Part - 03

Romance Series 992

“Jadi, kakak nya Zahra itu masalalu Om?” tanya Gibran tiba-tiba saat Julian masih menatap rumah megah yang baru saja ia lalui.

“Ga usah kepo urusan oranglain, urus aja masalah kamu, Gibran. Om udah cape sama kamu” desah Julian.

“Gibran ga minta om buat urus Gibran, aku juga bisa urus hidup ku sendiri” jawab Gibran.

“Sampai kapan kamu bikin masalah? Om cape loh urus semua masalah kamu dan menyembunyikan semua masalah kamu dari kakak kamu itu. Jika kakak kamu tau..”

“Kakak ga akan tau kalo om ga kasih tau” potong Gibran, selalu kata-kata itu yang membuat Julian menghela nafas kemudian memijat keningnya yg mulai pusing dengan tingkah Gibran yang sulit di atur.

“Minggu depan kakak kamu pulang dari Jerman” kata Julian. Gibran terkejut langsung menoleh ke belakang.

“Loh, ko cepet banget. Tumben. Bukannya kakak pergi 6 bulan? Kok baru 5 bulan udah balik?” tanya Gibran heran.

“Kerjaan kakak mu disana sudah selesai, buat apa masih disana jika tidak ada lagi kerjaan yang harus diselesaikan”

“Aku berani bertaruh kalo hidup ku untuk seminggu ke depan berubah”

“Tentu saja”

??????

“Ra, masak apa?” tanya Erlisha pada Zahra yang sedang sibuk memasak di dapur. Erlisha baru saja sampai di rumah dan mencium aroma masakan hingga kakinya melangkah menuju dapur.

“Cuma opor ayam, tahu dan tempe goreng aja kak” jawab Zahra.

“Bibi kemana? Kok kamu yang masak?”

“Bibi izin pulang cepet karena anaknya sakit”

“Oh gitu”

“Kakak mandi dulu aja, sebentar lagi masakannya mateng loh”

“Oh oke”

“Eh kak, bentar dulu” panggil Zahra, Erlisha menoleh.

“Apa lagi?”

“Tadi di sekolah aku ketemu orang yang kenal dengan kakak, katanya teman lama kakak dari bogor”

“Dari bogor?” gumam Erlisha.

“Iya, namanya om Julian, katanya kenal sama kakak, dia juga awalnya tinggal di bogor dan sepertinya seumuran dengan kakak”

“Oh mungkin teman lama kakak, tapi kakak ga ingat” jawab Erlisha lalu masuk ke dalam kamarnya.

??????

Malam ini Julian berdiri di balkon rumahnya, sebenarnya bukan rumah milik Julian, tapi selama sepuluh tahun ini Julian tinggal dirumah ini beserta Gibran dan Kakak Gibran.

Julian menatap langit malam, Julian merasa was-was dengan kembalinya Erlisha di lingkungan dia, apalagi Gibran mengenali adik dari Erlisha.

“Kenapa dia kembali” gumam Julian. Ponsel yang berada di saku celananya bergetar, tanpa menunggu lama Julian langsung menjawab panggilan itu.

“Hallo”

“Gimana kabar lo dan juga Gibran?” tanya seseorang di sebrang sana.

“Kami semua baik disini, lo sendiri juga harus jaga kesehatan lo”

“Tentu”

“Dri, ada sesuatu yang mau gue bicarain”

“Ada apa?”

“Erlisha, dia tinggal di sekitar sini”

“Erlisha?”

“Dan adiknya Erlisha, kenal dengan Gibran”

“Gue ga mau tau, gimana caranya Gibran ga dekat dengan gadis itu. Gue udah ga pengen punya masalah lagi”

“Tapi, Dri, sepertinya ada yang berbeda dengan Erlisha”

“Apa?”

“Erlisha ga kenal gue, sama sekali ga kenal. Beberapa hari yang lalu, gue sempet berpas-pasan dengan Erlisha di sekolah Gibran, dan Erlisha sama sekali ga kenal gue”

“Kok bisa?”

“Gue juga ga tau, seharusnya dia masih kenal sama gue”

“Selidiki apa yang terjadi, apa dia hanya berpura-pura tidak mengenali lo, atau dia memang benar lupa masalalu dia”

“Oke”

“Jaga Gibran, jangan sampai sesuatu terjadi padanya”

“Siap”. Julian menutup panggilan telepon dari luar negeri itu dan kembali menatap langit malam.

"Tumben mandang langit" kata Gibran mendekati Julian. Julian menoleh lalu tersenyum.

"Emang ga boleh?" Tanya Julian.

"Aku ga bilang ga boleh, cuma heran aja" jawab Gibran.

"Gib, om mau bicara serius sama kamu"

"Kok tumben lagi om, biasanya ga pernah serius"

"Ini menyangkut keselamatan kamu"

"Kenapa sama keselamatan aku? Selama ini aku sering menantang maut, dan selalu baik-baik aja" kata Gibran.

"Tolong jauhi Zahra!!" Tekan Julian tanpa memperdulikan ucapan Gibran yang tidak serius itu.

"Hah? Kenapa sama Zahra?"

"Intinya kakak kamu ga suka kamu dekat dengan Zahra"

"Apa alasannya?"

"Demi kebaikan kamu"

"Om sama kakak emang suka aneh-aneh deh. Lagipula Zahra itu anak baru, belum dekat dengan Gibran. Dia baru aja sehari di sekolah ga mungkin kita langsung dekat. Udah ah ngantuk" kata Gibran lalu meninggalkan Julian.

??????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience