Terima kasih sudah membaca karya saya maaf jika kurang bagus.....
---------------------------------------------------------
Dian berusaha sekuat tenaga menggendong Anjani kedalam kantor. Biasanya terlihat Mas Sapto berkeliaran disekeliling kantor tapi hari ini agaknya ia masih istirahat. Untuk bocah usia empat tahun Anjani cukup tinggi dan...berat.
Diandra berjalan sempoyongan, saat akan menggapai pintu sebuah tangan kekar sudah mendahului membuka.
"Maaf biar saya ganti gendong", Rendra mengangkat Anjani dari gendongan Diandra. Dian tampak tercengang dengan kehadiran Rendra.
"Nggak apa-apa tadi sepulang sekolah Anjani kelihatan capek makanya saya bonceng didepan", aku Dian.
Rendra menatap Dian sesaat, Dian yang merasa dipandang menoleh pada Rendra. Mata Rendra yang tajam seolah memaku Dian dan membuatnya terdiam dan terpesona.
"Ini, dahi kamu berkeringat", Rendra memutus pandangan dengan mengulurkan sapu tangan miliknya.
"Ah iya terima kasih Pak", ucap Dian gugup. Ya ampun jantungnya berdetak tak keruan, Dian takut salah tingkah di depan bosnya. Mereka berjalan menuju lift basement. Dian menekan tombol lift dan tanpa menunggu lama lift terbuka. Bersama-sama menuju ke lantai sepuluh ruangan Rendra.
Suasana didalam lift begitu hening keduanya hanya diam dan memandang kedepan. Mereka tampak mempunyai pikiran sendiri-sendiri. Berkali-kali Dian menelan ludah terkadang memainkan ujung bajunya. Pemberhentian lift menuju lantai lima belas terasa sangat lama, pikir Dian.
Tinggg......!!!!
Suara lift terdengar nyaring membuyarkan lamunan kedua insan tersebut. Saat akan melangkah keluar Dian bertemu dengan Sandra. Mengetahui temannya berjalan bersama pimpinan perusahaan Sandra hanya diam dan mengerjapkan kedua matanya. Dian mencoba menetralisir keadaan dengan menyapa Sandra. Sementara Rendra meneruskan langkahnya menuju kantornya.
"Hai, gimana tadi makan siangnya?", Dian menggigit bibir bawahnya pertanyaannya sungguh garing. Dian menatap Rendra dengan pandangan kecewa.
"Wah seru banget ak...", Sandra melihat gelagat Dian yang tak biasa saat mereka berbicara.
"Kamu menyukai Pak Rendra kan?", tanya Sandra tiba-tiba.
Dian memalingkan muka pada Sandra dan terkejut.
**
Share this novel