4.Leonna dan Rafael

Romance Series 22809

Di satu ruangan hotel, tempat Arvin dan Aceline akan menjalankan janji suci mereka. Aceline duduk dengan getaran di dadanya, dia sudah sangat cantik. Dengan gaun putih gading, beserta wedding vale yang menutupi wajahnya.

"Ayo." Ajak Steven seraya memberikan lengannya pada Aceline, wanita itu menghela nafas panjang. Lalu melingkarkan tangannya di lengan sang kakak.

"Aku ingin Ayah, yang menjadi pendampingku. " ujar Aceline lirih, Stevem menatapnya dengan sendu.

Leonna pun, tidak bisa menahan air matanya. Melihat adanya kesedihan dihari bahagia seperti ini. Leonna hanya berharap, pria yang menjadi suami sahabatnya itu adalah pria yang baik, pria yang bisa membuat Aceline tersenyum.

"Aceline, aku yakin Ayah, akan bahagia kalau kamu tidak menangis dihari pernikahanmu." Pesan Steven dengan suara serak menahan haru, Acelinepun mengangguk dan dengan sigap menyeka air matanya yang mulai menggenang.

"Jangan menangis lagi, makeupmu bisa hancur." Ujar Leonna, Aceline tersenyum lalu kembali menenangkan pikiran dan hatinya.

"Kamu siap adikku, sayang?" Tanya Steven, Aceline menghela nafas dalam lalu mengangguk. Dia memang harus siap, hari ini adalah hari penentu. Untuk hidupnya kedepan nanti.

****

Suara musik klasik telah di bunyikan, pintu utama pun dibuka dengan lebar. Suasana putih menyelimuti seisi ruangan .

Aceline berjalan dengan pelan, di dampingi oleh Steven, dan Leonna berjalan lebih dulu untuk menabur kelopak mawar, disepanjang perjalanan menuju altar. Mawar putih bertebaran di jalan menuju altar, menebarkan wangi dan menambahkan kesan elegan yang berpadu dengan gaun putih gading dan ballroom hotel yang juga bewarna senada.

Arvin sedikit terpesona, melihat pengantinnya berjalan dengan anggun. Menggunakan gaun yang cantik disertakan tiara dan wedding vale yang menutupi wajahnya.

Kau tidak boleh suka padanya Arvin, tidak boleh!

Dia terus meyakinkan dirinya sendiri, kalau Ryn tetap calon yang paling pantas untuknya. "Aku serahkan adikku, tolong kau jaga." bisik Steven, Arvin hanya mengangguk lemah.

Setelah ucapan janji suci selesai mereka ucapkan, suara gemuruh tepuk tangan mengisi ruangan. Hanny, Ibu Aceline terlihat menyeka air matanya, lalu Steven berusaha menenangkan sang Ibu yang menangis haru. Begitu juga dengan Jane, Ibu Arvin.

"Kau boleh mencium pengantinmu, Tuan Peterson." Seru pendeta itu, membuat udara di ruangan tiba-tiba menjadi pengap untuk mereka berdua. Setelah menghela nafas berat, Arvin membuka wedding vale yang menutupi wajah Aceline. Dia diam sejenak, menatap kecantikan wanita di hadapannya ini. Mampukah dia bertahan untuk tak mencintai Aceline?

Cup

Memang hanya kecupan singkat yang diberikan oleh Arvin, untuk mempelaynya. Tapi kecupan itu mampu, membuat wajah mereka memerah. Suara gemuruh tepuk tangan, kembali memeuhi ruangan.

RAFAEL menatap nanar altar yang ada di hadapannya itu, di sana ada wanita yang ia cintai selama ini. Sedang mengucap janji suci dengan pria lain. Ini semua salahnya, dia sangat menyesal hingga rasanya sulit untuk bernafas. Andai dia memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya pada wanita itu sejak dulu.

Wanita itu pasti akan bersanding bersamanya nanti, tapi sekarang semuanya sudah terlambat. Wanita itu sudah memiliki suami, dia kalah cepat untuk menggapai cintanya.

"Selamat Cel, aku sangat bahagia melihatmu menikah." ucapan penuh kebohongan, itu membuat dadanya merasakan nyeri yang tak terkira. dia sangat mencitai Aceline. Bagaimana mungkin dia bisa bahagia, kalau wanita itu berdampingan dengan pria lain?

"Terimakasih Raf, aku harap kamu bisa segera menyusulku." Rafa memaksakan senyumnya. Bagaimana ia bisa menikah, kalau calon yang ia inginkan sudah menikah tanpa dirinya. Rafa berjalan menjauh dari para mempelai itu. 

Leonna berjalan mendekat, lalu menepuk bahu pria itu. "Hai Raf, ternyata kamu datang aku tidak melihatmu saat Aceline mengucap janji suci tadi."

Iya, karena pria itu berlindung di balik tiang besar hotel. Untuk melindungi pandangannya dari sesuatu yang menyakitkan itu.

"Aku baru datang tadi." bohongnya. Leonna tersenyum mengangguk pelan, bohong. Gumamnya dalam hati.

Dia tau kalau Rafa sudah datang dari tadi, tapi pria itu tidak melihat saat Aceline dan Arvin mengucap janji suci mereka.

Setelah acara selesai, Rafa menghela nafas dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Kepalanya tersandar di kepala jok mobilnya. Rasanya ia siap mati hari ini juga, hatinya kembali tertohok saat memikirkan kalau Aceline mungkin saja akan melakukannya malam ini.

Rafa terperanjat, saat mendengar pintu mobilnya terbuka dengan kasar.

"Leonna, mau apa kamu?" Tanya Rafa bingung, saat wanita itu tiba-tiba masuk kedalam mobilnya tanpa permisi.

"Jalankan dulu mobilmu, dan berhentilah saat kuminta untuk berhenti." ujarnya santai, Rafa menghela nafas berat lalu menuruti perintah wanita itu. Dia sedang tak ingin bertengkar atau beradu mulut dengan Leonna hari ini.

Mobil Rafa berhenti di taman kota yang sepi, dia terus bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang akan wanita di sebelah ini lakukan hingga mengajaknya kesini. "Katakan ada apa?" Tanya Rafa to the poin. Leonna menghela nafas dalam lalu berkata.

"AYO KITA PACARAN." ajak Leonna dengan sekali nafas. Rafa mengerutkan keningnya bingung, lalu dia tertawa dengan kencang. Rafa terus tertawa seraya memegangi perutnya. Leonna mendengus kesal dia tau pasti akan seperti ini jadinya.

"Aku serius Raf." Ujarnya kesal, Rafa dengan perlahan mulai menghentikan tawanya. Dia menatap Leonna dengan senyum lembut, membuat wanita manapun siap untuk jatuh kedalam pelukannya.

"Atas dasar apa, kamu memintaku menjadi kekasihmu?" Tanya Rafa, sungguh lucu wanita di sebelahnya itu. Rafa merasa tak sewajarnya Leonna mengajaknya berpacaran dengan cara seperti ini. Wanita itu terlihat berfikir, lalu memberanikan diri untuk menatap pria itu.

"Karena aku menyukaimu, dan akupun tau tidak ada salahnya kita pacaran bukan. Lagi pula aku tau kamu sedang patah hati karena Aceline, jadi aku menawarkanmu itu. Siapa tau kau bisa pulih dengan cepat saat pacaran denganku, iya kan?"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience