" Aiman, sebenarnya ada benda yang Anis nak beritahu pada Aiman " kata Anis.
Ketika itu mereka berada di restoran. Diandra pula pergi ke tandas. Jadi tinggallah dia dan Aiman. Anis nekad untuk luahkan perasaannya terhadap lelaki itu.
" Apa dia? " soal Aiman.
" Anis..er..er..Anis suka pada Aiman " luahnya.
Aiman terkedu seketika.
" Anis biar betul? " soalnya seakan tidak percaya.
Anis mengangguk.
" Betul. Anis memang sukakan Aiman. Anis harap sangat kita boleh ada hubungan yang lebih daripada seorang kawan " .
Aiman ligat berfikir cara untuk menolak cinta Anis. Anis bukannya tidak cantik. Gadis itu cantik dan juga baik cuma ruang di hati Aiman sudah ada yang seseorang yang dicintainya.
" Anis, Aiman tak rasa kita boleh lanjutkan hubungan kita lebih daripada seorang kawan " .
" Kenapa? Sebab terlalu awal ya? Aiman, kalau macam tu takpa. Anis sanggup tunggu. Aiman ambil lah sebanyak mana pun masa, Anis tetap akan tunggu " .
" Bukan macam tu Anis. Sebenarnya Aiman ada kekasih hati " .
Berubah terus riak wajah Anis.
" Siapa? " soalnya.
" Diandra. Kami sebenarnya bukan setakat kawan. Tapi lebih daripada tu. Cuma Dian tak nak orang tahu tentang hubungan kami yang lebih daripada seorang kawan ni. Aiman minta maaf ya Anis " Aiman terpaksa menipu. Kalau Dian tahu ni, habislah dia.
" Takpa Aiman. Anis yang patut minta maaf. Anis harap Aiman dapat lupakan apa yang Anis cakap tadi. Maafkan Anis ya. Kita masih boleh berkawan kan? " .
Aiman mengangguk.
" Yes sure. Kita masih boleh berkawan Anis " .
" Terima kasih " .
Anis tersenyum kelat. Walaupun sakit untuk dia terima kenyataan itu tapi dia harus terima. Mungkin akan ada lelaki lain untuknya nanti.
Perbualan mereka terus terhenti di situ. Masing-masing diam melayan perasaan sendiri.
" Kenapa diam jer ni? " soal Diandra yang baru pulang daripada tandas.
Aiman dam Anis tidak menjawab. Masing-masing hanya diam. Diandra memandang pelik ke arah mereka. Aikk dia orang ni bercakap dalam hati ke?
Tepat jam 11.45 malam, Diandra tiba di rumah sewanya.
" Thanks Aiman. Jumpa esok " Diandra terus keluar daripada kereta.
" Dian sekejap " Aiman keluar daripada perut kereta.
" Apa dia? " soal Diandra
" Ada benda aku nak beritahu kau " .
Dahi Diandra berkerut seribu.
" Pasal apa? " .
" Anis. Tadi dia luahkan perasaan dia dekat aku " .
Diandra terkejut. Sah memang benar tekaanya, Anis memang sukakan Aiman.
Share this novel