"Joy, apa yang kau lakukan?! Hentikan, nak!" Ucap ibu Joy dengan khawatir melihat anaknya memotong nadinya sendiri.
"Anakmu sudah pantas mendapatkan ini, Hwasa." Ucap Joy dengan suara laki-laki serak.
"I-ibu.. tolong.. pergi sekarang!!!" Ucap Joy dengan suara aslinya
"Apa?! Tidak. Hanya kau yang ibu punya selama ini, nak. Jangan tinggalkan ibu!" Ucap Hwasa sambil menangis.
"Tak ada pilihan lain, bu. Ini semua salah Joy sendiri. Joy tidak menurut kepada ibu untuk tidak menggunakan jimat itu. Tapi Joy malah bandel dan tetap melakukannya. Ini sudah pantas Joy dapatkan. Ibu.. pergiii. Aku akan bahagia jika ibu pergi sekarang. PERGI!!!" Ucap Joy dengan teriakan di akhir katanya.
Hwasa mulai berdiri sambil menangis. Dia melihat mata Joy yang merah. Hwasa segera berlari keluar rumah dan meminta bantuan.
"Tolong!! Tolong!! Anakku bunuh diri!!!!" Teriak Hwasa sambil menangis meminta bantuan.
Orang-orang berkumpul di sekeliling Hwasa dengan tatapan aneh.
"Tolong.. anakku. Dia memotong nadinya!!!" Ucap Hwasa menangis.
Orang-orang yang mengerti segera masuk ke rumah Hwasa yang bagaikan istana itu.
Namun saat mereka masuk.. mereka hanya menemukan Joy yang tergeletak di lantai dengan darah yang mengucur di pergelangan tangan kanan dan silet di tangan kirinya.
"Mati." Ucap seorang wanita yang tiba-tiba muncul di belakang mayat Joy "Joy telah mati. Dia melanggar janji. Bukankah yang melanggar harus dihukum?" Ucapnya menyengir lebar menampakan gigi-gigi taringnya.
Orang-orang yang berniat membantu Joy terlihat ketakutan. Mereka mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari wanita itu.
"Dia." Wanita itu menunjuk Joy, "Bawa saja dia jika kau bisa. Tapi sayangnya kau tidak bisa." Ucapnya lalu menghilang.
Orang-orang tadi menjadi ketakutan namun mereka memberanikan diri untuk mengangkat Joy.
Berat. Tubuh Joy sangat berat sekarang. Seakan dia ditindih.
"Minggir!" Teriak seorang wanita menerobos jalur orang-orang yang berniat membantu Joy. "Kalian urus ibunya yang pingsan diluar." Perintah wanita itu.
Semua orang keluar. Mereka membantu ibu Joy yang pingsan diluar sana.
"Dahyun, apa yang kau lakukan?" Ucap wanita itu lalu menyentuh pergelangan tangan yang berlumuran darah milik Joy.
Ptas!!
Sebuah tangan menepis tangan wanita itu.
"Jangan ikut campur, Jisoo." Ucap Dahyun melototkan mata merahnya.
Dahyun seketika menghilang. Seakan dia ditarik. Jisoo melanjutkan kegiatannya yang terjeda tadi.
"Bapak-bapak, tolong angkat gadis ini!" Ucap Jisoo pergi keluar untuk meminta bantuan.
"Dia sangat berat. Aku jadi takut." Ucap salah seorang warga.
"Sekarang tidak. Segeralah angkat dan bawa ke rumah sakit!" Perintah Jisoo.
Orang-orang mengangguk lalu mengangkat tubuh Joy dan memasukannya ke ambulans yang didalamnya sudah ada Hwasa.
Ambulans pergi menuju rumah sakit dan orang-orang pun berbubaran.
"Rumah ini tidak boleh dibuka kembali." Ucap Jisoo lalu menutup pagar rumah istana milik keluarga Joy itu. Kemudian dia pergi entah kemana.
---------------------------------
hae. Bagaimana prolognya? First Story gendre horor,hehe.
semoga suka ya^•^
-PrimeSas
Share this novel