#1 Awal dari akhir kehidupan

Thriller Series 1303

"Wendy! Kau terlambat lagi, hah?" Ucap guru penjaga gerbang sekolah mengomeli Wendy.

"Maaf pak. Saya salah. Eh bapak tahu tidak, tadi malam itu saya du teror oleh seorang wanita loh pak. Dan tangannya, em lebih tepatnya bagian nadinya terluka. Bisa dibilang dia memotong nadinya." Ucap Wendy berusaha mengelabui penjaga gerbang sekolah itu.

"Halah palingan kamu bohongan doang. Saya tahu kamu itu pasti berbohong." Ucap penjaga gerbang sekolah itu.

"Wah bapak tidak percaya yah? Kemarin mata batin saya baru saja dibuka oleh paranormal. Hm dan yang meneror saya kemarin sekarang sedang ada di samping bapak." Ucap Wendy meyakinkan.

"Ha-hah yang benar kamu?" Tanya penjaga sekolah itu.

"Tentu dong pak. Wujudnya sekarang itu.. kaki terseret seperti habis digusur dan tangan kiri yang pu---"

"Sudah, sudah! Bisa mati saja jika kau terus jelaskan. Yasudah masuk sana." Ucap penjaga gerbang sekolah sambil memijat kepalanya.

"Nah gitu dong pak." Wendy lewat begitu saja didepan penjaga gerbang itu.

Wendy lewat di taman sekolah dengan santai.

Srak..
Bunyi semak-semak bergerak. Wendy berhenti berjalan dan memegang tengkuknya.

"Kenapa aku merinding?.. ah itu tidak mungkin." Wendy menggelengkan kepalanya. "Itu hanya kucing kok. Hahhh..." Wendy menarik nafasnya dalam.

"Tidak, tidak! Itu hanya tipuan yang kau berikan kepada penjaga gerbang sialan itu. Tidak ada maksud lain." Gumam Wendy lalu ia melanjutkan langkahnya.

"Hai gais!!" Seru Wendy saat memasuki kelas. Hari ini guru kelasnya tidak masuk, jadi hari ini adalah jam kosong.

"Hai, Wen." Sapa Irene

"Hai Rin." Sahut Wendy

"Woy temenin aku yuk? Aku mau ke toilet. Udah kebelet banget ini." Ucap Yeri gelisah menahan sesuatu di bawahnya.

"Yaudah deh." Jawab Wendy mengangkat bahu.

Mereka berdua pergi ke toilet. Yeri masuk dan Wendy menunggu diluar. Tak lama setelah itu Wendy melihat ada seorang gadis masuk kedalam toilet dengan membawa pisau.

"Hei, kau mau kemana?" Tanya Wendy melihat gadis itu.

"Jangan ikut campur!"

Suara seram dengan mata merah itu sukses membuat Wendy ketakutan. Dia membiarkan gadis itu masuk kedalam toilet.

Wendy menghela nafas. Dia kira gadis itu akan membunuhnya. Eh, tunggu.. dia masuk kedalam toilet?!

Wendy mengerjap beberapa kali dan barulah dia teringat pada Yeri.

Bersamaan dengan yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari dalam toilet. Sepertinya itu Yeri.

Wendy panik. Tampa aba-aba lagi dia langsung masuk ke toilet.

Brak!!

"Yer! Ada ap--"

Mulut Wendy membungkam. Dia tidak menyangka melihat semua ini. Gadis tadi menusuk dirinya sendiri!!!

Yeri yang berada dibelakang gadis itu hanya bisa menangis. Antara takut dan kasihan menyelimuti dirinya, begitu juga dengan Wendy.

Wendy segera menarik Yeri untuk keluar. Yeri menolak namun dengan segala ucapan Wendy membuat Yeri pasrah.

Mereka berdua keluar dari toilet. Tempat tujuan mereka berikutnya adalah ruangan kepala sekolah.

Drak! Drak! Drak!

"Pak! Buka pintunya pak!! Cepat!!"

Mereka berdua berteriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu ruangan kepala sekolah.

Cklek~

Pintu terbuka dan menampakan seorang pria dengan seragam guru.

"Pak, ada anak yang bunuh diri di toilet pak!!" Ucap Yeri masih dengan tangisannya.

"Apa?!" Kepala sekolah nampak kaget.

"Iya pak. Di toilet wanita lantai 2 ada yang bunuh diri dengan menusuk dirinya menggunakan pisau." Terang Wendy.

Kepala sekolah langsung bergerak. Dia memanggil beberapa guru dan segera menuju toilet wanita lantai 2.

Di sana, juga sudah ada murid-murid dari kelas Wendy.

"Wen.., ada apa sih?" Tanya Irene dengan raut wajah khawatir.

"Gi..!" Yeri sempoyongan dan langsung terjatuh ditubuh Seulgi.

"Kamu kenapa, Yer?" Tanya Seulgi khawatir.

"Sebaiknya bawa dia ke UKS." Ucapku. Wendy mengangguk lalu membawa Yeri ke UKS.

"Katakan padaku, ada apa?" Tanya Irene.

"Jadi tadi itu ada seorang anak gadis yang masuk ke toilet, bersamaan dengan Yeri. Dia membawa pisau ditangannya. Disaat yang bersamaan saat aku memikirkan Yeri, tiba-tiba ada suara teriakan dari dalam toilet. Aku langsung masuk dan melihat gadis itu sudah menusuk dirinya." Jelasku

"Ngeri ah."

"Iya ya, bukannya dia itu si Yeji ya?"

"Iya. Kasihan banget. Dia pasti tertekan dengan urusan keluarganya. Sudah dibuang oleh keluarga, kini malah bunuh diri."

"Iya ya kasihan banget."

Bisikan demi bisikan terdengar ditelinga Irene dan Wendy. Mereka berdua saling menatap dan menelan ludah bersamaan.

"Wen, jangan bilang kita akan terjerumus pada masalah." Ucap Irene ketakutan.

"A-aku juga tidak tahu, Ren. Tapi firasatku sih begitu.." jawab Wendy dengan ketakutan.

"Pak!! Ada seorang pemuda yang terjun dari atap sekolah!!"

Ucapan seorang gadis membuat kami semua menoleh kearahnya.

"Apa?!" Tanya kepala sekolah tidak percaya.

"Iya, pak. Kami sudah melarangnya tapi dia tetap terjun..!" Ucap gadis itu sambil menangis.

"Apa lagi ini?" Gumam Irene.

"Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya firasat kita berdua benar, Ren." Ucap Wendy.

Mereka menelan ludah. Apa arti dari semua ini?...

"Inilah awal dari akhir kehidupan kalian semua." Ucap seorang wanita berbaju serba merah dengan memamerkan gigi taringnya. Seketika wanita itu menghilang dan membuat bercak darah di lantai koridor.

Dan berawallah kisah teror arwah yang terus bergentayangan dan membunuh satu-persatu warga sekolah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience