Harapan

Poetry Series 2151

Aku berhenti mengharapkan apa-apa,
dan aku berhenti memberi harapan.

Pada aku,
kedua-duanya sama-sama menyakitkan.

Yang mengharap;
pulang dengan tangan kosong.

Yang memberi harapan pula,
kejam bagai tiada hati perut.
Sudahlah memberi harapan, di permainkan pula.

Aku pernah ada dalam dua situasi tersebut.
Aku pernah merasakan sakitnya mengharap,
dan bodohnya memberi harapan yang tak mampu aku tampung kemudian hari.

Makanya aku berhenti kedua-duanya.
Supaya tak ada siapa perlu rasa sakit lagi.

Walhal,
sebaliknya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience