Shafidah berdiri di hadapan rumah umi dan ayah zarif. Zarif telah masuk, Hatinya takut , bedebar.
"Sayang kenapa ni?" Tanya zarif , Nasib baik isterinya ni jenis ikut kata suami , La Sangat *Drowsy.
"Takut." Cukup perkataan tu boleh buatkan zarif mengerti tentang isterinya tu.
"Tak apa , Abang temankan." Zarif memengang tangan kanan pida , Pida melihat Muka zarif , Zarif membuat muka juling.
"Abang ni ! Orang tengah takut , dia buat lawak. Taknak arh masuk." Ketawa zarif dengan reaksi pida.
"Jangan sampai abang guna kuasa veto ya." Kata zarif dalam nada bergurau. Pida menjeling zarif .
"Mr. Veto betul abang ni !" Kata pida. Zarif mengelengkan kepalanya. Lucu.
"Dah la jum masuk." Dia membawak Aisyah dan pida masuk , masuk sahaja dalam rumah , zarif memberi salam.
"Assalamualaikum umi." Zarif memberi salam.
Pida berdiri , Dilihatnya sekeliling rumah tu. terimbas peristiwa yang dia pernah kena halau dari tempat ni.
"Waalaikumussalam , ya Allah zarif , Pida. " segera dia mendekati menantunya tu. Dipeluknya menantunya tu.
"Umi minta maaf pida , umi minta maaf." Pida hanya menaggukkan kepalanya.
"Tak apa umi , Pida dah buang semua perasaan tu , Ayah mana? " tanya pida dengan prihatin.
"Dia kerja." Kata umi , Terkejut pida.
"Kata abang , dia sakit . Abang apa ni" pida merenung tajam. Zarif hanya diam.
"Dia memang la sakit , Tapi demam je." Kata umi , Zarif terketawa.
Pida melihat zarif .
"Siap abang nanti !"
*********
"Sayang ." Panggilan zarif tidak diendahkan , Marah betul dia hari ni tak bertegur sapa langsung dengan suaminya. Sakit hatinya kena tipu hidup hidup !
"Sayanggg..." makin meleret panggilan tu , Naik bulu roma pida. Seram , Zarif memanggilnya dengan nada mengoda.
"Sayang ! Abang nak nangis ni." Kata zarif , Nangis? Meletus ketawa shafidah , geli hatinya. Encik polis nak nagis? Lahai.
Makin cepat pida mencuci pinggan kotor disitu , Nak lari ! Nak lari dari zarif ! Seram yak amat.
Zarif yang di belakang pida segera memeluk pida , Hampir terjatuh dia.
"Hish , abang ni. Lepas lepas pat , Merajuk ni. Merajuk ni." Pida cuba meleraikan pengangan zarif . Zarif melepaskannya .
Pida segera naik ke atas , Tersenyum zarif. Tahu pida hanya nak main main.
Mujur saja Aisyah malam ni tidur bersama neneknya. Jadi ada can mali can la zarif nak bersama bininya.
"Sayang masih marah lagi ke ?" Dia duduk di sebelah Pida yang duduk di sofa bilik zarif.
Pida hanya diam.
"Sayang , listen me okey. " zarif memengang tangan isterinya.
"Umi call bagitahu malam tu ayah sakit. And then abang gunakan nama ayah untuk pujuk pida balik. Cuma tokok "nak jumpa pida je." " Terang zarif dengan perlahan lahan.
Pida mendengar , Tu tersenyum..
"Pida tahu la , yang abang tu rindu pida. Nak jumpa , Cakap je rindu. Ni tak guna nama Ayah , Tak malu eh. Hahaha" usik pida pulak.
Bulat mata zarif , Tersenyum dia. Pandai isterinya kenakan dia.
"Seja bila ni pandai kenakan orang? " tanya zarif.
"Sejak Abang dekat dengan isteri dia." Usik pida .
Zarif mengeleng kepala , Pida baring pahanya. Mengantok , Muncul Idea diotak zarif.
Zarif mengusap bibir pida , Ditenung. Hatinya berdebar. Dilihatnya muka isterinya , Cantik.
Pida membuka mata , Di renungnya zarif dengan muka pelik.
"Kenapa suami aku ni usap bibir aku. " hatinya berbisik.
"Sayang.... jom " zarif mengenyitkan matanya.
Pida membulatkan matanya.
"Abang , Takyah eh nak mengada gada." Kata pida , Tapi zarif mengangkatnya ke katil.
Pida hanya diam . Zarif baru hendak membuka langkah .
"Wait wait a minute. Abang...." suara pida mengoda , Zarif tersenyum.
Pida mendekati zarif. Pida membisikkan sesuatu dengan nada mengoda.
"Sayang ni ! Baru nak tambah adik untuk Aisyah. Potong betul la ." Monyok muka zarif . Pida ketawa
"Eh , Betul la sayang kan period. Mana boleh lagi tambah adik untuk Aisyah." Kata pida , Zarif mencubit pipi pida. Ketawa pida , lucu betul suaminya.
"Tapi , Tak dosa kalau abang sentuh tak lebih dari pusat. Ada can ni " tersengih sengih zarif , pida menelan air liurnya.
"Tapi..."
Belum sempat pida mengelak , Zarif mengucup bibirnya. Terdiam.
"Mulut sayang ni kan , Banyak sangat kata. Haaa kan dah kena cium. Nak lagi?" Tanya zarif tersengih sengih.
Pandangan pida terhadap zarif tajam , Setajamnya.
zarif tak memperdulikanya , Dipeluknya isterinya sekuatnya.
"Abang ni , Tak bernafas pida tau. "
Zarif tersenyum. Dia berdiri dan berjalan ke suis lampu.
"Abanggg." Pida separuh merayu. Zarif tersenyum.
"Malam ni ada sikit belas kasihan , Lain kali tak boleh dah " Kata zarif , Dia mematikan lampu .
Pida tersenyum , Lalu baring dikatil. Terasa tangan di pinggangnya , Dia tahu itu zarif.
"Laila saeda my zaujah " Bisik zarif di telinga isterinya.
"Laila saeda juga abang." Pida menutup mata , Diulit mimpi lena.
Share this novel