" Alhamdulillah ... sekarang bang Rinto sudah kerja kantoran, semoga berkah ya Allah", ucap Rina sendirian. " Setidaknya aku mampu mencukupi kebutuhan dapur di rumah ini, kasian ibu ,ayah dan Lastri harus selalu makan tempe dan ikan saja", ucap Rina sendiri.
" Rina ... Rina ... " Rinto memanggil Rina dengan penuh suka cita, hari ini Rinto menerima gaji pertama, jadi hari ini Rinto berniat mengajak Rina jalan jalan, walaupun hanya sekedar makan bakso di pinggir jalan, ataupun mungkin makan nasi Padang. Kalau untuk makan di restoran mungkin dana nya gak cukup, ya .... maklumlah hanya penerima gaji UMR.
" Iya bang Rinto, ada apa ,Rina liat kok bahagia double hari ini, senyum nya itu lho beda dari biasanya", goda Rina pada suami nya.
" Ya iya lah sayang, hari ini bang Rinto gajian lho, gaji pertama, jadi abang mau kita merayakan nya jalan jalan keliling kota ini", ucap Rinto dengan penuh semangat dan kebahagiaan.
Tiba tiba ibu keluar dari kamar, mungkin karena mendengar suara Rinto dan Rina. " Eh ini suami istri kok keliatan bahagia banget ya, ada apa ni", tanya ibu Ida penuh selidik, seperti nya dia lupa kalau tanggal muda para karyawan swasta atau pun PNS pada gajian.
" Ini lho Bu , hari ini Rinto gajian", jawab Rinto dengan senyuman sumringah karena hari ini baru pertama dapat gajian perbulan. " Serius Rinto hari ini gajian ? ... ", mata Bu Ida terbuka lebar mulut nya ternganga, otaknya berpikir. " Wah kalau begitu traktir ibu ya, ibu mau beli baju, beli bedak, beli perhiasan dan beli makanan yang enak enak ... satu lagi ibu minta jatah bulanan dua juta. Ingat lho Rinto ,kamu harus balas jasa ibu yang telah merawat dan membesarkan, jadi sudah saat nya kamu balas budi", terang Bu Ida dengan semangat, maklumlah sudah sangat lama Bu Ida menahan banyak keinginan nya , setelah peristiwa kerampokan kemaren. Sampai sampai di lupa kalau Rinto menerima gajian UMR.
Mendengar permintaan Bu Ida, seketika Rina dan Rinto melongo , mulut ternganga, mata melotot , seperti orang kena setrum , tanpa berkata tanpa berkedip apa lagi bergerak.
" Lho lho ,kok kalian berdua malah bengong seperti itu, woy woy ...",teriak Bu menyadarkan anak menantu nya.
" Kenapa malah bengong seperti itu, sini mana gajian mu, biar ibu yang membagi nya", terang Bu Ida sambil menyodorkan tangannya ke arah Rinto, Rinto hanya menelan seliva melihat tingkah dan permintaan ibu nya, sungguh di luar ekspektasi Rinto.
" Mana mana uangnya , cepetan ... ibu sudah gak sabar pengen shopping, pengen makan enak ", ucap Bu Ida kembali.
" Ibu ... maaf gajian ini harus Rina yang pegang, karena dia lah yang selama ini yang belanja keperluan dapur di rumah ini", ucap Rinto masih dengan keheranan nya.
" Hey kau Rinto, di rumah ini aku ratu nya, jadi aku yang harus menerima gajian mu, nanti Rina biar ibu kasih aja tuk belanja harian, tapi uang gajianmu harus di serahkan pada ibu seluruh nya, ayo mana cepetan" , pinta Bu Ida gak sabaran, seperti anak kecil merengek minta belikan permen.
Rinto dan Rina tambah melongo, tidak percaya melihat tingkah laku ibu Ida.
" Heh ... kalian berdua ini kenapa, dari tadi kayak patung kena setrum aja muka nya, mana uangnya Rinto, sini ... kasih ibu ", lalu Bu Ida mengambil tas Rinto dan mengacak isi dalamnya, lalu dengan hati riang gembira dia telah menemukan amplop gajian Rinto. Langsung di buka dan di eksekusi tu uang dalam amplop coklat.
" Apa ????!!!! ... kenapa gaji mu hanya segini Rinto ????!!! ... kalau begini bagaimana ibu mau shoping, beli perhiasan beli baju, makan enak haaaaa !!!!!! , kamu ini sudah kerja kantoran gaji nya juga sedikit, gak beda jauh dengan gaji mu saat nguli, ini hanya beda kamu menerima perbulan", ucap Bu Ida dengan amarah dan kecewa campur jadi satu.
" Kapan sih kamu bisa di andalkan ? ... ya sudah uang ini untuk ibu semua nya", lalu Bu Ida beranjak meninggalkan Rinto dan Arin yang masih dengan tatapan bingung.
"Bu ... ibu gak bisa seperti ini dong, uang itu untuk biaya makan kita sekelas sebulan,dan harus Rina yang memegang nya", ucap Rinto pelan, karena khawatir ibu nya akan marah lagi.
" Apa kamu bilang Rinto, uang ini untuk Rina ???
hey, aku ratu di rumah ini, jadi semua harus dengan seizin ku. selama ini Rina yang mengelola dan menikmati uang mu ,ibu diam aja. Tapi kenapa saat ibu yang mau menikmati uang mu ,kamu protes Rinto !!!", ucap Bu Ida berapi api dengan penuh kemarahan.
"Ibu ... Rina gak menikmati sendiri uang gaji bang Rinto, tapi kita menikmati bersama Bu", ucap Rina berusaha meluruskan.
" Alaaaaaah ... yang kau suguhkan tuk kami hanya lauk tempe dan tempe, pasti kalau mau makan enak kamu makan di luar kan ! ...", tuduh Bu Ida asal, padahal dia tau sendiri, gak mungkin itu Rina lakukan, dengan gaji Rinto sebagai kuli bangunan yang kecil, tapi demi menang, Bu Ida nuduh membabi buta, ,bagi nya uang sekarang harus dia miliki, sudah lama sekali gak pegang uang jutaan, sudah kepengen manjain diri. Bu Ida seperti nya lupa ,jika uang itu juga akan di gunakan untuk keperluan makan dan lain lain.
Bu Ida bergegas masuk kamar meninggal Rina dan Rinto yang masih berdiri dengan kebingungan.
ini
" Bang apa benar tadi ibu, kok bisa berubah sedrastis ini ya", ucap Rina masih dengan kebingungan nya.
" Iya Rin ... abang juga merasa tidak percaya, ibu bisa berubah sedrastis ini, bukan kah ibu sudah beruban baik ya ? ", balas Rinto denvlogan mimik gak kalah heran.
" Apakah karena uang manusia bisa berubah ? ", tanya Rinto kembali pada Rina dan butuh penjelasan.
" Entah lah bang, tapi kalau seperti ini, gimana aku mau bayar hutang di warung, karena selama abang belum gajian, aku ngutang dulu tuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bude Romlah mau memberikan hutangan , karena dia tau abng sudah kerja gaji bulanan, sebelum nya kan aku belum pernah ngutang. Tapi kalau seperti ini ,aku harus bilang apa sama bude Romlah ?", ucap Rina dengan kebingungan, campur sedih.
" Ini harus di rembuk kan lagi pada ibu, mungkin tadi ibu hanya lupa ... aku yakin ibu pasti mengerti", jelas Rinto menghibur Rina.
" Semoga saja ya bang ", balas Rina
Share this novel