BAB 1

Thriller Completed 284

Mariah tidak dapat tidur lagi. Jika ia ingat, hal ini sudah menjadi hal kesekian kali dimana ia harus terbangun di tengah malam kerana mendapatkan mimpi buruk, atau mendapatkan gangguan-gangguan suara dari lantai bawah rumahnya. Ia dengar setiap malam, suara berkelotakan atau suara seperti bola menggelingding di lantai. Namun ketika ia periksa, tidak ada yang berubah dari posisi furnitur atau barang-barang lain di rumahnya.

“Mungkin kau hanya kelelahan.” Ucap Michael , suaminya. “Kau bekerja terlalu keras, dan kau mulai berpikir macam-macam. Kau seharusnya beristirahat, Mariah .”

“Bagaimana mungkin?” balas Mariah .
Mariah merasa sedikit kesal kerana Michael tidak mau percaya padanya. Ya. Memang sedikit masuk akal mengingat memang tidak ada yang aneh dengan barang-barang di rumahnya. Namun Mariah berani bersumpah bahwa ia yakin suara-suara yang ia dengar di tengah malam itu bukan berasal dari mimpinya. Lalu kenapa? Apakah ia sudah gila?

Mariah sebenarnya bukanlah seorang penakut, dan tidak begitu percaya dengan hal-hal supranatural. Ia bekerja di sebuah rumah jenazah sebagai perias jenazah. Berhadapan dengan kematian sudah bukan hal baru bagi Mariah . Tapi, akhir-akhir ini ia sering mendapat serangan mimpi buruk yang begitu aneh dan juga suara-suara aneh itu. Mariah tidak dapat menjelaskannya. Seingatnya, ia mulai mendapatkan gangguan seperti ini semenjak ia mendapatkan hadiah sebuah bola kristal dari seseorang.

Bola kristal kecil seukuran bola tenis itu kini terpajang di rak ruang tamunya, bersanding dengan pigura-pigura foto. Tidak ada yang aneh dengan bola itu kecuali kenyataan bahwa sang pemimilik sebelumnya adalah seorang cenayang. Beberapa hari setelah mendapatkan gangguna, Mariah sempat berpikir, apakah mungkin benda itu yang menyebabkan suara-suara aneh di rumahnya, dan juga bertanggung jawab dengan mimpi-mimpi buruknya?

Mustahil! Tegas Mariah pada pikirannya sendiri. Tidak mungkin bola itu dapat terbang dan menghasilkan suara-suara aneh. Bola kristal itu hanya sebuah benda mati, yang tidak mungkin dapat bergerak sendiri. Lalu, bagaimana ia menjelaskan mengenai suara-suara aneh itu?

Mariah sudah bercerita pada Michael mengenai segala hal yang ia alami. Mengenai suara-suara itu, dan juga mimpi buruknya. Bahkan, ia juga sudah mengutarakan teorinya mengenai bola kristal itu. Tapi, Michael malah tertawa padanya.

“Sejak kapan kau mulai mempercayai takhayul?” ucapnya.

Ya. Benar. Mariah memang tidak mempercayainya. Hingga pada suatu hari ia secara tak sengaja menjatuhkan bola kristal itu dari dudukannya ke arah lantai dan…

DUK!

Sebuah suara hantaman ke lantai yang terdengar tak asing keluar. Mariah seketika membelalakkan kedua matanya saat ia mendengar suara hantaman keras ke lantai itu. Ya. Suaranya sama dengan apa yang selalu ia dengar setiap malam.

Mariah meraih bola yang terjatuh itu dengan tangannya, saat ia secara tak sengaja menemukan bekas-bekas goresan di sekitar tempanya berjongkok.
Kaki-kaki kursi dan meja, dan juga bagian bawah dinding terlihat bekas hantaman benda. Beberapa goresan yang tak jelas, yang tidak dapat ia jelaskan. Dan seketika Mariah mulai berpikir, apakah bola itu penyebabnya?

Mariah tidak terlalu memikirkannya, dan pergi tidur seperti biasa di suatu malam. Hingga pada akhirnya ia mendapatkan sebuah mimpi buruk lain yang selalu terlihat sama setiap harinya.

Ia seperti tengah berada di dalam sebuah rumah yang terlihat suram dan tak bercahaya di suatu hari yang dipenuhi mendung. Bayangan-bayangan dan furnitur terlihat mengerikan, memenuhi ruangan dimana ia berdiri. Saat itu, ia mendengar suara lirih dari arah lantai dua. Ia mendengar suara gadis kecil tengah bersenandung lirih, menyanyikan sebuah lagu dengan not yang tidak biasa. Terdengar sedikit mengerikan, dan terasa aneh.

Mariah dapat bergerak di dalam mimpinya. Seperti yang sudah ia lakukan di mimpi-mimpi sebelumnya, ia selalu bergerak ke arah tangga dan naik ke lantai dua. Namun setiap kali ia mendekati ruangan dimana gadis kecil itu berada, Mariah selalu terbangun dari tidurnya. Tentu saja, dikerana kan suara-suara hantaman di lantai bawah rumahnya. Mariah sejauh ini belum pernah sampai di ruangan gadis kecil itu berada.

Malam itu Mariah memimpikan hal yang sama. Rumah yang suram, dan juga adanya nyanyian gadis kecil itu. Ia kembali bergerak perlahan, menaiki susunan anak tangga, hingga akhirnya sampai di lantai atas sebuah rumah yang terlihat asing baginya. Suara nyanyian itu masih terdengar jelas, dan semakin terdengar jelas begitu Mariah mendekati ke arah ruangan dimana gadis itu berada.

Mariah biasanya akan terbangun saat ia mencapai ambang pintu bilik itu. Namun malam itu ia tidak terbangun. Ia yang berada di alam mimpi berhasil meraih kenop pintu bilik dimana gadis kecil itu berada. Dan dalam mimpinya, ia putar kenop pintu itu dan membukanya.

Gambaran sebuah bilik terlihat di depan kedua matanya. Sebuah bilik yang suram, terlihat seperti sudah ditinggalkan selama beberapa tahun. Dan ia lihat, seorang gadis kecil duduk membelakanginya. Ia hanya dapat melihat gadis kecil itu dari belakang. Seorang gadis kecil dengan rambut terkepang, dan sepertinya tengah bermain dengan sebuah boneka tua.

Mariah bergerak memasuki bilik , dan mendekati gadis kecil itu. Namun satu hal yang tak terdua terjadi. Gadis kecil itu tiba-tiba saja memutar kepalanya, dan menunjukkan sebuah wajah kosong yang dihiasi dengan sepasang mata hitam yang dengan cepat dapat membekukan tubuh Mariah .

“Tidak!!” Mariah berteriak seketika. Di saat yang bersamaan, ia terlepas dari mimpi buruknya itu dan mendapati dirinya sudah terduduk di atas tempat tidurnya, di bilik nya yang hangat.
Michael berada di sisinya, mengelus lengannya sambil memandang penuh perhatian.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience