.bunda gak mau gara-gara hal ini bunda kehilangan ayah kamu?" Ucapnya memohon.
Lagi-lagi Gilang terdiam memikirkan perkataan orang tuanya.haruskah dia melepaskan wanita yang dicintainya Demi keluarganya itu???
=============
Ting tong
Suara bel berbunyi.dengan langkah tergesa-gesa bela membukakan pintu untuk tamunya tersebut.
"Loh,Nia??" Bela tidak menyangka kalau tamu yang datang kerumahnya itu adalah Vania.dirinya menatap Vania dari ujung kaki sampai kepala.terlihat Vania sangat cantik sekali dengan dress pendek berwarna biru muda tanpa lengan yang dikenakannya
"Bel.boleh gue minta undangan punya loe itu??gue mau datang ke acara pertunangannya Gilang?" Ucap Vania to the poin.dan hal itu tentu saja berhasil membuat bela terkejut mendengarnya.
"Ah,m-maksudnya..loe mau datang kesana gitu???" Vania mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Serius???" Untuk kedua kalinya gadis itu mengangguk yakin.
"Y-ya udah.tunggu bentar.gue ambilin undangannya dulu?" Ucap bela kemudian segera pergi menuju kamarnya untuk mengambil undangan pertunangannya Gilang.
Bela memang memiliki undangan tersebut.karena mamanya adalah salah satu kenalan dari ibu hanna.keluarga bela kebetulan mendapatkan dua undangan.satu undangan diberikan untuk kedua orang tuanya.sedangkan undangan yang satunya diberikan kepada bela.
Cuma berhubung bela kesal atas perlakuan Gilang kepada Vania,bela malas untuk datang ke acara tersebut.
"Ini?" Walau sedikit ragu bela pun memberikan undangan tersebut kepada sang sahabat.
"Loe yakin.mau datang ke acara itu?" Tanya bela lagi dan langsung diangguki tegas oleh Vania.
"Gue yakin bel.gue harus liat semuanya pakai mata kepala gue sendiri.sebelum akhirnya gue mutusin hubungan gue sama Gilang?" Jawab Vania.
Melihat raut sedih di wajah sang sahabat,bela pun segera memberi pelukan kepadanya.
"Loe yang kuat ya.apa pun keputusan loe.gue bakal dukung seratus persen.sorry,kalau gue harus bilang ke loe tentang kenyataan pahit ini?" Vania menitikkan air matanya dan membalas pelukan sang sahabat sebagai obat penguat untuk dirinya.
"Makasih ya bel?" Detik berikutnya kedua gadis itu pun melepaskan pelukan mereka.
"Gue pergi dulu?" Pamit Vania.
============
Di aula hotel tamu undangan sudah banyak yang datang.tidak ingin para tamu menunggu lama pihak penyelenggara pun segera memulai acara pertunangan Gilang dan Raisa.
"Assalamualaikum wr.wb." sapa seorang MC kepada para tamu undangan.
"Selamat malam untuk bapak dan ibu yang terhormat.terima kasih atas kedatangannya di hari pertunangan bapak Gilang Aditya Pratama dengan ibu Raisa Andriana pada malam hari ini "
Raisa beserta yang lain terlihat tersenyum bahagia terkecuali gilang.entah apa yang dipikirkannya saat ini.gilang justru terlihat diam menatap beberapa tamu undangan.
"Untuk pak Gilang dan ibu Raisa diperkenankan untuk maju ke depan?" Pinta MC itu.
Raisa dan Gilang pun berjalan beberapa langkah ke depan mengikuti arahan sang MC.kenudian berdiri menghadap satu sama lain.
"Ini saatnya kalian untuk tukar cincin.pak Gilang,tolong dipakaikan cincinnya kepada ibu Raisa?"
Ibu Elina kini maju ke depan memberikan dua cincin yang sudah dipersiapkan.terlihat Gilang mengambil satu cincin itu lalu memakaikan cincin tersebut ke jari manis Raisa.
"Oke,sekarang giliran ibu Raisa?"
Dengan senyum yang mengembang Raisa mengambil cincin yang satunya lagi kemudian memakaikannya di jari manis gilang.
"Baik kalau begitu.karena cincinnya sudah terpasang.kalian kini resmi bertunangan pada malam hari ini.selamat untuk kalian berdua?"
Tepuk tangan yang meriah pun dipersembahkan para tamu untuk Gilang dan juga Raisa.Dari keluarga Raisa maupun keluarga Gilang tampak begitu bahagia melihat kedua insan yang sudah resmi bertunangan itu.
Tanpa mereka sadari dari sekian banyak orang yang senang dan bahagia di acara malam ini, justru ada satu orang yang terlihat sedih dan menitikan air matanya menatap Raisa Dan Gilang.
"Disaat kamu merasa bahagia didepan sana.disini ada aku yang terluka melihat kamu lang.makasih udah buat hati aku sehancur ini?" Batin Vania.
Terlihat gadis itu memejamkan matanya.meresapi rasa sakit hati yang dirasakannya malam ini.
Sadar kalau dirinya tidak sekuat yang dipikirkan,Vania pun memutuskan pergi meninggalkan pesta itu.sambil berurai air mata gadis itu berlari ditengah kerumunan para tamu
Bug
Ah,Sial.karena tidak melihat jalan dengan benar Vania menabrak seseorang didepannya.
"M-maaf?" Ucap gadis itu tanpa melihat orang tersebut.
"Vania???ini...kamu??" Seketika Vania dibuat terkejut dengan laki-laki dihadapannya.
"K-kak Adnan??" Gumamnya.Adnan melihat Vania dengan seksama.
"kamu kok ada disini???wait,kamu nangis??" Tanya laki-laki itu.Vania langsung menghapus buliran air mata di pipinya.
"M-maaf kak.aku buru-buru?" Vania melangkah pergi namun dengan cepat Adnan menarik tangan Vania.
"Aku antar ya?" Ucao adnan mengkhawatirkan keadaan gadis didepannya itu.vania menggeleng cepat.
"G-Gak usah kak.aku pul- " belum selesai bicara Adnan sudah menarik tangan Vania,membawa gadis itu pergi keluar hotel.
==============
Adnan mengantarkan Vania pulang ke rumahnya.selama di perjalanan gadis itu tampak terdiam sambil menatap jalanan yang ada disampingnya.
Sesekali Adnan melirik ke arah vania.ingin rasanya Adnan bertanya lebih jelas tentang Vania yang menangis di acara pertunangan sahabatnya itu.tapi sepertinya Adnan harus bersabar.dia tidak ingin mengganggu privasi Vania untuk saat ini.
Setelah menempuh perjalanan puluhan kilometer akhirnya Adnan sampai di rumah kediaman pak Teddy.Adnan langsung menghentikan mobilnya lalu melepaskan seatbelt yang dia pakai.
"Nia?" Panggil adnan.karena sang gadis tidak meresponnya adnan pun kembali memanggil Vania.
"Vania?!" Saat itu juga vania tersadar dari lamunannya.
"Eh,iya kak?" Vania menoleh ke arah Adnan.
"Kita udah sampai?" Ucap Adnan.
Vania lalu menatap ke arah luar.dan benar saja,mobil Adnan sudah terparkir mulus di depan pagar rumahnya.
"Makasih ya kak,udah antar aku pulang?" Vania sebisa mungkin mengumbar senyum manisnya ke arah Adnan.
"Sama-sama princess?" Jawab Adnan sambil tersenyum manis juga.
"Mau aku antar sampai kedalam?" Tawar laki-laki itu.
Vania menggeleng."gak usah kak.makasih?" Dengan segera Vania membuka seatbelt yang dia kenakan dan membuka pintu mobil.
"Vania?" Panggil Adnan lagi.vania langsung menoleh Ke sosok Adnan.
"Good night.happy nice dream?" Ucapnya
Tidak ada ucapan balasan.vania hanya merespon perkataan Adnan dengan senyuman tipisnya.
Share this novel