Setelah jalan-jalan sendirian hampir seharian ini,Raisa pun kembali ke apartemen milik papa nya.dengan rasa pening yang mendera kepalanya Raisa berjalan lemah memasuki kamar milik nya.
Raisa berjalan menuju nakas lalu menaruh tasnya disana.setelah itu dirinya mendaratkan bokongnya di tepi ranjang.saat melakukan perenggangan tidak sengaja mata Raisa melihat ke arah tumpukan barang yang ada di tengah kasur.
"Hhaaaahh...." Raisa menghela nafas panjang sambil menatap barang tersebut.Barang yang dia beli untuk Gilang,namun Gilang malah mengembalikannya lagi kemarin kepada dirinya.Sejenak gadis itu terdiam melihat beberapa barang yang ada disana.
"Apa aku udah benar-benar gak ada kesempatan lagi untuk mendapatkan hati kamu mas?" Terlihat gadis itu mengambil sebuah kotak jam tangan merk terkenal.kemudian tidak lama dirinya mengambil kembali barang lain yaitu sepatu yang juga merk terkenal.
"Kira-kira siapa ya wanita beruntung itu?" Tanya Raisa memikirkan gadis yang menjadi kekasih hatinya Gilang.
Jujur Raisa sangat cemburu sekali dengan wanita yang telah dicintai oleh Gilang.padahal dirinya adalah wanita pertama yang dikenal oleh Gilang,tapi kenapa orang lain yang berhasil merebut hati laki-laki itu.sungguh,dunia sangat kejam kepadanya.
Sekarang Raisa harus bagaimana???
Hatinya masih terasa sakit jika mengingat perkataan Gilang sewaktu di cafe kemarin.
===============
"Raisa..." Seru ibu Elina memanggil anaknya.
"Iya,mah?!" Raisa yang mendengar seruan mamanya segera membukakan pintu kamar.
Ceklek
"Kamu lagi ngapain,sa??" Tanya ibu Elina setelah berhadapan dengan sang anak.
"Gak lagi ngapa-ngapain kok mah.cuma duduk-duduk aja dikasur?" Jawabnya.
Ibu Elina hanya ber "oh" ria.kemudian dirinya menyodorkan nampan berisikan semangkuk bubur ayam plus air putih serta obat sakit kepala.
"Ini,buburnya.di habiskan ya.setelah itu minum obatnya?" Ucap wanita itu.
"Iya,mah.makasih.maaf udah ngerepotin?" Jawab Raisa dengan nada lesu.
Melihat sang anak tidak seperti biasanya membuat ibu Elina cemas akan keadaan nya.
"Kamu kenapa,sa.ada yang lagi kamu pikirin,hm?" Ucapnya sambil menatap wajah sang anak.
"Raisa gak apa-apa kok mah?" Jawabnya.
"Serius?" Ucap sang mama memastikan.
Terlihat Raisa terdiam lalu menundukkan kepalanya.
"Raisa....kalau ada apa-apa cerita nak.jangan dipendam sendiri?" Disela ibu Elina menatap raisa.tidak sengaja dirinya melihat beberapa barang yang ada di ranjang anaknya.
"Loh.itu bukannya barang yang mau kamu kasih ke Gilang beberapa hari lalu.kok masih ada disini?" Ucapnya.
"Kamu belum sempat kasih,hm?" Lanjut ibu Elina.
"Udah sempat Raisa kasih mas Gilang ,mah.tapi mas Gilang gak mau terima barang itu?" Jelasnya.
"Maksudnya??" Ibu Elina semakin tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh sang anak.
"Ya....mas Gilang gak mau mah?" Jawab Raisa yang berhasil membuat sang mamah semakin tidak mengerti.
Raisa berjalan kearah ranjang lalu diikuti ibu Elina dari belakang.
"Mah.gimana kalau perjodohan antara Raisa dan mas Gilang dibatalin aja.terus kita balik ke Surabaya?" Cicitnya.
Keduanya menghentikan langkah mereka kemudian duduk di tepi ranjang.
"Tunggu.kenapa kamu tiba-tiba ngomong kayak gini???bukannya dari dulu kamu sangat antusias sekali soal perjodohan ini??" Ibu Elina menatap Raisa penuh tanda tanya besar.
Raisa kembali terdiam,kepalanya tertunduk sambil menggigit bibir bawahnya.
"Coba sekarang jelaskan,apa yang sebenarnya terjadi?" Ibu Elina menatap sang anak yang kini sudah kembali menatap dirinya.
"Mas Gilang udah punya pacar mah?" Jawab Raisa.
Ibu Elina yang mendengar hal tersebut dibuat terkejut dan tidak percaya.
"Gilang udah punya pacar??" Ucap ibu Elina kemudian diangguki pelan oleh sang anak.
"Kamu dapat info itu dari mana sa??karena setau mama Gilang itu masih sendiri.kalau pun Gilang udah punya pacar pasti Tante Hanna kasih tau kabarnya ke mamah kok?" Ucap ibu Elina.
"Mas Gilang sendiri yang bilang hal itu ke Raisa mah.dan dia juga yang minta Raisa untuk batalin perjodohan ini?" Jelasnya.
Kali ini ibu Elina yang terdiam memikirkan perkataan anaknya barusan.
"Gini aja deh.nanti mama tanya sama orang tuanya Gilang tentang hal ini.ya,siapa tau aja Gilang cuma alasan aja,ya kan??kamu kan tau sendiri Gilang itu orangnya kayak gimana??dia itu laki-laki dingin yang susah dekat dengan wanita??pokoknya sebelum semuanya ini jelas,mama minta kamu terus deketin Gilang ya??kamu masih cinta kan sama Gilang??" Raisa pun mengangguk pelan.
"Bagus?!jadi,kamu harus tunjukkan rasa cinta kamu itu sama dia.buat dia jatuh hati sama kamu.manfaatkan kesempatan ini selama kita di Jakarta,ok?" Pinta ibu Elina.
Raisa mengangguk pelan.walaupun sebenarnya hatinya masih ragu.tapi perkataan mamanya tadi ada benarnya juga.tidak ada salahnya jika dia berusaha untuk merebut perhatian Gilang.
"Iya,mah.raisa akan lakuin apa yang mama saranin tadi?" Jawabnya.
Ibu Elina tersenyum manis kemudian mengusap lembut pipi sang anak.
"Ya udah.kalau gitu sekarang kamu makan buburnya terus minum obat.mama gak mau kamu sakit,ok?" Raisa menganggukkan kepalanya lagi dan tersenyum menatap sang mama.
==============
Keesokan paginya dengan perasaan semangat Raisa mendatangi rumah kediaman keluarga gunawan.tidak lupa dirinya membawa paper bag berisikan makanan dan minuman yang dia buat di apartemen untuk bekal Gilang di kantor nanti.
Ting Tong
Suara bel berbunyi,dengan cepat bi Surti membukakan pintu untuk Raisa.
"Selamat pagi bi Surti?" Sapa Raisa diakhiri senyuman manisnya.
"Pagi juga non Raisa?" Balas bi Surti menyapa Raisa tidak lupa dirinya tersenyum manis juga.
"Mari masuk non?" Raisa pun melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut.
"Sepi banget bi.apa semuanya udah berangkat kerja?" Tanya Raisa sesekali melihat keadaan sekitar.
"Belum kok non.kebetulan nyonya Hanna,tuan Gunawan sama den gilang lagi sarapan.non mau saya antar?" Ucap bi Surti.
"Boleh bi?" Jawab Raisa.tanpa berlama-lama lagi bi surti pun mengantarkan Raisa ke ruang makan.
==============
Diruang makan keluarga pak Gunawan hendak melakukan aktivitas sarapan pagi.setelah menyiapkan makanan minuman untuk sang suami.kini giliran ibu Hanna menyiapkan makanan untuk sang anak.
"Apa cukup nasi nya lang?" Tanya ibu Hanna saat menyendokan nasi goreng telur acak-acak ke piring Gilang.
"Sudah cukup Bun?" Ucap Gilang setelah itu mengambil piring yang ada di tangan sang bunda.
Saat semuanya tengah menyantap makanan mereka datanglah Raisa ke ruang tamu dan menyapa semuanya.
"Selamat pagi semua?" Sapa Raisa.
Dalam waktu bersamaan ketiganya menoleh kearah dimana Raisa berdiri.
"Loh,Raisa???kamu datang nak??" Ucap pak Gunawan sedikit kaget,karena Raisa datang kerumahnya tanpa bilang terlebih dahulu kepada dirinya.
"Ayo,sini.gabung sama kita.kita sarapan bareng?" Lanjut pak Gunawan sambil memberi kode kepada Raisa untuk duduk di samping Gilang.
Dengan langkah anggun Raisa berjalan ke arah kursi yang ada disebelah pujaan hatinya itu.
"Kamu datang sendirian,sa?" Tanya ibu Hanna.
"Iya tante.raisa datang sendiri aja?" Jawabnya.
Tidak seperti kedua orangtuanya yang terlihat antusias menyambut kedatangan Raisa,Gilang justru tampak cuek sekali dengan gadis tersebut.
"Duduk lah?" Titah pak Gunawan.
Sebelum mendaratkan bokongnya di kursi,Raisa terlebih dahulu melihat ke arah Gilang kemudian duduk tepat disampingnya.
"Pagi mas?" Sapa Raisa kepada Gilang.
Bukannya menjawab Gilang malah tetap asyik menyantap makanan buatan sang bunda.
"Gilang?jadi orang yang sopan sedikit?!!jawab sapaan Raisa?!" Ucap pak Gunawan dengan nada sedikit kesal.
Gilang menghela nafas panjang lalu menoleh ke arah gadis yang ada di sebelahnya.
"Pagi?" Lagi,Gilang tampak acuh kepada Raisa.
"Kamu mau sarapan apa Raisa?" Tanya ibu Hanna mencairkan suasana.
Raisa menggeleng cepat."makasih Tante,Raisa udah sarapan tadi di apartemen?" Jawabnya.
"Kamu bawa apa?" Tanya pak Gunawan sambil mengarahkan pandangannya ke arah paper bag yang dipegang oleh Raisa.
Secara bersamaan Raisa dan ibu Hanna melihat ke arah yang di maksud oleh pak Gunawan.
"Oh.ini bekal untuk mas Gilang om?" Dengan sopan Raisa memberikan paper bag tersebut kepada Gilang.
Sekilas Gilang menoleh ke arah kedua orang tuanya dan terakhir kearah paper bag pemberian Raisa.
"Terima lang.itu makanan buatan Raisa terkhusus untuk kamu?" Ucap pak Gunawan yang langsung diangguki cepat oleh Raisa.
"Iya mas.ini Raisa sendiri yang masak.tolong diterima ya?" Ucap Raisa sambil menatap lembut Gilang.
Kalau boleh jujur Gilang sebenarnya merasa risih dengan apa yang Raisa lakukan saat ini.namun jika dirinya menolak pasti ayahnya akan marah dan membuat keributan.
"Makasih?" Masih dalam keadaan acuh Gilang menerima pemberian gadis tersebut.
Raisa yang melihat Gilang menerima paper bag pemberiannya merasa sangat senang sekali.
"Tolong dihabiskan ya mas?" Ucap Raisa
"Hm?" Gilang hanya berdehem menanggapinya.
Selang beberapa menit kemudian nasi goreng serta susu milik Gilang sudah habis,saatnya laki-laki itu pamit pergi ke kantor.
"Aku udah selesai sarapan bun.aku berangkat ke kantor dulu ya?" Pamit Gilang kemudian beranjak dari kursinya.
"Mas Gilang,aku boleh nebeng gak?" Ucap Raisa yang buru-buru berdiri dan memegang lengan Gilang.
Gilang melihat ke arah tangan Raisa yang tengah memegang lengannya.
"Boleh ya...aku soalnya gak bawa mobil?" Ucap Raisa lagi penuh permohonan.
Gilang menoleh ke arah bunda nya.kemudian sang bunda mengangguk pelan pertanda meminta Gilang untuk menyetujui permintaan Raisa.
"Boleh?" Jawab Gilang lalu segera mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum?" Seru Gilang dan Raisa secara bersamaan.
==============
Gilang mengantarkan Raisa pulang ke apartemen dengan mobil.dalam perjalanan gadis itu tampak tidak bisa diam.banyak hal yang Raisa ceritakan kepada Gilang.seperti halnya saat ini,gadis itu tengah menceritakan tentang kuliahnya di Surabaya.
"Eh,tau gak mas??masa dosen di kampus aku itu ada yang mirip loh sama kamu?" Ucapnya.
"Dari muka nya, postur tubuhnya.bener-bener mirip.cuma bedanya kamu itu lebih ganteng?" Lanjut Raisa sambil tersenyum membandingkan Gilang dengan dosennya di kampus.
Gilang yang terus mendengar cerita Raisa dari awal berangkat sampai pertengahan jalan merasa sedikit pusing dibuatnya.sesekali laki-laki itu terlihat memijit kening serta belakang kepalanya.
"Mas?!...mas Gilang dengerin cerita aku gak sih?!" Ucap Raisa meminta perhatian sambil kembali menggoyangkan lengan Gilang.
"Hm?" Respon laki-laki itu.
"Oke.sekarang giliran mas Gilang dong yang cerita?" Ucapnya.
"Emang kamu mau saya ceritakan apa?" Tanya Gilang sambil fokus menyetir mobil
"Ya...apa aja??terserah mas Gilang?" Ucapnya.
"Tapi sayangnya saya lagi ga mood buat cerita?" Ucap gilang.sekilas laki-laki itu menoleh ke arah Raisa namun setelahnya dia kembali fokus menyetir.sementara raisa Seketika bungkam seribu bahasa setelah mendengar perkataan Gilang.
===============
Setelah beberapa menit mengendarai mobil akhirnya Gilang sampai di depan gedung apartemen milik keluarga Raisa.
"Udah sampai.silahkan kamu turun?" Ucap Gilang memecah keheningan.
Raisa pun segera bersiap-siap untuk turun namun saat dirinya hendak membuka pintu mobil ,Raisa tiba-tiba mengurungkan niatnya dan melihat ke arah Gilang.
"Mas,Raisa tau sekarang kita jadi asing karena bertahun-tahun gak ketemu.dan Raisa tau kalau mas juga gak punya perasaan apapun ke raisa.tapi...asal mas tau perasaan Raisa masih sama kayak dulu.raisa masih mencintai mas gilang.dan Raisa akan tunjukan seberapa besar cinta Raisa ke mas Gilang?" Ucapnya penuh keseriusan.
"Sekali lagi,masih atas tumpangannya mas?" Setelah berkata demikian Raisa langsung membuka pintu mobil lalu berjalan keluar.
Gilang terdiam melihat kepergian Raisa dari dalam mobil.dari perkataan Raisa barusan sepertinya akan ada masalah baru untuk dirinya dan Vania.
================
Rumah sakit,,
Vania menatap tidak menyangka kearah gilang yang tengah duduk di sofa.bayangkan saja sejak siang tadi sampai sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19:00 WIB laki-laki itu masih saja setia berkutat dengan laptop nya.vania bingung??sebenarnya Gilang itu datang ke rumah sakit untuk menjaga dirinya atau bekerja sih???
"Dasar laki-laki gila kerja?" Gumam Vania dengan mata yang masih terfokus menatap ke arah Gilang.
Disisi lain Gilang yang terlihat begitu sibuk membaca peroposal.sesekali mengarahkan matanya ke laptop miliknya,mengecek beberapa email yang masuk di sana.
"Kenapa kamu liatin aku kayak gitu?" Ucap Gilang ketika menyadari Vania tengah menatap dirinya.
"Gak apa-apa kok?" Jawab Vania sekenanya.
Tidak lama gadis itu terlihat bergerak turun dari ranjang.
"Kamu mau kemana?" Tanya Gilang sambil melihat pergerakan sang kekasih yang berjalan.
"Mau ke toilet?" Jawab Vania.
Gilang mengangguk pelan kemudian kembali fokus menatap laptop dihadapannya.
Selang beberapa menit terdengar suara ketukan pintu.sekilas Gilang melihat ke arah ranjang,ternyata kekasihnya itu belum juga keluar dari kamar mandi.kemudian Gilang pun beranjak dari sofa lalu membukakan pintu kamar rawat.
"Selamat malam pak.saya dari ojol gr** fo**.mau antar makanan atas nama bapak Gilang?" Ucap seorang laki-laki tua berjaket hijau itu.
"Ya,saya sendiri.totalnya jadi berapa pak??" Tanya Gilang yang sudah mengeluarkan dompetnya.
"Totalnya jadi 150 RB pak?" Jawab sang ojol.setelah itu Gilang langsung mengambil dua lembar uang seratus ribu rupiah.
"Ini pak?" Gilang menyerahkan uang tersebut kepada sang ojol lalu mengambil paper bag pesanannya.
"Aduh pak,maaf.ada uang pas aja gak.kebetulan saya lagi gak ada kembalian?" Ucap sang ojol ketika menyadari bahwa dirinya tidak mempunyai kembalian untuk Gilang.
"Gak usah dikembalikan pak.untuk bapak aja?" Jawab Gilang.
"Serius pak?" Gilang menganggukkan kepalanya dengan serius.
"Makasih ya pak?" Sang ojol pun pamit dengan hati senang karena baru saja mendapatkan rezeki lebih dari Gilang.
Setelah ojol itu pergi Gilang kembali masuk ke dalam kamar rawat dan menaruh paper bag nya di atas meja.
"Kenapa gadis itu belum keluar juga?" Gumam Gilang saat melihat ranjang Vania masih kosong seperti tadi.
Karena merasa khawatir Gilang pun berjalan menuju kamar mandi untuk memastikan keadaan kekasihnya itu.namun saat hendak mengetuk pintu tiba-tiba saja pintu itu dibuka oleh Vania dari dalam.
"Kamu ngapain ada di depan toilet?" Tanya Vania sedikit terkejut saat melihat sosok Gilang didepannya.
"Harusnya aku yang tanya.kamu ngapain dikamar mandi lama banget?" Ucap Gilang.
"Ooo...Aku abis BAB.makanya lama?" Vania berjalan menuju ranjangnya.akan tetapi pergerakannya terhenti saat melihat sesuatu di atas meja.
"Itu apa?" Tunjuk gadis itu kearah paper bag.
"Makanan sama minuman pesanan aku?" Jawab Gilang yang kembali duduk di sofa.
"Aku minta doang?" Tanpa dipersilahkan gadis itu sudah duduk di samping sang kekasih
"Bukannya kamu tadi udah makan ya?" Ucap Gilang dengan jahilnya.padahal dia memang memesan untuk porsi 2 orang.
Tidak lama Gilang mulai mengeluarkan makanan dan minuman dari dalam paper bag satu persatu.
"Udah si??? Tapi aku cuma makan dikit.makanan dari rumah sakit gak enak,hambar??boleh ya aku minta.please??" Ucap Vania memohon ala anak kecil.
Gilang yang melihat ekspresi Vania seperti itu menjadi gemas dan langsung mengecup singkat bibir sang kekasih.
"Gemesin banget si pacar aku ini?" Gilang tersenyum manis menatap vania.sementara gadis itu terbengong akibat aksi Gilang yang mengecup bibirnya dengan tiba-tiba.
Melihat keterdiaman sang kekasih Gilang kembali tersenyum manis.
"Malah begong lagi.mau aku cium lagi,hm?" Dalam hitungan detik Vania tersadar dari lamunannya kemudian mencubit perut Gilang dengan kesal.
"Dasar dosen mesum.nyosor Mulu bisanya?" Vania kesal dan langsung bersandar di sofa.sambil melipat kedua tangannya Vania mencemberutkan wajahnya menatap ke depan.
Gilang terkekeh-kekeh."oke....oke..aku minta maaf?" Ucapnya.namun gadis itu enggan berkata apa-apa.
Sambil mencuri pandang ke arah Vania,Gilang membuka satu persatu kotak makanannya.dapat Vania lihat makanan yang dipesan oleh Gilang sangat lezat dan menggugah selera.ada salad buah dan sayuran,ada nasi Hainan dan juga jus alpukat.
"Buka mulutnya ?" Ucap Gilang sambil menyodorkan sesendok nasi Hainan di depan mulut Vania.
Awalnya gadis itu hanya diam menatap Gilang tapi beberapa detik kemudian Vania mulai membuka mulutnya melahap makanan yang disodorkan oleh Gilang.
"Gimana??enak??" Tanyanya.
Vania mengangguk-anggukan kepalanya."enak?" Jawab Vania.
"Kalau gitu makanlah sendiri?" Gilang memberikan sekotak nasi Hainan kepada vania.bukannya diterima gadis itu malah menggelengkan kepalanya.
"Kenapa??tadi katanya enak??" Ucap Gilang keheranan.
"Mau disuapin?" Jawab Vania dengan nada manja.
Gilang terkekeh lagi melihat tingkah kekasihnya itu."kenapa sekarang pacar aku manja banget si?" Kembali dibuat gemas Gilang lagi mengecup bibir Vania.
"Ish..." Dengan cepat Vania mencubit lengan Gilang.
"Emangnya aku gak boleh manja sama pacar sendiri?" Ucapnya sambil menatap ketampanan sang kekasih.
"Ya ga apa-apa si??aku malah lebih suka kamu kayak gini?" Jawab Gilang menatap vania penuh cinta lalu mengamit dagu gadis didepannya.
"Kalau gitu Aaaaa....." Vania membuka mulutnya lebar-lebar.melihat hal tersebut Gilang kembali menyendok nasi Hainan lalu menyuapinya.
===============
Lima belas menit berlalu.makanan dan minuman di atas meja pun sudah habis disantap oleh Vania dan juga Gilang.
"Aaahhhh....kenyangnya?" Ucap Vania sambil mengelus perutnya yang sedikit buncit karena kekenyangan.
Gilang tersenyum kemudian segera membereskan sampah bekas makan mereka berdua.
"Tidur lah.ini udah malam.aku mau melanjutkan pekerjaan aku yang tinggal sedikit lagi?" Titah Gilang lalu kembali membuka laptopnya.
"Gak mau?" Vania menggeleng cepat setelah itu gadis tersebut langsung memeluk lengan berotot Gilang.
"Aku mau temenin kamu kerja?" Ucapnya.
"Tapi ini udah malam loh.liat tuh.udah jam berapa?" Secara bersamaan Vania dan Gilang menoleh ke arah jam dinding yang ada di samping mereka.
"Gak apa-apa.aku juga belum ngantuk kok...ya,ya?" Vania menaik-turunkan kedua alisnya.
Gilang menghela nafas panjang.vania memang tipe wanita yang keras kepala.
"Baiklah?" Ucap Gilang pasrah.
Mulailah Gilang melanjutkan pekerjaan kantornya.terlihat laki-laki itu mengetikkan kata demi kata dengan cekatan.sementara Vania melihat kearah laptop dan juga pergerakan jari Gilang sambil menyandarkan kepalanya pundak sang kekasih.
"Sayang??" Panggil Vania.
"Ya?" Jawab singkat Gilang .
"Besok kan aku udah boleh pulang kata dokter.boleh gak aku langsung masuk kuliah?" Ucapnya.
Gilang terdiam sejenak untuk berfikir namun beberapa detik kemudian dirinya kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Jangan dulu ya?" Jawab Gilang.
"Kenapa?" Ucap sang kekasih kembali bertanya.
"Kamu baru pulang sayang.nanti aja masuk kuliahnya?" Sejenak keduanya menatap satu sama lain.
"Tapi absen aku gimana??aku udah lama tinggal di rumah sakit?" Keluh Vania.
"Kalau itu kamu tenang aja.udah aku urus kok.kamu lupa,pacar kamu ini dosen di sana?" Vania tersenyum mendengar perkataan Gilang.
"Terus kapan dong aku boleh masuk kampusnya?" Tanya Vania.
"Mungkin dua atau tiga hari setelah pulang kerumah?" Jawabnya.
"Huuu...itu mah lama banget?" Keluh Vania lagi.
Beberapa menit keduanya terdiam.tidak lama dari itu Gilang mendengar suara dengkuran halus disampingnya.
Gilang langsung menoleh kearah vania.dan benar saja,gadis cantiknya itu sudah tertidur pulas.
Karena pekerjaan Gilang sudah selesai dia pun segera menutup laptopnya dan menaruhnya di atas meja dengan gerakan perlahan agar tidak mengganggu tidur Vania.
"Pules banget tidurnya?" Gilang tersenyum kemudian tangan kirinya bergerak merapihkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Vania.
Sesaat Gilang teringat akan raisa.entah kenapa Gilang takut kehilangan Vania akibat adanya Raisa dihubungan mereka.sungguh,gilang belum siap jika Vania pergi meninggalkan dirinya.
"Apapun yang terjadi nanti.jangan pernah tinggalin aku sayang?" Gumamnya lalu mengecup lembut pucuk kepala vania.
Gilang yang sudah merasa mengantuk juga kini menyandarkan kepalanya di kepala vania.kemudian mulai memejamkan kedua matanya
Share this novel