Bab 55

Romance Series 13684

Vania menepati janjinya.setelah menerima panggilan telpon dari gilang,gadis itu segera pergi ke rumah yang menjadi kediaman keluarga kecil Gilang.

Ting tong...

Suara bel rumah berbunyi.nadia yang sudah mengetahui jelas siapa yang datang segera berlari untuk membukakan pintu.sementara Gilang berjalan mengikuti sang anak dari belakang.

Ceklek...

Pintu terbuka,tampak sosok Vania dengan balutan dress pendek berwarna cream.tidak lupa dengan rambut hitam panjang yang di curly.membuat penampilan Vania semakin cantik dan mempesona.

Terpesona,,,

Ya, lagi-lagi Gilang dibuat terpesona dengan penampilan Vania saat ini.vania yang dulu dengan Vania yang sekarang sangatlah berbeda.dulu Vania terlihat sedikit tomboy.sedangkan sekarang gadis itu sudah benar-benar feminim.

"TANTE CANTIK!!" Nadia tampak sumringah begitu melihat sosok Vania di depannya.

"Hai,Nana?" Sapa Vania,tidak lupa membalas senyuman bocah tersebut.Sekilas gadis itu tampak melihat ke arah Gilang.

"Makasih udah mau datang ke sini?" Ucap Gilang di akhiri senyuman manisnya.

Vania mengangguk kecil kemudian tersenyum tipis."aku hanya ingin menepati janji aku sama Nadia?" Jawabnya.

"Tante.kita main dikamar yuk?" Pinta Nadia.

"Eh-" belum sempat Vania menjawab,bocah itu sudah menarik tangan Vania dan berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Nana!!... pelan-pelan sayang!!..jangan lari-larian gitu!!" Seru Gilang memperingati sang anak.

"Iya,pah?" Jawab Nadia singkat.

Sementara sang anak dan Vania pergi ke kamar,gilang justru pergi ke dapur untuk mengambilkan nasi goreng milik Nadia yang belum sempat dimakan tadi dan juga minuman untuk kedua orang tersebut.

============

Ceklek...

Nadia membuka pintu kamar tidurnya dengan lebar.

"Ayo,tante.masuk ke kamar?" Ucap Nadia yang kembali menarik tangan Vania.Gadis itu hanya bisa menurut lalu berjalan memasuki kamar bernuansa putih tersebut.

"Tante cantik duduk di sana dulu ya.aku mau ambil mainan monopoli dilaci?" Tunjuk nadia ke arah sofa panjang yang ada didekat ranjang.

Vania mengangguk paham setelah itu dirinya berjalan menuju sofa.sedangkan Nadia berlari menuju nakas untuk mengambil mainannya di dalam laci.

Sambil menunggu,vania menatap sekeliling kamar tersebut.berbeda dengan kamar anak pada umumnya,kamar Nadia terlihat biasa-biasa saja.tidak begitu banyak pernak-pernik serta mainan anak-anak disana.

"Ini Tante,mainannya.kita main yuk?" Nadia yang sudah mengambil mainannya segera menaruh mainan tersebut tepat di samping Vania.

"Ayo,siapa takut?" Detik berikutnya kedua orang itu pun mulai memainkan permainan tersebut.

=============

Lima belas menit kemudian,,

Gilang berjalan menuju kamarnya dengan membawa nampan yang berisikan makanan dan minuman.karena pintu kamar tidak tertutup alhasil Gilang bisa mendengar percakapan antara Vania dan juga Nadia dari luar kamar.

"Nana,jangan curang ya.bukan kayak gitu mainnya?" Ucap Vania yang terdengar samar-samar ditelinga Gilang.

"Aku gak curang Tante?" Jawab Nadia.

"Ish...kamu ini ya,gak mau ngaku lagi.sini...sini....tante hukum kamu?" Ucap Vania lagi.

"Ahahahaha...Tante...jangan ..."

==============

Vania segera melumuri jemari tangannya dengan bedak tabur,kemudian mengusapkannya ke wajah nadia.alhasil sekarang wajah Nadia cemong karena bedak.

Sementara itu Diambang pintu kamar,Gilang yang melihat adegan tersebut tanpa sadar menyunggingkan senyuman manisnya.

"Setelah Lima tahun kita berpisah.aku gak nyangka bisa melihat senyuman kamu lagi,Vania?" Batin Gilang.

Jujur Gilang sangat merindukan senyuman itu.senyuman manis yang selalu Vania tampilkan saat mereka masih bersama,dulu.

Ya,dulu....sebelum kecerobohannya yang berhasil membuat hubungan mereka hancur.

Kini Gilang harus bisa menerima kenyataan kalau sekarang mereka telah dipisahkan oleh takdir yang kuasa.

=============

"Papa?!" Seru Nadia saat melihat papanya berdiri di ambang pintu sambil tersenyum ke arah mereka.

"Papa?!" Seru anak itu untuk kedua kalinya kerena Gilang tidak kunjung merespon dirinya.

Detik berikutnya gilang tersadar dari lamunannya.kemudian segera berjalan mendekati Vania dan juga Nadia.

"Papa mikirin apa sih??kok bengong gitu?" Tanya Nadia penasaran.

"Ah,eng-" Gilang menatap ke arah Vania yang saat itu juga tengah menatap dirinya.

"Papa gak mikirin apa-apa kok sayang.oh,ya.ini nasi goreng punya kamu.papa udah angetin tadi.kamu sarapan dulu ya?" Ucapnya.

Vania langsung menatap ke arah Nadia."Loh.nana belum sarapan?" Tanya gadis itu.

"Belum Tante?" Jawab Nadia di selingi gelengan kepala.

"CK!!..kamu ini gimana sih!!" Vania menatap kesal ke arah Gilang.

"Ini kan udah mau siang!!.masa Nana belum dikasih makan!!..papa macam apa kamu!!" Omel Vania kemudian segera mengambil nampan yang dibawa oleh Gilang.

Bukannya membela dirinya,Gilang justru tampak tersenyum menatap Vania.menurutnya,Vania seperti seorang istri yang tengah memarahi suaminya karena sudah menelantarkan anak mereka.

Tidak,bukan hanya Gilang saja yang tersenyum.nadia juga ikut tersenyum melihat kekesalan Vania.

"hehehehe....Tante cantik lucu banget sih?" ucap Nadia tanpa menghilangkan senyuman manis di wajahnya.

"lu-lucu kenapa???" Vania menatap keheranan kedua orang tersebut.

"iya.tante lucu.suka marah-marah gak jelas kayak mama aku?" jawab Nadia dengan polosnya.

Vania yang tersadar akan tingkahnya barusan langsung dibuat malu sendiri.dan tidak berani menatap Gilang.

==============

Jakarta,,,

Pak Teddy yang baru saja selesai bertemu dengan clientnya di ruangannya segera memanggil Rika melalui intercom.

"Rika,bisa ke ruangan om sekarang?" ucap laki-laki paruh baya itu.

"baik,om?" jawab singkat Rika.

Setelah mendapat panggilan tersebut Rika segera beranjak dari tempatnya dan pergi menuju ruangan bos besarnya itu.

Tok tok tok

"masuk?" seru pak Teddy dari dalam ruangan.

Rika pun membuka pintu ruangan tersebut kemudian berjalan mendekati meja pak Teddy.

"silahkan duduk?" titah pak Teddy untuk kedua kalinya.

Rika kembali menurut dan segera menduduki kursi yang ada di depannya.

"ada apa ya,om?" tanya Rika.

Pak Teddy menatap Rika dengan raut wajah sedikit cemas.

"apa hari ini Vania sudah menghubungi kamu?" ucap Pak Teddy balik bertanya.

Rika terdiam sejenak,namun detik berikutnya gadis itu menggelengkan kepalanya.

"belum om?" Jawabnya.

"gimana dengan kerjaan Vania disana???apa masalah disana sudah selesai???" tanya pak Teddy lagi.

"Mmm...untuk masalah cabang perusahaan di Surabaya sudah hampir terselesaikan kok om.paling sekitar dua hari lagi Nia pulang ke jakarta?" Rika menatap pak teddy.raut wajah cemas itu masih terlihat jelas di matanya.

"O-om kenapa??kok kelihatan cemas gitu??apa ada masalah lagi??" ucapnya.

"om gak apa-apa.hanya sedikit kepikiran vania aja.soalnya sedari kemarin anak itu belum menghubungi om sama Tante?" jelasnya.

Rika yang mendengar perkataan ayah dari sahabatnya itu hanya bisa terdiam.dirinya mengerti sekali dengan apa yang sedang dipikirkan oleh orang tua itu.

"Mmm...Rika?"

"iya,om?"

"tolong kamu susul Vania ke Surabaya ya?" pintanya.

=============

Surabaya...

Nadia baru saja menghabiskan sepiring nasi goreng miliknya,setelah itu meneguk habis susu hangat buatan Gilang.

Vania yang melihat bocah itu sudah menghabiskan makanannya hanya bisa tersenyum manis lalu membantu membersihkan mulut Nadia yang kotor akibat aktivitas makannya barusan.

"udah kenyang?" tanya Vania dan langsung diangguki cepat oleh bocah itu.

"lain kali Nana gak boleh telat makan lagi ya??nanti kalau sakit gimana???" ucapnya menasihati.

"iya,tante.nana janji.setelah ini nana gak bakal telat makan lagi deh?" Nadia mengacungkan jari kelingkingnya kehadapan Vania.

Gadis itu tersenyum lembut kemudian mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Nadia.

"anak pintar?" dengan penuh kelembutan Vania mengelus pucuk kepala anak tersebut.

"makasih ya tante.udah mau datang ke sini dan main sama aku.soalnya...aku suka kesepian dirumah ini?" ucap Nadia.

Senyum yang sedari tadi terlukis di wajah vania kini perlahan menghilang dan berganti dengan raut wajah penuh kesedihan.

"emangnya Nana jarang main sama mama?" tanya Vania.

Nadia menggeleng cepat."jarang banget tante.mama itu super duper sibuk.kalau pulang kerja aja mama langsung tidur di kamarnya.beda sama papa.walaupun papa sibuk papa masih sempetin main sama aku.selama ini papa sama bibi yang banyak urusin aku.kadang aku suka iri sama teman-teman.mereka setiap hari bisa tidur sama orang tuanya.sedangkan aku,cuma bisa tidur sama papa aja??" seketika vania mengerutkan keningnya.

"kamu gak pernah tidur sama mama kamu?" Nadia menggeleng lemah.

"selama ini aku tidur sama papa dikamar ini.sedangkan mama tidur di kamar sebelah?" jelasnya lagi.

Oke,sekarang Vania mulai paham.pantas saja kamar Nadia berbeda dengan kamar anak pada umumnya.ternyata anak ini tidur satu kamar dengan gilang.tapi kenapa mereka tidur terpisah??apa jangan-jangan selama ini pernikahan mereka bermasalah??

=============

Vania tersenyum memandangi wajah damai Nadia yang tengah tertidur pulas di ranjang.sesekali tangannya tampak membelai lembut pipi nadia.

Ya,setelah hampir dua jam bermain di taman dengan dirinya.nadia memutuskan untuk beristirahat.sampai akhirnya malaikat kecil itu pun tertidur pulas di dalam pelukannya.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu di ketuk.dan tidak lama kemudian pintu kamar itu dibuka oleh seseorang dari luar.Dengan perlahan Vania melepas pelukannya lalu segera turun dari ranjang berukuran king size itu.

"Nana udah tidur?" ucap Gilang sepelan mungkin agar tidak menggangu tidur putri kecil kesayangannya itu.

"udah.dia udah tidur pulas kok?" jawab Vania.sejenak kedua orang dewasa itu tampak diam satu sama lain.

"kamu mau pulang sekarang?" tanya Gilang setelah beberapa detik terdiam.

"iya.masih ada kerjaan yang harus aku selesaikan?" Vania melihat jam di tangannya.waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang.tidak terasa sudah tiga setengah jam Vania bertamu di rumah kediaman keluarga Gilang.

"aku antar sampai mobil,gak apa-apa kan?" Vania mengangguk kecil setelah itu berjalan menuju pintu.gilang mengikutinya dari belakang lalu menutup pintu kamar dengan perlahan.

==============

"sekali lagi makasih banyak ya.kamu udah mau ngeluangin waktu untuk Nana?" ucap Gilang setelah sampai di halaman rumahnya.

Secara bersamaan Gilang dan Vania menghentikan langkah mereka tepat di samping mobil Vania.

"sama-sama.aku juga senang kok main sama Nana?" jawabnya.detik berikutnya kedua orang itu kembali terdiam.

"khem!...kalau gitu aku pulang dulu?" Vania segera membuka pintu mobilnya.namun saat dirinya hendak masuk tiba-tiba saja Vania teringat akan sesuatu.sehingga membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil.

"ada apa?" tanya Gilang kebingungan karena Vania tidak jadi masuk ke dalam mobil.

Terlihat Vania terdiam memandangi Gilang,membuat laki-laki itu semakin kebingungan.

"aku gak tau.ada masalah apa dirumah tangga kamu.tapi kalau bisa,kamu sama istri kamu itu jangan selalu mengabaikan nadia.seperti yang aku bilang kemarin.nadia itu masih kecil.dan dia masih sangat membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya?" ucapnya.

"Nadia cerita apa aja sama kamu?" tanya Gilang.

"gak banyak.hanya aja dia mengeluhkan waktunya yang kurang dengan sosok mamanya.dan...."

"orang tuanya yang tidur terpisah?" sela Gilang.

Vania tampak terkejut.dari mana Gilang tau kalau dirinya akan berkata seperti itu.berbeda dengan Vania yang kaget,Gilang justru tampak tersenyum kecut ke arah Vania.

"k-kamu...."

"aku gak sengaja dengar percakapan kalian?" jelas Gilang.

flashback

Dengan semangat Gilang berjalan menuju kamarnya.kali ini dirinya membawa keripik kentang serta cookies coklat untuk cemilan Vania dan nadia.namun saat hendak masuk kamar Gilang tidak sengaja mendengar percakapan anaknya dengan Vania.

"emangnya Nana jarang main sama mama?" tanya Vania.

Nadia menggeleng cepat."jarang banget tante.mama itu super duper sibuk.kalau pulang kerja aja mama langsung tidur di kamarnya.beda sama papa.walaupun papa sibuk papa masih sempetin main sama aku.selama ini papa sama bibi yang banyak urusin aku.kadang aku suka iri sama teman-teman.mereka setiap hari bisa tidur sama orang tuanya.sedangkan aku,cuma bisa tidur sama papa aja??" seketika vania mengerutkan keningnya.

"kamu gak pernah tidur sama mama kamu?" Nadia menggeleng lemah.

"selama ini aku tidur sama papa dikamar ini.sedangkan mama tidur di kamar sebelah?" jelasnya lagi.

Gilang terdiam menatap dua orang yang tengah duduk diatas ranjang yang ada didalam kamar nya.

Ada perasaan sedih ketika Gilang mendengar secara langsung keluh kesah dari anaknya.selain itu juga dirinya merasa malu kepada Vania,karena gadis itu kini mengetahui kondisi rumah tangganya bersama dengan Raisa.

flashback off

"aku akui aku bukanlah orang tua yang baik untuk nadia.tapi,aku akan selalu berusaha ada untuk dirinya ditengah kesibukan Raisa.untuk soal aku dengan Raisa,aku rasa kamu udah tau jawabannya?" gilang maju selangkah mendekati gadis didepannya.sepasang matanya menyorot teduh seakan menyampaikan sesuatu kepada Vania.

Deg Deg Deg

Jantung Vania berdegup kencang saat Gilang menatapnya seperti itu.tidak hanya itu saja,kini tangan Gilang bergerak menyentuh lembut pipinya.membuat gadis itu semakin salah tingkah.

"khem!!..a-aku harus pulang.permisi?" buru-buru Vania masuk ke mobil lalu melajukan mobilnya pergi meninggalkan rumah tersebut.Gilang menatap kepergian Vania dengan tersenyum kecut.

"cuma ada satu wanita dihati aku Vania,yaitu kamu?" gumannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience