Dua Puluh Dua

Romance Completed 140216

Happy Reading All ????

??????????

"Long time no see. I miss you so bad!" ucap Darko.

Seolah pulih dari kesadarannya. Amanda menarik lengan Darko yang tengah memeluk pinggangnya lalu menghentakannya kuat.

Tatapan penuh emosi muncul begitu saja di kedua bola mata Amanda saat menatap Darko.

"I hate you so much! Lebih baik kau enyah dari hadapanku! Bastard!" desis Amanda.

'Sudah ku duga semua ini akan terjadi. Bersiaplah Darko, neraka sudah di depanmu,' batin Darko.

Darko menyentuh kembali lengan Amanda namun, ditepis dengan cepat oleh Amanda.

"JANGAN. SENTUH. AKU. LAGI !!!" desis Amanda dengan penuh penekanan.

"Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik," ucap Darko.

Mata kucing Amanda memandang tajam Darko. Seringai penuh emosi muncul di wajah cantik Amanda. Amanda menggeram. Ia harus mengontrol emosinya sebisa mungkin di ruang publik seperti ini.

"Kau mengerikan!" ucap Amanda.

Baru saja Amanda akan melangkah pergi meninggalkan Darko, pria itu dengan cepat menahan lengannya.

"LEPAS! NAPPEUN !!" bentak Amanda cukup keras.
(*Nappeun : Brengsek)

Sebagian besar orang yang berada di lobi itu menatap keduanya. Tidak terkecuali Antonio yang sedang berjalan menuju pintu keluar lobi hotel. Pria itu menyuruh istri dan anaknya untuk masuk ke dalam mobil terlebih  dahulu.

Antonio berjalan mendekati Amanda dan Darko. Pria itu cukup mengenal siapa sosok Darko. Pria dingin yang terkenal tidak banyak bicara begitu ditakuti sebagian besar para pembisnis dunia. Ucapan Darko mengenai perusahaannya ternyata bukanlah isapan jempol semata. Tapi kenapa perusahaan Antonio yang secara tiba-tiba diakusisi oleh Rajasa's Corp.

Untuk itu Antonio kembali lagi menuju Darko berdiri ingin menanyakan perihal kabar sialan baginya tersebut. Tapi sebelum bertanya, ada baiknya memperhatikan tingkah yang dilakukan kedua pasangan yang mengaku baik-baik saja itu. Benarkah Amanda saat ini menjalin hubungan dengan salah satu pria terkaya di dunia itu? Damn!

"Well, seperti inikah hubungan yang baik-baik saja?" Antonio masuk dalam percakapan Amanda dan Darko secara tiba-tiba.

Darko melayangkan tatapan datar namun, mengerikan. Begitu pula Amanda yang sedang dipenuhi emosi semakin tersulut ketika melihat mantan tunangannya itu kembali lagi hadir di depan wajahnya.

"Mau apa lagi kau kembali?" tanya Amanda ketus.

Antonio berusaha tertawa terpaksa.

"Sepertinya hidupmu diciptakan untuk dibodohi dan disakiti oleh pria. Poor you, Amanda!"

Amanda begitu menggeram ketika mendengar ejekan secara langsung dilontarkan oleh Antonio. Di mana letak hati nurani pria itu? Bisa-bisanya ia mengejeknya sedemikian rupa. Oh GOD!

"Kebiasaan menjadi wanita bar-bar memang tidak bisa lepas darimu. Menyedihkan sekali," lanjut Antonio.

Buku-buku tangan Amanda begitu terlihat jelas. Kenapa Antonio melakukan semua ini padanya? Belum cukupkah pria itu sudah meninggalkannya dan memilih wanita lain dan kembali lagi malah mengejek serta memojokannya? Apa sebenarnya salah Amanda pada Antonio, sehingga pria itu begitu kejam dengannya?

'Tuhan, aku begitu berterima kasih padaMu. Tidak membiarkan aku dan Antonio bersatu. Dia begitu licik dan picik ternyata. Aku menyesal sudah pernah mencintainya begitu dalam,' batin Amanda.

BUGHHH !!!

Suara tonjokan tiba-tiba terdengar ketika Amanda sedang sibuk dengan pemikirannya. Antonio terlihat sedang mengelap darah yang keluar dari ujung bibirnya dan sebelah hidungnya.

Amanda memekik melihat keadaan Antonio yang berdiri sempoyongan dengan bibir serta hidung yang berdarah. Hanya dengan satu kali tonjokan sudah membuat keadaan Antonio seperti itu dan tersangkanya tak lain yaitu Darko.

Para tamu hotel yang berada di lobi, ikut tercengang melihat kejadian yang begitu cepat dan tidak terduga. Sebelah lengan Amanda ditarik oleh Darko untuk berdiri di sampingnya.

Keadaan hening. Amanda melihat sekitar, ia pikir akan ada pegawai keamanan yang menerai atau mengamankan tapi nihil. Keamanan di sana seolah buta dan tuli, mereka hanya diam bertugas seperti biasa seakan tidak terjadi apapun barusan.

Amanda menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan ini padaku," ucap Antonio memecah kesunyian di sana.

"Hahaha... Aku tidak akan membiarkanmu melenggang begitu saja setelah melakukan semua ini padaku," kata Antonio lagi.

Darko hanya berdiri diam memandang tanpa ekspresi pada Antonio yang terus berbicara. Tangannya sudah terkepal kembali, Amanda melihatnya lantas bergidik ngeri. Ia yakin, Darko tidak segan untuk memberi hadiah kedua kali untuk Antonio.

"Dasar pria bodoh! Mau-maunya bersama Amanda. Sebagai informasi untukmu, Amanda tidak bisa move on dariku. Sampai saat ini, dia masih mengharapkanku. Kasihan sekali kau ini. Kaya, berkuasa tapi bodoh!" Rentetan kalimat penuh percaya diri keluar dari mulut Antonio.

Amanda melotot tidak terima dengan semua ucapan itu. Ia maju bergerak dan menampar pipi kiri Antonio begitu saja. Lagi-lagi, tamu yang ada di lobi itu terkejut. Tapi, bisa dipastikan tidak ada satu pun yang berani mengangkat ponsel mereka untuk merekam kejadian tersebut. Entah atas dasar apa mereka bertindak seperti itu. Biasanya netizen akan bergerak cepat merekam atau membagikan foto kejadian seperti ini, perkelahian di muka umum. Tapi sekarang tidak. Mereka seperti terkontrol untuk hanya diam menonton saja. Benar-benar susah diterka.

Lupakan netizen atau para tamu yang sedang menyaksikan secara langsung kejadian antara kedua pengusaha besar dan seorang arsitek yang cukup terkenal juga namanya, mengingat ayahnya salah satu orang yang terkenal di Korea.

Amanda memandang sinis wajah Antonio. Demi Tuhan, Amanda bersumpah begitu menyesal pernah menjadi budak cinta seorang Antonio. Mulut pria itu begitu tajam ternyata. Benar-benar pria kejam.

Antonio menatap Amanda dengan tatapan emosi, seakan tidak terima ketika mendapatkan tamparan dari wanita itu.

"KAU!!!" bentak Antonio.

"Kau bajingan! Kau benar-benar pria kejam!" bentak Amanda tidak mau kalah.

"Dengar! Pasang telingamu baik-baik Tuan Antonio yang terhormat. Jangan terlalu percaya diri, jangan berlagak kau yang paling tahu tentangku. Apalagi tentang perasaanku!"

"Jangan merasa kau lah satu-satunya pria di dunia ini. Aku tidak pernah mengharapkanmu lagi. NEVER!!!" Amanda mengucapkan semuanya dengan nada penuh emosi.

Baru saja Antonio ingin membuka mulutnya membalas segala ucapan yang keluar dari mulut Amanda, tiba-tiba pria itu jatuh tersungkur.

Amanda dan semua orang yang melihatnya terlihat memekik cukup keras. Di luar dugaan Darko akan memberikan hadiah pada Antonio tanpa aba-aba.

Antonio memegang rahangnya yang mungkin sedikit bergeser akibat bogem mentah dari Darko. Rasa sakit, perih bercampur asin yang pria itu rasakan.

Amanda menoleh ke petugas keamanan, mereka terlihat tak acuh. Tidak ada yang mendekat untuk memisahkan. Amanda yakin, pasti ada sesuatu yang telah dilakukan oleh Darko pada hotel ini. Mengingat bagaimana berkuasanya pria itu.

Cemas! Ya, Amanda hanya cemas melihat Antonio yang jatuh tersungkur dengan darah yang mengalir dari hidung serta bibirnya. Cemas karena bisa saja pria miskin ekspresi itu melakukan hal yang jauh lebih gila lagi.

'Demi Tuhan. Kenapa harus aku yang dihadapkan pada kedua pria brengsek ini?' batin Amanda.

Darko kembali lagi berjalan mendekat ke arah Antonio dan menarik lengan Amanda agar mundur dan berada di belakang tubuhnya. Pria tanpa ekspresi itu menunduk memperhatikan Antonio dengan tatapan datar namun, sarat emosi.

"Kau terlalu berisik untuk ukuran seorang pria," ucap Darko penuh ejekan.

Darko berjongkok dan menunduk agar lebih dekat pada Antonio.

"Ini hanya peringatan kecil agar kau tidak berisik lagi. Tapi jika kau tetap berisik, aku bisa menghilangkanmu dalam hitungan detik," bisik Darko dengan suara berat dan rendahnya.

Antonio terlihat membulatkan kedua matanya. Imej kejam dan berkuasa serta tidak ingin kalah ternyata benar-benar melekat pada diri Darko bukanlah isapan jempol semata. Imej tersebut sudah beredar luas dikalangan pembisnis dunia.

"Kau merusak semua rencanaku, jadi cepat menyingkir dari sini dan jangan tunjukan lagi wajahmu di depanku!" desis Darko dengan penuh penekanan.

Antonio melotot tidak percaya atas apa yang diucapkan Darko barusan. Tapi dengan cepat pria itu berdiri sambil memegangi rahangnya. Menatap Amanda sejenak.

"I'm sorry, Amanda." Setelah mengucapkan deretan kalimat singkat itu, Antonio pergi dari lobi hotel tersebut menjauh dari Darko dan juga Amanda.

Amanda sampai speechless dengan apa yang barusan terjadi.

"Selesaikan semuanya!" ucap Darko dengan ponsel menempel di telinganya.

Amanda memandang Darko penuh selidik dan tetap penuh emosi.

"Jangan kau pikir, setelah menjadi pahlawan dengan membantuku, lantas aku mau berbicara lagi denganmu," kata Amanda marah.

Darko tetap berdiri tanpa ekspresi apapun, ketika mendengar ucapan Amanda.

"Aku tidak menyuruhmu untuk mengakusisi perusahaan Antonio. Jadi, tidak perlu kau melakukan apapun lagi karena aku tidak akan simpati padamu."

"Ah--- , satu hal lagi. Jangan muncul lagi di hadapanku. Arraseo!!!" ucap Amanda dengan penuh penekanan.

(*Arraseo = mengerti)

Wanita itu melangkah mengikuti Antonio yang lebih dulu pergi. Amanda berjalan cepat untuk mengejar pria masa lalunya itu meninggalkan Darko yang hanya berdiri diam tidak beranjak satu senti pun.

Amanda menahan lengan Antonio membuat pria itu terkejut. Ia tidak menyangka jika Amanda akan menyusulnya. Antonio lantas mengubah ekspresi wajahnya dengan cepat, seakan apa yang diucapkannya tadi terbukti jika Amanda masih mengejarnya, bukan sekedar dugaan atau bualan.

Mata kucing Amanda menatap tajam wajah Antonio yang tersenyum culas di depannya. Pria itu pasti berpikir yang tidak-tidak karena Amanda berlari menghampirinya.

"Simpan senyum bodohmu itu. Dengar, debat kita belum selesai. Kau masih harus menjawab pertanyaanku dan menjelaskan semuanya padaku, jika tidak, kau akan ku biarkan dihilangkan tanpa jejak oleh pria yang telah memberimu hadiah paling manis," ucap Amanda.

Antonio memicing waspada.

'Bukan Amanda yang ku kenal dulu ternyata!' batin Antonio.

"Apa lagi yang mau kau tanyakan dan harus ku jelaskan padamu?"

"Kenapa kau begitu membenciku? Kenapa kau harus menjelekkanku di depan orang lain? Apa salahku sebenarnya? Sehingga kau tega mengatakan semua kalimat-kalimat kasar tadi?" tanya Amanda dengan penuh keingintahuan.

Antonio menghela napas dan menatap kedua bola mata Amanda.

"Alasanku sederhana," ucap Antonio pelan.

"Aku ingin kau sakit hati, depresi lalu jatuh terpuruk." Amanda melotot mendengar ucapan Antonio.

"Hah? Tapi kenapa?" tanya Amanda lirih.

"Tidak apa-apa. Hanya saja, aku suka melihatmu menderita karena aku," kata Antonio.

Amanda mengerenyitkan dahinya lalu menggeleng pelan.

"Semua hal bisa kau dapatkan dengan mudah. Apapun itu. Kau juga punya karir yang cemerlang. Aku ingin setidaknya ada sesuatu yang tidak bisa kau miliki. Dan aku berhasil," ucap Antonio tanpa rasa bersalah.

"Jika aku bersamamu. Itu sama halnya menegaskan kalau kau bisa mendapatkan segala maumu dengan mudah. Kau dan aku juga akan bersaing dalam hal karir, aku tidak mau kau ijak-ijak saat karirku terpuruk, untuk itu aku memanfaatkanmu. Dengan cinta butamu padaku, aku berhasil membangun kembali perusahaanku yang hampir saja runtuh," lanjut Antonio.

Amanda melotot dan menganga mendengar semua penjelasan dari Antonio. Pria itu mengatakannya tanpa rasa penyesalan sedikitpun. Amanda memijit pelipisnya dengan sebelah tangan berkacak pinggang.

"Hah... ha! Benar-benar gila," gumam Amanda.

"Kau benar-benar sakit jiwa. Kau mengerikan! Tidak perlu kau lanjutkan penjelasanmu. Aku sudah tidak ingin mendengar kelanjutannya," desis Amanda.

"Aku harap tidak bertemu denganmu lagi. Pria sakit jiwa!" Amanda berjalan mundur dan Antonio hanya mengedikan bahu sambil tersenyum tipis.

Amanda berlari ke luar hotel dengan memegang pelipis meninggalkan Antonio. Hari yang penuh dengan kejutan.
Darko mendengar semuanya dan tersenyum lebar.

"Sekarang gantian kau yang sakit hati, jatuh terpuruk dan depresi karena sudah membuat wanitaku kecewa," gumam Darko saat memandang kepergian Antonio.

??????????

Ponsel Amanda berdering, nama Darko tertera di layar. Wanita itu memandang lama dan menghela napas berat.

"Apa lagi yang diinginkan pria brengsek ini?" gumam Amanda saat menimbang panggilan dari Darko.

Saat itu, Amanda sedang berjalan menuju halte bus. Ia memang terbiasa berpergian dengan kendaraan umum ketika berada di Korea.

"Ada apa lagi? Sudah aku katakan aku tidak mau berbicara denganmu lagi. Kau tidak tuli kan?" ketus Amanda saat mengangkat panggilan dari Darko setelah empat belas kali menelepon tapi diabaikan.

"Jika kau mencariku. Aku tidak ke mana-mana. Aku hanya duduk di restoran hotel. Kau bisa datang kapanpun kau mau," ucap Darko di seberang sana.

"Aku tidak akan mencarimu!" kesal Amanda.

"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Tapi aku tidak yakin, bukankah kau sangat merindukanku?" Darko semakin membuat geram Amanda.

Amanda memejamkan mata kesal saat mendengar ucapan pria brengsek yang tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba datang seenaknya itu.

"Setelah pergi dan datang seenaknya, ternyata kau semakin gila tidak tertolong! Jangan harap aku mau menemuimu lagi! TIDAK AKAN!!!" bentak Amanda dan wanita itu menutup teleponnya sepihak.

"Arrrgh... !!! Dasar pria gila. Oh, Tuhan. Kenapa kau temukan aku pada pria-pria gila. Percaya diri sekali si Darko Dio Rajasa sialan itu!"

"Hah! Menyebalkan sekali hari ini. Aku bisa ikut gila kalau begini jadinya." gerutu Amanda. Wanita itu melirik ke sekitar yang memandangnya dengan tatapan aneh lalu buru-buru berjalan cepat dengan mengangkat dagunya berusaha menormalkan ekspresinya seakan tidak terjadi apapun.

??????????

Di Restoran hotel, Darko tersenyum saat sambungan teleponnya dimatikan sepihak oleh Amanda.

"Marahmu semakin menggemaskan. Lihat saja, kau pasti akan kemari dengan amarah yang lebih dahsyat lagi," gumam Darko sambil mengelus-elus foto Amanda yang menjadi wallpaper ponselnya.

??????????

Kira-kira ada yang bisa nebak, apa yang bikin Amanda nanti balik nemuin Darko? Apa yang dilakuin Darko ke Amanda?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience