Meski kini yang tinggal hanylah sebatas pernah
Secebis memori yang diulang tayang tanpa jemu
Tapi disini ... entahlah.
Aku , masih berbahagia menghayati
Manisnya cerita cinta kita.
Andai saja apa yang dulu
Diredhai sang Pencipta
Pasti kita masih tertawa bersama
Tanpa menangisi pendaman rindu tak kesampaian.
Pada awalnya langit yang cerah
Ku rasakan gelap tiba-tiba
Hilangnya kamu , benar-benar
Memberi impak pada hari-hari ku.
Terasa berat hati mentafsir
Sedang raga , terasa seakan dihempap
Jujur , aku tak pernah merasakan ini.
Teruntuk kamu , insan yang tepat
Namun muncul diwaktu yang salah
Tolong , kuatkan hati mu.
Kekasih , tunggu aku akan pulang.
Diwaktu yang tepat
Bersama segenggam memoriĀ
Dibawa juga selembar cinta
Akan ku cari jalan pulang
Mengejar bahagia kita yang dulu.
Pagi ini , dingin rasanya .
Pendaman rindu , jelas terasa
Mencengkam hati yang lagi ingin bertemu.
Lagu kegemaran mu yang satu itu
Tiba-tiba saja muncul dicorong radio
Rindu. Aku sangat rindu pada kamu.
Ya , aku tak pernah sejujur ini
Tapi , rindu yang memekar didada
Rasanya tak termampu didiam lagi.
Mahu saja ku berteriak rindu.
Mahu saja kamu ku hubungi
Tapi , apakah itu akan menyenangkan hatiĀ
Atau rindu didada semakin melebar sayapnya nanti ?
Hm. Aku cuma mampu berdoa.
Agar titipan rindu ini
Sampai , ke dasar hati mu yang paling dalam.
Semoga , kita cepat-cepat bertemu
Agar rindu tidak cuma terlerai
Dihadapan pintu memori.
Share this novel