BAB 8

Romance Completed 2500

Kosong seperti bayi yang baru lahir. Natalea tidak pernah tersenyum, bercakap dan ketawa seperti dulu.

Dan sejak itu Karl mengambil keputusan menjaga Natalea sampai ke akhir hayat. Dan rutinnya setiap hari pasti dibawanya Natalea ke tebing pasir itu. Karl berharap berlaku keajaiban.

Cukuplah jika dia dapat melihat Natalea tersenyum, ya memadai jika dia dapat melihat sekali lagi wajah nan ayu itu mempamer senyuman indah. Tidak putus-putus dia memanjat doa, meminta dan memohon agar doanya didengari dan dimakbulkan Illahi.

Saban hari juga dia hidup dalam rasa bersalah yang memberat dada dan jiwanya memikirkan apakah salahnya dimaafkan Natalea mengenangkan Natalea tidak mampu berbicara.

Sudah pasti dia merasa dosa itu akan di bawa hingga ke liang lahad, bahkan mungkin sampai ke akhirat.

Untuk kesekian kalinya airmatanya gugur lagi. Sejak peristiwa yang menimpa Natalea airmatanya mudah saja tumpah. Sesalnya tiada bertepi.

“Jom Natalea kita balik, haripun dah meningkat senja,” ujar Karl seraya memegang tangan Natalea yang masih duduk termenung jauh memandang lautan membiru di tepian pantai.

Mendengar suara Karl itu, seraya itu Natalea bingkas bangun tanpa menjawab sepatah. Dia menghulurkan tangannya pada Karl dan akhirnya mereka berdua akan berjalan berpimpin tangan berdua.

Apa yang berlaku segalanya diserahkan kepada Tuhan kerana bukan tugas manusia biasa seperti Karl untuk membaca hati manusia lebih-lebih lagi apa yang terbuku di dalam sanubari Natalea.

Apa yang penting bagi Karl dia sentiasa bersama dengan Natalea.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience