Bab 59

Romance Series 13684

Surabaya,,,,

Sudah lima club malam di Surabaya Jason datangi,namun sampai sekarang orang yang dia cari belum juga ketemu.dan ini adalah club ke enam,club terakhir yang Jason datangi.semoga saja Vania ada didalam club ini.

Karena kalau sampai dirinya tidak ketemu juga dengan Vania ditempat ini,maka tamatlah riwayatnya.apalagi tadi Gilang memintanya dengan nada marah-marah.jason yakin sekali kalau sedang terjadi sesuatu dengan Vania saat ini.

Jason menatap gusar pemandangan di depan matanya.begitu banyak manusia yang berada di club ini.membuat jason bingung harus memulai dari mana dirinya mencari Vania.

Ditempat yang sama namun di sisi yang berbeda.vania yang sedari tadi duduk sendiri tiba-tiba saja dihampiri oleh seorang laki-laki dewasa berpakaian casual.laki-laki itu datang menghampiri Vania dengan membawa segelas wine ditangannya.

"hai,cantik??sendirian aja??" sapa orang itu kepada Vania.

Vania tampak celingak-celinguk memastikan sesuatu disana."anda ngomong sama saya??" tanya gadis itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

Laki-laki itu tertawa kecil."emangnya ada orang lain lagi dihadapan aku selain kamu?" ucapnya.vania menggaruk belakang kepalanya lalu menggeleng kecil.

"jadi??kamu sendirian aja,hm?" ulanginya lagi.

"enggak.kebetulan saya sama teman?" Vania menunjuk Rika yang tengah berjoget riang diantara orang-orang tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Disaat Vania lengah, diam-diam orang itu menukarkan gelas miliknya dengan gelas milik Vania.

"kamu baru pertama kali kesini?" vania segera menganggukkan kepalanya sebagai jawaban _iya_ sementara orang itu hanya ber _oh_ ria.

"aku baru dua kali datang kesini?" ucapnya bohong.

"mm...gimana kalau kita bersulang.sebagai tanda pertemanan kita?" orang itu segera mengangkat gelas miliknya kehadapan Vania.

"maaf.tapi saya gak minum?" tolak Vania secara halus.

"benarkah???lalu itu punya siapa??" secara bersamaan vania dan orang itu melirik ke arah gelas yang ada di meja bar.

"oh,itu teman saya aja yang pesan kan untuk saya.tapi saya gak suka minum alkohol?" jelasnya.

"wah...sayang sekali kalau kamu gak coba minum.karena setau aku minuman di sini sangat enak loh?" Vania hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"gimana kalau malam ini kamu mencobanya.aku yakin kamu pasti bakal ketagihan?" bujuk orang itu.vania terdiam,sesekali dirinya melirik ke arah gelas wine miliknya.

"come on...coba seteguk aja?" bujuk laki-laki itu untuk ke dua kalinya.lalu segera mengambil gelas wine tersebut kemudian menyodorkannya kepada gadis itu.

Vania menggigit bibir bawahnya.dirinya tampak ragu untuk mengabulkan permintaan orang yang tidak dikenalnya itu.

"baiklah.akan saya coba?" kini gelas itu sudah berpindah tangan ke Vania.

Terlihat laki-laki itu tersenyum miring.dalam hatinya bersorak-sorai karena rencananya dalam membujuk Vania akhirnya berhasil juga.

Masih dalam keadaan ragu vania mulai mendekatkan bibir gelas ke bibir nya.lalu meminumnya secara perlahan.rasa pertama yang dia dapat saat wine itu menjamah lidahnya adalah rasa pahit,yang kemudian berubah menjadi panas di tenggorokannya.

"AAHH"

Vania memejamkan kedua matanya saat merasakan rasa yang baru pertama kali dia rasakan .

"gimana rasanya?" tanya laki-laki itu yang masih setia melihat ekspresi Vania.

"pahit dan panas.gak enak?" adunya sambil mengekspresikan wajahnya seperti habis minum obat.

Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak.membuat Vania jadi bingung sendiri."awalnya memang seperti itu.tapi setelahnya pasti enak.coba lagi?" dia pun segera mendekatkan kembali gelas tersebut ke mulut Vania.

"rasanya gak enak?" Vania berusaha menyingkirkan gelas ditangannya sendiri.

"itu karena kamu baru minum sedikit.coba kamu habiskan pasti rasanya akan jadi manis?" bujuknya.

==============

Disisi lain Jason yang masih mencari keberadaan Vania,akhirnya menangkap sosok tersebut tidak jauh dari tempatnya.dia pun langsung menghubungi Gilang untuk memberikan laporan perihal tugasnya.

'halo pak,saya udah ketemu sama mbak vania.dia ada di club xxxx?"

".........."

"dia bersama dengan seorang laki-laki.dan sepertinya dia mabuk?"

".........."

"baik pak?"

Jason segera memutuskan panggilan telfonnya dan berniat menghampiri vania.namun baru beberapa langkah dia berjalan,sepasang matanya teralihkan pada sosok gadis berpakaian hitam yang sedang asik berjoget.

"gadis itu kan??" entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Jason mengubah langkahnya menjadi mendekati gadis tersebut.

Jason terus mengamati gerakan demi gerakan gadis didepannya.gadis itu terus berjoget lincah tanpa memperdulikan tatapan lapar para lelaki didekatnya.

Perlahan Rika memundurkan langkahnya tanpa menghentikan goyangannya.sampai akhirnya punggungnya terbentur dada bidang dari seseorang dibelakangnya.

"akhs"

Rika segera membalikkan badannya,berniat meminta maaf kepada orang yang sudah dia tabrak tadi.namun kerongkongannya mendadak seperti tercekik saat melihat sosok laki-laki dihadapannya.

"loe!!!"

============

Gilang baru saja sampai di club malam yang dimaksud oleh Jason tadi.secepatnya Gilang memasuki gedung tersebut dan mencari keberadaan Vania didalam sana.

Di sisi lain Vania masih berada di depan meja bar.dan tentunya masih di temani oleh laki-laki asing yang tidak dikenalnya itu.namun kali ini kondisi Vania jauh berbeda dari sebelumnya.kini gadis itu sudah mabuk berat karena banyak minum wine.

"tambah lagi?" untuk kesekian kalinya Vania menyodorkan gelas kosong miliknya kepada laki-laki tersebut.

"hahaha....benar yang aku katakan tadi kan.kamu pasti ketagihan?" dengan begitu semngat laki-laki itu menuangkan wine tinggi alkohol dari botol yang baru saja diberikan oleh bartender.

Satu gelas

Dua gelas

Tiga gelas

Empat gelas

Hingga akhirnya sebotol wine itu habis tidak tersisa.

"minta lagi?" titah vania.namun laki-laki itu menggeleng cepat.

"sorry babe,wine nya udah habis?" ucapnya.

"apa kau masih mau nambah lagi?" tanyanya yang langsung diangguki oleh gadis itu.

"kalau kamu masih mau lagi.kita ke apartemen ku sekarang.aku menyimpan banyak wine seperti ini di sana?" vania kembali mengangguk.dengan tubuh sempoyong gadis itu turun dari kursi lalu mengalungkan kedua tangannya di leher laki-laki itu.

"bawa aku kesana.aku mau minum lagi?" ucapanya.

"baiklah.tapi sebelum itu.berikan aku satu ciuman?" pintanya.

Vania tidak menolak.perlahan gadis itu mendekatkan wajahnya ke wajah tampan tersebut.kini dirinya sudah benar-benar hilang akal.

Dekat

Semakin dekat

Dan....

Bugh!!

Sebuah Bogeman mentah dilayangkan oleh laki-laki dibelakangnya .

"BRENGSEK!!!...JANGAN PERNAH LOE SENTUH DIA!!!..." ucap seseorang bertumbuh tegap yang tidak lain adalah Gilang.

"BANGSAT!!...APA YANG LOE LAKUIN!!" Terlihat laki-laki itu memegangi sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan gilang.

Laki-laki itu hendak membalas pukulan gilang.tapi dengan cepat ditangkis oleh Gilang.

Disaat kedua laki-laki itu sibuk bertengkar.vania justru tengah merasakan sakit bukan main di kepalanya.karena saking tidak kuat berdiri tubuh Vania langsung merosot ke bawah dan bersandar pada meja bar.

Orang-orang disana sama sekali tidak memperdulikan pertengkaran tersebut.mereka semua asyik dengan kesenangan mereka masing-masing

"CEPAT PERGI DARI SINI!!!...ATAU GUE LAPORIN LOE KE POLISI!!" ucap gilang menatap tajam lawannya.

Laki-laki itu berdecak kesal.karena tidak ingin membuat semuanya semakin runyam,dia pun segera pergi meninggalkan Gilang dan juga Vania.

===========

"Vania!!...bangun!!!" gilang menepuk-nepuk pipi vania,berusaha menyadarkan wanita mabuk itu.

"sial!!..berapa banyak kamu minum Vania!!" marahnya.sesaat laki-laki itu teringat akan Jason.dimana laki-laki itu.bukankah tadi dirinya meminta Jason untuk menjaga Vania.

Dengan penuh kehati-hatian Gilang menggendong Vania ala bridal style lalu membawa gadis itu ke mobilnya.

"hhaaahhh... akhirnya"

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil.walau tidak mudah membawa masuk Vania kedalam karena pergerakan tubuhnya yang tidak teratur.namun pada akhirnya Gilang berhasil juga memasukan gadis itu.

"mana minumannya???aku mau minum lagi??" Vania bergerak linglung ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

"gak ada minum-minum lagi vania!!..kamu udah terlalu mabuk!!" ucap Gilang tegas.

Vania mengerutkan keningnya mencoba melihat sosok gilang yang duduk di sampingnya.

"kamu siapa?" gadis itu mencondongkan wajahnya kedepan.,memperhatikan Gilang.

"duduk yang benar Vania?!" titahnya.

Gilang hendak memasangkan sabuk pengaman pada vania.namun tiba-tiba saja gadis itu bergerak cepat bangun dari kursinya dan duduk dipangkuan Gilang.

=============

Jason mencengkram erat lengan Rika lalu membawanya ke sebuah lorong sepi yang ada di dalam club.

"aish?!...sakit?!..lepasin gak?!...loe mau bawa gue kemana?!" Rika terus berontak,mencoba melepaskan cengkraman jason.

"diam kamu?!" Jason menghentikan langkahnya lalu mendorong tubuh Rika ke tembok.

Glek!!

Rika menatap Jason penuh ketakutan sementara laki-laki itu menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"urusan kita yang kemarin belum selesai,nona?!" ucap Jason.

"urusan apa lagi sih?!" ucap Rika pura-pura lupa.

"kamu benar-benar melupakannya,hm?" Jason semakin mempertipis jarak tubuh mereka.

==============

"Vania!!...jangan seperti ini.cepat kembali ke kursi kamu!!" pinta Gilang.

Vania menggeleng cepat.dengan pandangan yang masih kabur,gadis itu terus mengamati wajah Gilang.

"kamu siapa??? laki-laki yang tadi mana??" tanya Vania.

"kamu benar-benar gak ngenalin aku.ini aku,Gilang.dan stop cari orang tadi.dia orang brengsek,nia?" ucapnya.

"gilang?" kedua alis Vania berkerut,memikirkan sesuatu.

"kok kayak nama mantan aku ya?" kini Vania menangkup wajah Gilang lalu menatapnya dengan jarak sangat dekat.

Gilang yang ditatap oleh Vania dengan jarak sedekat ini menjadi sedikit salah tingkah.namun sebisa mungkin laki-laki itu berusaha untuk menutupi rasa tersebut.

"kamu kenapa?" tanya Gilang ketika melihat raut wajah vania tiba-tiba berubah menjadi sedih.

Vania segera menjauhkan tangannya dari wajah Gilang lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"jangan sebut nama laki-laki itu?" gumamnya.

"kenapa?" tanya Gilang mencari alasan kenapa Vania melarangnya untuk menyebut namanya sendiri.

"dia adalah orang yang jahat yang pernah aku kenal?" gilang menaikan satu alisnya.

Vania kembali melihat ke arah Gilang.tapi kali ini sorot mata menunjukkan rasa marah,kecewa dan sedih.

"dia udah ninggalin aku disaat aku sangat amat mencintainya .dia ud- hiks..." Vania yang sudah tidak kuasa lagi menahan sedihnya akhirnya menangis dihadapan Gilang.

"Ssstt...sudah,jangan menangis?" Dengan penuh kelembutan Gilang menghapus air mata di pipi Vania,setelah itu menyandar kepala Vania di dada bidang nya.

Dia sangat paham sekali jika wanita itu sangat membencinya saat ini.mengingat prilaku terakhirnya sangatlah menyakitkan hati Vania.

"aku benci dia hiks...aku benci hiks..hiks..hiks..." tangis Vania semakin menjadi-jadi.

"kenapa tuhan jahat sekali sama aku,mempertemukan aku dengan laki-laki brengsek itu hiks..?" Gilang yang semakin diselimuti rasa bersalah pun langsung memeluk gadis itu.

"dia bilang ,disangat mencintai aku hiks...tapi dibelakang aku,dia malah tidur dengan wanita lain.kenapa???kenapa??? hiks.." Vania meremas tangannya sendiri dengan kuat.

===========

Setelah sekian menit meluapkan semua perasaannya kepada Gilang,kini Vania sudah sedikit lebih tenang.dengan masih menyandarkan kepalanya di dada Gilang,Vania menghirup pelan aroma laki-laki yang masih setia memeluknya itu.

"kenapa aku merasa nyaman sekali dipeluk oleh mu?" gumamnya.

"aroma tubuhmu juga.kenapa sama dengan aroma tubuh Gilang?" tidak berselang lama Vania menegakkan tubuhnya menatap kembali laki-laki tersebut.

Gilang tersenyum.tangan kirinya kini bergerak merapihkan helaian rambut Vania yang sedikit berantakan.

"kamu???beneran Gilang?" tanya Vania .

Gilang terdiam,pandangannya beralih pada bibir berwarna merah milik Vania yang begitu menggoda dimatanya.

"jadi kamu belum sadar juga kalau aku ini adalah Gilang,hm?" Vania menggeleng cepat.

"baiklah.jika kamu belum juga sadar.maka aku akan bantu menyadarkan kamu?" perlahan tapi pasti Gilang mendekatkan wajahnya ke wajah Vania dan...

cup

Gilang menempelkan bibirnya di bibir vania.gadis itu tampak terkejut namun beberapa detik kemudian kedua matanya terpejam.

Gilang mulai menggerakkan bibirnya penuh kelembutan,meluapkan semua rasa kerinduannya yang selama lima tahun ini dia pendam.vania yang awalnya diam pun mulaii membalas ciuman dari Gilang dan mengimbanginya.

"sial!!!...bibir ini.kenapa rasanya masih sama seperti yang dulu.manis...dan...menggoda?" batin Gilang.

Lima menit kemudian gilang menghentikan ciumannya.kini keduanya saling bertatapan.

"apa kamu tidak ingat dengan ciuman ini?" tanya Gilang.

Bukannya menjawab,gadis itu malah menarik cepat tengkuk gilang lalu mencium bibir itu lagi.entah karena efek mabuk atau memang dirinya juga rindu dengan ciuman mereka.kini Vania mencium bibir Gilang dengan begitu panas dan menggoda.

"Mmmhh"

Gilang yang mulai tergoda dengan ciuman dari Vania mulai melumat bibir itu secara kasar dan intens.

Tangan kiri Gilang yang tadinya diam kini mulai bergerak menelusuri tubuh seksi gadis di pangkuannya itu.

"Eegghh"

Gadis itu melenguh saat tangan Gilang masuk ke dalam roknya dan mengusap lembut paha dalamnya.

"kamu basah,Vania?" ucap parau Gilang saat menyentuh vagina Vania yang masih terhalang CD.tidak lama jemari Gilang menyelinap masuk ke dalam CD tersebut dan menyentuh vagina itu secara langsung.

"ugh..sakit?" ringis gadis itu ketika jari telunjuk Gilang masuk kedalam lubang vaginanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience