Dua

Romance Completed 140182

Happy Reading ??????

Jangan lupa tinggalin jejak kalian
disini

??????????

Amanda larut dalam pekerjaannya mengulang kembali membuat gambar rancangan bangunan yang diinginkan kliennya yang akan ia temui lusa nanti. Ia menghabiskan waktu semalaman untuk mengerjakan itu semua.

Bersyukur jika Amanda dikaruniai otak yang cerdas dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Ia melewatkan jadwal makan malamnya dan sarapan paginya. Bahkan kini jam di dinding telah menunjukkan pukul 10 pagi.

Ia memulai kerja keras bagai kudanya pada pukul 5 sore dan sekarang sudah pukul 10 pagi. 17 jam dilewatinya begitu saja. Kantung mata menjadi penghias wajah cantiknya karena semalaman ia sama sekali tidak tidur dan beristirahat.

Amanda benar-benar fokus menyelesaikan pekerjaan deadline-nya itu. Kini ia baru bisa merenggangkan otot punggung serta pinggangnya. Ketika semua pekerjaan yang telah dirusak kemarin telah selesai.

"Finally! Please, Tuhan. Jangan ada lagi kejadian seperti kemarin terulang kembali. Aku bisa gila jika terus-terusan seperti ini," gumam Amanda

Amanda memegang hasil print out desainnya, senyum puas terukir di wajah lelahnya.

"Aku yakin, mereka akan sangat puas dengan hasil kerja kerasku ini. Ahh... perutku lapar. Aku juga butuh tidur, wajahku sudah tampak seperti zombie terkutuk," Amanda berbicara pada dirinya sendiri

Amanda mengisi perutnya yang keroncongan dengan memesan makanan lewat aplikasi. Ia memakan berbagai makanan yang dipesannya itu ditemani dengan kicauan suara yang berasal dari televisi.

Nana sahabatnya, kemarin sudah meminta izin padanya untuk kembali ke New York karena ada pekerjaan yang mendadak. Maka dari itu, kini Amanda berada sendirian di dalam apartmentnya itu.

Setelah makan, Amanda memilih untuk mengistirahatkan mata dan tubuhnya. Ia akan menghabiskan waktu sepanjang waktu untuk tidur sepuasnya, agar besok ia kembali tampak segar.

??????????

Nicole's Kitchen and Restaurant menjadi tempat pilihan untuk Amanda bertemu dengan kliennya. Seorang pengusaha muda yang berasal dari Italia, menanamkan investasinya berupa hotel berbintang lima di salah satu kota  besar Indonesia. Untuk itu, Pengusaha itu memilih Amanda sebagai arsitek untuk bangunan hotel tersebut.

Ravi Rusic, pengusaha di bidang perhotelan yang kini menjadi klien Amanda. Pria itu membenahi jasnya sebelum melangkah masuk ke dalam Restoran tersebut.

Ternyata pria itu datang terlebih dahulu dibanding Amanda.  Pria itu duduk santai menanti kedatangan sang arsitek cantik yang ingin ia temui secara langsung tanpa melalui pelantara. Itu sebabnya, Ravi memilih untuk terbang langsung dari Italia menuju Indonesia hanya untuk bertemu Amanda.

Seorang wanita menyapa Ravi ramah dari arah kanan, "Maaf, aku terlambat..."

Sorot mata Ravi menjalar liar ke seluruh bagian tubuh Amanda. Wanita itu memakai kemeja berbahan shifon berwarna merah maroon serta rok slim fit berwarna hitam. Rambut ombre perpaduan hitam dan merah maroon dibiarkan teurai.

Amanda menyadari sorot tatapan kotor pria yang tengah duduk di hadapannya ini. Ia segera berdeham agar pria itu berhenti menatapnya secara kurang ajar.

"Hmm... Maaf sir, kau mendengar sapaanku, bukan?" ucap Amanda sakartis

Ravi menyudahi tatapan mesumnya dan kini ia salah tingkah dengan berpura-pura membenahi jasnya yang sama sekali tidak ada apapun.

"Oh, yah. Maaf. Aku terlalu kagum melihatmu secara langsung seperti saat ini," kata Ravi

Amanda hanya berekspresi datar mendengar perkataan pria di depannya ini.

"Sebelum memulai semuanya. Kau bisa memesan sesuatu terlebih dahulu," Ravi berbasa-basi

"Terima kasih. Aku hanya ingin ice green tea," jawab Amanda seadanya

"Hanya minum? Kau tidak ingin memesan makanan?" tanya Ravi lagi dan dijawab Amanda dengan gelengan

"Tidak terima kasih. Aku masih harus menemui klien lainnya, setelah urusan kita selesai,"

Ravi mengangguk dan segera memanggil pelayan untuk mendekat serta memesankan pesanan milik Amanda.

Amanda mengeluarkan map yang telah ia bawa dan menyerahkan pada Ravi lembaran-lembaran yang berisi gambar rancangan bangunan pesanannya.

"Jika kau kurang puas atas rancanganku atau ada bagian yang masih kurang menurutmu, aku bisa memperbaikinya," Ravi terlihat serius menatap lembaran yang tengah ia pegang

Ini merupakan kali ketiga, Ravi bekerja sama dengan Amanda, namun baru hari ini, ia bertemu secara langsung dengan wanita yang merancang bangunannya.

"Aku selalu puas akan hasil kerjamu, Miss Amanda. Pekerjaanmu selalu memukau dan tidak pernah mengecewakan. I love this!" puji Ravi yang hanya ditanggapi Amanda dengan senyum tipis

"Terima kasih atas pujiannya, Mr Ravi. Aku hanya melakukan sesuai dengan arahanmu," ucap Amanda merendah

"Aku mengatakan apa yang sebenarnya, Miss Amanda. Kau memang wanita sempurna, berbakat dan begitu cantik serta menarik," kalimat bualan Ravi terdengar begitu menjijikan di telinga Amanda

Amanda mulai menyedot sedikit Ice Green Tea yang telah datang dihadapannya, sebelum ia berpamitan pada Ravi. Ia sudah sangat tidak betah berlama-lama di dekat pria ini.

"Sepertinya urusan kita sudah selesai. Jika ada kendala atau hal yang ingin ditanyakan mengenai desain tersebut, kau boleh menghubungiku atau asistenku. Aku pamit pulang terlebih dahulu," jelas Amanda sambil membereskan map-map yang dibawanya

"Miss Amanda," panggil Ravi dengan suara lembut, mau tak mau membuat Amanda menoleh dengan tatapan penuh tanya

"Ya? Ada apa?" tanya Amanda

"Apakah nanti malam kau ada waktu luang?" Ravi bertanya balik

"Memangnya ada apa?" Amanda menjawab dengan pertanyaan lagi

"Jika kau luang, datanglah ke hotel tempat aku menginap. Aku akan memberikan apapun dan berapapun yang kau inginkan untuk kita bersenang-senang," kata Ravi dengan senyum mesum di wajahnya

Amanda berdecih mendengar kalimat sampah yang menggores harga dirinya itu.

"Fuck you! Kau pikir aku pelacur! Silakan kau cari wanita lain yang mau dibayar dengan uangmu itu. Pekerjaanku hanya sebagai seorang arsitek ternama, tidak memiliki selingan sebagai pelacur," sembur Amanda dengan emosi

"Come on, Amanda. Kau tidak perlu munafik! Jangan takut, aku bisa membayar dengan harga tinggi. Kau tinggal sebut saja berapa nominal yang kau mau," kata Ravi dengan nada mengejek

Amanda tersenyum sinis sambil menyiramkan Ice Green Tea miliknya tepat ke wajah Ravi. Wanita itu melenggang keluar tanpa ucapan apapun, meninggalkan Ravi dengan kondisi begitu memalukan.

Semua pengunjung disana menatap Ravi dan Amanda dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Damn! Dasar jalang munafik!" umpat Ravi sambil membersihkan wajahnya dengan tisu

??????????

Amanda masuk ke dalam mobilnya dan memukul stir dengan keras sembari mengumpat kesal. Pria gila yang sangat kurang ajar.

Ia merogoh tasnya mengambil smartphone miliknya untuk berbagi kekesalan yang tengah ia rasakan pada seseorang. Empat kali dering sambungan teleponnya tidak diangkat namun pada nada kelima, seseorang disana mengangkat teleponnya.

"Kau sedang sibuk? Apa aku mengganggumu, Na?" tanya Amanda pada Nana

"Ummh...Yah! Tidak... Aku tidak... Ergh..."

Amanda mengerenyitkan dahinya saat mendengar jawaban sahabatnya itu. Suara desahan seperti orang yang tengah melakukan kuda-kudaan.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Desak Amanda

"Shit! Ugh... Aku sedang bermain kuda-kudaan, Amanda saaaayaaaang...ugh!" jawab Nana

Amanda memijit dahinya dan memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri agar umpatan kasar tidak keluar dari bibirnya.

"Shut Up! Lanjutkan kegiatan olahraga panasmu. Dasar Bitch! Kau mengotori telingaku dengan suara desahanmu, Nana sialan!" Amanda mematikan sambungan teleponnya saat ia menyadari jika ia menelepon sahabatnya di waktu yang salah

"Kenapa sahabatku mudah sekali memberikan tempat untuk celupan lolipop pria itu. Astaga! Kapan Nana akan berhenti bermain," gumam Amanda

??????????

Setelah beristirahat sejenak di apartmentnya, Amanda memilih untuk memenuhi undangan dari salah satu kliennya di sebuah club malam ternama di Ibukota.

Sudah nyaris hampir 2 bulan Amanda tidak menghabiskan waktunya disana akibat pekerjaannya yang begitu padat.

Saat kaki jenjangnya yang dibalut dengan high heels merah melangkah ke dalam club dan tubuhnya dibungkus dengan black dress hitam tanpa lengan yang cukup menonjolkan beberapa bagian tubuh membuatnya begitu terlihat seksi. Para mata pria memandangnya dengan tatapan lapar dan buas.

Amanda seperti biasa mengacuhkan tatapan pria-pria mesum hidung belang disana. Ia tetap berjalan menuju meja bartender dan memilih untuk menyapa pria gemulai yang sudah lama tidak ditemuinya.

"Wow! My sexy princess garang akhirnya muncul kembali setelah menghilang beberapa bulan lamanya," pekik pria cantik yang gemulai mendekati Amanda dan memeluk wanita itu dengan erat

"Tsk! Selalu saja kau bersikap berlebihan Louis," gerutu Amanda saat pelukan mereka terlepas

"Louisa...Panggil aku Louisa, Amanda! Jangan membuatku marah padamu," rajuk pria cantik itu

Amanda tertawa renyah, tingkah Louis, manager club ini selalu membuat bebannya sedikit berkurang. Ia begitu benci ketika dipanggil dengan nama prianya, ia lebih suka dipanggil Louisa. Menggelikan.

"Baiklah Louisa!" ucap Amanda akhirnya membuat pria itu tersenyum manis

"Kau kemana saja, wanita garangku. Kau sudah lama sekali tidak kemari. Aku merindukanmu,"

"Pekerjaanku begitu padat. Aku bahkan tidak sempat untuk menghabiskan waktuku bersenang-senang disini. But, i miss you too," kata Amanda

Amanda dan Louisa terlibat percakapan cukup seru sampai wanita itu tidak menyadari jika ada sepasang mata tajam nan dingin tengah mengamatinya dari kejauhan.

"Perfect!" gumam seseorang tersenyum simpul sambil menyesapi wine yang berada dalam genggamannya.

??????????

Share this novel

Neng Cuiss Tea
2020-02-13 19:12:21 

Ada sebutan lucu lagi buat si ve**s lollipop...

Neng Cuiss Tea
2020-02-13 19:02:30 

Waw.. Wanita pembangkang kayanya.. Si darko bakal geleng geleng ga yah


NovelPlus Premium

The best ads free experience