Jakarta,,
Cairan kental berwarna merah lagi-lagi kembali keluar dari Indra penciuman Gita.sudah beberapa Minggu terakhir ini gita merasakan keanehan pada dirinya.seperti mimisan,gusi berdarah,dan memar yang muncul di kulitnya tanpa sebab.
Tidak ada yang tau tentang kondisi Gita saat ini,termasuk keluarga dan para sahabatnya.gita sengaja menyembunyikan hal ini karena tidak ingin membuat mereka semua khawatir dengan kondisinya.
Tepat siang tadi Gita pergi kerumah sakit sendirian untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter.setelah menjalani serangkaian tes selama beberapa jam,kini sang dokter pun menyampaikan hasil tes kesehatannya.
"Jadi gimana hasilnya dok?" Tanya Gita dengan hati cemas dan telapak tangan yang terasa basah keringat dingin.
Dokter wanita yang memakai nametag bertuliskan Syahnaz itu kini memberikan sebuah amplop kepada Gita.
"Ini hasil diagnosa kamu.silahkan dibaca?" Ucapnya.
Dengan tangan sedikit gemetar Gita mengambil amplop tersebut lalu membukanya perlahan.
"Dok,i-ini..."
'ya,berdasarkan pemeriksaan yang kamu jalani tadi.kamu divonis mengidap kanker darah putih atau bisa disebut leukemia stadium awal?" Jelas dokter Syahnaz.
"Le-leukemia dok??" Ulang Gita dan langsung dapat anggukan dari sang dokter.
"Tapi kamu tenang aja.penyakit kamu ini baru stadium awal.kalau kamu menjalankan terapi secara rutin.insyaallah kamu akan sembuh?" Ucap dokter Syahnaz.
"Apa kamu siap menjalankan terapinya,Gita?" Tanyanya.
Gita terdiam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya berkali-kali."iya dok.saya siap?" Jawab Gita.
Dokter Syahnaz tersenyum lembut kemudian menggenggam tangan kanan Gita yang ada di atas meja."jangan terlalu banyak pikiran ya.karna jika kamu stres itu akan memperburuk kondisi kesehatan kamu?" Jelasnya lagi.
============
Gita keluar dari ruangan dokter bersamaan dengan Syahnaz."jangan lupa.dua hari lagi kamu ke rumah sakit ini untuk menjalankan terapinya.oke?" Pesan dokter wanita itu sebelum Gita pergi.
"Iya dok.pastinya saya akan kesini.sekali lagi saya terima kasih dok.kalau begitu saya pamit pulang dulu?" Pamit bela kemudian berjalan pergi meninggalkan dokter tersebut.
Disisi lain seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan memakai setelan jas berwarna coklat,secara tidak sengaja melihat Gita disana.
"Loh...itu kan...Gita??" Gumam laki-laki itu.
"Ngapain dia ke sini?" Kini pandangan teralih pada sosok dokter syahnaz.wanita yang sempat terlihat berbicara dengan gita.karena penasaran laki-laki itu pun berjalan menghampiri wanita yang tengah berdiri di depan ruangan dokter spesialis kanker.
"Dokter Syahnaz?" Panggilnya.
Dokter Syahnaz yang kala itu hendak masuk kedalam ruangannya segera menghentikan pergerakannya membuka pintu lalu melihat ke arah laki-laki tersebut.
"Dokter Efendy??" Sapanya.
"Apa kabar dok?" Tanya dokter Efendy.
"Alhamdulillah,baik.dokter efendy sendiri gimana kabarnya.kok ada di Jakarta?" Dokter Syahnaz memang kenal dekat dengan dokter efendy.dulu mereka sempat kerja satu rumah sakit sewaktu di Surabaya.
"Kabar saya baik dok.saya kesini karena ingin bertemu dengan dokter Didi?" Jawabnya.
"Oh ya dok.tadi saya sempat liat dokter bicara dengan seorang wanita?" Ucap dokter Efendy.
"Gita,maksud dokter?" Dokter Efendy mengangguk cepat.
"Maaf kalau saya lancang menanyakan wanita tadi.apa dia lagi sakit dok?" Kali ini dokter Syahnaz yang menganggukkan kepalanya.
"Iya.dia baru saja mengecek kondisi kesehatannya?" Jawabnya.
"Kalau boleh tau,Gita sakit apa dok?" Tanya dokter Efendy lagi.
"Dari hasil pemeriksaan.gita didiagnosa sakit leukemia?" Jawabnya.
Seketika dokter Efendy terbelalak mendengar jawaban dari dokter Syahnaz.
"A-apa dok.le-leukemia?" Ucapnya.
==============
Surabaya,,,
Raisa berjalan menuruni anak tangga.sambil membawa koper yang cukup besar berwarna abu-abu,wanita itu terlihat menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa-gesa.
Gilang dan Nadia yang baru saja pulang joging sore di kompleks perumahannya,merasa sedikit kaget dan bingung saat melihat Raisa keluar rumah membawa koper.
"Mama mau kemana?" Tanya Nadia.
Raisa yang melihat suami dan anaknya ada dihadapannya segera mencium tangan Gilang dan mengecup pucuk kepala Nadia.
"Mama mau pergi nak?" Ucap Raisa menjawab pertanyaan sang anak.
"Kamu mau pergi kemana sampai bawa koper sebesar itu?" Tanya Gilang
"Labuan bajo mas.bos aku suruh aku kesana untuk menghadiri pertemuan investor dan mengecek proyek di sana?" Jawab Raisa.
"Kenapa kamu gak ngomong sama saya?" Tanya Gilang lagi.
Ya,walaupun Gilang masih belum mencintai Raisa.tapi Gilang berhak tau kemana ISTRINYA pergi.
"Maaf ya mas.bukannya aku gak mau bilang.cuma ini juga mendadak?" Jelasnya.
"Berapa hari kamu disana??dan dimana kamu akan bermalam??" Mendengar pertanyaan Gilang yang terdengar sangat memperdulikannya membuat Raisa tersenyum-senyum sendiri.
"Jawab pertanyaan saya raisa.ko malah senyum-senyum gitu?" Ucap laki-laki itu.
"Aku cuma senang aja mas.kamu ternyata perhatian juga ya sama aku?" Raisa mendekati Gilang kemudian memeluk tubuh suaminya yang sedikit berkeringat karena joging tadi.tapi walaupun begitu badan Gilang tidaklah bau sama sekali.malah tetap tercium wangi.
"Jangan salah sangka raisa.saya tanya-tanya kamu biar saya bisa jawab kalau-kalau orang tua kamu bertanya tentang kamu?" Jelasnya.Raut wajah Raisa yang tadinya senang kini berubah menjadi cemberut.
"Ck!!..kamu ini mas.gak ada perhatian-perhatiannya sama aku.aku pergi sekitar sepuluh hari.kalau untuk hotelnya nanti aku akan share location?" Ucap Raisa.
"Yah...aku bakalan kesepian lagi deh?" Celetuk Nadia.secara bersama Raisa dan Gilang melihat ke arah Nadia yang ada di samping Gilang.raisa berjongkok lalu sedikit merapihkan jaket yang dikenakan oleh Nadia.
"Nana gak bakalan kesepian sayang??kan ada papa,ada Oma sama opa juga?" Ucapnya.
"Tapi kalau Nana kangen sama mama gimana??" Tanya bocah itu.
"Kan kita bisa video call sayang??" Jawabnya.
"Udah ya sayang,jangan sedih gitu.nanti mama jadi kepikiran.oh ya,Nana kan punya teman baru.tante cantik bukan??Nana boleh kok main sama Tante cantik dirumah??" Ucap Raisa.
"Beneran mah??Nana boleh bawa Tante cantik main ke rumah??" Raisa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Asyik!!" Seru nadia penuh kegembiraan.
Raisa pun kembali mencium pucuk kepala anaknya dan berdiri menatap Gilang.
"Aku berangkat dulu ya mas?" Ucap Raisa.
"Mau saya antar kebandara?" Tawar Gilang.
"Gak perlu mas.aku udah pesan taksi online kok?" Tunjuk Raisa ke arah mobil yang baru saja parkir di depan pagar rumahnya.
Sebelum jalan Raisa terlebih dahulu mencium bibir suaminya.awalnya Gilang tampak tidak membalas ciuman tersebut.namun karena Raisa sangat lihai menggoda bibirnya akhirnya pertahanan Gilang Runtuh dan membalas ciuman raisa.
Nadia yang kala itu masih berdiri diantara kedua orang tuanya sontak langsung menutup matanya dengan kedua telapak tangannya saat adegan ciuman tersebut terjadi.
Setelah puas berciuman Gilang segera melepaskan tautan mereka dan menghapus Saliva yang ada di sekitar bibir Raisa.
"Hati-hati di jalan?" Ucap Gilang.
===========
Keesokan harinya...
Vania bangun dari tidurnya bertepatan dengan suara telepon.dengan mata yang masih sedikit terpejam gadis itu mengangkat panggilan telepon dari Gita.
"Halo Nia?" Sapa Gita.
"Iya,halo git.ada apa?" Tanya Vania dengan suara sedikit serak.
"Gak apa-apa kok.gue cuma kangen aja sama loe.kira-kira loe pulang kapan?" Ucap gita.vania tersenyum lalu memposisikan dirinya duduk menyandar di ranjang.
"Gak tau git.tapi kerjaan gue dikit lagi kelar kok??oh,ya kalian mau oleh-oleh apa?" Tanya gadis itu.
"Gak usah repot-repot.liat loe balik ke Jakarta dengan selamat aja gue udah senang banget?" Ucap Gita.
"Git?"
"hm?"
"Loe kenapa?" Tanya Vania tiba-tiba.
"Gue gak kenapa-kenapa kok?" Jawabnya.
"Jangan bohong,git?" Selidiknya.
"Beneran cantik....gue telpon loe karena kangen aja kok?" Ucap Gita meyakinkan.
"Ya udah kita vc yuk?" Pinta Vania.
"Eh,g-gak usah.gue cuma telepon loe bentar doang kok.ya udah kalau gitu gue lanjut kerja lagi ya,bye?"
Tut
Panggilan terputus.vania yang merasakan keanehan dengan sikap Gita buru-buru mengirimkan pesan kepada beka dan Rika.
============
Hari ini Gilang pergi ke kantor dengan membawa putri tercintanya itu.bukan Gilang yang mau,tapi Nadia lah yang terus memaksa untuk ikut kekantor.
"Nana beneran gak mau pulang??" Tanya Gilang menatap sang putri yang sedang asyik bermain boneka labubu di sofa.
"Gak pah.nana mau tetep di sini?" Jawabnya.
"Tapi nanti takutnya Nana bosen?" Nadia menggeleng cepat.
"Enggak pah.dan kalau pun nanti Nana bosen.nana bisa main kok sama om Jason?" Ucapnya.kali ini giliran Gilang yang menggelengkan kepalanya.
"Gak bisa,nana.om Jason juga sama sibuknya kayak papa?" Ucap Gilang.
Tidak lama orang yang dibicarakan oleh keduanya pun datang memasuki ruangan Gilang untuk memberikan berkas laporan kantor.
"Om jason?!" Seru Nadia kemudian segera turun dari sofa dan berlari menghampiri asisten Gilang itu.
*Hai little princess?" Sapa Jason setelah memberikan berkas yang dibawanya kepada Gilang kemudian membawa Nadia kedalam gendongannya.
"Om?!
"Ya?!
"Kita main ditaman yuk?" Pintanya.Jason terdiam lalu melirik ke arah Gilang yang sedang duduk di kursi kekuasaannya.
"Nana.cepat turun?!..jangan ganggu om Jason?!" Titah Gilang.Nadia menggeleng.
"gak mau?!...Nana mau main sama om Jason?!" Kekeh Nadia .
"Nadia?!" Seru Gilang.namun tidak dihiraukan oleh Nadia.
"Ayo om.kita main di taman?" Rengek bocah itu lagi.
Gilang mengehela nafas panjang.memang anaknya itu keras kepala sekali mirip dengan dirinya.
"Baiklah.jason.tolong temani Nana main sebentar ditaman ya?" Ucap Gilang.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Gilang,Jason pun segera membawa pergi Nadia ke taman yang ada didekat kantor.
============
Jason dan nadia.adalah dua orang yang sangat dekat.layaknya seorang adik,Jason selalu memperlakukan Nadia dengan begitu manja.jason memang sudah lama kenal nadia.selain suka bertemu di kantor,Jason juga suka bertemu dengan Nadia dirumah Gilang saat dirinya berkunjung ke sana.
Gilang juga tidak mempermasalahkan kedekatan Jason dengan anak perempuannya itu.dia sangat amat mempercayai Jason ketika sang anak bermain dengannya.
"Nana mau main apa,sayang?" Tanya Jason ketika sudah berada di taman tempat mereka suka bermain.
"Temenin Nana main perosotan om?" Jawab Nadia sambil menunjuk sebuah perosotan kecil tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Ok, siap?!" Dengan langkah semangat Nadia dan Jason berjalan menuju perosotan.
"Sini-sini.om bantu naik?" Jason langsung menggendong tubuh mungil itu lalu mendudukkannya di bagian atas perosotan.
"Nama Siap?!" Tanya Jason
"Siap om?" Nadia mengangguk tegas.
"Satu...dua...tiga..." Jason mendorong pelan tubuh Nadia dan sluur....bocah kecil itu pun meluncur dengan mulus ke bawah.Nadia tampak sangat senang kemudian kembali mengulangi aktivitas tersebut berkali-kali.
Disaat yang keempat kalinya tiba-tiba saja hp milik Jason berdering.karena suasana taman yang begitu ramai Jason pun pamit kepada Nadia untuk menerima panggilan telepon ditempat yang agak sepi.
"Nana main sendiri dulu ya.om mau angkat panggilan telpon dulu.jangan kemana-mana,oke?" Ucap Jason yang langsung diangguki oleh Nadia.
Ditengah aktivitasnya bermain perosotan,Nadia secara tidak sengaja melihat penjual gulali kapas menepi di pinggir jalan sebrang taman.
"Kayaknya gulali itu enak deh.nana mau beli ah?" Nadia segera turun dari perosotan.karena melihat Jason masih mengobrol di telpon,alhasil Nadia memutuskan untuk jalan sendiri ketempat penjual gulali itu berada.
"Baik pak.nanti saya akan sampaikan kepada pak gilang.terima kasih atas infonya?" Ucap Jason mengakhiri panggilan teleponya kemudian segera kembali ke tempat perosotan.
"Nana,kita balik yuk ke kantor.om mau..._"
"Shit!!!...kemana anak itu?" Jason tampak terkejut begitu menyadari Nadia tidak ada di tempat.
===========
"Duh,gimana caranya Nana nyebrang?" Ucapnya.Nadia sedikit ketakutan saat melihat beberapa kendaraan didepannya melintas dengan cepat.
"Yah,,jangan pergi dulu dong.nana mau beli?" Melihat penjual gulali itu akan pergi Nadia pun langsung menyembrang jalan tanpa lihat-lihat kanan-kiri lagi.
Saat dirinya dipertengahan jalan tiba-tiba saja ada sebuah mobil truk mendekati dirinya.nadia yang panik melihat kendaraan besar tersebut hanya bisa berteriak kencang.
"Aaaaaaa....."
Nadia refleks berjongkok.namun detik berikutnya anak itu merasakan tubuhnya diangkat seseorang dan dibawa ke tepi taman.
"Astaga!!..Nana!!...hati-hati kalau nyebrang jalan?!" Terdengar suara wanita berkata kepada diri nya.
Kedua mata Nadia yang tadinya terpejam kini mulai terbuka dan melihat siapa sosok wanita yang sudah menyelamatkannya itu.
Share this novel