Bab 50

Romance Series 13684

Surabaya,,,

06:45 wib

Ting Tong..

Suara bel berbunyi.dengan segera ibu Elina membuka pintu utama rumahnya.

Ceklek

"Eh,kalian,ayo masuk?" Ternyata tamu yang datang kerumahnya pagi ini adalah anak dan menantunya.

Secara bersamaan Gilang dan Raisa mengangguk kecil kemudian masuk ke dalam rumah bernuansa modern itu.

"Nana dimana mah?" Tanya Gilang lalu segera mencium punggung tangan ibu elina di ikuti Raisa setelahnya.

"Ada di taman belakang sama papa.bentar ya,mama panggilkan mereka dulu?" Sementara ibu Elina pergi ke taman belakang,Raisa dan Gilang duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu tersebut.

Sekitar Lima menit kemudian ibu Elina kembali ke ruang tamu bersama dengan sang suami dan cucu cantiknya itu.

"Pagi pah?" Gilang segera beranjak dari sofa begitu pun dengan sang istri.Sama seperti tadi Gilang mencium punggung tangan pak Erlangga diikuti oleh Raisa.

"Papa?!" Dengan langkah kecil nadia menghampiri papanya.

"Selamat pagi anak papa yang cantik?" Sapa Gilang sambil tersenyum manis lalu menggendong anak bertubuh mungil itu.

"Selamat pagi juga papanya Nana yang ganteng?" Nadia sedikit terkekeh kemudian melayangkan kecupan lembut di pipi Gilang.

"Khem!!!...cuma papa doang nih yang di sapa?" Sindir Raisa menatap anaknya yang sedang digendong oleh Gilang.Nadia kembali terkekeh lalu segera mencium pipi Raisa yang sedang berdiri di sampingnya.

"Selamat pagi mama ku yang cantik?" Sapanya.raisa tersenyum lembut.

"Selamat pagi juga cantiknya mama?" Dengan sedikit gemas Raisa mencubit pipi anaknya.

"Mama sama papa kok datangnya cuma berdua aja.dedek gemoy nya mana?" Tanya Nadia sambil celingak-celinguk mencari sesuatu disekitaran ruang tamu.

"Dedek gemoy?? maksudnya??" Gilang mengerutkan keningnya kebingungan.

"Iya,Dedek gemoy???semalam Oma bilang sama aku kalau papa sama Mama dirumah lagi buat Dede gemoy buat Nana?" Ucap Nadia dengan polosnya.sontak saja beberapa pasang mata orang dewasa di sana langsung tertuju pada sosok ibu Elina.

"Mah?!" Raisa menatap tajam sang mama.

"Apa???mama gak salah kan??kalian emang lagi usaha bikin adik buat Nana?" Ucap ibu Elina membela dirinya.

"CK!!...mah?!...Tolong jangan komporin Nana terus??mama kan tau sendiri Nana kayak gimana kalau udah minta sesuatu??" Ucap Raisa.

"Ya maka dari itu.harusnya kalian lebih usaha lagi nambah momongannya?" Celetuk wanita paruh baya itu sambil menatap anak dan menantunya.

"Jadi Dedek gemoynya belum ada ya pah??mah??" Nadia menatap papa dan mamanya secara bergantian.dan dibalas gelengan kecil dari kedua orang tuanya.

"yahhh...padahal Nana udah kepingin banget main sama Dedek gemoynya?" Ucap Nadia dengan nada sedih.

Raisa dan Gilang kini saling melempar pandangan."Mm ..nana...dengerin opa ya....buat dapetin adik itu gak segampang beli mainan di mall sayang??selain papa sama Mama HARUS USAHA.tentu nya juga harus ada izin dari allah.kalau Nana belum dikasih dedek gemoynya sama Allah,ya...Nana harus sabar.opa pernah bilang kan sama nana.orang sabar itu disayang tu..."

"Tuhan,opa?" Sambung anak kecil itu.

"Pinter cucu opa?" Pak Erlangga mengelus gemas kepala cucunya.

"Oke.nana bakalan sabar nunggu dedeknya.sekarang Nana boleh pinjam hp papa gak?" Nadia menadahkan tangannya kehadapan Gilang.

"Untuk apa??" Tanya laki-laki itu.

"Nana mau telpon Tante cantik.kangen??" Jawabnya.gilang tampak berpikir sejenak kemudian segera mengambil hp nya di dalam saku celana.

"Ini?" Gilang menyerahkan benda pipih itu kepada Nadia.

"Yey...makasih papa?" Setelah mendapatkan hp tersebut Nadia meminta Gilang untuk menurunkannya dan duduk di sofa.

"Tante cantik??siapa dia??" Tanya pak Erlangga.

"Itu pah.orang yang udah namuin Nana waktu hilang di mall?" Jelas gilang.pak Erlangga pun mengangguk paham.

"Kok kamu yang save nomor wanita itu?" Tanya ibu Elina penuh selidik.

"Bukan aku mah,tapi Nana yang save nomor orang itu saat ketemu di depan toko roti.aku juga belum pernah liat orang yang dimaksud sama nana?" Jelas laki-laki itu lagi.

"Keliatannya Nana dekat banget sama orang itu.Ingat ya lang.mama gak mau dengan kehadiran orang itu rumah tangga kalian jadi bermasalah?!" Ucap ibu Elina penuh keseriusan.

"Apa sih mah.kok malah ngomong kayak gitu.mas Gilang itu orangnya setia banget kok.jadi mama gak perlu khawatir soal itu?" Sepasang mata Raisa melirik ke arah sang suami.

"Mas Gilang memang laki-laki setia mah.tapi setia nya bukan untuk aku.melainkan untuk mantan kekasihnya itu.sampai detik ini pun mas Gilang belum mencintai aku.sebagaimana aku tulus mencintai mas Gilang?" Jerit Raisa dalam hatinya.

Sementara keempat orang dewasa itu berbicara serius.di sisi lain,Nadia yang mencoba menelfon Tante cantiknya dibuat kesal karena panggilan teleponnya tidak kunjung diangkat oleh Vania.

"Ish?!..Tante cantik kemana sih?!...kok dari tadi telpon aku gak diangkat?" Gerutunya.Gilang yang mendengar dumelan sang anak langsung menghampiri gadis kecilnya itu.

"Nana gak boleh marah-marah gitu sayang??mungkin Tante cantiknya lagi sibuk.jadi gak bisa angkat telepon dari kamu?" Ucapnya.Masih dalam keadaan cemberut Nadia memberikan hp tersebut kepada Gilang.

"Ya udah deh.nana coba telpon lagi nanti?" Ucapnya.

============

Pukul 07:15 wib vania masih berada di apartemen revan.seperti biasa gadis itu selalu datang ke sana untuk sarapan bersama dengan sang tunangan.

"Kamu mau nambah lagi Van?" Tanya vania dan dibalas cepat oleh Revan dengan gelengan kepala.

"Udah cukup.aku udah kenyang sayang?" Ucap Revan kemudian meneguk habis sisa susu putih hangat miliknya.

Setelah selesai sarapan Vania langsung membereskan peralatan makan yang kotor lalu membawanya ke tempat cuci piring.

Disaat Vania sibuk mencuci alat makan tersebut,tiba-tiba saja ada dua tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang.

"Revan?!" Tegur Vania ketika sang tunangan mencium lembut sisi lehernya.

"Lanjutkan aja kerjaan kamu.aku gak akan ganggu kok?" Ucak Revan.

Vania memutar bola matanya dengan malas.tidak mengganggu katanya??dengan mencium dan memeluk tubuhnya seperti ini justru mengganggu konsentrasi Vania dalam melakukan aktivitasnya.

"Nanti siang aku akan pergi ke labuan bajo.ada sedikit kerjaan di sana.kamu gak apa-apa aku tinggal sendirian??atau...kamu mau aku telponin sahabat kamu untuk temani kamu selama disini?" Ucap Revan.

Vania yang sudah selesai mencuci alat makan segera mengelap kedua tangannya dengan serbet.lalu membalikkan badannya menghadap Revan.

"Gak perlu sayang??aku gak apa-apa kok disini sendirian??" Balas Vania.

Revan memandangi wajah cantik natural milik vania.kemudian mengangkat tangan kanannya ke atas,merapikan rambut Vania yang sedikit berantakan.

"Sayang??" Panggil Revan.

"Ya?" Vania menatap sepasang mata Revan yang ada di depannya.

"Apa gak sebaiknya pernikahan kita dipercepat aja?" Ucap laki-laki itu.

"Kenapa??kok tiba-tiba??" Tanya Vania.

"Gak apa-apa sayang?hanya aja aku suka khawatir kalau ninggalin kamu sendirian.kalau kita udah nikah kan aku bisa bawa kamu kemana aku pergi?" Jawabnya.

Vania tersenyum,sambil menangkup wajah sang tunangan Vania menatap Lamat laki-laki yang sangat mencintai dirinya itu.

"Aku kan udah bilang tadi.kamu gak perlu khawatir.aku bisa kok jaga diri selama kamu gak ada disamping aku.yang penting sekarang kamu harus fokus kerja.bagaimana pun kamu punya tanggung jawab disana?" Ucapnya.

"Tapi sayang te-"

Cup

Perkataan Revan terhenti saat Vania mengecup singkat bibirnya.

"Gak ada tapi-tapian Revan?" Ucap gadis itu lagi.Revan tersenyum kemudian segera memeluk erat tubuh Vania.

"Kamu tau sayang.selain aku khawatir.aku juga gak bisa jauh-jauh dari kamu?" Rengeknya.

"Dasar lebay?" Vania terkekeh-kekeh menatap Revan.

"No.aku gak lebay kok.aku serius aku emang gak bisa jauh-jauh dari kamu.terutama dengan ini?" Revan mengusap lembut bibir Vania dengan ibu jari tangan kanannya.

"Aku selalu kangen dengannya?" Terlihat Revan memiringkan wajahnya lalu mencium bibir Vania penuh kelembutan.Vania memejamkan kedua matanya begitu Revan melumat bibir tipis milik nya.

"Eemmhh...revvaaan..."

Gadis itu mulai membalas ciuman sang tunangan lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Revan.

Ciuman yang awalnya lembut kini mulai menuntut.kedua tangan Revan pun juga sudah tidak bisa diam saat ini.dengan gerakan menggoda kedua tangan Revan mengusap tubuh seksi Vania yang terbalut dress pendek berwarna pink.

"Aahhh..."

Vania mendesah nikmat kala Revan meremas kedua bongkahan pantatnya dan sedikit menekan tubuhnya.sehingga Vania bisa merasakan suatu yang mulai mengeras di bawah sana.

"Shit!!!..." Tidak ingin kebablasan Revan pun langsung menghentikan ciuman panas mereka.setelah itu buru-buru pergi ke kamar mandi meninggalkan Vania yang terengah-engah akibat ciuman tadi.

Sementara Revan menuntaskan hasratnya dikamar mandi,vania berjalan menuju ruang tamu.gadis itu terlihat mengambil hpnya yang ada di dalam tas miliknya kemudian memeriksa hp tersebut.

"Banyak banget panggilan tak terjawabnya?" Ucap vania setelah melihat sepuluh panggilan tak terjawab dari nomor Gilang yang belum sempat dia save.

Me,
"Ada apa ya pak telpon saya??maaf tadi saya lagi ada urusan.jadi gak sempat liat hp?"

Send

===========

Ditempat lain,Gilang yang baru saja sampai di ruangannya langsung mengambil hpnya saat benda pipih itu bergetar didalam saku jasnya.

_08571807××××_
"Ada apa ya pak telpon saya??maaf tadi saya lagi ada urusan.jadi gak sempat liat hp?"

Entah kenapa setiap Gilang mendapatkan pesan dari teman baru anaknya itu dirinya selalu tersenyum-senyum sendiri.tanpa berlama-lama lagi Gilang membalas pesan dari Vania.

Me,
"Oh,tadi Nana yang telpon kamu.katanya dia kangen banget sama kamu?"

Send

_08571807××××_
"Aduh,maaf ya pak.saya benar-benar gak tau ada telpon tadi.apa dia marah sama saya?"

Me,
"Nana sedikit kesal tadi.tapi gak apa-apa.saya udah kasih pengertian ke Nana?"

Send

_08571807××××_
"Tolong sampaikan maaf saya untuk gadis kecil itu?"

Me,
"Pasti?!"

Send

_08571807××××_
"Terimakasih pak?"

Disaat Gilang ingin membalas pesan Vania lagi tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk?!" Titah Gilang.

Pintu pun terbuka dan terlihat sosok Jason diambang pintu.

"Ada apa?" Tanya Gilang dengan nada tegasnya.

"Maaf pak.pak Gilang sudah ditunggu di ruang meeting?" Jawabnya.

"Oke.kita keruang meeting sekarang?" Gilang segera menyimpan kembali hpnya di saku jas kemudian berjalan keluar ruangannya menuju tempat meeting.

==========

Vania terkekeh geli begitu melihat Revan keluar dari kamar mandi.sementara laki-laki tersebut menatapnya dengan kesal.

"Gara-gara kamu sayang.aku jadi nuntasinnya dikamar mandi?" Gerutu Revan.

"CK!!...kenapa jadi aku yang salah.kamu sendiri yang bikin ulah?" Dengan jahilnya Vania berjalan mendekati Revan lalu melingkarkan kedua tangannya di leher sang kekasih.

"Sayang,please.jangan lagi?" Ucap Revan dengan suara sedikit serak.shit!!!...hanya dengan menatap gadisnya saja gairahnya kembali muncul.entah memang dirinya yang gampang horny atau...daya pikat Vania yang begitu besar di matanya.

"Kenapa suaranya kayak gitu?" Jari telunjuk Vania kini mengelus lembut leher Revan.seperti halnya laki-laki itu yang selalu menggodanya.vania juga suka iseng menggoda sang kekasih.

"Nia?!" Dengan cepat Revan menangkap tangan gadis tersebut.

"Kalau aja aku gak punya janji sama papa kamu untuk selalu menjaga kamu.pasti aku udah ngelakuin hal ITU sekarang juga?" Revan menatap vania dengan tatapan yang sulit diartikan.

Glek

Vania menelan ludahnya dengan susah payah.dia yang tadinya terlihat menggebu-gebu menggoda Revan kini menjadi ciut nyalinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience