Delapan Belas

Romance Completed 140178

Happy Reading gengs ??????

??????????

Kesadaran Amanda sudah pergi melayang entah ke mana. Ia bahkan tidak sadar jika tubuh bagian atasnya sudah polos. Otaknya sudah dipenuhi pikiran-pikiran kotor. Gairah dan nafsu membuatnya lupa akan prinsip yang ia pegang, bahkan sikap keras kepalanya luluh lantah ditangan seorang Darko, pria miskin ekspresi.

Amanda mengalungkan kedua tangannya pada leher Darko yang kini sedang membopongnya menuju kamar tidur pribadi wanita itu. Orgasme yang membuatnya ketagihan. Mungkin karena alasan ini juga Nana, sahabatnya begitu menyukai kegiatan bercocok tanam ini. Katakanlah ia sudah gila, kehilangan akal sehatnya, tapi kali ini, ia benar-benar mempersilakan Darko untuk menebar benihnya ke dalam lahan luas milik Amanda yang sama sekali belum pernah terjamah siapapun.

Bisa-bisanya ia begitu lemah dihadapan pria. Biasanya ia yang membuat pria mati kutu bahkan berlutut di bawah kendalinya, namun kali ini berbeda. Amanda harus memberikan applause pada pria mesum tampan serta kaya raya seperti Darko.

Inilah yang Amanda takutkan, sejak awal kemunculan Darko. Ia takut akan jatuh pada pesona sang pria.

Pria itu dengan tergesa membuka kemeja yang ia pakai. Melempar ke sembarang arah dengan tatapan mata lurus menatap satu arah yaitu Amanda. Darko menatap tubuh Amanda dengan tatapan lapar dan siap untuk menerkam. Amanda di ibaratkan santapan lezat bagi Darko.

Pria itu menunduk, membelai bibir merah Amanda. Sedangkan Amanda memilih untuk mengalungkan kedua lengannya pada leher Darko dan mengikuti ritme ciuman yang sedang dilakukan pria itu padanya.

Tangan Amanda turun mengelus dada bidang yang dipenuhi otot-otot kekar. Wanita mana yang tidak tertarik untuk membelai otot-otot six pack pria tampan. Apalagi prianya sejenis Darko.

Keduanya larut dalam ciuman panas yang penuh gairah. Entah setan mana yang membisikkan Amanda sehingga wanita itu memilih untuk mengulurkan tangannya pada bagian tubuh bawah Darko.

Sial! Tangannya secara alamiah, mencoba membuka jeans yang dipakai oleh Darko. Wanita itu berusaha membuka ikat pinggang mahal yang melilit pinggang Darko beserta jeans yang melekat di kakinya.

Sedangkan Darko memilih untuk membuat tanda begitu banyak pada bagian leher dan juga dada, di atas bukit kembar penghasil susu murni.

Darko tiba-tiba berdiri membuat Amanda bingung sekaligus terkejut. Tapi ternyata keterkejutan Amanda dan kebingungannya hanya dalam hitungan detik. Karena ternyata Darko berdiri karena melepas celana jeans yang ia pakai dan melemparkannya ke atas kursi kerja yang berada di dalam kamar Amanda.

Pria itu kini hanya memakai celana dalam sebagai penutup lolipop yang ingin sekali Amanda rasakan. Amanda ternganga melihat penampilan Darko. Kesadarannya mulai berangsur pulih tapi bukan untuk berlari menghindari kegiatan yang selama ini ia hindari, melainkan saat ini ia ingin berlari secepatnya ke dalam pelukan Darko.

Dalam pikiran Amanda, Darko terlihat bak model underwear yang sering muncul di majalah pria dewasa. Tubuh yang dipenuhi oleh otot-otot kencang begitu menggiurkan. Seperti melihat cokelat yang rasanya manis jika dijilat.

'Oh, Lord! Amanda, kenapa kau begitu mesum. Ck!!Bertele-tele sekali pria miskin ekspresi ini, apa dia tidak tahu kalau aku sudah tidak tahan untuk mencicipi tubuhnya,' batin Amanda.

Darko berjalan mendekat, menatap lekat kedua bola mata seperti mata kucing yang di miliki oleh wanita bermulut tajam yang kini berada di bawah tubuhnya. Ia menyusuri wajah wanita itu dengan jari jemarinya.

Jari jemari itu merambat dari wajah, leher, bagian dada, perut dan berhenti tepat di segitiga bermuda yang menutupi area terlarang milik Amanda. Sepanjang jari itu bergerak, Amanda menutup kedua matanya rapat sambil menikmati sentuhan yang diberikan Darko dan semua itu pula berhasil meloloskan desahan keluar dari mulut wanita itu.

"Uggghh..."

"KAU. MILIKKU!!! Aku tidak akan membiarkan orang lain merebut apa yang sudah menjadi milikku!" bisik Darko.

Mata Amanda terbuka dan mereka berdua saling menatap satu sama lain. Dengan berani dan membuang rasa gengsi yang tinggi, secara mengejutkan Amanda meminta pada Darko.

"Do it... NOW!!! In Me."

Darko membelalakan kedua matanya, tak percaya jika kalimat perintah itu akan keluar dari mulut seorang Amanda Altakendra padanya. Mengingat bagaimana keras kepala dan begitu menjunjung tinggi gengsi.

Senyuman miring selanjutnya muncul pada wajah tampan Darko. Ia bersorak dalam hati, sepertinya ia sudah bisa mengendalikan Amanda dan membuat wanita itu bertekuk lutut padanya.

Dengan gairah yang membara dan juga lampu hijau sudah terang benderang. Darko tidak ingin melewatkan kesempatan emas yang saat ini datang menghampirinya. Bisa saja dalam hitungan menit berikutnya wanita itu berubah pikiran, jadi ia akan melakukannya saat itu juga.

Darko segera melumat bibir Amanda dengan ganas dan tergesa. Ia juga menempelkan tubuhnya pada wanita itu, sehingga kedua bukit kembar penghasil susu murni terbaik di dunia itu ikut menempel pada tubuhnya.

Kedua insan manusia itu sibuk bergulat dan bertukar saliva serta saling membelit lidah. Darko menurunkan satu-satunya penutup area terlarang, wadah celup lolipop milik Amanda. Ia memandanginya sejenak, dalam hati ia masih sempat mengucap syukur pada Tuhan karena dipertemukan dan jatuh hati pada wanitaa pemilik tubuh indah dihadapannya.

Amanda tanpa disuruh sedikit membuka akses lebih lebar agar lolipop Darko bisa masuk ke dalam wadahnya. Pria itu menurunkan segitiga bermuda miliknya dan seketika lolipop miliknya berdiri kokoh, kuat, tegang dan berurat. Lolipop itu sudah siap dicelupkan ke dalam wadahnya.

Amanda memejamkan matanya ketika Darko secara perlahan mengarahkan lolipopnya pada wadah Amanda. Namun, suara ponsel milik Darko mengusik kegiatan celup mencelup mereka. Darko mencoba mengabaikan suara ponsel tersebut dan tetap berfokus pada kegiatan celupannya.

Tapi, semakin mendekati wadah, dering telepon Darko tidak berhenti. Darko terlihat mengetatkan rahangnya, menahan emosi.

'Fuck! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku. Akan aku patahkan lehernya,' umpat Darko dalam batinnya.

Darko berdiri, menjauhi tubuh Amanda dan berjalan dengan keadaan polos mengambil ponselnya yang terus saja berisik.

Amanda mengacak rambutnya kesal. Adegan puncak yang sangat ia dambakan harus tertunda akibat suara ponsel sialan itu.

'Oh God! Sedikit lagi... Astaga! Hanya sedikit lagi aku merasakannya dan harus berhenti mendadak! Ck...ck... Ini semua rasanya konyol!' pikir Amanda.

Braaaaakkk...

Praaaaaaang...

Amanda menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Ia tersentak kaget mendengar suara pecahan benda. Wanita itu yakin, Darko membanting ponselnya secara membabi buta.

Baru saja Amanda ingin turun dari ranjang namun, terhenti begitu saja karena Darko berjalan dengan wajah yang entahlah. Amanda pikir, itu adalah wajah paling menyeramkan yang pernah ia lihat yang dipasang oleh pria itu di wajahnya selama Amanda melihatnya.

Dengan wajah penuh emosi, Darko memakai pakaiannya dengan tergesa tanpa menoleh Amanda sama sekali. Amanda hanya memperhatikannya dengan penuh pertanyaan dalam otak cantiknya.

Merasa terabaikan, akhirnya Amanda memutuskan untuk bertanya.

"Kau akan pergi?" tanya Amanda dan ternyata pertanyaan itu sukses membuat Darko menoleh pada wanita itu.

Darko berjalan mendekati wanita yang sudah siap ia celup tapi gagal karena sesuatu hal.

"Aku harus pergi sekarang. Aku mencintaimu," Setelah mengatakan kalimat singkat itu Darko mencium bibir Amanda sekilas lalu pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun.

Amanda terperangah melihat perlakuan pria itu. Otaknya masih mencoba mencerna semua kejadian hari ini saat punggung Darko menghilang dari pandangannya.

Arsitek cantik itu berdiri mencari cermin lalu menatap pantulan tubuhnya di sana. Rasa tidak percaya dan seperti ia tidak mengenali wanita yang ada dipantulan cermin tersebut.

Rambutnya acak-acakan, bagian leher serta dadanya dipenuhi bekas merah kehitaman,  tanda kepemilikan yang diberikan Darko begitu banyak. Bibirnya membengkak akibat ciuman yang terlalu dahsyat yang ia lakukan bersama Darko.

"Demi Tuhan!! Aku terlihat seperti seorang slut! Ini benar-benar gila dan memalukan," gumam Amanda.

Wanita itu mendudukkan diri pada pinggiran ranjang dan menatap lurus tembok di depannya.

"Dasar PRIA SIALAN!!! MENINGGALKANKU TELANJANG BULAT, CELUP MENCELUP TIDAK JADI dan DIA PERGI BEGITU SAJA!!  ARRRGGGHH.... SIIIALAAAAN!" teriak Amanda kesal.

"Aku mencintaimu? HAHA- Kalimat cinta BULLSHIT!!! Bilang cinta tapi pergi begitu saja? Makan saja cintamu itu. Fuck!"

"Awas saja jika datang lagi menemuiku. Aku bahkan tidak sudi melihat wajah brengseknya lagi! Arrrgghh... DARKO BASTARD!"

Umpatan demi umpatan keluar dari mulut Amanda. Wanita itu kecewa sekaligus malu pada dirinya sendiri.

"Jangan sampai aib ini diketahui Nana. Dia pasti akan menertawakanku habis-habisan karena ditinggal pria dalam keadaan polos. Errr... Benar-benar memalukan!" Amanda bermonolog.

Wanita itu memilih untuk membersihkan tubuhnya. Otak warasnya kini sudah kembali padanya. Perasaan sukanya pada Darko berganti menjadi perasaan kesal luar biasa. Bahkan, timbul rasa dendam karena Amanda merasa dipermainkan dengan seenaknya.

"Aku membencimu Darko Dio Rajasa!" desis Amanda.

??????????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience