Bab 73

Romance Series 14255

Surabaya,,

08:00 WIB

"sudah semuanya sayang,gak ada yang tertinggal lagi kan?" ucap Revan sambil membantu Vania mengeluarkan koper dari kamar hotel.

"sudah kok?" jawab vania.

"oh ya,Rika mana?dia udah siap belum?" tanya Revan karena tidak melihat sosok Rika disana.

"rika udah otw ke bandara van,dia bilang mau sekalian ketemu sama seseorang?" jawabnya.

"siapa?"

"entahlah?" Vania memang tidak mengetahui dengan siapa Rika bertemu.karena sahabatnya itu juga tidak bilang apapun kepada dirinya.

Setelah memastikan semua barang miliknya sudah keluar vania pun segera menutup dan mengunci pintu kamar hotel.

"yuk?" Revan segera menggandeng tangan vania.kemudian berjalan menuju lift.

============

Bandar Udara Internasional Juanda,,,

Rika menghentikan langkahnya bersamaan dengan Jason yang mengikutinya dari belakang.detik berikutnya Rika membalikkan badannya menghadap Jason.

"udah sampai nih.thank's ya udah mau anter gue ke bandara?" ucap Rika menatap Jason.

"sama-sama?" jawab Jason.

Tiba-tiba saja keduanya tampak terdiam menatap satu sama lain.

"Jason/Rika" ucap keduanya secara bersamaan membuat Jason dan Rika terkekeh kecil karenanya.

"ladies first?" ucap Jason.

Rika tersenyum manis kemudian melanjutkan kembali perkataannya barusan.

"makasih ya.udah mau jadi temen gue selama disini.makasih juga udah ngeluangin waktu buat dengerin semua curhatan gue yang suka gak jelas itu?" ucap Rika.

"dan satu lagi hm...makasih juga atas saran yang loe kasih ke gue kemarin.berkat saran dari loe itu,gue sama Vania udah baikan lagi?" lanjutnya.

Rika menundukkan sedikit kepalanya.entah kenapa dirinya menjadi salting saat ditatap Lamat oleh Jason.

"saya yang harusnya banyak-banyak masih sama kamu ,Rika.?" Rika kembali menatap Jason.

"kamu udah ngewarnain hari-hari saya akhir-akhir ini.jujur,kamu adalah teman perempuan saya pertama dan satu-satunya?" Rika mengerutkan keningnya.jason bilang apa barusan??dia adalah teman perempuan satu-satunya???huh!!..bohong sekali!!.

"CK!!..loe ini ya.gue udah mau balik ke jakarta aja masih ngebohongin gue?" ucap Rika tidak percaya.Jason langsung menggeleng cepat.

"gak.saya sama sekali gak bohong kok.kamu memang teman perempuan saya satu-satunya.kalau kamu gak percaya,kamu telfon aja mommy saya?" Jason menyodorkan ponselnya kepada Rika.meminta gadis itu menelpon mamanya untuk memastikan perkataannya barusan.

"dih!!..ngapain juga gue telfon nyokap loe.yang ada nanti dia ngira kita berdua ada apa-apanya lagi?" tolaknya.

"lagian gue mana percaya.cowok bule modelan kayak loe gini gak punya temen perempuan?" ucap Rika.

"perempuan yang berusaha deketin saya memang banyak rika.tapi...cuma kamu yang saya jadikan teman?" jelasnya.

"Are you serious?" Jason mengangguk cepat.

"Yes, I'm serious.Very serious.bahkan..." Jason menundukkan kepalanya tepat di samping telinga Rika.

"kamu perempuan pertama yang merasakan bibir saya?" bisik Jason.

blus

Wajah Rika langsung memanas mendengar hal tersebut.rika yakin sekali kalau saat ini wajahnya sudah memerah seperti tomat.

Jason menolehkan wajahnya ke wajah cantik Rika.kini keduanya sudah saling bertatapan dengan jarak hanya beberapa centi saja.baik Jason maupun Rika teringat kembali kejadian dimana Jason membungkam bibir Rika dengan bibirnya secara paksa agar gadis itu tidak berteriak saat di toilet beberapa hari lalu.

Pandangan Rika langsung teralih pada bibir tebal milik Jason.entah dorongan dari mana gadis itu menarik tengkuk Jason lalu menempelkan bibirnya dibibir Jason.

awalnya Jason terlihat terkejut dengan tindakan Rika yang berani mencium dirinya didepan umum.namun detik berikutnya Jason tampak memejamkan kedua matanya dan mulai melumat bibir seksi milik rika.

Ciuman yang tadinya lembut kini berubah menjadi liar dikala Rika membalas lumatan Jason.

"Eumph" desah Rika.

Jason terlihat sangat rakus dengan bibir rika.tapi gadis itu tidak kalah rakus dari Jason.keduanya tampak seperti sudah lihai dalam hal ini.

Rika mulai mengalungkan tangannya dileher Jason.sementara Jason melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Rika,mendekap erat gadis tersebut.sesekali tangan kanan Jason menekan tengkuk Rika untuk memperdalam ciumannya.keduanya tampak tidak perduli lagi dimana mereka berada sekarang.

Rika merasa sesak karena kehabisan oksigen.dengan cepat dirinya memukul dada Jason agar laki-laki itu menghentikan ciumannya.

Keduanya tampak rakus menghirup oksigen saat Jason menghentikan ciumannya.kini keduanya saling beradu pandang.Gila...ini benar-benar gila.baru kali ini Rika berani mencium laki-laki didepan orang banyak.

Karena saking malunya Rika langsung memeluk jason kemudian menelusupkan wajahnya didada bidang Jason.

"I like your lips. Very sweet?" bisik Jason.

"jas.stop teasing me!!" peringatnya.

Sesaat keduanya kembali terdiam.menyelami perasaan masing-masing.

"Rika?"

"hm?"

"kamu kapan kembali lagi ke Surabaya?" tanya laki-laki itu.

Rika menggeleng kecil."gue gak tau bakalan balik lagi kesini atau gak.karena kedatangan gue kesini juga diminta om Teddy buat bantu Vania?" jawabnya.

"emangnya kenapa?" ucap Rika balik bertanya.

Lagi dan lagi Jason terlihat terdiam,tapi detik berikutnya Jason menggelengkan kepalanya.

"gak apa-apa.oh ya,tapi walaupun begitu kita masih bisa komunikasi kan?" tanyanya.

Rika mengangguk cepat."tentu aja?" ucap Rika.

==============

"Rika mana ya??katanya udah didalam.kok gak keliatan?" vania terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan rika.tidak hanya Vania saja yang mencari gadis tersebut,Revan pun ikut mencari keberadaan Rika

"sayang?"

"ya?"

"itu Rika bukan ya?" tunjuk Revan pada seorang gadis yang memakai dres pendek berwarna merah yang sedang berpelukan dengan seorang laki-laki.

"eh,iya.itu rika.tapi...sama siapa dia??" gumam vania.karena penasaran Revan dan Vania pun langsung berjalan menghampiri kedua orang tersebut.

"astaga!!..Jason!!" vania sangat amat terkejut saat melihat sosok laki-laki yang tengah bersama sahabatnya itu ternyata adalah Jason.

Sama halnya dengan Vania,mereka berdua pun sangat terkejut dengan kehadiran Vania.secara bersamaan kedua orang itu melepaskan pelukan mereka.

"eh ni-nia..." ucap Rika dengan terbata-bata.

"jadi....dia orang yang mau loe temuin itu,rik?" tanya Vania menatap keduanya secara bergantian.

"eh...i-iya?" lagi-lagi Rika terlihat gugup didepan sahabatnya itu.

Vania menelisik penampilan jason.pandangannya tiba-tiba
teralih pada bibir Jason yang terlihat merah.

"jas.bibir loe kok merah gitu.terus juga rik,lipstik loe kok berantakan gitu?" tanya Vania.menatap penuh selidik Jason dan Rika.

"Mampus loe rik.mau alasan apa lagi loe sekarang?" batinnya.secara bersamaan Rika dan Jason membersihkan bibir mereka.

"i-ini...tadi itu gue...-

"kita abis sarapan mbak.mungkin karena buru-buru kita jadi lupa untuk bersih-bersih?" ucap Jason memotong perkataan Rika.

Dengan polosnya Vania menerima semua alasan yang diberikan oleh Jason tanpa curiga sedikitpun.berbeda lagi dengan revan.

Oh,ayolah...Revan dan Jason sama-sama lelaki.dan Revan paham benar Jason dan Rika habis melakukan apa.walaupun tanpa melihatnya secara langsung.

"tunggu deh.sejak kapan kalian berdua kenal sama asistennya pak Gilang?" ucap Revan membuka suara.

Vania tersentak saat mendengar pertanyaan revan.astaga,dia lupa kalau Revan belum mengetahui kalau perusahaan Gilang sudah menjadi investor di perusahaannya.

"ma-maaf van.aku...aku lupa kalau...kalau perusahaan pak Gilang jadi in ves tor di perusahaan pa pa?" jelas Vania dengan perasaan was-was .

What!!!...apa lagi ini...kenapa lagi-lagi Vania menyembunyikan hal penting seperti ini kepada dirinya.apa yang sedang ditutupi oleh gadisnya itu.

"apa sekarang kamu udah gak percaya lagi sama aku nia,sampai-sampai kamu sembunyiin hal ini dari aku?" cecarnya.

"gak.bukan gitu van.aku cuma..-"

"lupa?" potong Revan

Vania seketika bungkam dengan perkataan tersebut.

===========

Jakarta,,

Vania menghela nafas panjang menatap laki-laki disampingnya.sedari dalam pesawat tadi,sampai kini mereka di dalam taksi.laki-laki itu terus diam menyuekinya.

Vania tau dia sudah salah karena tidak sepenuhnya jujur kepada Revan.tapi semua itu Vania lakukan bukan tanpa alasan.

Vania sangat mengenal sekali bagaimana kekasihnya itu.revan adalah tipe laki-laki yang sangat amat cemburuan dan cepat salah sangka.jadi Vania harus hati-hati jika menceritakan sesuatu hal kepadanya.tapi nyatanya tindakan ini juga salah dan jadi bumerang untuk hubungannya ini.

"mas,mbak.udah sampai?" ucap sang supir taksi setengah memberhentikan mobil taksinya didepan rumah kediaman pak Teddy.

Vania mengangguk pelan setelah itu bergegas membuka pintu mobil.

"Van,kamu ikut turun kan?" ucap Vania menatap sang kekasih

Revan tidak menjawab.dirinya menepuk pundak sang supir dari belakang.

"pak,tolong tunggu dulu ya.saya ada urusan sebentar?" pinta revan.sang sopir hanya mengangguk paham.

Tanpa menoleh ke arah Vania,Revan pun turun dari taksi melalui pintu yang satu nya.melihat sikap Revan yang masih marah kepadanya Vania hanya bisa terdiam lesu.

===============

"assalamualaikum..." seru Vania saat melangkah memasuki rumahnya bersama dengan Revan.

Pak Teddy dan ibu deana yang memang sedari tadi menunggu kepulangan Vania diruang tengah langsung menghampiri kedua orang tersebut.

"akhirnya kamu pulang juga sayang ?" ucap ibu deana yang langsung memeluk erat sang putri.rindu,tentu saja.sudah berminggu-minggu anak gadisnya itu pergi ke luar kota.

"apa kabar van?" tanya pak Teddy.

"Alhamdulillah baik om?" Revan segera mencium punggung tangan pak Teddy setelah itu dirinya beralih mencium punggung tangan ibu deana.

"oh ya.tante udah masak banyak tadi.kamu makan dulu ya?" pinta ibu deana mengajak calon mantu kesayangannya itu makan siang dirumahnya.

"maaf tante.bukannya aku gak ngehargai jamuan dari Tante.tapi aku udah keburu janji sama ibu panti untuk makan siang disana?" ada perasaan tidak enak didalam hati Revan karena menolak ajakan calon ibu mertuanya itu.namun mau bagaimana lagi,dirinya sudah terlebih dahulu berjanji kepada ibu Halimah untuk makan siang bersama dengan adik-adiknya di panti asuhan.

"ya sudah,ga apa-apa?" sebenarnya ibu deana merasa kecewa.tapi ya sudah lah.toh salahnya juga yang tidak bilang terlebih dahulu kepada Revan.

"sekali lagi aku benar-benar minta maaf ya Tante?" ucap Revan penuh rasa bersalah.

"iya van.gak apa-apa kok.tapi besok-besok tawaran Tante jangan ditolak lagi yah...kita kan bentar lagi bakalan jadi satu keluarga jadi harus banyak-banyak ngumpul?" ucapnya.Revan mengangguk cepat.

"pasti tante.untuk setelahnya Revan gak akan nolak lagi?" janjinya.

"kalau gitu aku pamit dulu ya om,Tante?" Revan kembali mencium punggung tangan kedua orang tua Vania.

"assalamualaikum?" ucap salam Revan.

"wa'alaikum salam?!" jawab ketiga orang tersebut secara bersamaan.

Vania memandangi Revan yang tengah berjalan menuju pintu.namun beberapa detik kemudian gadis itu tampak berlari mengejar Revan.

==============

"Revan?!" panggil Vania saat melihat Revan hendak memasuki mobil taksi yang mengedrop mereka tadi.

"ada apa?" tanya Revan dengan raut wajah datarnya.

Vania tidak langsung bicara.gadis itu malah terlihat meraih tangan Revan dan menggenggamnya erat.

"aku tau kamu masih marah sama aku?" Vania menatap sepasang mata indah milik Revan.

"tapi.. untuk fitting baju pengantin nanti sore jadi kan??" ucapnya.

Revan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain."untuk yang satu itu kita tunda ya.aku mau nenangin diri aku dulu?" jawabnya.

"tapi Van-" gadis itu sangat terkejut ketika Revan menarik tangannya dengan sedikit kasar.

"sorry.ibu Halimah dan adik-adik udah nungguin aku di panti?" dengan begitu acuhnya Revan membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

"jalan pak?" titah Revan kepada sang sopir.

Vania menatap kepergian sang kekasih dengan mata berkaca-kaca.

"maafin aku ,van?" lirihnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience