BAB 3

Drama Completed 421

Hujan turun dengan deras. Mataku menatap milyaran tetesan air hujan yang membasahi lapangan di hadapanku. Pukul 16.00, aku masih terduduk diam di sisi lapangan yang di lindungi kanopi. Angin bertiup membawa butiran air hujan mengenai wajahku. Aku merapatkan cardigan yang kupakai. Angin ini datang dengan lembut namun mampu untuk menusuk kulit. Sesekali tanganku mengusap tengkukku untuk membagi kehangatan.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling lapangan. Tidak banyak siswa yang berlalu lalang. Mataku berhenti dan menatap lelaki bertubuh tinggi itu. Dia melangkah ke arahku, aku mengerutkan keningku, mungkinkah dia melangkah ke sini? Hanya tinggal beberapa langkah lagi ke tempat di mana aku duduk. Jantungku berdetak lebih cepat ketika dia duduk di sampingku. Tidak ada sebuah senyuman yang hinggap di bibirnya.

“Kau belum pulang Andra ?” Aku memulai pembicaraan dan berusaha menghancurkan sikap dinginnya. Dia menggeleng untuk sebuah jawaban.

“Aku ingin bicara sesuatu” ucapnya. Aku menatapnya, sedangkan dia hanya menatap lurus.

“Apa?” Dia mulai menatapku. Mataku menatap ke arah lain ketika lensanya tepat menatapku. Aku masih belum cukup berani menatapnya sedekat ini. Terdengar dia menghela nafas berat.

“Aku hanya ingin berbicara sesuatu yang selama ini kualami. Jadi kau jangan memotongku berbicara, cukup dengarkan saja”

Aku menatapnya bingung.

“Kau tahu selama ini aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku. Awalnya aku tidak mengerti semua itu dan setelah beberapa lama aku mulai terbiasa dengan ke anehan yang ku rasakan pada diriku sampai akhirnya aku bisa menyimpulkan semuanya” dia menepuk dadanya sendiri.

“Rasa itu sangat aneh dan sesekali aku merasa bagian ini akan meledak…

Tapi hanya di saat aku menatap seseorang. Sebagai seorang lelaki mungkin aku terlalu pengecut untuk bisa mengeluarkan beberapa kata dengan orang itu, bahkan mungkin aku perlu menyiapkan diri bertahun-tahun untuk bisa mengatakan kesimpulan yang ku ambil dari rasa aneh itu.”

Otakku terus mencerna berbelit-belit kata yang dilontarkannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience