Malam

Horror & Thriller Series 13547

"aaaaaaaaaaaaaaa......."
Teriak gema seorang cewe yang sontak mengagetkan kami semua, ternyata Mela berteriak ketakutan melihat sosok anak kecil di belakang semak yang menatapnya penuh dendam, bola matanya setengah keluar, wajahnya rusak bercucuran darah sampai ketubuhnya dan lengan tangan kanannya yang tidak utuh berlumuran darah yang seakan baru saja terpotong.

"A-a-aku pengen pulang, aku takut". Mela tersedu-sedu menangis karena shok atas yang baru saja dilihatnya

"kamu yakin apa yang kamu liat barusan Mel? gak ada apa-apa kok, kamu yang tenang kita semua pasti jagain kamu". Ujarku menenangkan.

"Biar gue pastiin". Teriak Yuda yang langsung memastikan ke tempat yang Mela tunjukan

Terlihat dari jauh Yuda berdiri tepat di depan semak, menengok kanan, kiri dan depannya. Terlihat tidak ada hal yang aneh, namun tiba-tiba ia mengambil batang kayu yang cukup besar berada di bawah nya, ia membabi buta memukul dan merusak apapun yang ada disekitar semak-semak itu sembari berteriak mengucap kata yang tak seharusnya di ungkapkan, ucapan yang kasar dan tak senonoh terus keluar dari mulut sangar nya.

"Dimana lo bangsat!! kesini lo kalau berani, hadapin gua!!!". Teriaknya keras

"Lo jangan berani berani ganggu temen gue, sini lo gue mampusin, gue musnahin lo semua, keluar lo bangsat!!". Lanjutnya sembari terus membabi buta

Aku yang sadar akan hal itu berlari menuju ke arah nya, Aku menenangkannya sembari memegangi tubuhnya agar tidak meneruskan aksinya. Dia ahirnya menghentikan aksinya dengan pukulan ahir menuju semak sampai kebawah dengan sangat keras.

Gerak kami berdua serentak terhenti, kami terbelalak melihat apa yang ada dibalik semak tersebut. Aku melihat tumpukan tengkorak yang berjumlah lebih dari 10 kepala manusia, tercium bau menyengat dari arah tengkorak. Aku merinding, menutup hidung dan rasanya tak sanggup untuk berucap, aku lihat Yuda pun seperti patung yang tak bernafas.

"D-d-di lo lihat apa yang gue lihat ini?". Tanya Yuda memecahkan ketegangan

"Ya". Jawabku singkat seakan-akan bibir ini tak mampu berucap banyak setelah apa yang sedang Aku lihat ini.

Aku langsung memalingkan tubuhku dan berjalan menuju tempat yang lain berkumpul.

"Di, masalah ini gak usah di omongin ke yang lain". Pintanya yang menghentikan sementara langkahku

"Nggak Yud!!, mereka semua harus tau". Timbalku sembari kembali melangkah

Aku berjalan dengan pelan, mukaku tertunduk kebawah dengan pikiran yang semberawut. Perasaanku dari awal bahwa ada yang aneh di tempat ini jelas terbukti dengan kejadian yang ku lihat selama berada disini.

"Ada apa Di, muka kamu kok pucat". Tanya Syifa panik

"Ya lo kenapa Di, apa yang terjadi?". Tanya Bagus yang nampak nya juga panik melihat tingkahku

Tanpa menjawab aku langsung duduk di halaman yang beralaskan tikar, lututku lemas dan bibirku seakan tak mampu berucap. Aku menghelakan nafas panjang dan berusaha menenangkan diri.

"Ayo guys sini, kumpul semua nya, aku jelasin semuanya". Ujar Yuda dari arah belakang sembari duduk disebelahku

"Ada apa Yud? kenapa kalian berdua?". Tanya Syifa yang merasa aneh dengan tingkah kami

Dengan tenang Yuda menjelaskan apa dilihatnya barusan, aku lihat dia masih tampak shock atas yang dilihatnya barusan. Dia juga menjelaskan apa yang tadi sempat ku lihat di kamar atas, serta kejadian saat wanita tua melarang kami untuk pergi ke vila ini.

Mendengar hal tersebut mereka nampak shock dan ketakutan, sementara tangisan Amel menjadi lebih keras dari tadi.

"Lo kenapa baru bilang sekarang Yud, lo juga Di, kenapa sembunyiin semua ini? Kalian mau terjadi sesuatu sama kita? gila kalian berdua!!". Bentak Bagus dengan nada tinggi menunjuk-nunjuk ke arahku dan Yuda.

"lo bener bener gila Di, lo mau ngebunuh kita semua hah? lo mau..!!" Bentak Bagus emosi

"Ya ini emang salah gue, semuanya salah gue". Timbal Yuda menyesal sembari memukulkan tangan nya ke tanah dengan keras

"Udah...!! gak usah pake emosi, kalian ini kayak anak kecil, gak usah saling menyalahkan, mending kita beres-beres dan segera pergi dari sini". Syifa melerai

"Ya, aku minta maaf. Tapi guys kita gak mungkin pulang sekarang, matahari udah hampir terbenam. kita gak mungkin pulang dalam keadaan gelap, kalian liat kan tadi jalannya kayak gimana, terlalu beresiko". Ujarku

"Tapi kalo kita disini terus apa gak bahaya, pokok nya kita pulang". Timbal Syifa kekeh

"Ya aku juga pengen pulang udah gak kuat". Ucap amel yang terus menangis

"Guys aku minta maaf atas semua ini, tapi bener apa kata Ardi, jalanan disini sempit gak ada penerangan dan posisi jalan di lereng bukit, makanya gak mungkin kita pulang sekarang". Ujar Yuda

"Besok pagi kita langsung pulang, kita berdoa aja semoga gak terjadi apa-apa malam ini". Lanjutnya

Aku setuju dengan saran Yuda, sedangakan Syifa, Bagus dan Mela kekeh ingin pulang, namun setelah perdebatan panjang ahirnya mereka bertiga mengalah dan terpaksa bermalam di vila angker ini.

Matahari sudah terbenam, sunyi nya malam diiringi oleh bunyi-bunyian dari serangga yang hidup di sekitar vila yang bikin suasa gak terlalu mencekam. Tak banyak terlihat bintang di langit, namun bulan nampak hampir bulat dengan cukup jelas menerangi malam ini.

Dengan perasaan takut kami beriringan masuk kedalam vila yang nampak makin menyeramkan di malam hari, cahaya lampu taman tak dapat menerangi semuanya, hanya sebagian dari vila terpancar sinar lampu dan cahaya bulan, sementara sebagian besar terlihat gelap. Pepohonan yang rindang serta halaman vila pun sudah hampir tak terlihat sekarang.

Kami menuju ke ruangan tengah vila dimana terdapat beberapa kursi kayu antik yang cukup nyaman untuk berkumpul, kami duduk di kursi dan mengobrol untuk sedikit melerai rasa takut yang dirasakan. Di vila ini gak banyak terdapat barang elektronik, hampir semua benda disini terbuat dari bahan kayu.

Nampak dengan mudah kami melupakan hal seram yang telah terjadi, kami asyik mengobrol sana sini, sesekali di bumbui candaan dan tawa lepas.

"eh eh eh Gus lo tau kan kemaren si Siska berhenti dari kampus, denger denger sih alesan nya kalo dia itu hamil makanya dia cabut, mungkin takut keburu ketahuan orang". Ujar Mela girang

"hadeuuh.. lo ini di situasi kayak gini pun masih sempet gosipin orang, mending lo nangis lagi gih, gue lebih seneng denger nya". Canda yuda tertawa lepas

"wah? serius lo Mel? aku tahu soal dia keluar dari kampus, tapi kalo soal...". Timbal Bagus terhenti seketika karena listrik di vila padam.

"Lampu mana lampu, senter hp coba nyalain gelap banget aku takut". Pinta Mela yang panik

Hanya berlangsung sepersekian detik listrik pun menyala kembali. Namun hal aneh kembali terjadi karena listrik kembali mati dan berulang sampe ketiga kalinya.
Yuda memeriksa ke saklar listrik yang kemungkinan korslet, namun nampak nya dia tidak menemukan hal itu, keadaan nya baik-baik saja.

Dengan sedikit gelisah kami memutuskan untuk segera tidur berharap hari esok yang indah dan segera pergi dari tempat menyeramkan ini.
kami menuju kamar masing-masing, Aku tidur di kamar pojok kiri lantai atas, dan Yuda di kamar tengah, sementara kamar pojok kanan sengaja di kosongkan atas keputusan yang kami buat tadi siang. Sementara Bagus di kamar bawah, begitupun Mela dan Syifa yang mengisi kamar di sebelah nya.

Setelah sampai di kamar, aku dengan segera memejamkan mata untuk tidur karena sudah tidak ingin melihat hal-hal buruk dan aneh terjadi lagi. Kali ini aku benar-benar di buat stres atas kejadian yang terjadi disini.

Namun belum lama aku tertidur, suara keras dari bawah terdengar jelas, aku mendengar suara orang yang tengah tertawa, tapi aku sama sekali tidak mengenali suara itu.

Langkahku cepat menuju luar, aku menoleh ke arah Yuda yang kelihatannya berada di tangga, aku menyusul nya dan berjalan di sebelahnya.

"Kamu denger suara itu?" Tanya dia tanpa menengok ke arahku.

"Iya aku denger, mungkin si Bagus belum tidur dan malah bercanda di bawah". Jawabku sedikit menenangkan diri

"Tapi ngeselin banget tuh orang, bukan nya tidur malah ganggu orang lain". Lanjutku menggerutu

Tanpa meneloh ke arah ku Adam menjawab dengan jawaban yang aku pikir ada yang aneh
"Aku denger dari tadi ketawa nya keras banget, tapi aku gak tau itu suara siapa"

"Ayo kita pastiin, aku khawatir ada yang gak beres". Pinta nya

™Aku dan Yuda menuju ke lantai dasar memastikan apa yang terjadi disana. Apakah suara dari Bagus, Mela dan Syifa yang belum tidur? ataukah suara gaib yang selalu mengganggu kami selama berada di vila ini??
Jawaban nya akan terungkap di bab selanjutnya. tetep pantengin ya guys cerita nya. jangan lupa voment dan saranya ya. Terimakasih.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience