Cicit burung dan sinar matahari membangunkanku dari tidur pulasku malam ini. Aneh kurasakan dalam tubuh ini, kucoba gerakkan kedua kaki ini tapi, rasanya sulit sekali. Kucoba dan terus ku coba. Tapi hasilnya nihil dan malah aku yang jatuh dari tempat tidur.
“Pa… Ma… tolongin Sinar” Teriakku keras.
Orang tuaku bergegas menuju bilikku yang berada di ruang atas mukanya tampak gelisah.
“Sinar!” ucap Mama syok
Papa langsung menggendongku ke atas tempat tidur sedangkan mama langsung menelepon doktor pribadi. Selang beberapa menit kemudian doktor tersebut datang dan langsung memeriksaku.
“Dik… kakinya ga bisa digerakin mulai kapan?”
“Tadi, dok pas bangun tidur.”
“Apa adik sering pusing?”
“Iya dok”
Setelah diperiksa oleh dokter, doktor keluar dari bilikku diikuti dengan orang tua ku. Mereka berhenti di depan bilikku dan berbincang-bincang menyangkut penyakit yang diderita oleh ku.
“Gimana dok, anak perempuan kami.”
“Anak perempuan Ibu harus di periksa darahnya dan tadi saya sudah mengambil sampel darah anak ibu untuk diperiksa lebih lanjut dan kakinya mohon jangan dipijit.”
“Baik dok.”
Doktor pergi meninggalkan rumah kami dan mama menemaniku di bilik.
“Ma.. Aku kenapa?”
“Mama juga belum tau. kamu harus diperiksa dulu darahmu di laboratorium.”
“Separah itu ma?”
“Mama tidak tau.”
Share this novel