Bab. 7 Jatuh Tempo.

Romance Series 29914

Karena Global Oil adalah perusahaan besar yang tidak pernah luput dari sorotan para pengusaha.

Jadi tidak heran kalau kejadian di Global Oil tadi beritanya begitu heboh di berbagai perusahaan di kota Marga.

Hingga berita itu sampai ke Royal Industri.

"Kring kring ....,"

Hp Bayu berbunyi.

"Hah!, ngapain Rio telepon aku?!." tanya Bayu dalam hati

Rio adalah teman Bayu, sekaligus salah satu orang kepercayaan nya di Royal Industri, setiap Bayu keluar kota, Royal Industri di percayakan kepada Rio, dan di atas kendali Rio, semua projeck selalu berjalan lancar, selain baik dia juga sangat pandai, tapi dia pemalu kepada setiap wanita, makanya sampai di usianya yang ke 25tahun sama dengan usia Bayu ini!, Rio belum pernah pacaran sama sekali. (Buset!, ni bocah emang nggak laku, atau gimana nich ...?!.)

"Bay gawat!, kamu ngapain sich pakai nikah dikota Marga?!." tanya Rio di telepon dengan nada sedikit marah.

"Siapa yang nikah ...." sahut Bayu.

"Halah ..., semua orang sudah tau kalau kamu menikah dengan gadis cantik di kota Marga, bahkan adikmu memarahiku!, dikira aku sekongkol denganmu dan merahasiakan ini semua!. Wah! Parah loe!," kata Rio.

Bayu berpikir sejenak.

Lalu dia menyadari satu hal.

"Oh ..., paham aku sekarang!, " kata Bayu dalam hati.

"Woey!, malah diem!. " ucap Rio.

"Emang siapa saja yang tau berita hoax ini?." tanya Bayu.

"Semuanya!, dan sekarang Dewi pergi ke kota Marga untuk menemuimu." ujar Rio.

Tanpa menjawab, Bayu langsung menutup teleponnya lalu menatap Risma yang sedang asik makan disampingnya.

"Gawat!." ucap Bayu sambil menatap Risma.

"Ada apa Bay ..., kok panik gitu ...?." tanya Risma sembari mengambil segelas minuman miliknya untuk ia minum.

"Semua orang mengira kalau aku sudah menikah!, dan kamu adalah is_ triku." kata Bayu dengan sedikit malu dan ragu.

"Uhuk! Uhuk!. "

Risma yang sedang menenggak segelas minuman tersebut, langsung tersendak saat mendengar ucapan Bayu.

"Yang benar saja kamu Bay!, terus sekarang kita harus bagaimana ...?, pasti kamu malu ya akan hal ini ...?." tanya Risma dengan muka sedikit tertekuk.

Tanpa kompromi, Bayu langsung berdiri dan berjalan sembari menarik tangan Risma.

"Kita ke hotel sekarang!, dan cepat kemasi baju kamu!, sekarang juga kita akan pindah ke rumah baru!." kata Bayu sambil menarik Risma keluar dari Almos dan bergegas ke Luxury Home.

Risma hanya diam dan tidak memberontak sedikitpun.

Setelah meninggalkan Almous mereka kembali menuju Luxury Home. Sesampai disana mereka berpisah ke kamar masing-masing untuk packing.

Namun Risma kedatangan dua orang tamu saat packing, seorang pria berbadan kekar memakai jaket kulit dengan penampilan yang sangar.

"Selamat sore Risma, kami dari Auto finance!, pembayaran angsuran mobil Anda telah jatuh tempo!." ujar salah satu pria kekar tersebut.

"Sudah aku siapkan kok angsurannya. Nih uangnya ... ,total senilai Rp9triliun. Pas!, tiga kali angsuran tidak lebih dan tidak juga kurang?!." kata Risma sembari memberikan cek dengan nilai sesuai dengan jumlah tersebut kepada mereka.

Namun kedua pria itu menolaknya, dan dia justru merobek cek yang sudah diberikan kepadanya.

Lalu kedua pria tersebut langsung menerobos masuk dan menutup pintu kamar Risma dari dalam.

"Aku, kan sudah membayarnya!, kenapa kalian tidak pergi dari sini?." tanya Risma.

"Kami tidak butuh uangnya!, tapi seperti biasa ...._" kata dari salah satu pria tersebut sembari berjalan mendekati Risma dan lalu pria tersebut menatap temannya usai berkata, hingga kedua pria tersebut saling pandang dan lalu tertawa bersama.

"Ha ha ha ha. "

"Kami hanya butuh kepuasan darimu!." kata kedua pria kekar tersebut secara bersamaan dan lalu kembali tertawa bersama.

"Ha ha ha ha."

"Wah ..., boleh juga nich!, kalau dua kan lumayan ..., mungkin aku bisa puas!," kata Risma dalam hati sembari tersenyum tipis.

"Tapi nanti gimana ..., kalau sampai Bayu tau?!, aku kan punya kontrak sama dia?!." tanya Risma dalam hati.

Kedua pria tersebut mendekati Risma dan langsung merobek rok mini yang sedang ia kenakan.

"Aoh ...." rintih Risma dengan pelan karena tanpa sengaja, kuku dari pria tersebut melukai paha Risma saat merobek rok mini nya.

Saat itu pula Risma langsung mendorongnya.

"Menjauh lah dariku!, kamu terlalu kasar!." kata Risma sembari mendorongnya.

Tanpa menghiraukan-nya, Kedua pria tersebut langsung mamegang tangan Risma dan membaringkan-nya di sofa dengan paksa.

Salah satu pria itu memegang erat kedua tangan Risma, dan yang satu lagi bergegas membuka baju Risma dan lalu menjilati payudara nya Risma.

Risma memberontak kala itu, namun ..., tidak bisa!, karena pria tersebut memegang tangan Risma dengan sangat kuat dan erat. Sehingga Risma tidak bisa memberontak dan hanya bisa berteriak.

"Hao!. Lepas!. Lepaskan aku!," raungan dan teriakan Risma sembari mencoba memberontak.

Namun kedua pria tersebut tetap mengabaikan-nya dan salah satu darinya terus saja menjilati badan Risma hingga sampai ke pusar perutnya.

Setelah beberapa kali Risma berteriak akhirnya Bayu yang berniat menjemputnya, mendengar suara teriakan tersebut dari balik pintu kamarnya dan langsung masuk ke kamar Risma yang kebetulan tidak di kunci dahulu sama kedua pria tersebut.

Bayu menodongkan sebuah pistol tepat di kepala seorang pria yang sedang menjilati tubuh Risma.

"Menjauh dan pergi dari sini ..., atau ..., aku akan memecahkan kepala kalian!." kata Bayu dengan sangat santai memperingatkan mereka.

Tanpa menunggu waktu, kedua pria tersebut langsung lari terbirit birit, tanpa sesekali menoleh kebelakang untuk menatap mereka (Bayu dan Risma).

"Apakah kamu tidak apa-apa ...?." tanya Bayu.

Risma yang dalam keadaan ambur adul itu langsung memeluk Bayu, tanpa memakai kembali bajunya terlebih dahulu. (Anjai ..., dapet rejeki nich si Bayu!.)

"Aku tidak apa-apa ...." ucap Risma dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

Saat Risma memeluk Bayu, dengan sengaja bibirnya ia tempelkan di leher Bayu, tepat dileher bagian sisi kanan. Karena kebetulan, tinggi mereka hampir sama atau seimbang.

"Duh!, Bayu ..., harum banget sich ...," kata Risma dalam hati sembari perlahan ingin mencumbu leher tersebut.

Risma berniat menggerakkan bibirnya dan menggigit leher Bayu.

Namun saat itu pula Bayu melepas diri dari pelukannya, dan tanpa melihat Risma dia langsung membalikan badan dan berkata.

"Cepat pakai bajumu!, aku tidak mau melihatmu dalam kondisi porno gini!." kata Bayu.

"Hah!. Lelaki macam apa kamu ini?!." gumam Risma dengan lirih sembari meraih bajunya dan kembali memakainya.

Walau ucapannya sangat lirih, tetapi Bayu mendengarnya.

"Jangan pernah berfikir kalau aku seperti mereka!." kata Bayu

"Semoga itu benar!, dan kamu masih normal!." cletus Risma.

Bayu langsung membalik kan badan, menatap Risma dan tangannya mengacak acak Rambut Risma sembari berkata.

"Enak saja!, aku juga normal kali ...." kata Bayu sembari tersenyum mengacak rambut Risma.

Saat Bayu menunduk kan kepalanya yang hendak duduk di sofa yang berada di dekatnya tersebut, tanpa sengaja Bayu melihat darah mengalir di paha Risma.

"Hey ..., kenapa pahamu berdarah?!, sini coba kulihat!." ucap Bayu sembari mengajak Risma untuk duduk.

Bukannya duduk namun Risma langsung menyibak rok mini nya tinggi-tinggi bahkan sampai terlihat seluruh bagian itunya.

Melihat kelakuan Risma, Bayu langsung menggethok kepala Risma dengan sebuah buku majalah yang kebetulan berada di tempat tersebut.

"Thuk!."

"Aduh!,." ucap Risma yang spontan kaget saat Bayu memukulnya.

"Turunkan!." perintah Bayu dengan tegas.

Dengan muka tertekuk lesu, Risma segera menurunkan nya.

Lalu Bayu menarik nya dan membuatnya duduk di sofa tersebut bersamanya.

Kemudian Bayu dengan perlahan membaringkan Risma dengan pelan juga Bayu mengangkat kedua kaki Risma lalu meletakkan-nya di pangkuan-nya.

Risma mengikuti apa yang ingin Bayu lakukan kepadanya, tanpa sedikitpun menolaknya.

"Aku mau di apain Bay ....?" tanya Risma dengan jantung yang dag dig dug.

"Diam lah ..., biar aku obati lukamu ...." cap Bayu dengan lembut sembari mengobati luka di paha Risma.

Saat Risma terdiam menatap Bayu yang penuh pesona menurutnya, Risma menyadari bahwa jantung nya berdetak lebih kencang dari biasanya, hingga membuat tubuhnya gemetar disaat Bayu memegang pahanya dan mengelusnya dengan lembut saat memberinya obat.

Setelah selesai Bayu segera menurunkan kaki Risma, dengan pelan.

Saat itu Risma masih ter diam dan malah bengong menatap Bayu dengan jantung yang berdetak kencang, hingga tanpa sadar dia memegang erat salah satu tangan Bayu.

"Thak! Thak!. "

Bayu memetikkan jari tangan nya lalu berkata.

"Hey ..., kamu kenapa ...?, ayo cepat kita harus segera berangkat, adikku Dewi pasti sudah hampir sampai." kata Bayu sembari perlahan melepaskan genggaman tangan Risma dari tangan nya.

Hingga Risma pun tersadar.

"Oiya ..., ayuk!, " ucap Risma dan langsung berdiri menggandeng Bayu dengan salah tingkah.

"Tapi aku boleh ajak Amel, kan?, dia adalah asistenku." kata Risma.

"Ngapain?!, kita akan ambil pembantu disana!," kata Bayu

"Pokoknya Amel harus ikut ..., dia asistenku dan aku pasti butuh dia." kata Risma dengan sedikit manyun.

Risma berfikir bahwa Amel pasti punya ide dan solisi untuk dia saat Risma membutuhkan nya nanti.

"Baiklah ..., cepat panggil dia kalau gitu!, aku akan menunggu kalian di mobil!." kata Bayu.

Risma mengangguk sembari tersenyum, dan Bayu langsung menuju mobil menunggu Risma yang sedang mengajak Amel.

jatuh tempo

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience