3. Seven Years

Horror & Thriller Completed 8081

"Dimana jagoan ayah, aku akan menemukan nya dibalik selimut ini"

"Jangan ayahhh"

"Aku mendapatkan mu jagoan kecilku", ucapku sambil mendekap tubuh kecilnya dan berikan gelitik kecil ke tubuhnya.

"Hahahaha, itu sangat geli yah".

Tawa kecilnya kini menghiasi rumah kecil kami. Sudah tujuh tahun lamanya semenjak kematian istriku Sarah, aku tidak lagi merasa akan kesepian sebab senyuman kecilnya lah yang membuat ku tetap ingin melanjutkan hidup ku.

"Ayah aku lapar, bisakah kita pesan makanan?"

"Tidak, hari ini ayah akan memasak masakan kesukaan mu Luis", balasku.

"Ayah sudahlah, ayah sudah pernah mencoba memasak masakan kesukaan ku, tapi selalu saja hasil makanan ayah berbau hangus", ledek Luis dengan senyuman kecilnya.

"Aku tahu senyuman licik ini, kau berusaha mengejek ayah lagi".

" Haha, aku tidak bermaksud seperti itu ayah".

"Rasakan pembalasan ini, ayah pastikan kali ini ayah tidak akan melepaskan nya", balasku berusaha menggelitik nya kembali.

" Tidakkk, ayah hahaha, itu sangat geli".

"Kali ini, aku tidak akan melepaskan jagoan kecil ayah yg sudah meledek ayahnya sendiri hahaha".

"Ayaaaaahh, berhenti!!"

Kutatap mata kecilnya yang terlihat mengeluarkan air akibat menahan geli dari gelitikan ku. Aku menghentikan gelitikan ku, setelah dia berteriak untuk menghentikan ku.

"Huuffhhh, huuuuffhh, itu sangat geli yah", ucapnya dengan nada suaranya yang kecapean menahan geli.

Kutatap wajah kecilnya dan memberikan senyuman kecil padanya.

"Ayaaah, aku pikir".

"Ada apa jagoan kecilku?"

"Aku mencintaimu ayah, jangan tinggalkan aku. Ibu sudah meninggalkan aku, dan aku tidak mau kehilangan ayah juga", pinta Luis sembari mengeluarkan air mata dan memberikan senyuman kecilnya.

Aku tidak begitu mengerti kenapa Luis tiba-tiba berkata seperti itu kepadaku. Belakangan ini, aku tidak merasakan ada keanehan padanya. Hanya saja pertumbuhan nya begitu cepat.

"Aku juga mencintaimu mu anakku", ucapku sambil mengecup kening Luis.

Luis hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ayo bangun jagoan, sudah saatnya kita menghabiskan waktu weekend ini berdua dengan jalan-jalan".

"Serius ayah?, kita  berdua akan pergi jalan-jalan", ucap Luis bersemangat.

"Iya, kita akan pergi ke taman. Tapi sebelum itu kita pergi ke restoran kesukaanmu terlebih dulu, untuk mengisi perut kecilmu", balasku sambil menyentuh hidung Luis.

"Siaaap komandan", balas Luis.

Setibanya di restoran favoritnya, kulepaskan seat belt yang masih mengait di tubuhnya Luis.

Dia pun mengambil langkah selanjutnya memasuki restoran favoritnya terlebih dahulu meninggalkan ku di dalam mobil dengan semangatnya.

"Hey Lu, tunggu ayah".

"Ayolah yah, cacing kecil didalam perut ku sudah tidak bisa berdamai lagi", balasnya.

"Dasar kau, selalu saja mencari alasan", pikirku termenung.

Luis memang sangat mirip dengan ibunya, ketika sudah lapar begini, selalu saja ada alasan lucu yang terlontar dari ucapannya.

"Kau sangat mirip dengan ibumu anakku", ucapku dalam hati.

"Plaaaaak"

"Kleeekk, kluuuuk", bunyi alarm mobil aktif.

"Ayaaaaahh, Luis di sebelah sini", teriaknya dari kejauhan.

Tanpa alasan lagi, bergegas ku melangkah ke meja yang sudah dia tempati.

"Selamat pagi pak, ini buku menu makanan di restoran kami. Silahkan dilihat terlebih dahulu", ucap seorang pelayan pria yang menghampiri meja kami.

"Aku ingin makanan favorit ku yah", sontak Luis.

" Saya pesan Japanese Curry Rice tanpa wortel ditaburi dipinggiran nya, anak saya tidak suka wortel",pinta ku pada pelayan pria tersebut.

"Oke pak, tanpa tambahan wortel dipinggiran nya. Apakah ada pesanan yang lainnya pak?", balasnya.

"Saya pesan Tom Yum Seafood seporsi, tolong level kepedasan nya jangan terlalu pedas".

"Oke siap pak, minuman nya?".

"Orange Juice saja, saya pesan dua untuk saya dan anak saya", balasku.

"Silahkan tunggu sekitar 15 menit maka pesanan bapak akan segera datang".

"Oke, kami akan menunggu".

15 menit berlalu, aku dan Luis menyantap makanan yang sudah dihidangkan pelayan pria tersebut.

"Ini sangat lezat yah, aku saranin kau harus mencoba nya sesekali".

"Iya jagoan kecilku, ayah akan mencobanya. Ayah akan mengajak mu ke restoran favorit mu ini lagi", ucapku.

"Serius ayah?, ayah berjanji akan mengajak ku lagi ke sini", bujuk Luis.

"Iya anakku", jawabku sambil mengelus rambut nya.

"Sentuh hidung ku ayah, dan ucapkan perkataan ayah tadi. Itu adalah tradisi kita kalau salah satu dari kita mengucapkan sebuah janji", tegasnya.

Ku sentuh hidung kecilnya, dan kami memulai tradisi kecil kami.

"Hari ini, ditempat ini, detik ini, aku berjanji akan membawa anakku kembali kesini", ucapku berjanji.

"Tanpa alasan apapun?", balasnya.

"Ya jagoan kecilku, tanpa alasan apapun".

"Walaupun ayah sibuk bekerja, ayah akan berjanji membawa ku kesini lagi?", pintanya kembali meyakinkan.

"Iya Luis Debolt, jagoan kecil ayah. Percayalah akan janji ayah anakku".

"Oke yah, sekarang aku percaya. Ayo yah, kita pergi ke taman sekarang".

Ku beranjak pergi ke kasir untuk membayar semua makanan yang kami pesan. Ku masukkan dompet ku ke saku celana sebelah kanan dan handphone ke saku celana ku sebelah kiri.

"Luis, pergilah ke dalam mobil. Tunggu ayah didalam mobil, sebentar ayah akan membayar pesanan kita", pintaku mengajak.

"Baik yah, aku tunggu ayah di mobil"

"Berhati-hatilah, jangan bermain ke arah jalan raya. Diamlah didalam mobil, tunggu ayah di parkiran dan jangan kemana-mana", kataku tegas.

"Baik yah".

Tak lepas mata ku mengawasi Luis dari kejauhan, sambil ku berjalan menuju kasir. Aku lah satu-satunya orang yang bakalan sangat terluka jika anakku kenapa-napa.

"Semuanya 235.000 pak, silahkan", ucap penjaga kasir.

Mataku tetap mengawasi Luis dari kejauhan sampai dia benar-benar sampai didalam mobil.

"Pak?".

"Haloo, apakah bapak mendengarkan saya?", sahut penjaga kasir menyadarkan.

"Heh, maaf bu. Saya tidak sedang berkonsentrasi saat ini, saya sedang memperhatikan anak saya dari kejauhan".

"Saya bisa melihatnya dari sini pak, saya tadi tidak sengaja memperhatikan bapak dan anak bapak dari sini", balasnya.

"Ibu memperhatikan kami berdua?".

"Maaf pak, tapi saya bisa melihat begitu sayangnya bapak kepada anak bapak sendiri".

"Iya bu, saya sangat menyayangi anak saya lebih dari apapun. Oh iya, ini bayaran pesanan kami", jawab ku tegas sambil memberikan uang.

"Anakmu sangat beruntung bisa mempunyai ayah seperti mu pak", puji penjaga kasir.

"Driiiiiiingg, Driiiiiiingg, Driiiiiiingg"

Dering handphone ku berbunyi, segera ku ambil dari saku celana ku sebelah kiri.

"Maaf bu, saya harus menjawab telepon ini", potong ku.

"Halo Hannie", sahutku.

"Kleeekk", bunyi pintu terbuka.

"Bola ku?, aku masih meninggalkan nya didalam mobil", ucap Luis bergegas mengambil bola ke kursi belakang.

"Plaaakk", pintu tertutup.

"Aku akan memainkannya sambil menunggu ayah disini".

"Bluuuuug", bola memantul ke dinding.

"Dan ini dia, tendangan terhebat dari seorang Luis Debolt. Kalian akan melihat nya", ucap Luis keras sambil menendang bola sekerasnya.

"Aaaaapaaaaa!!".

"Hannie, kenapa bisa terjadi seperti itu?. Kenapa bisa!!".

"Maaf pak Stev, aku sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi perusahaan kita tetap tidak bisa dipertahankan reputasinya", ucap Hannie sekretaris Steven.

"Upss, bolaaaa ku. Itu mengarah ke jalan, aku harus mengambilnya", ucap Luis berlari mengejar bola.

"Hey nak, heeey!!", teriak penjaga parkir yang sedang memandu seseorang memarkirkan kendaraan.

"Pokoknya saya tidak mau tahu Hannie, kamu urus masalah ini. Saya akan datang sebentar lagi", balasku pada ucapan Hannie.

"Tiiiiiiiinn".

Bunyi klakson mobil dari kejauhan yang mengarah kearah bola yang sedang dikejar Luis.

"Naaaaak, mundur!!",teriak penjaga parkir berlari berusaha menyelamatkan.

"Tiiiiinnn, Tiiinnnnn".

"Tapi pak", balas Hannie ketakutan.

"Saya tidak mau tahu Hannie, selesaikan masalah ini!!!", potongku dengan nada suara yang keras.

"Ayaaaaaaaaahh".

                                 ~

Hallo...  Halloo Hai pembaca Dad Who Is He??? ??. Waiitt, siapa nih yang udah menunggu kelanjutan dari cerita ini. Wah, tenang-tenang Mimin udah selesain cerita ini, semoga cerita ini semakin membuat kalian para pembaca semakin penasaran akan alurnya. Hehehe maafin mimin, Mimin telat lagi nih publish chapter 3 nya. Mimin janji gak telat lagi kok #Peace

Hehe Mimin kayaknya ubah jadwal ini, Mimin bakalan upload cerita baru lagi setiap hari selasa jadinya. Maafin mimin yang bimbang gini ya hehehe, Mimin belakangan ini suka sibuk nih. Jadi maklumin Mimin ya hehehe, apalagi Mimin bentar lagi ada kesibukan praktikum di kampus hehe harus bagi waktu deh.

support Mimin selalu?? tumpahkan di kolom komentar ya. *Comment Down Bellow*??.  So, jika banyak yang suka ceritanya, mimin janji akan teruskan kelanjutan ceritanya??.

Dukungan kalian sangat berarti buat Mimin??

Stay tune guyss
Love y All ??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience