Bab 8

Romance Series 13684

Pagi menjelang,suara alarm pun mulai terdengar meraung-raung,membangunkan sosok Gilang yang masih tertidur pulas di atas ranjang.gilang membuka matanya perlahan dan berbalik badan melihat jam di nakas.

Waktu menunjukkan pukul 06:15.itu tandanya dia harus bangun dan mandi sebelum berangkat ke kantor.gilang berusaha membangkitkan tubuhnya.namun kepalanya terasa berat.

Gilang menempelkan punggung tangannya di kening,terasa panas membara.sial,ini pasti efek hujan-hujanan semalam saat dirinya pulang dari kantor.

"Bunda?!" Seru Gilang memanggil bundanya.

Tidak lama pintu kamar Gilang terbuka.namun bukan ibu Hanna yang nampak,melainkan sosok bi Surti pembantu di rumah kediaman Gilang.

"Kok bibi yang Dateng?bunda mana?" Tanya Gilang yang masih dalam posisi terbaring di ranjang.

"Maaf den.anu...mmm...ibu pergi keluar kota nemenin bapak.katanya ada urusan kerjaan di sana?" Jawabnya.

"Jam berapa bunda sama ayah pergi bi?" Tanya Gilang lagi.

"Jam empat subuh tadi den?" Jelasnya.

"Ya udah bi.makasih?" Bu Surti mengangguk kemudian pergi meninggalkan kamar Gilang untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.

Ya Tuhan,sekarang Gilang harus bagaimana.biasanya ketika dirinya sakit sang bunda lah yang merawatnya.tapi bundanya saat ini sedang tidak ada dirumah.

Gilang mencoba untuk kembali bangkit.namun tidak bisa,tubuhnya begitu lemah saat ini.gilang berusaha mengambil hpnya di atas nakas.dan berhasil.

Setelah benda pipih itu sudah digenggamannya Gilang pun segera mencari kontak yang ingin dia hubungi.

===============

Vania sedang tertidur lelap dikamarnya.dia benar-benar mengantuk karena semalaman begadang nonton drama korea dan baru tidur dini hari.

Alarm berdering,masih dalam keadaan mengantuk Vania mengambil benda itu lalu mematikannya.bukannya bangun Vania malah melanjutkan kembali aktivitas tidurnya.

Selang beberapa menit terdengar suara bising lagi,namun kali ini bukan berasal dari alarm,melainkan hp miliknya.

"Duuhhh... siapa sih yang nelfon pagi-pagi gini?!" Gerutunya.

Vania mencoba untuk mengabaikannya,dengan harapan orang yang menelponnya tidak akan lagi menelpon.tapi sepertinya pemikiran itu salah,hp itu kembali berdering lagi dan lagi.

Dengan perasaan dongkol Vania mengambil hpnya kemudian mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Halo?" Ucap vania dengan suara serak nya.

"Kamu uhuk!!...bisa kesini sekarang uhuk..?!" sahut orang di telpon yang diselingi suara batuk-batuk.

Vania mengerutkan keningnya lalu melihat kelayar ponsel,nomor baru,batin Vania.

"Loe siapa?" tanya gadis itu.

"Saya Gilang?" Jawab orang di sana.

Vania terdiam beberapa detik,kemudian dirinya melotot terkejut.cuma ada satu orang yang bernama gilang,siapa lagi kalau bukan dosennya yang dingin dan nyebelin itu.

"Halo?" Ucap Gilang lagi.

"O-oh ya,halo pak?" balas Vania gugup.

"kamu bisa kesini sekarang!" Gilang mengulangi perkataannya.

"kemana?" tanya Vania mengernyitkan dahinya.

"Nanti saya kirim alamatnya,uhuk?" Terdengar suara batuk lagi.

"Ehh sebentar,mau ngapain pak saya kesana?" Vania merasa panik.apakah dia melakukan kesalahan lagi kepada Gilang sehingga dipanggil seperti ini.

"Kamu lupa,kamu kan asisten pribadi saya sekarang?" Ucap Gilang mengingatkan.

"Tapi kan ini diluar kampus pak?" protes Vania tidak terima.

"Vania,please.saya butuh kamu sekarang.cepat datang kesini?" Detik berikutnya panggilan terputus.vania mendengus kesal.kenapa laki-laki ini selalu menyebalkan.

=================

"Pagi pa...ma?!" sapa Vania kepada orang tuanya diruang makan.

Terlihat sang papa tengah menyeruput kopi hitamnya.sementara sang mama tengah sibuk menyiapkan roti selai di meja makan.

"Tumben kamu udah bangun??bukannya kata kamu hari ini kuliah siang?" Tanya ibu deana.

"Iya mah,Nia kuliah siang hari ini.tapi ada urusan sebentar sama orang?" Jawabnya.

Vania duduk bersebelahan dengan sang papa lalu mengambil roti selai yang diberikan sang mama.

"Urusan sama siapa pagi-pagi gini?" Pak Teddy melirikan matanya ke arah jam ditangannya.waktu menunjukkan pukul 06:55 wib.masih terbilang pagi untuk bertemu dengan seseorang.

"Dosen pah?" Jawab Vania dengan mulut penuh makanan.

"Dosen??" Ucap pak Teddy memastikan.kini laki-laki itu melempar pandangan kearah sang istri.

"Sia-"

"Udah ya pah,mah.nia berangkat dulu?" Vania meraih gelas berisikan susu kemudian meneguknya tidak sabaran.sebelum beranjak Vania terlebih dahulu mencium tangan kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum?!" Pamitnya.

"Wa'alaikum salam?" Jawab pak Teddy dan ibu deana bersamaan.

================

Vania kini sudah berada di depan rumah bernuansa putih.sesaat dirinya melihat kembali alamat yang dikirim oleh Gilang.

"Alamatnya udah benar kok?" Gumam Vania lalu mencari seseorang disekitaran halaman.

"Cari siapa non?" Tanya seorang security yang berjaga didalam pos.

"Mm...maaf pak.apa benar ini rumah Gilang Aditya Pratama?" Ucapnya.

"Iya,benar.ini rumah den gilang.non udah ada janji?" Tanya security itu lagi.

"Sudah pak?" Vania mengangguk tegas.Setelah memastikan hal tersebut,security itu pun membawa Vania masuk kedalam rumah.

Vania duduk diruang tamu sendirian,dengan suguhan teh hangat dimeja tepat didepannya.sesekali dirinya melihat sekeliling ruangan yang luas itu.sepertinya Gilang bukan orang biasa.buktinya saja rumah ini mewah sekali.tapi dengan siapa laki-laki itu tinggal.tidak mungkin kan rumah seluas dan semegah ini Gilang hanya tinggal sendiri.

Disaat Vania sibuk dengan pikirannya,datanglah bi Surti menghampiri Vania."Kata den Gilang,non Vania diminta kekamar Aden aja.mari non bibi antarkan?" Vania mengangguk lalu berjalan mengekori bi Surti.

"Silahkan non?" Ucap bi Surti setelah membuka pintu kamar Gilang.

"Makasih bi?" Vania tersenyum ramah.

Sepeninggal bi Surti,Vania segera memasuki kamar Gilang.baru juga selangkah,Vania sudah dibuat takjub dengan kondisi kamar tersebut.rapih,bersih dan wangi.jarang sekali ada kamar laki-laki yang seperti ini.

"Ngapain kamu bengong disitu?" Ucap Gilang yang berhasil membuat Vania terkejut setengah mati.

Oh shit!! Gara-gara terhipnotis dengan kamar Gilang,Vania tidak menyadari ada seseorang yang melihatnya di ranjang.

"Maaf pak?" Kini Vania berjalan mendekati ranjang.

"Ada apa pak Gilang panggil saya kesini?" Tanya Vania.

Eh,tunggu.ada apa ini.kenapa penampilan Gilang semerawut gini.wajahnya terlihat pucat sekali,rambutnya pun acak-acakan,dan kancing atas piamanya juga terbuka.

"Pak Gilang sakit?" Entah apa yang merasukinya,tiba-tiba Vania duduk di tepi ranjang dan langsung menempel tangannya di wajah serta leher Gilang.

"Gila,badannya panas banget?" cicitnya.

"Kamu ngatain saya gila?" Dalam keadaan sakit saja Gilang masih bisa melempar tatapan tajam kepada mahasiswinya itu.

"Maaf pak.bukan gitu maksudnya-" ucapan Vania terhenti saat jari telunjuk Gilang menempel di bibir Vania.

"Saya sedang gak enak badan vania.tolong buatkan saya bubur ayam ya?" Pinta nya.

Vania terbelalak mendengar perkataan gilang.what the hell!!...jadi Gilang memintanya datang kemari hanya untuk membuatkan dia bubur ayam.lah terus apa gunanya bi Surti dirumah gilang.kalau hal tersebut harus dilakukan oleh Vania.

Vania menepis tangan Gilang.dirinya beranjak dari tempat tidur dan menatap Gilang tidak suka.

"Wait,jadi bapak manggil saya cuma untuk hal ini?" Gilang yang masih belum bisa bangun hanya mengangguk lemah di kasur.

"Saya minta tolong vania.biasanya bunda saya yang buatkan.tapi sekarang bunda lagi gak ada dirumah?" Jelasnya.

"Maaf pak saya gak bisa.saya pulang dulu?" Vania hendak beranjak tapi dengan cepat Gilang mencekal pergelangan tangan mahasiswi itu.

"Vania,please?" Lirih Gilang sambil menunjukkan puppy eyes.

Vania menghela nafas,entah kenapa dirinya menjadi tidak tega melihat kondisi Gilang yang lemah di depannya.

"Baiklah?" Ucap Vania pasrah.

Senang,tentu saja Gilang senang.lagi-lagi sangat mudah bagi dirinya untuk membujuk Vania.

"Terima kasih.kamu bisa minta tolong bi Surti kalau butuh bantuan?" Vania mengangguk paham.

===============

Vania mencari keberadaan bi Surti didapur,namun gadis itu tidak menemukan sosok wanita paruh baya yang menjamu nya diawal kedatangannya tadi.

"Non cari saya?" Ucap bi Surti dari arah belakang Vania.

"Eh,iya bi?" Vania kaget lalu menggaruk tengkuknya.

"Mmmm...itu...pak Gilang minta saya-"

"Buat bubur ayam ya non?" Potong bi Surti.

"Iya,kok bibi tau?" Tanya Vania keheranan,padahal kan dirinya belum berkata kepadanya.

"Setiap kali den Gilang sakit pasti den Gilang minta dibuatkan bubur ayam sebelum minum obat.biasanya nyonya yang buat,tapi sekarang nyonya lagi pergi temani tuan keluar kota jam empat Subuh tadi?' Vania hanya ber oh ria mendengar penjelasan bi Surti.

"Semua bahan-bahan ada di dalam kulkas non.mau bibi bantu gak?" Ucap bi Surti menawarkan bantuan kepada Vania.

"Gak usah bi,makasih.saya bisa sendiri kok?" Vania kembali melemparkan senyum ramahnya.

"Ya udah non.kalau gitu bibi kerjakan yang lain dulu?" Sekilas bi Surti melihat sosok Vania secara keseluruhan,dalam hatinya bertanya-tanya siapa kah sosok tersebut.kenapa anak dari majikannya ini terlihat dekat sekali dengannya.namun bi surti enggan bertanya,dia tau posisinya dirimah ini hanyalah seorang pembantu dan tidak pantas baginya untuk mencampuri urusan majikannya.

Sementara Vania sibuk membuat bubur,didalam kamar Gilang terlihat senyum-senyum sendiri.tidak tau kenapa dirinya merasa senang sekali saat Vania mendatangi rumahnya.terlebih lagi saat ini Vania sedang membuatkan bubur ayam untuknya.

Jantungnya berdetak kencang saat melihat penampilan gadis itu.lagi-lagi Gilang terpesona dengan penampilan sederhana seorang Vania.

"Loe kenapa sih Lang??" Ucap Gilang pada dirinya sendiri.

"Come on lang.jangan bilang loe mulai suka sama Vania.aarrgghhh!!!" Gilang mengusap wajahnya dengan kasar.

Gilang mengambil hp nya kemudian membuka aplikasi instagram.dilihatnya foto Gilang bersama dengan Vania yang di tag oleh bela.lagi dan lagi senyum terkembang di wajahnya.

"Cantik?" Batinnya saat melihat Vania yang tengah berdansa dengan dirinya.

===============

Tidak membutuhkan waktu lama bubur ayam buatan Vania pun jadi.vania segera menaruh bubur tersebut kedalam mangkuk putih berukuran sedang.tidak lupa dirinya memasukkan kuah kaldu,suwiran ayam goreng,kacang,bawang goreng,seledri,krupuk dan kecap.

Done

Kemudian Vania menaruh mangkuk berisikan bubur diatas nampan.bersamaan dengan segelas air putih dan beberapa obat yang dibutuhkan oleh Gilang.dengan penuh percaya diri gadis itu berjalan menuju lantai dua,tempat Gilang kini berada.

Tok tok tok

Sebelum masuk Vania mengetuk pintu kamar terlebih dahulu.setelah mendapatkan izin dari Gilang gadis itu pun segera masuk ke dalam kamar.

"Buburnya udah jadi nih pak.makan dulu yuk?" Ucap Vania.

Gilang mengangguk,laki-laki itu berusaha untuk bangun.melihat sang dosen sedikit kesusahan untuk bangkit,Vania pun berinisiatif membantu gilang.ditaruhnya nampan diatas nakas.dengan cepat Vania mengalungkan sebelah tangan Gilang dilehernya.

Deg

Jantung Vania berdebar-debar begitu pun dengan Gilang.jarak diantaranya hanya sejengkal.dari situ keduanya bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.vania menatap wajah Gilang lamat-lamat.sial,dalam keadaan sakit saja ketampanan Gilang masih terlihat jelas.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Gilang.laki-laki itu menatap dalam wanita dihadapannya.CANTIK,satu kata itu tidak pernah lepas untuk menggambarkan sosok Vania.

Perhatian Gilang kini teralihkan kepada benda kenyal milik vania.jangan salahkan gilang jika dia tergoda.karena bibir seksi Vania memang selalu menggodanya.

Perlahan Gilang mendekatkan wajahnya ke wajah vania.tidak mendapat penolakan Gilang pun semakin mempertipis jarak mereka.vania memejam kan matanya begitu merasakan deru nafas gilang semakin dekat.

Perlahan....

Dan...

Tok tok tok

Terdengar suara pintu diketuk.keduanya pun tersadar dan langsung menjauhkan diri masing-masing.

"Maaf den.ini ada obat yang tertinggal?" bi surti memberikan obat yang dibawanya kepada Vania.

"Makasih bi?" Jawab vania kikuk.

Vania menatap kepergian bi Surti.dalam hati gadis itu bersyukur atas kedatangan wanita tersebut.kalau tidak pasti Gilang dan Vania sudah....

"Khem!!Vania,bisa minta tolong ambilkan makanannya?" Vania melihat ke arah gilang.ternyata sang dosen sudah memposisikan diri duduk bersandar di ranjang.Vania mengambil nampannya lalu duduk ditepi ranjang berhadapan dengan Gilang.

"Tolong suapin saya?" Titahnya.

"Eh,i-iya?" Jujur Vania belum berani menatap terang-terangan wajah Gilang.dirinya masih malu atas apa yang terjadi beberapa menit lalu.Berbeda dengan Gilang,laki-laki itu justru terlihat tersenyum-senyum memandangi kegugupan vania.Menggemaskan,pikirnya.

Suapan demi suapan Vania berikan kepada Gilang.hingga akhirnya semangkuk bubur pun habis tidak tersisa.vania merasa senang,walau sedikit lama tapi Gilang menghabis juga bubur buatannya.

Selesai makan Vania menyodorkan Beberapa obat yang dibawanya tadi.disaat mengambil minuman tidak sengaja pandangan Vania tertuju pada sebuah foto di atas nakas.foto itu adalah foto Gilang berpelukan dengan seorang wanita.dia baru teringat,kalau wanita yang ada difoto itu sama persis dengan foto yang di lihatnya di akun Instagram Gilang kemarin.

"Itu...pacar bapak,cantik ya?" ucap Vania.

Gilang mengerutkan keningnya.tangan kanannya meraih gelas yang disodorkan oleh vania lalu meminum obatnya.tidak lama pandangannya terarah kepada sebuah benda yang dilihat gadis itu.

"Maksud kamu itu?" Gilang mengarah matanya ke foto dirinya bersama dengan Giska.

"Iya?" Vania membenarkan arah pandang Gilang.

"Bukan.dia bukan pacar saya?" Jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.

Vania menatap Gilang kebingungan.kalau bukan kekasih Gilang,lantas siapa wanita itu.kenapa mereka terlihat dekat sekali.baik di bingkai foto itu ataupun foto yang ada di Instagram Gilang.

"Dia kakak saya?" Seketika Vania ternganga.

"Namanya giska.beberapa Minggu lalu dia meninggal dunia karena sakit jantung?" Gilang mengambil bingkai foto tersebut lalu memandangi wajah Giska penuh kerinduan.

"Kamu benar,Dia memang cantik.dia juga penyayang sama seperti bunda.saya jadi dosen seperti sekarang juga karena dia.kak Giska adalah penyemangat hidup saya,Vania?" Tanpa terasa air mata Gilang mulai menetes.dia memang selalu melow saat menceritakan kakak tersayangnya itu.

Hati Vania tersentuh melihat reaksi Gilang.ternyata dibalik sikap galak,dingin dan menyebalkan.gilang adalah laki-laki yang penyayang dan melow juga.vania menjadi bersalah karena sudah berpikiran yang tidak-tidak tentang Giska.

"Maaf ya.saya memang selalu seperti ini kalau bahas tentang kak Giska?" Gilang menyeka air matanya.

"Bapak gak perlu minta maaf.harusnya saya yang bilang seperti itu.maaf ya pak,udah buat pak Gilang sedih?" Ucapnya.

"Tidak apa?" Gilang menatap teduh wajah manis Vania.beberapa menit keduanya terdiam.

"Vania?'

"Iya pak?"

"Boleh saya peluk kamu,sebentar saja?" Pinta Gilang.lagi-lagi Vania dibuat terkejut dengan perkataan dosen itu.vania tidak salah dengar kan.

"Mm...bo-boleh pak?" Ucap Vania tertunduk malu.

Gilang tersenyum kemudian memeluk Vania dengan penuh perasaan.awalnya Vania ragu tapi sedetik kemudian gadis itu membalas pelukan hangat Gilang.

Nyaman,hal itu yang mereka rasakan saat berpelukan.wangi maskulin dari Gilang,serta wangi strawberry dari vania.membuat keduanya enggan melepas pelukan mereka dengan cepat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience