"Hal buruk tidak selamanya dimiliki oleh orang yang buruk pula"

Romance Series 677

Airin sampai rumah pukul 17:30, seoerti biasa jika ia pulang kerja sore hari dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum nantinya ia bermalas-malasan ditempat tidurnya atau ditempat disalah satu tempay favoritnya yaitu didepan televisi.
"Ah segarnya" gumam Airin selesai mandi.
Dia duduk disofa yang berada diruang TV nya, diruang TV nya memang terdapat satu sofa dan kasur lantai yang nyaman untuk menonton TV, Airin duduk sambil membuka ponselnya yang terdapat beberapa pesan salah satunya dari akun instagramnya "Hati-hati dijalan yah" Airin membaca pesan tersebut.
"Terimakasih, aku sudah sampai rumah, maaf baru semapat balas, tadi aku bersih-bersih diri dulu, oh iya, tadi kenapa ada didepan toko?" balas airin

"Kenapa belum balas juga, apa dia belum sampai rumah" gumam Arfan dalam hati.
"Tring" Ponsel Arfan berbunyi, yang pertanda ada pesan masuk, ia segera membukanya.
"Airin !" wajahnya yang sumringah.
"Syukurlah, eee... aku keluar untuk melihat sesuatu" balas Arfan.
"Apa yang ingin kamu lihat?" jawab Airin
"Kamu" Arfan menjawabnya dengan berani.

Airin terdiam, seakan waktu berhenti sejenak saat ia membaca pesan dari Arfan. Bahkab Airin tidak berani membalasnya lagi.
Tepat pukul 20:00, Airin masuk kamar dan meninggalkan ibu, ayah, dan adiknya diruang TV yang masih asik menonton acara kesukaan mereka.
Airin bermain ponsel untuk membalas pesan-pesan dari temannya yang masuk.
"Rin" akun instagramnya terlihat sebuah pesan masuk.
"Hai ka, eh boleh aku panggil ka? sepertinya kamu lebih dewasa dariku" jawab Airin.
"Hehe boleh ko, tapi aku lebih senang jika kamu memanggilku Arfan saja" jawab Arfan.
"Oh oh baiklah, Arfan" balas Airin
"Rin, boleh aku meminta nomor ponselmu? maaf sebelumnya jika aku tidak sopan, aku hanya ingin berteman, tidak enak juga jika terus-terusan mengirim pesan diinstagram" jelas Arfan
"Eee.. baiklah, tapi tolong simpan dengan baik ya, karena hanya orang terdekat saja yang mengetahui nomor ponselku" jelas Airin.
"Baiklah rin, aku akan menyimpannya dengan baik" jawab Arfan senang.

Airin pun memberikan nomor ponselnya pada Arfan, dan setiap hari Arfan mengirim pesan ke pada Airin untuk bertanya tentang Airin atau sekedar memberinya semangat saat bekerja atau sekedar bertanya apakah sudah makan atau sedang melakukan apa.

Dua minggu telah berlalu, Airin dan Arfan sudah seperti orang yang lama kenal saja, bahkan setiap Airin pulang kerja sore hari Arfan selalu didepan tokonya hanya untuk melihat Airin pulang dan tersenyum padanya.

Bulan sudah menunjukan diri dilangit dengan penuh bintang, seperti biasa Airin sedang bercanda gurau dengan Arfan melalui pesan diponselnya.
"Rin, boleh aku bertanya?" pesan Arfan yang masuk
"Silahkan, ingin tanya apa?" sahut Airin
"Apakah kamu suka cokelat?" tanya Arfan
"Coklat? suka, ada apa? jawab Airin heran
"Ah tidak, aku hanya bertanya" Arfan tidak melanjutkan pertanyaannya.

Mereka terus saja mengirim pesan layaknya orang yang sedang jatuh cinta.
Hari sudah larut, mereka pu. menghentikan perbincangannya.
Airin pun bersiap untuk tidur, "Arfan, yaa... Arfan, laki-laki yang dulunya amat aku jaga jarak darinya, kini bagaikan teman yang sudah lama berteman, aku sadar, ternyata hal yang buruk tidak selamanya dimiliki oleh orang yang buruk pula, Selamat malam rin" gumam Airin dalam hatinya.

"Tinta Merah Muda"
(A.R.A)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience