Sebelas

Romance Completed 140186

Nyicip konflik dikit deh cerita ini sebelum masuk ke bagian yang enak-enaknya ????
Tenang, konfliknya ga bikin kepala pusing kok...

Happy Reading yah

??????????

Baru kali ini, pertemuan Amanda dan kliennya diadakan di sebuah restauran yang begitu mewah dan tentunya harganya mahal. Restauran ini terletak dikawasan mall elit di Ibukota. Belasan juta bisa keluar dari kantung hanya untuk satu porsi makanan dan bayangkan saja, berapa banyak uang yang dimiliki oleh pengusaha atau perusahaan yang memakai jasanya kali ini.

Berbagai hidangan makanan tersaji di atas meja untuk sebuah pertemuan yang membahas masalah bisnis pekerjaannya.

Assisten Amanda memberi tahu jika ada satu perusahaan raksasa dari Amerika ingin memakai jasa desain Amanda. Tentu saja itu menjadi salah satu hal yang membuat mood Amanda sedikit membaik, sedikit menggeser pikirannya mengenai Darko yang menghilang lagi beberapa hari ini dari kehidupannya.

Dengan memakai pakaian dress berwarna ungu muda serta rambut dibiarkan terurai panjang berwarna hitam serta make up yang tidak terlalu mencolok membuat penampilan Amanda kian mempesona untuk dilihat. Sangat sederhana.

Ia datang lebih cepat 15 menit dari waktu yang telah dijanjikan. Amanda tidak ingin membuat kliennya menunggu dirinya, sebisa mungkin ia akan menjadi orang yang tepat waktu dalam hal apapun.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan sekelilingnya dengan seksama. Suasana santai namun elegan menjadi daya tarik Restauran tersebut. Ia kemudian memilih untuk menghidupkan laptopnya dan membuka file yang berisi contoh-contoh hasil kerjanya selama ini.

Mr King, pengusaha yang sedang ditunggu Amanda dan saat ini orang itu belum muncul juga. Amanda melirik jam tangan mewah yang ia kenakan, sudah lewat 5 menit dari waktu yang ditentukan dan orang itu belum juga tampak menunjukkan kehadirannya.

"Orang penting tapi tidak menghargai waktu. Sangat tidak membuatku respect," gumam Amanda dan kemudian meneguk air mineral dihadapannya

10 menit berlalu dan masih saja pengusaha itu belum menunjukkan batang hidungnya di depan Amanda.

"Apa dia seorang pria tua bangka yang sudah sulit berjalan sehingga tidak bisa tepat waktu. Oh, come on. Dia harusnya menyiapkan kursi roda untuk mempercepat gerakannya. Benar-benar menyebalkan seperti ini," gusar Amanda

"Baiklah. Jika 5 menit lagi, dia tidak muncul, maka aku lebih baik pergi dari sini. Buang-buang waktuku saja," ucap Amanda pada dirinya sendiri

Mata kucingnya menelisik lebih tajam pada pemandangan di depannya. Seorang pria berjas hitam begitu rapi dan tentu saja sangat tampan mempesona berjalan masuk.

Amanda mencengkeram kain serbet yang ada di atas meja dengan penuh kekesalan. Ia tidak menyangka jika pria yang ditunggunya adalah Darko. Mr King adalah Darko. Pria itu semakin lama semakin mendekat namun melewati meja Amanda begitu saja. Mengabaikan keberadaan Amanda disana.

Amanda menganga sempurna dan bola matanya membulat. Tebakannya meleset dan juga emosinya semakin menjadi-jadi ketika ia membalikkan tubuh melihat Darko kini tengah berciuman pipi kanan dan kiri dengan seorang wanita yang kekurangan bahan.

Double Sialan!

Amanda kira Mr King adalah Darko namun ternyata bukan. Dan lebih mengejutkan lagi, pria bermulut manis beberapa hari yang lalu yang mengatakan menginginkannya, nyatanya hanya playboy sialan.

Sudah kliennya lambat datang ditambah pemandangan yang tiba-tiba membuat jantungnya ingin meledak. Rasanya Amanda ingin melemparkan sepiring asparagus yang ada dihadapannya itu pada pria tampan nan seksi tapi bastard disana.

Disaat emosinya memuncak, tiba-tiba seorang pria yang juga cukup tampan datang menghampirinya dan menyapa Amanda dengan nada tenang dan santai.

"Maaf membuatmu menunggu lama," ucap Pria itu dan sang pria mengambil tempat duduk didepan Amanda, menatap Amanda dengan senyum penuh arti.

Tampan, memiliki tubuh yang cukup tinggi serta atletis, memiliki bulu-bulu halus di sekitaran wajah, menutupi rahang tegas yang dimilikinya. Tapi, tidak membuat hati Amanda bergetar sama sekali. Pikirannya terpecah belah saat ini.

"Apakah ada alasan yang masuk akal untuk kau berikan, ketika aku sudah menunggumu disini lebih dari 20menit?" tanya Amanda tegas dan terdengar ketus

Pria itu tersenyum simpul mendengar ucapan Amanda yang begitu blak-blakan. Amanda lupa dengan siapa kini ia tengah berbicara, mungkin ini efek emosi yang tiba-tiba hadir tanpa tahu penyebabnya.

"Ah, maaf nona Amanda. Jalanan Jakarta begitu padat, saya baru saja menyelesaikan meeting kerjasama dengan salah satu perusahaan Real Estate. Jadi, saya meminta maaf secara khusus kepada nona atas keterlambatan saya pada sore ini," ucap Pria dihadapan Amanda. Amanda sepertinya baru sadar sedang berhadapan dengan siapa langsung terkesiap.

"Paboya! Apa yang sudah aku lakukan. Ya Tuhan, Amanda kau memang sudah gila. Pria didepanmu ini adalah klien besarmu yang akan menghasilkan pundi-pundi uang ke dalam tabunganmu dan kau berbicara dengan sinisnya hanya karena emosi melihat pria sialan itu," batin Amanda

"Oh. Maafkan saya Mr King. Saya tidak bermaksud untuk bersikap lancang pada Anda. Saya hanya terbawa suatu emosi kecil sehingga saya lupa sedang berhadapan dengan siapa saat ini. Saya benar-benar minta maaf dan menyesali apa yang telah saya ucapkan secara kurang sopan tadi kepada Anda," Amanda segera mengambil tindakan minta maaf agar pria di depannya ini tidak membatalkan kerjasama mereka.

Mr King tertawa ringan menanggapi ucapan permintaan maaf Amanda padanya.

"Santai saja. Tidak perlu terlalu formalitas. Anggap saja kita ini adalah teman yang sudah lama kenal. Saya yang seharusnya minta maaf padamu karena datang terlambat tanpa memberi kabar apapun,"

"Sekretaris saya, saya berikan izin pulang lebih cepat karena ada sesuatu hal yang begitu mendesak, sampai ia lupa memberi kabar jika saya akan datang terlambat sore ini," lanjut Mr King memberi penjelasan

Amanda mendengarkan dengan seksama dan sedikit bingung, mengapa Mr King begitu fasih dan lancar berbahasa Indonesia.

"Maaf kalau saya sedikit lancang bertanya," tanya Amanda hati-hati dan Mr King tersenyum mengisyaratkan boleh-boleh saja.

"Apakah anda sudah lama menetap di Indonesia?" Mr King tertawa sambil menuang wine kedalam gelas berkaki panjang dihadapannya

Pria itu menatap Amanda lekat dengan tatapan penuh arti. Amanda yang dipandang seperti itu hanya memasang wajah datar, sama sekali tidak tergoda atau terpengaruh.

"Saya memiliki beberapa perusahaan besar di Indonesia. Jadi saya lebih banyak menghabiskan waktu disini dibanding di Amerika. Untuk itu, saya belajar bahasa Indonesia agar bisa lebih dekat dan nyaman dalam berbisnis," jawab Mr King

Amanda hanya mengangguk mengerti. Kepalanya gatal ingin menoleh ke belakang, penasaran apa yang dilakukan pria sialan itu bersama wanita kekurangan bahan baju itu.

"Jika nona Amanda tidak keberatan, apakah boleh kita bertukar posisi duduk?" tanya Mr King dan Amanda mengerenyit bingung

Penuh tanda tanya yang besar di kepala Amanda, kenapa tiba-tiba Mr King mengajaknya bertukar posisi duduk. Agak kurang sopan jika Amanda menanyakan dengan detail alasannya, jadi lebih baik dia diam dan menurut saja.

Arah pandang mata Amanda kini tepat pada meja pria sialan dan wanita jalang di sebelahnya yang tengah memeluk erat lengan Darko. Wanita itu sedang berbicara entah apa dengan ekspresi manja dibuat-buat, sedangkan wajah Darko sendiri nampak datar sedatar triplek tanpa ekspresi sambil menyesapi wine.

Mr King berdeham setelah mengetikan sesuatu di ponselnya. Amanda kemudian beralih pada Mr King dan ia mencoba memfokuskan diri pada pekerjaannya saat ini.

Amanda dengan lugas dan luwes memberikan penjelasan atas apa yang perusahaannya tawarkan pada perusahaan Mr King. Mr King mendengarkannya dengan begitu fokus namun tatapannya begitu dalam dan penuh arti. Sedikit membuat risih Amanda namun wanita itu mencoba mengabaikannya dan terus berceloteh.

Nyatanya Mr King menginginkan jasa Amanda untuk mendesain sebuah rumah, bukan sebuah gedung atau hal lain yang ingin dibangunnya. Cukup membuat Amanda kaget namun bukankah keinginan klien adalah hal yang patut ia turuti. Mr King bersedia membayar mahal jasa Amanda nanti.

"Baiklah, setelah saya meninjau lokasinya, maka saya akan memberikan sedikit gambaran terlebih dahulu pada Anda. Jika anda ada keinginan khusus, bisa langsung nanti sampaikan pada asisten saya, jika saya ada pekerjaan lain," jelas Amanda

Mata Amanda tidak sengaja bersitatap dengan mata tajam milik Darko di arah belakang tubuh Mr King. Pria itu menatap Amanda dengan tatapan intens namun seakan bisa membakar gairah tubuhnya. Sungguh efek pria itu pada Amanda begitu besar, sangat berbeda ketika Mr King menatapnya dan yang terjadi hanya risih bukan seperti saat ini.

Darko menatap Amanda begitu tajam dan seperti menelanjanginya membuat Amanda harus membuang muka agar jantungnya tetap sehat. Wanita disamping Darko tengah bergelanyut manja, meraba-raba wajah Darko membuat Amanda jengah.

"Mari kita nikmati makanan ini," Mr King mengajak Amanda untuk segera makan makanan mewah yang telah disediakan.

Amanda menelan makanannya dengan susah payah akibat tatapan Darko yang semakin tajam. Apa maunya pria bastard itu sebenarnya.

"Maaf jika aku lancang. Apa nona Amanda masih sendiri?" pertanyaan Mr King menghentikan kunyahan Amanda dan beralih menatap mata Mr King dengan tatapan terkejut dan juga tak suka.

"Saya masih sendiri," jawab Amanda tampak acuh tak acuh

Mr King tersenyum penuh arti, sedangkan mata Amanda memicing penuh selidik. Amanda kembali mencoba meneruskan makannya yang sempat terhenti sejenak.

"Kalau begitu kita sama. Kebetulan saya juga single dan sedang mencari pasangan," ucap Mr King dengan penuh percaya diri.

Amanda mendongak, kini selera makannya sudah benar-benar hilang. Kenapa semua klien pria yang bertemu dengannya selalu saja bertingkah dan bersikap begini. Menyebalkan sekaligus membuat ilfeel.

"Sayangnya keinginanmu untuk menjadikan Amanda sebagai pasanganmu harus kau kubur dalam-dalam. Wanita ini milikku," ucap Darko yang tiba-tiba datang.

Mata Amanda membulat dan tercengang. Berdiri spontan sehingga garpu yang tengah dipegangnya pun mendadak jatuh membuat dentingan yang cukup mengganggu. Darko memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana. Kacamata hitam yang dikenakan tidak mampu menutupi tatapan tajam Darko pada Mr King.

Tanpa basa basi, Darko melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Amanda. Wanita itu bahkan tidak berusaha melepaskan, bahkan kini Amanda menikmati aroma yang menguar dari tubuh Darko. Otaknya benar-benar konslet jika berdekatan dengan Darko.

Mr King melepaskan celemek yang ia pakai. Pria itu berdiri dan tersenyum sinis melihat tangan Darko yang melingkar di pinggang Amanda.

"Mr Darko Dio Rajasa. Saya tidak menyangka jika anda memiliki selera yang sama dengan saya," ucap Mr King terdengar menyindir

"Jadi kau bangga karena memiliki selera yang sama denganku?" tanya Darko dengan nada rendah namun dengan ekspresi begitu datar.

Amanda melirik Darko dan Mr King bergantian. Apa-apaan kedua pria ini, mereka berdua menganggap Amanda sebuah lauk pauk kah? Membahasa selera. Kurang ajar.

Mr King tertawa sumbang dan mendadak berhenti sambil menggigit bibirnya kuat. Menatap Darko dengan tatapan sinis.

"Selama nona Amanda belum mengakui hubungan kalian. Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkannya. Bukankah kau senang sekali mengklaim sesuatu yang belum menjadi milikmu. Kali ini aku tidak akan mengalah begitu saja, Mr Darko," desis Mr King.

Ucapan Mr King berhasil membuat wajah Darko semakin menegang dan giginya bergemerutuk. Pelukannya di pinggang Amanda pun ikut mengerat. Amanda melirik takut wajah Darko yang tengah dipenuhi emosi. Sepertinya ucapan Mr King berhasil memancing emosi Darko.

Entah kewarasan Amanda sedang berlibur kemana. Wanita itu mengelus dada Darko lembut, membuat Darko menoleh dan umpatan kekasalan penuh emosi yang akan keluar dari mulutnya tertelan lagi begitu saja. Mr King pun berdecih melihat hal itu.

Darko mengambil tangan Amanda lalu membawanya ke bibirnya. Kecupan bibir Darko pada telapak tangan Amanda membuat pipi wanita itu merona dan debar jantungnya bergemuruh riuh. Sialan!

"Mungkin jika dalam pekerjaan kau bisa bersikap licik, maka untuk hal satu ini. Jangan harap aku akan membiarkanmu mengambilnya. Ku rasa kau begitu paham siapa aku dan apa yang bisa aku lakukan jika kau menantangku," desis Darko.

Mr King tersenyum miring. "Semoga Nona Amanda tidak menyesal karena memilihmu,"

Darko mengepalkan telapak tangannya ingin sekali memberi satu tinjuan pada wajah sombong pria di hadapannya yang telah lama menjadi rivalnya.

"Stop it!" Amanda angkat suara.

"Terima kasih atas jamuan makan dan pembahasan kerjasama kita hari ini, Mr King. Untuk hal-hal yang perlu dibahas kedepannya, biar nanti asisten saya yang akan menanganinya. Saya harus pergi dari sini sekarang juga, sampai jumpa lain waktu. Permisi," Amanda mengambil tas dan beberapa barang bawaan lainnya. Sebelah tangannya lagi menggenggam tangan Darko, mengajak pria itu pergi dari sana.

??????????

Darko dan Amanda menjadi sorotan ketika menuju pintu keluar restauran mahal tersebut. Pengunjung wanita secara terang-terangan menatap penuh minat pada Darko. Amanda melempar tatapan tajam namun sepertinya sia-sia. Ingin rasanya Amanda congkel satu per satu mata wanita itu. Dasar Bitch!

Sebuah Porsche 718 sudah terparkir tepat ketika Darko dan Amanda berada di pintu keluar. Petugas restoran menyerahkan kunci mobil mewah itu pada Darko. Darko membukakan pintu penumpang, memberi kode pada Amanda untuk masuk ke dalamnya.

Amanda duduk di jok mewah mobil tersebut dan Darko sudah siap dibelakang stir. Mobil mewah tersebut meninggalkan restauran dan berjalan entah kemana.

Kesadaran Amanda kembali lantas wanita itu memalingkan tubuhnya ke arah Darko. Menatap tajam pria berwajah datar itu.

"Aku datang ke restoran itu dengan mobilku. Kenapa aku malah ikut denganmu disini. Cepat putar balik lagi ke restoran itu. Mobilku masih tertinggal disana," ucap Amanda panik ketika sadar mobilnya masih tertinggal di restoran.

Darko seakan tuli, ia mengabaikan ucapan Amanda dan terus fokus menatap jalanan.

"Oh Shit! Mobilku, Darko... Astaga mobilku masih di sana, jika kau tidak ingin mengantarku kembali kesana, turunkan aku disini, biar aku naik taksi," Amanda mulai mengeluarkan jurus amarah dan mulut tajamnya.

"Hei, bukankah kau juga masih tertinggal sesuatu disana, di restauran itu?"

Darko melirik Amanda, "Tidak ada! Hanya jejak kaki yang tidak berguna,"

Amanda memutar bola matanya mendengar jawaban Darko. "Wanitamu, wanita kekurangan bahan pakaian tadi yang menempel seperti lintah denganmu masih tertinggal disana. Bagaimana mungkin kau lupa,"

Lampu lalu lintas tepat berwarna merah membuat mobil itu berhenti sejenak. Darko menatap tajam Amanda.

"Kau cemburu?" tanya Darko dan Amanda berdecih mendengarnya.

"Aku belum gila untuk cemburu pada wanita itu," elak Amanda

"Benarkah?" tanya Darko lagi. Amanda menatap Darko dengan senyum miring.

"Bukankah kau yang sedang cemburu buta padaku?" sindir Amanda

"Tentu saja aku cemburu. Aku tidak akan membiarkan satu pria manapun menggoda atau berusaha mendekati wanitaku. MENGGANGGU MILIKKU! Aku tidak malu untuk berkata jujur," ucap Darko dan Amanda terbungkam.

'Sialan! Pria bastard. Dia menyindirku begitu tepat sasaran,' batin Amanda

Darko menyeringai menang beradu mulut kali ini dengan Amanda. Amanda membuang pandangannya menjadi lurus kedepan.

"Kau menguntitku? Kenapa kau bisa berada ditempat yang sama denganku?" tanya Amanda penasaran

"Aku kebetulan sedang ada urusan disana. Aku tidak menguntitmu," jawab Darko

"Urusan bersama wanita lintah itu? Aku memahaminya, tidak perlu kau jelaskan lebih rinci," Darko hanya mengusap dagunya dan menggeleng pelan, sedangkan Amanda merasa begitu kesal mengenangnya.

Darko memilih untuk mengubah topik pembicaraan, "Tidak perlu mencemaskan mobilmu. Jika rusak atau lecet, akan ku ganti dengan yang baru," kata Darko santai

'Dasar pria sombong, angkuh!' umpat Amanda di dalam hati

"Ini bukan jalan menuju apartmen ku. Kita mau kemana?" Amanda menatap jalanan sekelilingnya.

Darko tersenyum miring. "Kita sedang menuju ketempat yang menyenangkan,"

Amanda menatap Darko penuh selidik. Ucapan pria itu tidak ada yang salah, namun kenapa otaknya malah berpikir yang tidak-tidak.

Kenapa jika dekat atau berurusan dengan Darko, isi kepalanya mendadak kotor dan mesum. Amanda segera menggelengkan pelan kepalanya berusaha membuang pemikiran-pemikiran yang tidak-tidak di kepalanya.

??????????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience