Setelah kejadian di pesta ulang tahun bela semalam,Vania dan Gilang menjadi trending topic dikalangan mahasiswa dan mahasiswi di kampus.Banyak diantara mereka yang senang melihat Vania dan Gilang berpacaran.karena menurut mereka keduanya adalah pasangan yang serasi.
Namun ada beberapa juga dari mereka yang tidak menyukai hal tersebut.pasalnya wanita dan laki-laki yang mereka sukai ternyata sudah tidak lagi single.
Tidak hanya para mahasiswa dan mahasiswi saja yang kepo dengan hubungan Vania dan Gilang,tapi juga beberapa dosen di sana.bahkan ada yang menyebutkan bahwa semalam adalah hari patah hati nasional untuk mereka semua.
Vania benar-benar tidak menyangka kalau idenya untuk menjadikan Gilang sebagai pacar pura-pura nya di depan Dion mendapatkan respon seperti ini.bukannya menyelesaikan masalah,ide tersebut malah menambah masalah baru untuknya.
Vania menghela nafas panjang,apa boleh buat,nasi sudah jadi bubur.sekarang dia hanya bisa berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja.
"Woy!!!...ngelamun Bae,mikirin apa sih?" Tegur Gita sambil memukul lengan Vania dengan gulungan kertas miliknya.
Vania meringis sekaligus terkejut begitu melihat tiga pasang mata menatapnya penuh keheranan.astaga,vania baru sadar kalau saat ini dirinya tengah berada dikantin bersama dengan para sahabatnya.
"Hati-hati,tar kesambet loh?" Timpal Rika.
"Apaan sih git,gue gak ngelamun kok?" Elak Vania.dia segera meraih ice lemon tea miliknya kemudian mengaduk minumannya dengan sedotan.
"Alah,palingan Nia lagi ngelamunin pak Gilang tuh?" Goda bela.
Vania menghentikan pergerakan tangannya,menatap jengah gadis didepan,dari semalam bela tidak berhenti menggoda Vania.ingin rasanya gadis itu menjepit bibir bela.
"SOK TAU?!" Ucap Vania kesal.
"Gue gak sok tau.tapi emang gue tau kok?" Bela menjulurkan lidahnya mengejek Vania.
Disaat Vania dan bela sibuk berdebat tiba-tiba saja terdengar suara notifikasi dari hp milik bela.kedua mata bela langsung berbinar ketika melihat notifikasi tersebut.
"Kenapa loe,senyum-senyum gitu?" Tanya Rika saat melihat bela tersenyum-senyum sendiri menatap hpnya.
"Guys???" Bela memperlihatkan layar hpnya kehadapan sahabat-sahabatnya.Dan betapa terkejutnya Vania,Gita dan Rika saat melihat apa yang tertera di layar hp.
"*Njir!!!...loe di followback sama pak Gilang?" Ucap Gita tidak percaya bahwa akun Instagram bela di followback oleh dosen mereka.
"Yes,dan liat ini?" Bela kembali menunjukkan beberapa postingan yang baru saja di like Gilang.
"Kapan loe posting foto itu bel?" Vania membola ketika melihat postingan yang di like adalah foto dirinya yang tengah berdansa dengan Gilang.
"Lima menit yang lalu?" Jawab bela tanpa dosa.Karena penasaran sekali dengan hal tersebut Rika langsung mengambil hp milik bela.
"Wait,ini...kenapa yang di like cuma foto pak gilang sama Nia doang?" heran Rika saat melihat beberapa foto yang tertera di sana.jelas,yang dilike hanya foto Gilang bersama Vania saja.selebihnya tidak.
"Masa sih?" Vania yang juga penasaran merebut paksa hp ditangan rika.
Vania men scroll layar hp tersebut.dilihatnya beberapa foto disana.benar kata Rika tadi.yang di-like hanya beberapa saja.vania mengamati lebih dalam fotonya bersama Gilang.wajahnya langsung memerah melihat pose Gilang yang tengah memeluk pinggangnya dengan posesif saat berdansa semalam.
"Tampan?" Puji Vania dalam hatinya.tanpa Vania sadari sebuah senyuman terlukis di wajahnya.
"Khem!!!...biasa aja kali liatinnya.udah mulai ada rasa nih?" Goda bela lagi,kali ini sambil menaik-turunkan kedua alisnya menatap Vania.
"Enggak tuh?" Jawab Vania mengelak lagi.
Mungkin secara lisan Vania bisa mengelak,tapi tidak dengan bahasa tubuhnya.bela dan vania sudah bersahabat lama sekali,jadi bela paham dengan apa yang dirasakannya saat ini.
"Eh,gue penasaran deh sama akunnya pak gilang.kita liat yuk?" Bela mengambil hpnya dari vania lalu menaruhnya di ujung meja agar mereka bisa melihat semua.bela mengklik nama gilang.dan ya,tidak butuh waktu lama akun Instagram Gilang terpampang di sana.
Seperti dugaan mereka,dosen berperawakan tinggi dan putih itu bukanlah tipe laki-laki yang narsis.terbukti diakunya hanya beberapa foto saja yang diposting.
Dari sekian foto,ada satu foto yang berhasil mengalihkan perhatian keempat gadis tersebut.yaitu foto Gilang yang tengah dicium pipinya oleh seorang wanita di sebuah rumah sakit.bukan hanya itu saja,dibawah foto tertulis caption "Penyemangat hidupku".
Vania membatu,mendadak dadanya terasa sesak melihat kedekatan Gilang bersama gadis yang tidak dikenalinya itu.
================
Gilang terlihat serius mengajar para mahasiswanya didalam kelas.tanpa terasa waktu perjumpaan mereka telah usai.gilang segera membereskan buku di atas mejanya
"Baik semuanya,sampai disini perjumpaan kita hari ini.terima kasih?" Ucap Gilang mengakhiri kelasnya.
"Terima kasih juga pak?" Seru para mahasiswa dan siswi disana.
"Mm...Vania?" Tunjuk Gilang kearah Vania yang masih terduduk di kursinya.
"Saya pak.kenapa??" Tanya Vania.
"Tolong bawakan buku-buku saya.dan taruh dimeja saya?" Titahnya.baru saja Vania ingin berkomentar tapi dosen itu sudah berjalan keluar kelas.
"Udah,lakuin aja gih.dari pada tuh dosen ngamuk?" Ucap Rika.
"Oke.gue anter buku pak Gilang dulu.kalian kekantin aja?" Rika,Gita dan bela mengangguk setelah itu ketiganya bergegas keluar kelas.
Vania berjalan ke depan mengambil beberapa tumpukan buku diatas meja.karena terlalu banyak,membuat Vania sedikit kesusahan saat membawanya.
Beberapa kali buku tersebut hendak terjatuh.tapi untungnya Vania selalu berhasil menahannya.
"Sialan.nih dosen kayaknya lagi ngerjain gue deh?!berat banget cuy?!" Gerutu Vania selama perjalanan menuju ruang dosen.
Beruntung saat itu ruangan dosen tidak ditutup,sehingga memudahkan gadis itu untuk masuk kedalam ruangan.
"Ini pak bukunya?" Ucap Vania yang langsung menaruh buku-buku tersebut ke atas meja Gilang.
"Hm" Gilang tampak sibuk mencari sesuatu dilaci mejanya.
"Kalau gitu saya pamit dulu pak?" Baru saja Vania ingin berbalik badan,tiba-tiba suara Gilang mengagetkan dirinya.
"Siapa yang suruh kamu pergi?" Tanya Gilang.
"Ya abis nya tadi bapak gak ngomong apa-apa.saya fikir bapak udah gak butuh saya lagi?" Jawabannya.
"Duduk!!" Titah Gilang sambil melirikan matanya kekursi yang ada didepan mejanya.
Vania menghela nafas panjang.sepertinya dosennya yang satu ini memiliki kepribadian ganda.pasalnya semalam laki-laki itu terlihat manis dan romantis kepada dirinya.bahkan membuat Vania terbuai olehnya.tapi kenapa sekarang berubah menjadi menjengkelkan sekali.
"Kenapa pak?" Tanya Vania yang kini sudah duduk berhadapan dengan dosennya.
Gilang tampak terdiam menatap gadis dihadapannya.sekilas bayangan tentang kejadian semalam melintas di pikirannya.gilang tersenyum samar saat mengingat reaksi Vania ketika dirinya memuji gadis itu.
Gilang sangat menyukai sekali wajah merona milik vania.baru kali itu Gilang melihat Vania tersipu malu didepannya.
Gilang kini kembali terfokus pada wajah vania.Shitt!!!Kenapa baru sekarang Gilang menyadari kalau mahasiswinya ini sangat cantik.riasan natural diwajahnya membuat Vania terlihat cantik alami.pantas saja Dion tidak mau melepaskan Vania begitu saja.
Dan bibir itu???kenapa selalu menarik perhatian matanya dari semalam.gilang benar-benar penasaran dengan rasa benda kenyal itu.
Double shit!!belum pernah Gilang merasakan hal seperti ini kepada seorang wanita.apa sekarang Gilang mulai menaruh perasaan kepada Vania??tapi bagaimana mungkin??
Gilang memejamkan kedua matanya,merasakan debaran jantungnya yang mulai tidak karuan.sesaat laki-laki itu menginterupsi dirinya sendiri untuk tenang dan menghilangkan pemikirannya tentang Vania saat ini.
Disisi lain,Vania yang melihat keterdiaman Gilang sedari tadi merasa kebingungan.vania pun mengambil hp miliknya ditas kemudian membuka aplikasi kamera.dari layar gadis itu melihat penampilannya sendiri.tidak ada yang salah dengan penampilannya.semua terlihat normal-normal saja.tapi kenapa Gilang terdiam begitu melihat dirinya.
"Pak gilang?!" Tegur Vania sambil melambaikan tangannya didepan Gilang.
Hening
"Pak!!'
Hening
"Helloo???" Gilang langsung tersadar begitu mendengar mejanya diketuk oleh Vania berkali-kali.
"Iya,ada apa?" Tanya Gilang dengan bodohnya.vania memutar bola matanya dengan malas.
"Hhhuuufftt....Yang harusnya tanya ADA APA ITU saya pak??bukan bapak??lagian kenapa pak Gilang ngelamun gitu sih?!kalau emang gak ada hal penting,mending saya kekantin aja deh?" Vania hendak bangun Namun Gilang langsung mengintruksikannya untuk tetap duduk.
"Maaf?" Cicit Gilang.
Oke,ini adalah kesempatan terakhir untuk Gilang.jika setelah ini Gilang melakukan hal yang tidak jelas seperti tadi lagi maka Vania akan langsung pergi dari ruangan tersebut.
"Jadi,ada apa pak??" Tanya Vania.
"Khem!!..gini vania.Saya mau kamu jadi penanggung jawab Dimata pelajaran saya?" Ucapnya to the point.
Vania terkejut sekaligus kebingungan saat mendengar perkataan gilang barusan.apa dirinya tidak salah dengar.gilang memintanya untuk menjadi penanggung jawab Dimata kuliahnya.
"Ta-tapi kenapa harus saya pak?yang lain kan bisa??" Protes Vania.
"Karena saya maunya kamu.lagi pula kamu juga udah perbolehkan saya minta sesuatu sama kamu?" Jawabannya santai.
"Dan satu lagi.saya juga mau kamu jadi asisten saya mulai besok.TIDAK ADA PENOLAKAN?" Belum juga selesai keterkejutan Vania atas permintaan Gilang yang pertama tadi.sekarang Gilang malah membuatnya lebih terkejut lagi dengan permintaan kedua.
"Bapak bercanda kan?" Sampai detik ini Vania masih belum percaya dengan perkataan Gilang.
"Saya gak bercanda vania.saya serius?!" Ucapnya tegas.
Vania terdiam memikirkan kedua permintaan gilang.menjadi penanggung jawab kelas dan asistennya Gilang,sama sekali tidak terpikirkan olehnya.
"Ini?" laki-laki itu menyerahkan hp nya kepada Vania.
"Simpan nomor kamu.supaya kita gampang berkomunikasi?" Awalnya Vania merasa ragu untuk menerima Permintaan Gilang.tapi apa boleh buat.gilang sudah menolongnya semalam.
Vania menghela nafas sebentar kemudian mengambil hp milik Gilang dan mengesave nomor hpnya disana.diam-diam gilang tersenyum manis menatap Vania.entah kenapa membayangkan Vania memiliki banyak waktu bersamanya membuat hati Gilang merasa senang.
Jujur Gilang juga tidak tau kenapa dirinya meminta hal tersebut kepada vania.kedua ide itu selalu muncul di otaknya sejak semalam,seakan meminta Gilang untuk cepat merealisasikannya.
"Sudah pak,ini?" Vania menyerahkan kembali hp milik gilang.dengan cepat Gilang menghilangkan senyuman dibibirnya lalu menatap gadis itu dengan raut wajah datar.
"Terima kasih.sekarang kamu boleh kekantin?" Ucapnya.
"Oke?" Sejenak keduanya saling melempar pandangan namun kemudian Vania memutuskan pandangannya dan pergi dari ruangan tersebut.
Share this novel