Extra Part 3

Romance Completed 25593

EXTRA PART 3

Sehari menjelang pernikahan Rasya, semua sibuk. Vian, Ryan, Evan, Membantu om Dewa. Sedangkan aku sendiri, ikut membantu Radit menyiapkan berbagai hidangan cake. Aby tenang di gendongan mama. Si kecil mengerti Mommy and Daddy-nya lagi sibuk.

“Line, sini deh cepet,” Nadia muncul di ambang pintu pantry.

“Aku masih nanggung, nih,” kutunjuk adonan cake di depanku.

“Udah mbak, Radit bisa kok, makasih loh dah dibantuin dari pagi.” Radit menyuruhku berhenti dan menarik adonan dari tanganku.

“Ok deh, jangan lupa kecilin ovennya.” Kulepas afron yang kupakai.

“Siiiiaaaap, Bu Bos!” Radit tertawa lalu mengacungkan jempol ke arahku. Dasar ... anak itu.

Siska langsung menyambutku.

“Sini deh, liat anak-anak lucu.” Dia langsung menarikku ke arahku taman di seberang café.

Dan ketika sampai taman, aku melongo melihat kekacauan di sana. Itu mainan yang menggunung, Rasya di ujung sana memegang handycam lalu melambaikan tangannya ke arahku. Siska langsung menyeretku.

“Sini, Mi, lucu tuh anak Mami.”

Kuarahkan pandangku ke arah depan, di sana ada Nadia yang terus terkekeh.

Ada Nayla, adik Rasya yang berumur 6 tahun itu sibuk dengan alat-alat make up. Ada bedak, lipstik dan lainlain.

Dan di depan Nayla, duduklah Al, El serta Aya yang mengamati serius kegiatan make up si Nay lucu itu. Pipinya masih chubby, matanya belok seperti Tante Rani cuma rambutnya yang persis om Dewa, merah tua, menambah Nayla makin cantik di usianya yang ke-6 ini.

Si Al pun tampak mengamati kegiatan Nayla, tapi dasar Al tak bisa diam, diambilah itu lipstick mainan dari depan Nay.

“Al ... iiihhh Al kan cowok mau buat apa ini lipstik? Bibir Al juga dah merrraaahhh itu.” Nay mencoba merebut kembali, tapi Al menghindar dan kini berdiri lalu berlari.

“Pinjem, kak Nay ... ini walnanya cama kayak punya Peyyy.” Al dengan tubuh gendutnya sudah berlari ke arahku. Sedangkan Nay sudah beranjak berdiri dan ikut mengejar Al. Tapi alih- alih Al ke arahku, dia berhenti. Lalu membuka lipstik mainan itu. Dan sesaat kemudian, merahlah bibirnya. Belepotanlah semua dan seketika berbalik ke arah Nayla.

“Kak Nay ... cini ... tangkap Al, wek wek,“ ejeknya dan berlari lagi sambil memonyongkan bibirnya.

“Duuuhh itu kak Vian banget, jaiiiiiilll,” celetuk Rasya di sebelahku dan masih merekam mereka.

Nadia sendiri sudah gemas dengan ulah Al, ingin menangkap Al juga.

Beralih ke El dan Aya, mereka tampak tak terusik dengan Al dan Nay. Siska menyenggolku dan menunjuk El dan Aya yang tampak penasaran dengan mainan make up Nayla.

EL lebih dulu mengambil cream di depannya, sedangkan Aya masih sibuk dengan kacanya yang dipegangnya. Tapi lucu, Aya mengamati kaca itu dan beberapa kali menempelkan kaca di wajahnya seperti mau memakannya. Aku pun tergelak, Sisca sendiri ikut terkekeh. Kembali ke El, dia yang masih sibuk dengan cream di tangannya itu makin bingung.

Rasya melangkah maju lebih fokus ke dua bocah cilik itu. El langsung mengoleskannya di pipinya yang gembil itu. Dan seperti mengerti tadi gerakan Nayla, tangan mungilnya itu mulai meraba-raba wajahnya yang putih persis Vian itu. Awalnya dia bergidik geli dan pelan-pelan tapi setelah dirasa enak mulailah tangan gembilnya itu menyentuh wajahnya sendiri dan diuwek-uweklah wajahnya itu sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.

Rasya, Siska pun ikut geli melihat ulah El yang masih menguwek-uwek wajah sampai kepala dan rambutnya lalu memonyongkan bibirnya bersamaan dengan Aya yang sudah ikut me-makeup-in wajahnya dengan bedak. Alhasil berderailah tawa kami.

*****

Suara gelak tawa Vian kini membuatku harus mencubit perutnya.

“Huusstt diam, lihat udah pada bobok kasian.”

Vian langsung menutup mulutnya dia masih memegang handycam di tangannya. Malam ini Vian melihat hasil rekaman Rasya tadi dan dia tergelak terus.

“Abisnya ini Al lucu, apalagi El. Duuuhh, centilnya mommy-nya banget deh, ya.”

Kutabok lagi tangannya membuat dia menjerit tapi segera kutunjuk Al yang tidur di pojok kasur, dan El di sebelahnya, sedangkan Aby masih kubiarkan di sebelah El. Karena tadi dia merengek ingin di dekat Aby.

“My adorable sweetheart,” ucap Vian sambil mengecup pipiku, lalu segera ikut bergabung dengan anak- anak mengecupi mereka satu-satu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience