Vania menghela nafas kasar saat mendengar suara pintu yang terus digedor tidak sabaran dari luar.Dengan mata setengah terpejam gadis itu pun terpaksa bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu.
"Siapa sih?!" Gumam Vania kesal.
Ceklek!
Vania membuka pintu.sambil mengucek sebelah matanya gadis itu melihat sosok ibu deana yang tengah berdiri dengan raut wajah kesal.
"Ada apa sih mah???Nia masih ngantuk ini??" Ucap Vania dengan suara seraknya.
"Jam berapa ini?!Anak cewek kok bangunnya kalah sama anak ayam?!Buruan mandi!" Titah ibu deana.
"Nanti ajalah mah.nia masih ngantuk banget?" Tanpa memikirkan nilai kesopanan anak itu menguap selebar-lebarnya lalu menyandarkan kepalanya di sisi pintu.
"Gak ada.gak ada.pokoknya kamu harus mandi SE-KA-RANG!!CEPET!!kasian tau gak Gilang nungguin kamu di bawah dari tadi!!" Ucapnya.
"Ooohh...ada pak Gilang toh??" Vania menggaruk ujung hidungnya.dirinya masih belum menyadari seratus persen perkataan sang mama.
"WHAT!!!...ADA PAK GILANG MAH!!" Kedua matanya langsung membola.dirinya merasa terkejut bukan main.
"Iya?" Jawab ibu deana.
"di-dia ada dibawah?" Lagi-lagi ibu deana mengiyakan perkataan Vania.
Dengan terburu-buru Vania keluar kamarnya dan berlari menuju ruang tamu.untuk memastikan keberadaan Gilang dirumahnya.
"HEI!!!...KAMU MAU KEMANA VANIA!!!...MANDI DULU!!.." ibu deana berdecak kesal melihat tingkah sang anak kemudian ikut berlari mengejar Vania.
===================
Diruang tamu pak Teddy tengah mengobrol santai bersama gilang.dengan ditemani kopi panas dan beberapa cemilan di meja.
"Jadi nak Gilang ini lagi pendekatan sama Vania?" Tanya pak Teddy setelah gilang menceritakan hubungannya dengan Vania.
"Iya om?" Jawab Gilang tersipu malu.
"Jujur saya gak nyangka banget kalau kamu suka sama vania.bukan apa-apa.hanya saja nak Gilang ini kan seorang CEO dan dosen.sementara Vania....dia hanya mahasiswi biasa?" Ucap pak Teddy.
Gilang terkekeh pelan."Om bisa aja?" Jawabnya.
"Vania itu gadis yang pintar,dia salah satu mahasiswi berprestasi di kampus?" Sambungnya.
Pak Teddy tersenyum mendengar kata pujian dari Gilang."Vania adalah putri saya satu-satunya.saya sangat menyayangi dia lebih dari apapun.jadi saya harap kamu jangan pernah menyakiti hatinya seperti mantannya kemarin.kamu paham?" Gilang menatap pak Teddy lalu menganggukan kepalanya penuh keseriusan.
"Paham om.saya janji.akan selalu bahagiakan Vania?" Ucapnya tegas.
"Bagus.saya pegang janji kamu.tapi jika suatu hari nanti kamu melanggar janji ini,maka saya akan pastikan kamu gak akan bisa bertemu dengan Vania lagi?" peringat pak Teddy.
Gilang menelan salivanya dengan susah payah.entah kenapa saat mendengar peringatan dari pak Teddy hati Gilang dipenuhi rasa takut.ya,takut.membayangkan kehilangan gadis yang dicintainya saja sudah terasa sakit.apalagi jika itu benar-benar terjadi.
Ditengah-tengah perbincangan kedua laki-laki tersebut tiba-tiba saja Vania datang dengan tergesa-gesa menghampiri Gilang.
"Pak Gilang?!" Gilang yang terkejut mendengar seseorang memanggil namanya langsung menoleh ke arah Vania.
Gilang menatap dengan seksama gadisnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.dirinya cukup terpesona saat melihat penampilan Vania saat ini.
Baru bangun tidur saja tidak mengurangi sedikitpun kecantikan Vania.ditambah lagi dengan baju tidur bergambar Winnie the Pooh yang dikenakannya,menggemaskan sekali.
"Pak Gilang?!" Karena melihat Gilang yang hanya diam saja menatapnya,Vania pun segera menarik tangan Gilang dengan tidak sabaran.Gilang sedikit terkejut.namun sebelum pergi mengikuti Vania,Gilang terlebih dahulu berpamitan kepada pak Teddy.
"Sebentar ya om?" Pak Teddy mengangguk pelan setelah itu Gilang pun melangkah pergi mengikuti langkah Vania.Sekilas pak Teddy melihat kearah dua sejoli tersebut kemudian menggelengkan kepalanya.
"Pak Gilang ngapain sih Dateng kerumah saya?!" Ucap Vania setengah berbisik.dirinya terlihat celingak-celinguk,guna memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraan mereka.
"Kamu itu gak sopan ya.saya kan lagi ngobrol sama papa kamu?" Bukannya menjawab Gilang malah memarahi Vania atas tingkahnya barusan.
"Ya lagian pak Gilang duluan yang mulai bikin saya kesel.ngapain coba pak Gilang kesini?" Ucapnya kesal.
"Saya jemput kamu?" Jawab Gilang dengan santainya.vania mengerutkan kedua alisnya menatap Gilang kebingungan.
"Jangan bilang kamu lupa sama janji kita?" Gilang berdecak kesal kemudian langsung menyentil pelan kening gadisnya.
"Aish?!..bapak kok malah nyentil saya sih?!.." Vania menyentuh bagian yang disentil oleh Gilang.
"Kita kan janji hari ini mau ke Dufan?" Jelas Gilang mengingatkan gadisnya.Vania terdiam sejenak,dirinya mencoba untuk mengingat lagi janji mereka saat ini.
"Astaga?!.." Vania menepuk keningnya.
"maaf pak,saya lupa?" Gilang menghela nafas panjang lalu menggelengkan kepalanya.
"Makanya,kurangin menghayal oppa-oppa Korea itu.jadi gini kan efeknya.pikun?" Sindir Gilang.
Vania melotot sejadi-jadinya."Yeee...kok Bapak malah ngatain saya pik-" Gilang menutup bibir Vania dengan telunjuknya.
"Udah!!..jangan debad lagi.Lebih baik sekarang kamu mandi.saya tunggu kamu diruang tamu?" Titahnya.Baru saja Vania ingin berkomentar lagi,tapi dengan cepat Gilang menginterupsinya.
"Iya iya???nyebelin banget sih bapak ini?!" Sebelum pergi Vania menjulurkan lidahnya,meledek dosennya itu.gilang hanya bisa tersenyum kemudian pergi menghampiri pak Teddy yang masih berada di ruang tamu.
====================
Dufan
Hari ini adalah hari weekend.jadi wajar sekali jika Dufan terlihat penuh oleh pengunjung.namun hal tersebut tidaklah membuat Vania risih sedikit pun.justru suara riuh dari para pengunjung disana membuat gadis itu semakin bersemangat untuk memainkan semua wahana didufan.
"Apa yang mau kamu naiki terlebih dulu Vania?" Tanya Gilang.
"Mmm...kayaknya naik tornado seru deh?" Jawab Vania sambil menatap Gilang.
"Kamu gak takut?" Gilang menyelipkan beberapa helai rambut Vania kebelakang telinga.
"Tidak?!" Ucap Vania dengan yakin.
"Baiklah,kita kesana?" Gilang tersenyum manis dan langsung disambut oleh Vania.
Tidak butuh waktu lama keduanya sudah sampai di wahana tornado.sebelum wahana tersebut diaktifkan Vania menyempatkan diri untuk berfoto bersama Gilang.
"Pak,kita foto dulu yuk?" Pintanya.
"Foto???" Vania mengangguk cepat.Sekilas Gilang melihat sekelilingnya.
"Sekarang??" Untuk kedua kalinya Vania menganggukkan kepalanya.
"Yuk,sinian?" Titah Vania meminta Gilang untuk mendekat kearahnya.
Gilang pun mulai merapatkan tubuhnya ke tubuh vania lalu menaruh dagunya ke bahu gadis tersebut.
Cekrek!!
Cekrek!!
Cekrek!!
Setelah selesai berfoto Vania langsung melihat hasil fotonya.gadis itu tersenyum puas ketika melihat semua hasil tersebut.
Tidak lama wahana yang mereka naiki bereaksi.pertanda sebentar lagi wahana tersebut akan diaktifkan.
Gilang dan Vania kini saling melempar pandangan,mengisyaratkan mereka untuk bersiap-siap.perlahan tangan keduanya bergerak menggenggam satu sama lain.dan...
Satu
Dua
Tiga
Dengan kecepatan penuh wahana itu bergerak.secara bersamaan orang yang ada di wahana tersebut berteriak histeris.
=================
Wahana demi wahana sudah mereka naiki.tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14:15 WIB.
"Kkrruuukk"
Terdengar suara gaduh dari dalam perut vania.membuat si empunya langsung mengelus perut ratanya.
"Kamu lapar?" Tanya Gilang.
"Hehehe?" Gadis itu menyengir kuda.
"Kebetulan didekat pantai ada restoran favorit saya.kamu mau kesana??" Ucapnya.
"Saya ikut pak Gilang aja deh.yang penting cacing di perut saya ini gak demo lagi?" Jawab Vania dengan raut wajah lesu sambil mengelus perutnya yang lapar.
=================
Gilang membelokan mobilnya di restoran favoritnya lalu mengajak Vania masuk kedalam.setelah memesan beberapa makanan dan minuman keduanya pun duduk tenang di kursi bagian tengah restoran.
Gilang yang saat itu sedang membuka ponselnya diam-diam mengarahkan kamera ke Vania dan memfotonya beberapa kali.
"Pak Gilang foto saya ya?" Ucap Vania ketika menyadari Gilang telah memfoto dirinya secara diam-diam.
"Iihh pasti jelek deh?!Sini saya liat?!" Tanpa permisi Vania mengambil hp milik Gilang.
"Tuh kan...jelek...hapus-hapus?!" Belum sempat Vania menghapus foto-fotonya Gilang sudah merampas kembali hp miliknya.
"Ini gak jelek kok.malah cantik banget!" Ucap Gilang memuji sambil menunjukan foto hasil jepretannya.
"Eh,pak Gilang mau ngapain?" Vania terlihat panik ketika Gilang mulai membuka aplikasi Instagram.
"Saya mau upload foto kamu di Instagram saya?" Jawab Gilang dengan enteng.
"Yah,jangan dong pak.nanti saya diserang he-" terlambat,Gilang sudah mengapload semua foto-foto Vania di Instagram milik nya.
"Selesai?" Gilang tersenyum manis melihat foto yang baru saja dia upload.
Vania hendak membuka suara lagi,namun seorang pelayan datang menghampiri meja mereka dengan membawa pesanan.
Vania yang sudah kelaparan itu pun langsung memakan sushi pesanannya dengan lahap.kekesalan yang hendak dia lontarkan kepada Gilang kini sirna seketika.
Gilang terkekeh menatap wanita yang dicintainya."lucu sekali?" Batinnya.
Pipi vania menggembung akibat sushi yang dia makan.Merasa di tatap gilang membuat vania sedikit malu.
"Buaapak guak muakan?" Tanya Vania dengan mulut penuh makanan.
Gilang menggeleng cepat."saya liat kamu makan aja udah kerasa kenyang.kamu laper banget ya?" Vania memasukkan sushi kedalam mulutnya lagi lalu menganggukkan kepalanya.
Detik kemudian vania mengambil sushi dengan sumpitnya dan menyodorkan ke mulut Gilang.
"Aaa buka mulutnya?"
Dengan pandangan yang tidak lepas dari Vania,Gilang menerima suapan sushi dari gadisnya itu.
===============
"Kita kepantai yuk pak.saya mau liat sunset di sana?"
Begitulah ungkapan keinginan Vania setelah selesai makan.gilang yang tidak bisa menolak pun segera membawa Vania ketempat yang diinginkannya itu.
Deburan ombak terdengar jelas di telinga keduanya.angin laut sepai-sepoi menerpa tubuh Vania dan juga gilang.tenang dan damai,itu lah yang mereka rasakan saat ini.
"Saya boleh tanya sesuatu gak pak?" Ucap Vania di sela kegiatan berjalan mereka menelusuri tepi pantai.
"Boleh.tanya soal apa?" Gilang menoleh ke arah Vania yang tengah asik menikmati pemandangan pantai.
"Bener.kalau saya ini pacar pertama bapak?" Tanya Vania lalu segera menoleh ke arah Gilang.
Gilang terkekeh mendengar pertanyaan dari Vania."kenapa??kamu gak percaya?" Ucapnya.
Vania menggeleng cepat."Bukan gak percaya sih.cuma...aneh aja.pak Gilang itu kan ganteng,pinter,mapan pula.masa iya gak ada cewek satupun yang nyantol di hati bapak?" Ucap Vania keheranan.
Semula Gilang melipat tangannya di depan dada,namun kini tangan kanannya beralih menggenggam lembut tangan kiri Vania.sontak gadis terkejut dan langsung melirik ke arah genggaman tangan Gilang.
"Kamu tau vania.wanita yang datang mendekati saya itu banyak sekali.bahkan lebih banyak dari apa yang kamu pikirkan.tapi...mereka semua itu gak masuk dalam tipe wanita idaman saya?" Seketika Vania menghentikan langkahnya,membuat Gilang juga ikut menghentikan langkahnya.
"Berarti saya itu masuk dalam tipe pak Gilang dong?" Gilang menggelengkan kepalanya.
"Wait?!..kalau saya gak termasuk dalam tipe wanita idaman bapak,terus kenapa pak Gilang mau jadiin saya pacar??" Gilang tersenyum manis kemudian mencoba merapikan rambut Vania yang diterpa angin laut dengan kedua tangannya.
"Kamu memang bukan tipe wanita idaman saya.tapi kamu,adalah wanita pertama yang berhasil menarik perhatian hati saya?" Jelasnya.
"Jangan ngegombal?!" Vania yang sempat dibuat salting langsung mencubit perut Gilang lalu berjalan pergi.
Gilang mengaduh kesakitan kemudian segera mengejar Vania ."saya serius Vania?" Ucapnya.
"Tapi saya gak percaya.semua laki-laki itu sama pak.diawal ngomongnya manis,tapi pas akhirnya selalu nyakitin?" Vania masih enggan melihat ke arah Gilang yang masih terus mengejarnya.
"Apa perlu saya teriak sekencang kencangnya kalau saya mencintai kamu?" Secara bersamaan langkah Vania dan Gilang terhenti.dan dengan cepat gadis itu membalikkan badannya ke arah Gilang.
Vania menatap sekeliling,tidak lama gadis itu menampakkan smirk nya."silahkan?" Tantang vania.
Sama halnya dengan Vania,Gilang detik itu juga melihat sekelilingnya.terlihat ramai memang.tapi Gilang harus melakukannya demi menunjukkan kepada Vania bahwa dia benar-benar mencintai gadis itu.
Sambil memejamkan kedua matanya Gilang menarik nafas dalam-dalam."VANIA LARISSA PUTRI!!....SAYA MENCINTAI KAMU!!!..." Teriak Gilang sekencang-kencangnya,membuat pengunjung di pantai tersebut terkejut begitu juga dengan Vania.
"Gila?!..ini dosen kenapa nekat banget?" Gerutu Vania dalam hatinya.vania benar-benar tidak menyangka kalau Gilang akan melakukan hal nekat seperti ini untuk membuktikan rasa cintanya.
Vania yang malu karena ditatap banyak pengunjung disana segera menutupi wajahnya dengan telapak tangan.dan berjalan pelan menghampiri Gilang.
"Pak.kenapa teriak-teriakan gitu sih?!?bikin malu tau gak?!" Vania menatap Gilang penuh kesal.sesekali dirinya melihat beberapa pengunjung yang berada didekatnya.
"Saya kan cuma mau kasih bukti kekamu vania.gimana??kamu udah percaya kan kalau saya ini benar-benar mencintai kamu.atau kamu mau bukti lagi dari saya?" Gilang hendak berteriak lagi,namun dengan cepat gadis itu membungkam mulut Gilang dengan telapak tangannya.
"Saya percaya kok?" Ucap Vania lalu perlahan melepaskan bungkamannya.
"Mulut kamu bilang percaya sama saya.tapi raut wajah kamu masih meragukan saya,vania?" Lagi,Gilang hendak berteriak.,melakukan hal yang serupa seperti tadi.tapi dengan sigap Vania membungkam kembali mulut Gilang.
"Jangan teriak lagi pak,please??" Mohonnya.
Vania menatap manik mata Giilang,begitu juga dengan Gilang.setelah semuanya mulai tenang gilang melepaskan bungkaman tangan Vania kemudian mengecup tangan tersebut beberapa kali.
"Percayalah Vania,saya benar-benar tulus mencintai kamu?"
"Cuma kamu yang ada dihati saya?"
"I love you Vania,i love you?" Ucap gilang dengan penuh ketulusan.
Entah kenapa disaat Gilang berkata seperti itu hati Vania menjadi hangat dan damai.apakah ini pertanda bahwa dirinya sudah bisa mencintai Gilang sepenuhnya.
Vania mengarah pandangannya ke mata gilang,lalu turun ke hidung dan berakhir ke bibir tipis milik Gilang.tanpa sadar ibu jari Vania mengelus lembut bibir tersebut.bibir yang telah berhasil merebut first kiss nya dimalam itu.
Gilang terdiam saat ibu jari Vania mengelus lembut bibirnya.dan kini hal yang serupa juga dilakukan oleh Gilang.
Entah bisikan dari mana,perlahan Gilang mendekat wajahnya ke wajah sang kekasih.
Dekat
Semakin dekat
Hingga akhirnya
"CUP"
Gilang mengecup bibir vania.sesaat laki-laki tersebut menatap sang kekasih.terlihat Vania hanya memejamkan kedua matanya.karena tidak ada perlawanan Gilang pun melanjutkan aksinya.gilang merengkuh tubuh gadisnya,Dilumatnya bibir atas dan bawah Vania dengan lembut dan penuh perasaan.
"Mmmmm"
Vania yang mulai terbuai dengan ciuman Gilang perlahan membalas ciumannya dan melingkarkan kedua tangannya di leher Gilang.
Share this novel