Tiga Belas

Romance Completed 140186

Happy Reading!
Selamat memasuki surga cicilan ??????

??????????

Tangan Amanda bergerak secara alamiah naik dan turun. Meraba serta menikmati bagaimana bentuk lolipop milik pria sombong, arogan dan berwajah datar yang tengah asik melumat bibirnya.

Tidak perlu kursus atau belajar dari tutorial di youtube untuk mencari cara cepat membuka dan menurunkan celana yang tengah dipakai oleh seorang pria yang sedang dipuncak gairah. Tangan akan bergerak dengan sendirinya, dengan lincah dan gesit.

Amanda bahkan tidak sadar jika ternyata ia memiliki keahlian tersembunyi yaitu membuka ikat pinggang dan ritstleting celana seorang pria dalam waktu hitungan detik.

Desahan lolos dari bibir Darko di sela ciumannya.

'Inilah kenikmatan yang aku tunggu dari beberapa waktu yang lalu. Oh, sial! Akan jauh lebih nikmat jika lidah tak bertulang itu yang mencecapnya,' batin Darko sambil memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembut yang diberikan Amanda pada lolipop miliknya.

Amanda memberanikan diri menatap wajah Darko yang kini tengah memejam, meresapi setiap kenikmatan yang diberikan Amanda. Senyum miring, bangga akan apa yang dikerjakannya saat ini berhasil membuat pria arogan yang tengah berdiri didepannya ini mendesah nikmat.

Padahal biasanya ketika melakukan make out. Bagian seperti ini adalah bagian yang paling Amanda hindari. Ia tidak ingin memuaskan pria pasangannya dengan tangan bahkan mulutnya. Dia hanya mencari kepuasan untuk dirinya sendiri. Ingin menang sendiri, bukan? Tentu saja. Jika tidak seperti itu maka bukan Amanda Altakendra namanya.

"Touch it with your mouth!" desis Darko

Amanda sontak mendongak dan berdecih kesal mendengar perintah itu. Namun, seperti tersihir, wanita itu bukannya memarahi Darko melainkan memilih untuk kembali fokus pada mainan barunya.

Underware bermerek Calvin Klein berwarna putih itu diturunkan Amanda dengan pelan dan penuh kehati-hatian. Amanda memejamkan matanya, katakan saja dia wanita modern yang kuno. Berkali-kali make out dengan beberapa pria, tapi ia belum pernah merasakan atau melihat secara langsung bentuk lolipop pasangan randomnya itu.

Kupingnya hanya puas mendengar cerita yang dilontarkan oleh Nana mengenai bentuk dan ukuran lolipop seorang pria. Tapi, khusus sore ini, ia akan launching perdana mata, tangan bahkan mulutnya untuk menatap, merasakan langsung cerita-cerita yang Nana sampaikan padanya.

Darko tersenyum sombong ketika lolipop miliknya tegang dan berdiri dengan gagahnya membuat Amanda terkejut, terpukau dan tersentak.

'Jadi begini aslinya bentuk lolipop yang sering mampir dicelupkan ke wadah Nana. Apa milik pria Asia dan Western berbeda? Sialan! Aku lupa menanyakan detail seperti ini pada Nana. Harusnya aku mengorek informasi untuk detail seperti ini. Aku jadi terlihat wanita dungu seperti ini,' Amanda bergumam sendiri dalam batinnya.

Amanda dengan tangan gemetar namun raut wajahnya dibuat sedatar mungkin agar Darko tidak mengejeknya karena mendapati kenyataan jika ini kali pertama untuk perawan Asia sepertinya melihat dan memegang bahkan akan merasakan secara langsung lolipop seorang pria.

"Bukankah milikku begitu menarik bahkan menggoda?" sombong Darko. Amanda melirik dan berdecih. "Kau terlalu sombong, aku lihat sepertinya sama saja seperti yang lainnya," ucap Amanda asal.

Darko mengelus puncak kepala Amanda lembut.

"Kau masih saja ingin berbohong," bisik Darko dengan senyum miring yang tercetak di wajah tampannya.

"Aku tidak berbakat menjadi seorang aktris ternyata! Sialan! Diam, tidak perlu kau lanjutkan kalimatmu atau aku akan mengiris tipis lolipopmu ini," dengkus Amanda yang tidak ingin kedunguannya dibeberkan oleh Darko.

"It's okay! Aku akan menutup rapat kenyataan tentangmu itu. Lanjutkan saja pekerjaan menyenangkan yang sudah ada di depan wajahmu," ucap Darko.

"Setelah ini, biarkan aku pulang. Aku harus menjemput sahabatku!" tekan Amanda.

Darko memutar bola matanya, "Apa kita akan terus bernegosiasi seperti ini sampai milikku kembali terkulai lemah? Kau sangat cerewet!"

"Aku anggap ucapanmu itu adalah final kesepakatan kita," kata Amanda dengan senyum penuh kemenangan dan Darko hanya bisa menggeleng.

Menurut Darko, baru kali ini, ia melakukan blow job dengan seorang wanita dan berhenti-henti sejenak untuk berbincang. Memang sepertinya Darko tidak salah memilih wanita untuk dijadikan pasangan hidupnya. Amanda spesial, wanita modern yang langka. Jenisnya hampir punah, disaat semua orang beranggapan wanita seperti Amanda yang hidup dengan dunia malam, penikmat diskotik, adalah wanita yang sudah sering berganti pria. Namun pada kenyataannya, wanita itu masih perawan bahkan tidak pernah memegang, melihat serta merasakan langsung, alat penebar benih milik seorang pria. Kenyataan ini, Darko dapatkan dari sumber terpercayanya dan ternyata terbukti benar adanya.

Amanda memegang erat lolipop milik Darko. Panas, tegang, berurat serta sedikit lebih panjang dan besar. Dengan mata kucing tajamnya, Amanda mengamati dengan seksama bentuk serta tekstur milik Darko tersebut.

Tangan putih mulusnya begitu kontras dengan lolipop milik Darko yang berwarna sedikit coklat terang. Dengan perlahan, Amanda menggerakan tangannya maju dan mundur. Wanita itu terpukau saat gerakannya pelan seperti itu membuat Darko mendesah.

'Ternyata memainkan ini cukup menyenangkan,' batin Amanda.

Gerakan Amanda yang tadinya perlahan kini mulai agak cepat. Tidak seperti seorang amatiran, ia bahkan dengan bangganya menggerakan tangannya maju mundur. Meskipun sedikit pegal namun terbayar dengan desahan Darko yang semakin membakar gairahnya juga.

Darko menunduk, mengambil ujung dagu Amanda agar mendongak menatap matanya. Mereka berciuman tanpa tangan Amanda melepas aktivitasnya dibawah sana. Kenikmatan yang luar biasa bagi Darko dan pengalaman berharga untuk Amanda.

Darko memanfaatkan kedua tangannya dengan baik. Satu tangan tetap memegang dagu Amanda dan satu lagi sibuk meraih salah satu bukit kembar penghasil susu murni terbaik di dunia.

Darko menuntun Amanda untuk berdiri dan berpindah posisi. Ia duduk di ujung ranjang dan Amanda berada bersimpuh dilantai yang dilapisi oleh karpet bulu mewah. Posisi yang cukup menguntungkan untuk Darko dan posisi baru untuk Amanda. Darko menghentikan ciuman mereka dan mendorong kepala Amanda untuk mencicipi rasa alat penabur benih miliknya.

Lagi-lagi, Amanda seakan terhipnotis sehingga wanita yang biasanya senang berdebat dengan patuhnya mengikuti ucapan Darko. Memperhatikan sekali lagi lolipop Darko dan memejamkan matanya saat ia mencoba memasukkannya ke dalam mulutnya.

Ia pikir akan mengerikan rasanya, namun ternyata. Rasanya seperti tengah mengulum sosis tanpa saus. Lolipop Darko hambar, tidak ada rasa manis, asin, dan pahit untuk saat ini.

Lolipop jumbo yang pernah Amanda rasakan. Ukurannya cukup besar di dalam mulutnya dan jika dipaksa seluruh bagian lolipop itu masuk tentu saja ia pastikan sendiri akan tersedak. Jadi, ia memilih untuk memasukkannya separuh.

Hikmah dari menonton blue film serta membaca novel erotis ternyata bermanfaat kali ini. Ia tidak terlalu bodoh untuk tidak melakukan hal bodoh dengan menyenggolkan giginya secara sengaja yang bisa berdampak ke rasa sakit di derita Darko.

Amanda hanya mengulum, memainkan lidahnya dan bergerak maju dan mundur dengan tempo lambat kemudian agak cepat.

"Eugh... Can you do it faster?" desah Darko disela aktivitas kuluman Amanda di bawah sana.

Amanda seolah mengerti lantas menaikan tempo gerakan mulutnya secara piawai. Arsitek cantik itu harus berbangga diri atas prestasi yang dicapainya sore ini.

Darko terus mengelus kepala Amanda sambil mendesah dan sesekali mengerang dengan cukup keras. Darko siap memuntahkan lahar panas miliknya ketika dirasa lidah bahkan mulut Amanda bermain secara apik pada lolipopnya.

"I wanna cum! Inside or outside?" tanya Darko sambil mengelap peluh yang keluar dari dahi Amanda.

Amanda mendongak sambil menatap mata Darko tanpa melepaskan apa yang tengah ia kulum. Wanita itu memberi isyarat agar Darko mengeluarkan lahar itu di dalam mulutnya. Menjijikan tapi Amanda penasaran akan sensasi serta rasanya.

"Are you sure?" tanya Darko meyakinkan Amanda sekali lagi di sela geramannya menahan lahar panas yang akan dimuntahkan dari miliknya. Amanda mengangguk pasti dan bergerak semakin jadi.

Hanya butuh beberapa kali gerakan cepat dan permainan lidah, Darko tak segan melepaskan laharnya ke dalam mulut Amanda. Cairan putih kental memenuhi rongga dalam mulut Amanda.

Kepala Darko mendongak ke langit-langit kamar sambil memejamkan matanya serta menyuarakan kelegaan yang luar biasa. Lahar yang ia simpan dalam beberapa waktu terakhir ini, akhirnya keluar dengan cara yang cukup memuaskannya. Cukup. Ya cukup, hanya sebatas cukup, belum sangat puas karena ia menginginkan menabur benih ke dalam rahim wanita bar-bar sekaligus pemarah, dan keras kepala ini.

Amanda terbatuk dan mulutnya dipenuhi oleh cairan cukup kental yang rasanya sulit ia jelaskan. Ia segera berlari menuju toilet. Memuntahkan sebagian cairan tersebut kedalam wastafel dan sebagian lagi sudah tertelan dengan sempurna.

Amanda mematut wajahnya yang telah dibilas dari pantulan cermin. Ia menggeleng tak percaya atas apa yang sudah ia perbuat hari ini.

"Daebak! Kemajuan pesat yang luar biasa. Astaga, aku tidak menyangka, aku melakukannya dengan baik bahkan cukup baik menurutku. Pantas saja Nana ketagihan, ternyata memang begitu menyenangkan,"

"Aigoo~ Bagaimana rasanya jika lolipop itu berada di dalam wadahku? Lolipop pria bastard itu sepertinya lolipop raksasa. Maafkan aku Tuhan, aku benar-benar penasaran untuk kali ini merasakan bagaimana rasanya memberikan wadah celupan untuk lolipop itu," Amanda bergumam berbincang pada dirinya sendiri.

"Hidupku benar-benar jungkir balik ketika bertemu dengan pria itu. Darko Dio Rajasa, pria mengerikan yang berbahaya. Amanda, kau harus berhati-hati pada hatimu agar tidak jatuh hati padanya," Amanda melanjutkan gumamannya sambil memegangi dadanya. Detak jantungnya bergemuruh riuh saat ini.

??????????

Amanda keluar dari toilet setelah membersihkan dirinya dan puas mengobrol pada dirinya sendiri. Ia mencari keberadaan Darko, namun nihil. Pria itu tidak ada di ranjang tempat dimana ia baru saja memberikan kepuasan. Amanda berjalan menuju lemari pakaian yang ada di dalam sana. Ia pikir akan menemukan pakaian Darko saja, tapi kenyataannya. Ada beberapa pakaian wanita dan juga gaun berjejer diantara tuxedo milik pria itu.

Amanda berdecih. Api emosinya sedikit tersulut serta rasa curiga mulai timbul membabi buta.

"Cih! Memang dimana-mana pencuri tidak akan mungkin mengaku sebagai pencuri. Begitu juga dengan playboy! Bisa-bisanya mengatakan orang lain playboy padahal dirinya sendiri playboy. Apa-apaan ini, koleksi pakaian wanita. Mulutnya sangat pandai berkata-kata ternyata omong kosong!" gumam Amanda saat melirik sinis beberapa gaun yang tengah ia pegang dengan kencang penuh emosi.

Darko menggelengkan kepala melihat kelakuan Amanda di depannya. Gumaman Amanda nyatanya mampir dan terdengar jelas di telinga Darko.

Dengan handuk putih yang masih melilit dipinggang Darko, rambut acak-acakan serta tubuh bagian atas yang dibiarkan terekspos menunjukkan otot-otot dada lengan dan perut yang kencang. Darko mengamati tingkah laku Amanda.

"Jangan menyimpulkan sesuatu yang bahkan tidak kau ketahui pasti asal usulnya," ucap Darko sontak membuat Amanda menutup cepat pintu lemari. Seperti maling tertangkap basah, Amanda membalikkan tubuhnya segera menghadap Darko dan sialnya matanya lagi-lagi terkontaminasi serta otak liarnya segera menggentayanginya saat melihat penampilan Darko di depannya saat ini.

Amanda segera menyadarkan dirinya dan berusaha keras untuk fokus. Ia menaikkan dagunya dan menatap Darko dengan berani meskipun jantungnya tengah kebat kebit di dalam sana.

"Apa maksud ucapanmu? Kau menyindirku?" sinis Amanda. Darko berjalan dan bersandar pada dinding tak jauh dari Amanda berdiri.

"Kenapa kau tidak menanyakan langsung padaku mengenai gaun itu? Dibanding kau berbicara sendiri, menebak-nebak dan ujungnya kau menuduhku," kata Darko bersikap tenang.

"Cih! Untuk apa aku menanyakannya, kau tentu saja akan berkelit untuk menjawabnya. Seorang playboy memiliki segudang alasan," ucap Amanda ketus.

Darko berjalan melewati Amanda dan mengambil salah satu gaun yang ada di dalam lemari itu. Ia mengangkatnya dan seolah tengah mengukur besarnya gaun dengan tubuh Amanda. Amanda mendelik tak suka.

"Aku sudah yakin, aku bisa membawamu kemari untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti tadi bahkan lebih dari yang tadi. Untuk itu, aku sudah mempersiapkan gaun yang bisa kau pakai sewaktu-waktu aku merobek pakaian yang tengah kau pakai saat ini,"

"Aku tidak akan membiarkanmu selalu polos di bawah selimut tebal ranjangku. Kau tentu akan memerlukan semua ini. Jadi, jika kau pikir aku menyiapkan ini untuk wanita lain, kau salah besar. Ini semua untukmu," jelas Darko membuat Amanda mengerenyit tak percaya.

"Kau tidak percaya?" Darko melempar salah satu gaun berwarna putih yang masih memiliki pricetag pada Amanda. Amanda menangkap dengan cepat gaun itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini dengan pakaian berbau cairan benih masa depan kita. Ganti pakaianmu dengan gaun itu. Jika itu kekecilan atau kebesaran, kau boleh memanggilku playboy pembohong," Darko menantang Amanda.

Amanda menghentakkan kakinya kesal dan berjalan menuju kamar mandi untuk membuktikan ucapan Darko sekalian mengganti pakaiannya yang memang berbau khas.

Amanda terkejut, gaun yang dilemparkan oleh Darko tadi ternyata memang pas ditubuhnya. Tidak kebesaran atau kekecilan. Ucapan Darko ternyata terbukti dan Amanda terharu.

Gaun putih berlengan panjang terlihat begitu cocok di tubuhnya dan terlihat manis meskipun sederhana modelnya.

Amanda keluar dari kamar mandi dan menunduk malu. Darko yang sudah bersiap dengan kemeja hitamnya, memandang Amanda dengan lekat dan tersenyum miring.

"See! Ucapanku benar bukan. Kau saja yang suka menerka-nerka dan menuduh yang tidak-tidak padaku," sindir Darko.

Amanda berpura-pura tidak mendengar dan bersikap tak acuh dengan ucapan Darko. Ia melenggang menuju ruang santai, memoles kembali make up nya dan mengoles gincu merah menyala pada bibirnya.

Amanda bersiap untuk melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tetapi Darko menahannya.

"Urusan kita belum selesai," bisik Darko dan Amanda menatap Darko dengan tatapan nyalang.

"Apa maksudmu? Bukankah kau sudah puas hari ini. Aku sudah mengikuti kemauanmu," desis Amanda.

"Kau sudah puas kemarin, aku pun sudah puas hari ini. Tapi, kita belum saling memuaskan dalam waktu bersamaan. Aku menginginkan kau diatas ranjangku," tekan Darko.

"Akan aku pikirkan nanti. Lepaskan tanganku, aku sudah terlambat. Tidak perlu mengantarku," kata Amanda dengan percaya dirinya.

Darko tersenyum simpul dan menggelengkan kepala sambil membukakan pintu, mempersilakan Amanda untuk keluar.

"Take care, babe! I'll miss you," ucap Darko sambil mengecup singkat pipi Amanda. Amanda memicing dan mengancungkan jari tengahnya pada Darko.

??????????

Puaaaaaasss satu!
Next mau dibikin puas satu per satu atau mau langsung puas dua-duanya? ????????

Atau terserah Shin aja mau dibawa kemana yah, kayak biasanya kita muter bentar ??????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience