Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang.gilang masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas di mejanya.sudah satu Minggu ini Gilang menjalankan tugasnya sebagai CEO diperusahaan milik ayahnya.
Sesuai janjinya kepada sang bunda,Gilang akan berusaha untuk menjalankan keduanya bersamaan.tidak mudah memang tapi Gilang akan mencoba belajar.
Gilang mengambil satu file terakhir.dibuka dan dibacanya isi file dengan teliti.selesai membaca Gilang mengambil bolpoin lalu menandatangani file tersebut.
Sekilas gilang melihat jam ditangannya.tidak terasa sudah hampir tiga jam dirinya berkutat dengan pekerjaan.gilang menghela nafas panjang kemudian merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
Tok tok tok
"Masuk?!" Titah Gilang.
Tidak lama pintu terbuka.masuk lah seorang wanita yang merupakan sekertaris pribadi Gilang.
"Maaf pak Gilang.ada yang ingin bertemu dengan anda?" Ucap Dewi.
"Siapa?!" Tanya Gilang.
"Namanya pak Adnan,pak?" Gilang mengangguk pelan.
"Suruh dia masuk?" Titahnya lagi.
"Baik pak?" Dewi pamit keluar ruangan,meminta seseorang tersebut untuk masuk kedalam.tidak lama seorang laki-laki bertubuh tegap memasuki ruang kerja Gilang.
"Kayaknya CEO baru kita ini sibuk banget.sampai-sampai telfon dari gue gak diangkat?" Ucap Adnan yang merupakan teman kecil Gilang.
Gilang terkekeh lalu beranjak dari kursinya,dia berjalan menghampiri adnan.tampak keduanya saling berpelukan.
"sorry bro.hari ini kerjaan lagi banyak banget?" Ucap Gilang kemudian mempersilahkan Adnan untuk duduk.
"It's oke.gue ngerti kok.jadi gimana sama kerjaan baru loe ini,hm?" Tanya Adnan.
"Yah gitu deh.lumayan berat juga si buat jalanin keduanya.tapi gue akan berusaha.gue gak mau ngecewain bunda?" Jawab Gilang dan Adnan hanya mengangguk paham.
"Sibuk boleh lang,tapi jangan lupa buat cari istri.loe juga harus cari kebahagiaan loe sendiri?" Ucapnya.
"Belum kepikiran nan.lagi pula gue juga belum nemu yang cocok?" Jawab gilang.
Adnan sangat mengetahui persis bagaimana gilang.sahabatnya itu memang sulit untuk jatuh cinta.sikap dingin dan galak yang melekat padanya membuat para wanita berpikir dua kali untuk mendekati Gilang.adnan hanya bisa berdoa untuk sahabatnya ini.semoga saja suatu hari nanti ada gadis yang bisa menaklukkan hati gilang.
"Oh ya.loe mau makan siang di mana.ikut gue yuk.kita ke cafe langganan gue?" Ajak Adnan.
Gilang terdiam sejenak kemudian melihat jam di tangannya."boleh.tapi gue gak bisa lama-lama ya.gue harus ke kampus buat ngajar?" Adnan mengangguk sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.lalu keduanya pun segera pergi meninggalkan kantor untuk makan siang
================
"MAMA"
Teriak Vania memanggil mamanya yang tengah berada di depan mini bar,membuat seluruh pengunjung cafe yang mendengarnya kaget dan langsung menoleh ke arah gadis itu.
"Astaga,vania.apa-apaan sih kamu teriakan gitu?!" Kesal ibu deana dengan kelakuan sang anak.
Ibu deana pun segera meminta maaf kepada para pelanggannya karena sudah mengganggu aktivitas makan mereka.Vania terkekeh kemudian memeluk manja tubuh sang mama dari belakang.
"Mah??"
"Hm,kenapa??"
Dari tingkah Vania,ibu deana sudah bisa menebak.pasti anaknya itu sedang menginginkan sesuatu darinya.
"Mmm...Nia minta uang jajan dong?" Vania menaruh dagunya dipundak sang mama.
"Loh,bukannya kemarin papa udah kasih kamu uang jajan ya?" Ucapnya.
"Uang dari papa masih ada.cuma dua hari lagi bela ulang tahun.nia mau beli kado buat dia mah?" Jelasnya.sebenarnya Vania punya tabungan hanya saja uang itu untuk keperluan mendesak sekolahnya.
Ibu deana melepas lembut pelukan vania.lalu membawa anak itu kehadapannya.
"Butuh berapa,hm?" Tanya ibu deana.
Terlihat Vania mengetuk-ngetukan jari telunjuknya didagu,berfikir sejenak."Lima ratus ribu mah?" Jawabnya.ibu deana mengangguk pertanda tidak keberatan dengan permintaan Vania.
"Oke.mama akan kasih uangnya.tapi ada syaratnya?" Vania menaikan sebelah alisnya.
"Syarat?" Untuk kesekian kalinya ibu deana menganggukan kepalanya.
"Syaratnya gampang kok.kamu cuma perlu bantu mama layanin pembeli.hari ini mama keteteran.soalnya eka sama Widi gak masuk kerja.mereka sakit?" Jelasnya.
Vania kembali berfikir.sepertinya tidak masalah jika dia membantu sang mama di cafe.lagi pula hari ini cafe terlihat ramai.kasihan juga kalau mamanya sampai keteteran melayani para pembeli.masih ada satu jam juga kok untuk dirinya kekampus.
"Siap bos?" Seru Vania sambil memberikan gerakan hormat.
================
Adnan memarkirkan mobilnya di depan cafe.keduanya segera turun dari mobil sport berwarna biru milik adnan.dengan gaya cool,keduanya berjalan memasuki tempat tersebut.
Adnan melihat sekeliling ruangan,mencari tempat kosong untuk mereka.tidak lama seorang wanita paruh baya datang menghampiri keduanya.
"Adnan?" Panggil wanita itu.
"Tante Dea?" Sapa Adnan.
Ya,kini keduanya tengah berada di cafe milik ibu deana.kira-kira sudah dua tahun lebih cafe ini menjadi tempat favorit adnan.selain makanan dan minumannya yang enak.tempat ini juga sangat nyaman untuk bersantai.
"Mau makan siang,nan?" Tanyanya.
Adnan mengangguk."iya nih tan.aku mau makan siang.laper banget nih?" Ucap Adnan sambil menepuk pelan perutnya.adnan memang sangat dekat dengan ibu deana.maklum,sudah cukup lama juga Adnan menjadi pelanggan setianya.
Ibu deana terkekeh lalu mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang mengenakan setelan jas berwarna biru Dongker."Oh iya tan.kenalin.ini temen aku.namanya Gilang?" Gilang dan ibu deana saling melempar senyum kemudian bersalaman.
"Gilang?"
"Deana?"
Ibu deana langsung membawa Adnan dan Gilang ke tempat yang masih kosong.setelah itu memberikan buku menu kepada keduanya.adnan dan Gilang melihat beberapa menu yang tertera di buku.
"Aku mau spaghetti bolognesenya satu sama capuccinonya satu,Tan?" Ucap Adnan menyebutkan pesanannya.
"Loe,lang.mau pesan apa?" Tanya Adnan.
"aku pesan nasi goreng satu sama coffee latte satu?" Ibu deana mengangguk lalu mencatat semua pesanan tersebut.
"Mohon ditunggu ya?" Ucapnya,setelah itu ibu deana pergi menuju tempat pemesanan.
"Eh,btw gimana sama kampus tempat loe ngajar sekarang?" Tanya Adnan setelah kepergian ibu deana.
"Mahasiswinya cantik-cantik gak?" Godanya.gilang memutar bola matanya dengan malas.
"Lumayan?" Jawab singkat Gilang.
"Gak ada yang berulahkan.mmm....maksud gue kan biasanya ada anak yang susah diatur?" Mendengar perkataan Adnan barusan seketika membuat Gilang teringat akan vania.mahasiswinya yang tidak tahu tata Krama dan selalu membuat ulah kepadanya itu.
"Ada?" Jawabnya.
"Yah....namanya juga masih bocah.pikirannya masih labil.loe yang sabar aja ngadepin mereka?" Adnan memberikan nasihat kepada Gilang.
"Iya??lagi pula udah jadi makanan sehari-hari gue juga ketemu sama yang modelan gitu?" Ucapnya
Gilang melihat suasana cafe yang bernuansakan garden tersebut.benar yang dikatakan oleh Adnan tadi.tempat ini sangat nyaman untuk bersantai.sepertinya setelah ini dia akan menjadikan cafe ibu deana sebagai tempat favorit selanjutnya.
Ddrrrtt
Tiba-tiba saja hp milik Gilang bergetar.ternyata sang asisten mengirimkan pesan kepadanya.gilang membuka aplikasi WhatsApp nya lalu membaca isi pesan tersebut.
"Permisi?" Ucap seseorang yang datang mengantarkan pesanan Adnan dan Gilang.dengan penuh kehati-hatian gadis itu menata piring dan gelas diatas meja mereka.
"Loh,nia?" Adnan sangat terkejut setelah melihat orang yang membawakan pesanan mereka adalah anak dari ibu deana.
"Eh,kak Adnan??" Vania baru menyadari bahwa laki-laki dihadapannya adalah Adnan,si pelanggan setia cafe mamanya selama Beberapa tahun belakangan ini.
"Tumben kamu datang ke cafe di hari biasa.bukannya cuma Sabtu Minggu aja?" Setau Adnan,Vania hanya datang ke cafe di hari Sabtu dan Minggu saja.dikarenakan hari biasa Vania sibuk dengan kuliahnya.makanya tadi dia sempat kaget saat melihat Vania yang membawakan pesanannya.
"Iya kak ada sedikit urusan sama mama tadi.karena liat cafe rame banget dan mama juga keteteran,sekalian aja deh bantu-bantu mama sebelum berangkat kuliah.Kak Adnan sama siapa?" Tanya Vania yang belum melihat keberadaan Gilang disebelahnya.begitu juga dengan gilang.dia belum menyadari bahwa orang yang membawakan pesanannya itu adalah Vania,mahasiswinya di kampus.gilang terlihat masih sibuk dengan hpnya.
"Sama temen?" Adnan mengarahkan pandangannya ke arah Gilang,dan Vania pun mengikuti arah pandangan Adnan.gilang yang baru saja selesai chat an dengan sang asisten menaruh kembali hp nya di atas meja.
"Pak gilang!!"
"Kamu!!"
Keduanya tampak terkejut melihat satu sama lain.sementara Adnan merasa kebingungan melihat keduanya.
"Kamu ngapain ada disini?" Gilang sedikit kebingungan ketika melihat Vania menjadi pelayan di cafe ini.
"Kalian saling kenal?" Tanya Adnan menatap Gilang dan Vania bergantian.
"Mmm...itu...apa.pak Gilang...-"
"Dia mahasiswi gue?" Potong Gilang.hal itu tentu saja membuat Adnan terkejut bukan main.
"Jadi...Vania ini mahasiswi loe,Lang?" Adnan masih tidak percaya kalau Vania ini adalah salah satu mahasiswinya Gilang.
"I-iya kak.pak gilang.dosen aku?" Jawab Vania membenarkan.sekilas Vania melihat Gilang.
"Mmm...kak.a-aku kebelakang dulu ya.permisi?" Vania berjalan terburu-buru.bahkan karena saking buru-buru nya Vania hampir menabrak pelayan disana.entah kenapa dirinya menjadi gugup saat Gilang menatapnya tadi.
Dari tempat duduknya Gilang terus menatap kepergian vania.sedangkan Adnan memperhatikan Gilang yang tengah menatap Vania tanpa henti.
==============
Setelah selesai makan siang dengan Adnan dicafe.gilang menyempatkan diri pulang ke rumahnya untuk berganti pakaian.baru setelah itu dirinya pergi ke kampus untuk mengajar.
Sekitar lima belas menit lalu Gilang sampai dikampus.sebelum mengajar Gilang terlebih dahulu keruangan dosen untuk mengambil buku-bukunya.Ditengah perjalanan menuju kelas,Gilang melihat Vania dkk sedang bersenda gurau dilorong kampus.sesaat Gilang teringat akan pembicaraannya bersama Adnan di cafe tadi.
Gilang sama sekali tidak menyangka kalau Vania adalah anak semata wayang dari bapak Teddy Wicaksono,seorang pengusaha sukses di bidang properti.
Dan yang lebih membuat gilang kaget lagi adalah ketika Adnan menceritakan bahwa dirinya dulu sempat menyukai vania.tapi sayangnya Vania hanya menganggap Adnan sebagai kakaknya.
Gilang tidak habis pikir,bagaimana bisa Adnan menyukai gadis tengil yang tidak punya sopan santun itu.apakah diluaran sana stok wanita dimatanya sudah habis.sehingga Adnan bisa menyukai seorang Vania.entahlah...
Dengan raut wajah datarnya Gilang terus melangkah kaki menuju ruang kelas.seperti biasa,begitu banyak yang memperhatikan dirinya.tapi Gilang sama sekali tidak menghiraukan mereka semua.
"Khem!!..Kenapa kalian masih ada disini?!" Tanya Gilang yang sudah menghentikan langkahnya di hadapan Vania dkk.
Vania,bela,Gita dan Rika langsung menghentikan obrolan mereka lalu melihat sosok laki-laki dihadapan mereka.sejenak Vania menatap Gilang dari atas sampai bawah.lagi dan lagi Gilang membuat Vania terpesona dengan penampilannya.
Sweater putih berlengan panjang,bagian kerah yang dilipat.dipadupadankan dengan blazer hitam dan celana jeans berwarna senada dengan sweater.membuat Gilang terlihat seperti oppa oppa didrama Korea yang sering dia tonton.
"OMG!!!..pak Gilang ganteng banget sih!!" Puji bela terang-terangan.
"Lee Jong Suk??" Timpal Rika yang juga ikut terpesona dengan penampilan sang dosen.
Gilang mengangkat kedua alisnya,menggaruk keningnya yang tidak gatal.sepertinya keputusan Gilang untuk menegur mereka adalah keputusan yang salah.
"Woy!!rem dikit apa tuh mulutnya.dosen kita ini?" Ucap Gita menegur keduanya saat melihat raut wajah Gilang yang merasa tidak nyaman dengan omongan mereka.
"Hehehe...maaf ya pak.abisnya pak Gilang ganteng banget sih.ya gak Nia?" Ucap Rika kemudian menyenggol lengan vania.sontak saja gadis itu terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Eh...i-iya?" Vania tersenyum kaku ketika Gilang menatap dirinya.
"Kalian kenapa masih disini?lima menit lagi kan mata kuliah saya dimulai?" Tanya Gilang yang sepertinya malas merespon perkataan bela.
Tanpa permisi bela mengambil tangan kanan Gilang lalu melihat jam tangan yang melingkar di sana."Eh iya,udah waktunya kita masuk kelas?" Ucap bela setelah melihat jam.Karena tidak ingin mendapatkan hukuman lagi seperti kemarin,bela dan yang lainnya pun memutuskan untuk secepatnya pergi ke kelas.
"Nia,tunggu!!" Dion yang baru saja datang langsung mencekal tangan vania.sehingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Apa lagi sih,yon???" Vania sudah benar-benar lelah dengan sikap Dion.kenapa laki-laki ini selalu mengganggu dirinya.
Gilang yang kebetulan masih berada di sana menelisik sosok laki-laki yang tengah berbicara dengan vania.ingatannya kembali menerawang,bukankah laki-laki itu yang menemui Vania di ruang kesehatan satu Minggu lalu,fikirnya.
"Bisa kita ngobrol sebentar?" Pinta Dion.
"gak bisa yon.gue udah mau masuk kelas?" Ucapnya.
"Sebentar aja Nia.ada hal yang ingin aku tanyain ke kamu?" Pinta Dion lagi.vania menghela nafas panjang.
"Oke.emang loe mau tanya apa,hm?" Tanyanya.
"Kamu datang ke ulang tahunnya bela kan?" Pertanyaan apa itu,ya tentu saja dia akan datang.sesibuk apa pun Vania pasti dia akan tetap menyempatkan diri untuk para sahabatnya.
"Tentu aja gue dateng.bela kan sahabat gue?" Jawab vania.dion tersenyum lebar.
"Bagus?!..,kalau gitu kita berangkat bareng yuk.jam tujuh aku jemput?!" Vania perlahan melepaskan tangan Dion yang masih setia memegang tangannya lalu dirinya menggeleng cepat menolak ajakan Dion.
"Sorry,tapi gue gak bisa?" Tolaknya.
"Tapi kenapa???bukannya ulang tahun bela berkonsep couple??" Heran Dion karena Vania menolak ajakan dirinya.
"Iya.tapi gue gak bisa Dateng sama loe,yon?" Ucap Vania.sesekali Vania melirik kesal kearah Gilang.bukannya menolong,dosen itu malah asik jadi penonton.
"Kenapa???" Tanya Dion lagi.
"Ya...ya karena....ya karena gue mau Dateng sama cowok gue?" Shit, sembarangan saja Vania kalau berbicara.sudah jelas-jelas dirinya jomblo.
"Jangan bohong Vania??aku tau kamu belum punya pacar??" Ucap Dion tidak percaya.vania tersenyum kecut menatap Dion.
"Kenapa sih loe,SOK TAU BANGET SOAL GUE!!" tekan Vania diakhir kalimat.
"Karena aku selalu memperhatikan kamu nia.setelah kita putus.kamu belum mau menjalin hubungan dengan siapa pun.oke!!..kalau kamu tetap kekeh bilang seperti itu.tunjukin ke aku siapa pacar baru kamu itu!!" Tantangnya.
Vania kelimpungan.bagaimana bisa dia menunjukkan siapa pacarnya.wong tadi dia hanya berbohong kok.supaya Dion tidak lagi mengganggunya.tapi sialnya Vania malah terjebak sendiri dengan omongannya.
"Di-dia...mm...dia??" Vania tergagap sementara Dion tersenyum kemenangan.dion tau kalau Vania sedang berbohong kepada dirinya.
"Siapa,hm??"
Vania menggaruk pelipisnya.dan lagi,gadis itu menoleh ke arah Gilang yang masih terdiam di sebelahnya.
"A-ada kok.i-ini?!" Tiba-tiba saja Vania mendekati Gilang lalu memegang lengan Gilang yang berotot.
Gilang terbelalak mendengar perkataan vania.dia hendak melepaskan genggaman mahasiswinya itu tapi sialnya Vania tidak mau melepaskannya.
"Kamu itu apa-apaan sih!!..saya dosen kamu.bukan pacar kamu!!" Bisik Gilang.
"Aduh pak.maaf.tapi saat ini saya buntu.tolong saya pak?!" Jawab Vania setengah berbisik,memohon kepada Gilang.
"Gak!!..pasti kamu bohong sama aku.dia itu dosen kita!!" Ucap Dion menatap Gilang.
"Iya saya bu-" buru-buru Vania membungkam mulut Gilang dengan telapak tangannya.
"Emangnya kenapa kalau gue pacaran sama dosen.gak ada larangannya kan?" Ucap Vania.
Dion melihat Gilang dari atas kebawah.sedetik kemudian laki-laki itu teringat sesuatu.dia baru menyadari bahwa dirinya pernah bertemu dengan Gilang sewaktu diruang kesehatan.saat itu Dion melihat Gilang bersama dengan Vania didalam sana.
"Oke.kalau dia benar pacar kamu.bawa dia di acara ulang tahun bela?" Tantang Dion.
"Gak masalah.tentu aja Gilang mau nemenin gue.bukan begitu,SAYANG??" Sambil menekan kata sayang Vania menatap sang dosen.gilang melotot sejadi-jadinya.
"Oke.aku tunggu kamu disana?" Dion menatap kesal keduanya lalu pergi meninggalkan Vania dan Gilang.
Vania mulai bernafas lega saat melihat kepergian Dion.akhirnya anak itu pergi juga,pikirnya.
Setelah melihat Dion pergi Gilang langsung melepaskan bungkaman Vania begitu juga dengan pegangan tangan Vania ditangannya.
"MAKSUD KAMU APA!!..BILANG KALAU SAYA ITU PACAR KAMU!!" Bentaknya.vania langsung menutup kedua telinganya saat Gilang membentak dirinya.
"Pak,volumenya bisa dikecilin lagi gak.saya kan gak budek?" Vania memasang mimik wajah cemberut.
"Saya minta maaf pak.abisnya saya gak tau harus gimana lagi supaya Dion gak ganggu saya?" Jelasnya.
"Sudahlah.saya malas berdebat sama kamu.cepat masuk kelas!!" Titahnya.
Vania menggangguk kemudian mulai berjalan menuju kelas.namun dalam hatinya masih gelisah akan perkataannya kepada Dion tadi.
Share this novel