13.

Romance Completed 143720

Terima kasih sudah menunggu..Semoga suka dan selamat membaca....??

--------------------------------------------------------

Renita memilih untuk menunggu Anjani selesai sekolah. Ia ingin jalan-jalan sebentar. Rendra membiarkan keputusannya, ya dia senang karena punya kesempatan untuk berbicara dengan Diandra.

Rendra mengamati gerak gerik sekretarisnya. Sikapnya biasa saja sama seperti hari-hari kemarin. Tetapi lekuk wajah yang terkesan dipaksakan dingin dan datar membuat Rendra bertanya-tanya.

"Bisa kamu masuk keruangan saya sebentar?", suara di interkom memecah keheningan Diandra. Ia bergerak cepat menuju ruangan Rendra.

"Silakan duduk. Saya ingin bicara sebentar", ujar Rendra to the point.

Diandra menatap Rendra dengan perasaan campur aduk. Entahlah dia merasa ada sesuatu yang membahagiakan yang akan terjadi.

"Saya ingin melamar kamu, saya ingin kamu menjadi ibu untuk kami", Rendra mengeluarkan sebuah kotak warna biru dari laci mejanya.

Diandra hanya menatap datar kotak biru itu dan kedua netra Rendra menangkap ketidakpastian dalam mimik muka sang sekretaris.

"Kamu bawa dulu, saya sabar menunggu jawabannya", suara Rendra terdengar mengalah. Ia tak mau menambah beban pada Diandra.

"Tapi, Pak saya belum ingin menikah. Maaf saya menolak lamaran Bapak", Diandra mendorong kotak biru kembali kehadapan Rendra. Hancur hati Diandra saat ia berbohong kepada pria berhidung mancung itu. Ia kembali ingat nasehat adik sepupunya.

Tetapi benarkah sikap yang diambil Diandra?. Rendra berdehem dan mengalihkan pandangannya kearah jendela besar di sebelah kanan.

"Baiklah jika itu keputusan kamu, silakan kembali", ujarnya kembali setelah Rendra berpikir sesat.

" Terima kasih Pak. Saya permisi dulu", Diandra perlahan membuka kenop pintu.

Rendra masih termangu dengan penolakan Diandra. Rendra tidak mengira jika Diandra tidak menyukai dirinya.

Rendra menelungkup kedua tangan dan menjatuhkan kepalanya. Tak terasa air mata menggenang di pelupuk. Biar saja ia dibilang cengeng karena hatinya sedang sakit.

Anjani tersenyum melihat sang bibi menjemput dirinya. Renita memberikan isyarat agar segera pulang. Seorang perempuan menghampiri, dan menjabat tangan Renita.

"Maaf saya agak lancang bukannya kemarin yang menjemput Ibu Diandra, anda siapa ya?", Renita membulatkan kedua manik matanya.

Mbak Dian pernah jemput Anjani?, batinnya. Sebuah ide terbersit dikepala perempuan nyentrik itu.

"Saya bibi Anjani. Perkenalkan saya Renita. Adik kandung Pak Rendra".

Kedua perempuan tersebut tertawa bersama, dan akhirnya mempersilakan Renita untuk pulang.

Ya, semoga ide ini bisa mempersatukan Mas Rendra dan Mbak Dian, doa Renita.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience