Esoknya, Anggun merasa tubuhnya sakit semua akibat kemalangan semalam. Seperti batu besar jatuh keatas tubuhnya.
Tak disangka dia teresak menahan sakit yang dialaminya.
" Akakkk.. " Panggilnya perlahan.
" Akakkkk. Hiks, hikss, hikss. " Teresak lagi.
Anggrek mendengar panggilan adiknya. Dia dengan cepat masuk kebilik adiknya.
Melihat Anggun teresak dalam keadaan terbaring, dia dengan cepat mendekati.
" Kenapa Dik? " Tanya Anggrek.
" Ssakit kak. Hikss hikss. " Tangisnya mampu membuat Anggrek pun ingin sama mengalirkan airmata.
" Kat mana dik sakitnya? " Tanya Anggrek risau.
" Semua. " Kata Anggun lagi.
" Kita ke klinik ye, Akak minta tolong kawan akak bantu angkat kau ye dik? " Tanya Anggrek tak sanggup melihat Anggun kesakitan.
" Janji dengan aku, aku taknak duduk wad. " Kata Anggun.
" Boleh akak lihat badan kau ni? " Tanya Anggrek.
Anggun menganggukkan kepalanya memberi kebenaran.
Perlahan-lahan Anggrek membuka setiap butang baju tidur yang tersarung di tubuh Anggun. Alangkah terkejutnya Anggrek melihat lebam di atas dada dan perut Anggun lebam akibat hentakan yang kuat.
" Ya Allah dik. " Anggrek mengalirkan airmatanya melihat keadaan Anggun.
Handphone diatas meja berdering meminta diangkat. Anggun tak mampu bergerak.
" Biar akak ambil dan jawab. " Kata Anggrek.
Anggrek melihat nama sipemanggil yang tertera discreen phone Anggun. Serba salah jadinya nak angkat ataupun tak, apabila melihat nama sipemanggil.
" Siapa? " Tanya Anggun.
" Uncle Hussain. " Kata Anggrek.
" Angkatlah. " Kata Anggun.
" Tak. Akak takkan angkat. Akak taknak Anggun menuruti kemahuan mereka lagi lepas ni. " Kata Anggrek.
" Mereka pasti buat kecoh Kak. " Kata Anggun.
" Dah lah dik. Sampai bila nak jadi hamba pada mereka hah? " Tanya Anggrek geram pada Anggun yang tak fikir soal dirinya.
" Percayalah. 10 minit Anggun beri masa. Lonceng rumah akan berbunyi. " Kata Anggun.
" Kita lawan Dik. " Kata Anggrek.
" Dalam keadaan Anggun macam ni? Apa yang Anggun mampu buat. " Kata Anggun.
" Mesti Ummi dan Abah kat kamoung kena maki oleh Uncle Hussain kan? " Tanya Anggun.
" Ummi dan Abah pernah Call Akak, kalau boleh mereka nak akak bawak kau jauh dari sini dik. Jauh dari Mereka yang mementingkan diri sendiri. " Kata Anggrek.
" Nak lari kemana kak? Mereka pasti dapat cari kita. " Kata Anggun.
" Yang penting kau bertahan. " Kata Anggrek.
Tok!! Tok!!! Tok!!!
" Tengok, apa Anggun bagitahu? " Tanya Anggun.
" Sshhttt... " Jangan bersuara.
" Anggun!!! Anggrekkk!!! Bukak pintu ni!!! " Teriak suara lelaki diluar.
Mereka tahu siapa gerangan yang berada diluar apartment mereka.
" Anggun!!! " Teriak lelaki itu lagi.
Tokk!! Tokk!! Tok!!!
" Kau jangan nak bersembunyi kat dalam Anggun!!! " Teriaknya lagi.
" Kalau apa-apa jadi dekat adik aku, aku takkan lepaskan kau Anggun!! " Teriak lelaki itu lagi.
" Dia fikir nyawa si Dinda je. Habis nyawa kau dia tak fikir. " Kata Anggrek geram.
" Siapalah Anggun berbanding anak emas tu. " Kata Anggun.
" Shhttt. Akak call kawan akak kejap. " Kata Anggrek lalu menghubungi Zamarul.
Hanya beberapa deringan, panggilannya disambut.
" Morning Ayang. " Sapa suara ceria Zamarul.
" You, kat mana tu? " Tanya Anggrek berbisik.
" On the way tempat you. Kenapa? " Tanya Zamarul pelik mendengar suara Anggrek seperti berbisik.
" Tolong cepat. Ada orang mengamuk depan rumah Ayang ni. " Kata Anggrek.
" Mengamuk? Okeyy jangan bukak pintu. Tunggu sampai I datang faham. " Kata Zamarul terus mematikan panggilan.
" Jangan bising, tunggu kawan akak sampai. " Kata Anggrek.
" Anggun!!! Anggrek!!! Bukak pintu ni. Kau nak aku robohkan ke pintu kau ni!! " Tanya lelaki itu.
" Tak sedar diri, dia tu hanya anak pungut. Bukan anak kandung. " Kata Anggrek.
Membuat kecoh didepan rumah Anggun dan Anggrek, Menyebabkan jiran sebelah dan didepan rumah mereka keluar serentak.
" Maaf, kenapa kecoh depan rumah ni? " Tanya Ustaz Daud, jiran kanan rumah Anggun.
" Kau jangan nak masuk campur. Ni urusan aku dengan peremouan kat dalam ni. " Kata Fuad.
" Maaf Encik. Adab tu jaga sikit, Ustaz ni lebih tua dari kau. " Kata Amin jiran depan rumah Anggun.
" Dia tua ke apa, ada aku kisah? Yang aku nak sekarang, mereka keluar dan ikut aku ke hospital sekarang!! " Kata Fuad.
" Setahu kamilah, Anggun dan Anggrek rmtakde keluarga kat sini. Mak ayah dia ada kat kampung. " Kata Fahmi pula. Jiran sebelah Kanan.
" Aahhh. Aku peduli apa. Yang penting adik aku selamat. Hanya darah Anggun yang mampu selamatkan adik aku. " Kata Fuad lagi kasar.
" Astaghfirullah. Encik, Anggun tu bukan barang tau. " Kata Ustaz Daud.
" Peduli apa aku. " Kata Fuad.
" Banyak lagi darah orang lain yang didermakan pada tabung darah hospital. Kenapa mesti darah Anggun jugak kamu nak? " Tanya Amin.
" Darah orang lain tu belum tentu selamat. " Kata Fuad.
" Habis tu? Kau ingat Anggun tu dilahirkan untuk memberikan darah dia pada adik kau ke hah? " Tanya Amin.
" Peduli apa. Yang penting family dia tu tak mampu macam family kami. " Kata Fuad.
" Kami mampu buat apa je untuk penuhkan hajat Dinda. " Kata Fuad lagi.
" Memang macam nikan perangai orang kaya ni. Heyyy budak, keluarga kau takkan selamanya kaya. Sebab apa? Ni sebab nilah. Suka menindas orang bawah level korang. " Kata Daud.
" Kami takkan miskin. Korang yang miskin jangan nak masuk campur hal kitorang. " Kata Fuad.
" Anggun!!! Keluar!!! " Jerit Fuad lagi.
Medengar kecoh didepan pintu rumah mereka. Dengan segala kudrat yang ada, Anggun bangun dari pembaringan nya.
" Anggun.. Jangan. " Kata Anggrek.
" Tak sanggup Anggun kak dengar Haji Daud dan Abang Amin serta Abang Fahmi dihina macam tu. " Kata Anggun. Yang mendengar jelas setiap bait caci maki Fuad pada jirannya.
" Sabar. Sekejap je. " Kata Anggrek.
" Tak kak. " Balas Anggun.
Pintu dibukanya kasar. Wajah Fuad yang dilihatnya bengis, ditampar sekali dengan sisa kekuatan yang ada padanya.
" Jaga kata-kata kau Fuad. Aku hormat kau lebih tua dari aku. Tapi kau kena ingat. Kau tu hanya anak pungut. " Kata Anggun geram.
Fuad memegang pipinya yang terasa perit akibat tamparan dari Anggun. Wajah dipalingkan melihat Anggun.
" Aku anak pungut. Tapi mereka dah anggap aku sebagai anak mereka. " Kata Fuad.
" Kau cakaplah apa je. Kau tetap anak pungut. Dan tak layak dengan harta Uncle Hussain. " Kata Anggun.
" Kurang ajar lah kau ni Anggun!! " Herdik Fuad lalu menyambar tangan Anggun.
" Lepaskan aku lah syaitan!! Aku takkan berikan darah aku lagi oada Dinda!! " Kata Anggun melawan.
" Hoiii Fuad!! Lepaskan adik aku. " Kata Anggrek.
Haji Daud, Fahmi dan Amin membantu Anggun agar lepas dari cengkaman Fuad.
" Lepaskan Anggun lah!! " Kata Fahmi.
" Akubtakkan lepaskan dia. Dinda sedang bertarung nyawa kat hospital!! " Teriak Fuad.
" Aku rela mati Fuad, daripada aku dermakan darah aku pada Dinda lagi. 4 Tahun aku jadi penderma darah bagi Dinda. San aku pasti, hutang Abah dan Ummi dah langsai pada Uncle. " Kata Dinda.
" Langsai? " Tanya Fuad sambil ketawa terbahak-bahak.
" Hutang keluarga kau takkan oernah langsai Anggun!! Sampai mati kau tetao akan menjadi penderma darah pada Dinda. " Kata Fuad.
" Itu adalah perjanjian Abah dan Ummi kau pada Daddy. " Kata Fuad lagi.
" Tu janji mereka, takde kena mengena dengan kami. " Kata Anggrek turut sama berusaha melepaskan cengkaman tangan Fuad dilengan Adiknya.
" Kau ni menyusahkan lah Anggrek!! " Teriak Fuad lalu menolak kasar tubuh Anggrek hampir tersungkur namun sempat disambut Zamarul erat.
" Ayang okey tak. " Tanya Zamarul pada Anggrek.
" You. Tolong adik I. " Kata Anggrek.
" Ayang duduk sini. " Pinta Zamarul.
Dia melihat Fuad didepannya dengan seorang gadis disisinya yang menahan kesakitan.
" Dia? " Tanya Zamarul mengenali Anggun.
" Tolong Adik I you. " Kata Anggrek dalam esak tangisnya.
" Lepaskan dia Encik. " Kata Zamarul cuba untuk berlembut.
" Lepaskan? Lepas tu? Biarkan Dinda mati? " Macam tu? " Tanya Fuad.
" Carilah orang lain Fuad untuk dermakan darah pada Dinda. 4 tahun Anggun jadi mangsa korang. " Kata Anggrek.
" Boleh. Tapi bayar duit yang Abah kau pinjam dulu. " Kata Fuad.
" Berapa? " Tanya Zamarul.
" 500 ribu. " Kata Fuad tersenyum jahat.
" Kau memang siallah Fuad!!!! " Teriak Anggun di sisinya.
" Diamlah perempuan!!! " Tengking Fuad menarik shawl dikepala Anggun.
" Jangan buat Anggun macam tu Fuad. " Mohon Anggrek.
" Abah hanya hutang 5 ribu dekat Uncle Hussain. Kenapa boleh samapi 500 ribu kau mintak hah!! " Tengking Anggun.
" Sebab bunga dia Anggun. " Kata Fuad.
" Ingat Fuad, darah yanh aku berikan pada Dinda bukanlah free. Melainkan aku membayar hitang Abah dengan darah tu. " Kata Anggun.
" Kau tu bodoh Anggun. Sebab tu kau hanya mampu buka bengkel buruk kau tu. " Kata Fuad.
" Baik, saya akan bayar hutang tu. " Kata Zamarul.
" Tapi lepaskan dia. " Kata Zamarul lagi.
Zamarul tahu tak guna mereka berkeras dengan lelaki didepannya. Hanya dengan cara begitu, dia harap bakal adik iparnya akan dilepaskan.
" Bukan sekarang bro. Sekarang aku perlukan darah dia. Dinda tengah tunggu darah dia. " Kata Fuad.
Butang lif ditekan, dan pintu lif terbuka. Fuad menarik Anggun masuk kedalam bersamanya menuju ketingkat bawah apartment.
Anggrek dengan cepat, berlari menuruni anak tangga kebawah ubtuk mengejar Anggun. Zamarul juga mengejar Anggrek yang menuju ketingkat bawah.
Dia sempat menghubungi Izaffryl namun tiada jawapan. Akhirnya, dia menghubungi Mazlan teman kerjanya merangkap sepupunya untuk minta bantuan.
" Kenapa? " Tanya Mazlan.
" Kat mana? " Tanya Zamarul.
" On the ke pejabat. Kenapa? " Tanya Mazlan.
" Bantu aku dan Anggrek. Seorang lelaki bawak lari adik dia. " Kata Zamarul.
" Dimana? " Tanya Mazlan.
" Apartment Jalan Beta. " Balas Zamarul.
" Five minute. " Kata Mazlan.
Panggilan diputuskan. Zamarul dan Anggrek sampai dibawah dan melihat Fuad menarik kasar Anggun agar mengikutinya.
" Tahan dia!!! " Teriak Anggrek pada pengawal keselamatan.
Share this novel