Bab 15

Romance Series 13684

"Vania!!" Seru ibu deana.

Vania yang saat itu tengah duduk melamun langsung tersentak mendengar seruan sang mama.

"Eh,iya mah?" Vania menatap ibu deana penuh tanya.

"Kamu itu gimana sih?yang diolesi selai itu harusnya roti,kok malah tangan kamu?" Ibu deana menggelengkan kepalanya menatap sang anak.

Vania mengerutkan keningnya kebingungan,dengan segera gadis itu mengarahkan matanya ke arah yang dimaksud oleh mamanya.Dan betapa terkejutnya gadis itu ketika mendapati telapak tangannya penuh dengan selai coklat.

Vania langsung beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju wastafel untuk membersihkan tangannya yang kotor.

Setelah selesai membersihkannya Vania pun kembali duduk di kursi untuk melanjutkan kegiatan sarapannya.

"Kamu kenapa sayang?ada yang sedang kamu pikirkan,hm?" Tanya sang papa sambil memperhatikan anak semata wayangnya itu.

"Gak ada kok pah?" Jawab bohong Vania kemudian mengambil roti tawar yang ada di piringnya.

Untuk kesekian kalinya Vania terdiam.pikirannya kembali tertuju pada sosok gilang.

Ya,sedari tadi Vania memang tengah memikirkan dosennya itu.lebih tepatnya tentang kejadian semalam.vania masih dibuat bingung dengan aksi Gilang yang tiba-tiba saja mencium dirinya.

"Vania??" Lagi-lagi Vania dibuat terkejut dengan seruan sang mama.

"Kenapa mah?" Tanya Vania.

"Kamu seriusan gak apa-apa sayang?mama perhatikan dari semalam tingkahmu aneh loh?" Ucap ibu deana.

Vania tersenyum lebar lalu menatap kedua orang tuanya dengan tenang,seakan menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Mama sama papa tenang aja ya?aku dalam keadaan baik kok?" Vania mulai mengolesi roti miliknya dengan selai coklat.sesekali dirinya melihat ke arah kedua orang tuanya yang masih menatapnya penuh tanya.

"Kamu ada kuliah gak hari ini?" Tanya sang papa yang tengah menyantap nasi goreng buatan istri tercintanya.

"Mm...enggak kok pah.hari ini Nia gak ada kelas?" Jawab Vania yang kembali berbohong.

Sebenarnya hari ini dirinya ada satu kelas,yaitu kelasnya gilang.namun Vania enggan untuk masuk.dirinya masih belum siap bertemu dengan Gilang setelah kejadian semalam.

"Ikut papa kekantor yuk,udah lama banget loh kamu gak ke kantor papa?" Ajak pak Teddy.

"Boleh pah?" Tanpa berpikir panjang lagi Vania langsung mengiyakan ajakan tersebut.

=================

Gilang melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas.dengan raut wajah datarnya laki-laki itu berjalan menuju mejanya dan menaruh beberapa barang miliknya di sana.

"Selamat pagi semuanya?!" Sapa Gilang.

"Pagi pak?!" Sapa para mahasiswanya secara serentak.

Gilang mengendarkan pandangannya menatap seluruh mahasiswa dikelas tersebut.ada satu bangku kosong di sana,dan Gilang tau betul siapa yang tidak hadir di kelasnya.

"Ada yang tau Vania kemana?" Tanyanya.

Terlihat semuanya terdiam lalu menggeleng-gelengkan kepala pelan.tidak lama pandangan Gilang tertuju pada Bela,Gita dan Rika.

"Bela,Gita,Rika.apa kalian tau kenapa Vania tidak masuk hari ini?" Tanya Gilang lagi.

"Mmm...itu pak,saya..." Bela melirik kearah Gita dan Rika.ketiganya saling memberi kode untuk menjelaskan kepada Gilang.

"Itu kenapa,bela.bicara yang jelas?!" Ucap Gilang yang sudah tidak sabar mendengar jawaban bela.

"Saya gak tau pak?Nia sama sekali gak kasih kabar kesaya?" Jawabnya.

Gilang menghela nafas panjang.tadinya dia berpikir kalau bela,Rika dan Gita mengetahui keberadaan Vania,tapi nyatanya tidak.

"Sssttt...ssttt...bel?!" Panggil Gita dengan berbisik,matanya terus memperhatikan Gilang.

"Doi kenapa tuh!!kok tiba-tiba nyari Nia?" Tanyanya.

"Mana gue tau?!" Jawab bela berbisik juga.

"Kayaknya doi lagi ada masalah deh sama Nia?" Timpal Rika.

Ketiganya terus memperhatikan gilang.entah kenapa mereka merasa kalau saat ini antara Gilang dan Vania sedang ada masalah.

=================

Pak Teddy terlihat sibuk memeriksa beberapa berkas diatas meja,sementara disofa Vania tengah sibuk menonton Drakor di hpnya.

Tidak lama terdengar suara pintu ruangan diketuk,pak Teddy menghentikan sejenak kegiatannya lalu mempersilahkan seseorang diluar sana untuk masuk kedalam.

"Permisi pak,ada berkas yang harus bapak tandatangani?" Livi berjalan mendekati meja pak Teddy kemudian menyerahkan berkas tersebut kepada laki-laki itu.

"Satu jam lagi bapak ada meeting di Japanese food restaurant?" Ucap livi mengingatkan.pak Teddy hanya mengangguk setelah itu memberikan berkas yang sudah dia tandatangani.

Pak Teddy menatap kepergian sang sekertaris kemudian segera mengalihkan pandangannya ke arah Vania.

"Sayang,papa bentar lagi ada meeting diluar.kamu mau ikut?" Tanyanya.

"Mau pah?" Jawab singkat Vania tanpa melepas pandangannya dari hp.

Melihat respon acuh dari anak semata wayangnya itu pak Teddy hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya,dia tidak heran,Vania memang seperti itu jika sudah dihadapkan dengan drama Korea kesukaannya.

================

Dua jam berlalu,mata kuliah Gilang pun telah usai.para mahasiswa dan mahasiswi disana keluar satu persatu.begitu juga dengan Gilang.

"PAK GILANG!!" Seru bela memanggil Gilang yang baru saja keluar dari kelas.

Gilang menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya ke arah bela.dengan cepat bela dkknya berjalan menghampiri dosen mereka.

"Ada apa?" Tanya Gilang.

"Mmm...itu pak?" Gilang menaikan satu alisnya menatap bela.

"Pak Gilang lagi ada masalah yang sama Nia?" Tanya Rika to the poin.

Gilang menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.Sejenak laki-laki itu menatap ketiga mahasiswi yang ada dihadapannya.

"Bukan urusan kalian?" Jawab gilang singkat kemudian segera pergi meninggalkan ketiganya begitu saja.

Rika melongo,hal yang sama juga dilakukan oleh Gita dan bela.ada perasaan kesal dihati ketiganya saat melihat respon Gilang yang seperti tadi.

"Fix,mereka berdua emang lagi ada masalah?!" Ucap bela kesal.

"Yes?!" Timpal Gita.

"Tapi apa ya??" Ucap bela penasaran sambil memperhatikan kedua sahabatnya.

==================

Dipertengahan jalan tiba-tiba saja ponsel milik Gilang berdering.dengan cepat Gilang merogoh sakunya dan mengambil benda pipih tersebut.

"Dewi is calling..."

Gilang mendesah kecewa saat melihat nama yang tertera di sana.padahal dirinya sangat berharap sekali kalau yang menelponnya itu adalah Vania.

Perlahan ibu jari Gilang menggeser tombol berwarna hijau keatas lalu menempelkan benda pipih tersebut ketelinganya.

"Ada apa?"

"............."

"Baik,saya akan kekantor sekarang.tolong kamu persiapkan semuanya?"

"............"

"Terimakasih"

Sebelum memasukkan hp nya kesaku,Gilang melihat kembali beberapa pesan yang dia kirim kepada Vania.

"Segitu marahnya kah kamu dengan saya,vania.bahkan sampai detik ini chat dari saya pun belum kamu baca?" Gilang memijit pelipisnya saat melihat beberapa pesan yang belum dibaca oleh Vania sejak semalam.kepalanya benar-benar pusing memikirkan mahasiswinya ini.

Jemari Gilang mulai bergerak lincah,mengetik sesuatu dilayar hp nya.

Me,
"Kenapa kamu gak masuk,Vania??"

"kamu masih marah sama saya atas kejadian semalam??"

"Tolong respon saya??"

"Jangan buat saya gila karena mikirin kamu??"

Centang 2 abu abu.Baiklah,gilang akan menunggunya lagi.semoga saja pesan yang baru saja dia kirim ini akan dibaca oleh vania.

=================

Sementara ditempat lain,Vania yang tengah asik menonton drama Korea kesukaannya merasa terganggu dengan suara pesan masuk di hpnya.

TING

TING

TING

TING

"Ish!!!...siapa sih yang WA!!...ngeselin banget!!!...gak tau apa orang lagi nonton Drakor!!" Dumel Vania.

Dilihatnya sekilas pesan yang masuk.Apa ini??Gilang??Cih!!Sangat malas!!kenapa dosennya ini terus mengiriminya pesan!!tidak sadarkan Gilang kalau dirinya tengah kesal kepadanya!!.

"Chat dari siapa,hm??kok gak dibalas?" Pak Teddy berjalan menghampiri Vania yang masih duduk tenang disofa.

"Bukan dari siapa-siapa kok pah?!" Jawab Vania.

Pak Teddy menggelengkan kepalanya lalu duduk di samping Vania dan mengelus lembut kepala anaknya.

"Atau itu dari pacar kamu,hm?" Ucap pak Teddy yang berhasil membuat Vania menoleh cepat kearahnya.

"Papa sendirikan tau kalau Nia belum punya pacar?" Jawab Vania.

"Iya juga sih?" Pak Teddy menggaruknya dagunya berkali-kali.

"Lantas,dari siapa dong?" Vania memutar bola matanya dengan malas.oke,sekarang sang papa mulai kepo dengannya.

"Papa sekarang kayak tetangga kita,kepo?" Ucap Vania.

"Jelas papa kepo sayang.kamu kan anak papa?" Pak Teddy mengacak-acak gemas rambut anaknya.

"Ish...papa,rambut Nia berantakan?" Keluh Vania lalu merapihkan kembali rambutnya yang berantakan karena sang papa.

"Ya udah kalau kamu belum mau cerita sama papa,ga apa-apa.tapi satu pesan papa.kalau kamu ada masalah dengan seseorang lebih baik dibicarakan.diam gak menyelesaikan masalah nak?" Ucap pak Teddy.

Jleb!!

Mendengarkan penuturan sang papa,Vania langsung terdiam seribu bahasa.seketika perasaan bersalah menyelimuti hatinya.apa pilihannya untuk mendiamkan Gilang ini sudah benar.

===================

Vania dan papanya baru saja sampai di Japanese food restaurant,tempat dimana pak Teddy akan meeting dengan kliennya.setelah sampai di dalam pak Teddy langsung menghampiri resepsionis disana untuk menanyakan tempat yang sudah dia booking dari beberapa jam lalu.

"Maaf pak,ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang resepsionis dengan penuh keramahan.

"Meja atas nama Teddy Wicaksono?" Ucap pak Teddy.

Wanita itu mengangguk kemudian mengambil buku yang ada diatas mejanya lalu melihat data bookingan yang dipesan oleh pak Teddy.

"Atas nama bapak Teddy Wicaksono,di meja nomor 17 pak.mari saya antar?" Baru saja pak Teddy ingin mengikuti langkah wanita itu namun tiba-tiba saja Vania menahan dirinya.

"Pah,Nia kebelet nih.mau ketoilet?" Ucap Vania sambil merapatkan kedua pahanya,pertanda bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi untuk buang air kecil.

"Jangan lama-lama ya.nanti kalau udah selesai langsung temui papa dimeja nomor 17?" Vania mengangguk paham.

"Mba,toilet disebelah mana ya?" Tanyanya.

"Oh,toiletnya ada disebelah sana mba?" Tunjuk wanita tersebut kearah lorong yang ada disisi kanan Vania.

"Makasih mba?" Vania tersenyum manis lalu segera berlari menuju toilet.

=================

Pak Teddy berjalan menuju meja nomor 17.disana terlihat seorang laki-laki sedang menyesap minumannya lalu tersenyum begitu melihat pak Teddy menghampiri dirinya.

"Selamat siang pak?" Sapa pak Teddy ketika sudah berada di hadapan sosok tersebut.

"Selamat siang juga pak?" Sosok itu pun beranjak dari kursinya kemudian mengulurkan tangannya kedepan.pak Teddy yang melihat hal itu segera mengulurkan tangannya juga,menjabat tangan kliennya.

"Anda sudah lama menunggu?" Tanyanya.

"Tidak,juga.saya baru lima menit disini?" Jawab laki-laki itu.

"Mari silahkan duduk?" Pak Teddy mengangguk kecil setelah itu mendaratkan bokongnya di kursi.

Tidak ingin membuang waktu lagi pak Teddy langsung mengeluarkan laptop miliknya dan mulai mempresentasikan pekerjaannya kepada kliennya tersebut.

=================

Vania baru saja selesai buang air kecil.sebelum keluar Vania terlebih dahulu membersihkan tangannya di wastafel dan sedikit merapikan rambut serta pakaiannya.

TING!

Sebuah pesan masuk ke aplikasi WhatsApp vania.gadis itu pun segera mengambil hpnya dan melihat pesan tersebut

From : bela,
"Woy!!!...anak kutil!!!...kenapa gak masuk hari ini!!!..."

Vania terkekeh begitu membaca pesan yang dikirim oleh bela.vania sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata bela.mereka memang seperti itu jika sedang mengeluarkan kekesalannya.Tidak butuh waktu lama jemari Vania bergerak lincah membalas pesan bela.

Me,
"Lagi gak mood belajar gue!!"

Send

Tidak lama kemudian hpnya berbunyi,pertanda pesannya sudah dibalas oleh sahabatnya itu.

From : bela,
"Loe lagi ada masalah ya sama pak Gilang??"

Vania terdiam sejenak.tunggu,dari mana bela tau kalau saat ini dirinya tengah ada masalah dengan Gilang.

Me,
"Wait,,,Tau dari mana loe kalau gue lagi ada masalah sama pak Gilang?"

Send

From : bela,
"Asal tebak aja!!btw ada masalah apa lagi sih loe sama es batu itu?"

Me,
"Nanti gue ceritain ke kalian.gue lagi nemenin bokap meeting di luar.oke?!"

From : bela,
"Aish....sialan loe!!..bikin gue penasaran aja!!"

Vania kembali terkekeh,namun dirinya tidak ada niatan untuk membalas pesan tersebut.sesaat gadis itu bercermin,setelah melihat penampilannya sudah rapi Vania langsung keluar dari toilet tersebut.

==============

Vania mengumbar senyum manisnya ketika mendapati sang papa tengah duduk bersama dengan seorang laki-laki yang membelakanginya.tanpa pikir panjang lagi gadis itu segera berjalan menghampiri mereka.

"Saya sangat suka dengan presentasi pak Teddy barusan,sangat menarik?" Ucap laki-laki itu.

Samar-samar Vania mendengar suara laki-laki yang merupakan klien dari papanya itu.seketika Vania menghentikan langkahnya.

"Wait,suara ini mirip suara..." Vania menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Gak!!gak mungkin ini suara dosen tengil itu!!" Pandangan Vania kini terfokus pada sosok laki-laki yang ada didepannya beberapa langkah.

"Come on,nia.jangan mikir macem-macem?" Walau sedikit ragu vania kembali melanjutkan langkahnya,sepasang matanya tidak pernah lepas melihat klien dari papanya itu.

Vania sengaja mengambil sisi lain agar dia bisa melihat jelas siapa laki-laki tersebut dari kejauhan.

Selangkah...

Dua langkah...

Tiga langkah...

Dan....

DEG!!!

Betapa terkejutnya Vania ketika melihat wajah laki-laki itu.vania sangat amat kenal sekali dengan sosok tersebut.

"Pak Gilang!!" Dengan cepat gadis itu membalikkan badannya agar tidak dilihat oleh Gilang.

"Shit!!..jadi kliennya papa itu pak gilang!!" Gumamnya.vania benar-benar tidak menyangka,laki-laki yang dia ingin hindari dikampus kini sedang berada di restoran ini.dan lebih parahnya,dia adalah klien dari papanya.

"Gak,gak,gak!!...gue harus pergi dari sini.gue gak mau ketemu dia dulu?!" Karena panik Vania tidak sengaja menabrak seorang pelayan disana.

"Aduh mbak?!jalan yang bener dong!!!" Padahal Vania yang salah,dia yang sudah menabrak pelayan tersebut.tapi malah dirinya yang marah-marah.

"Ma-maaf mba?" Pelayan itu segera membantu Vania membersihkan bajunya yang terkena tumpahan air.

Pak Teddy yang mendengar suara kegaduhan tidak jauh dari tempat duduknya langsung menoleh ke arah Vania dan pelayan itu.

"Vania!!" Seru pak Teddy.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience