Bab 40

Romance Series 13684

Kkkriiiiinggg...

Suara alarm hp berbunyi.tidak ingin gadis kecilnya terbangun Gilang pun segera mematikan alarm tersebut.sekilas Gilang melihat jam dihpnya.rupanya waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Perlahan Gilang bangun dari ranjang.sebelum dirinya keluar dari kamar Gilang menyempatkan diri untuk mencium kening anaknya serta membenarkan selimut yang tengah dipakai oleh Nadia.

Raisa???...

Jangan tanyakan wanita itu.selama Gilang menikah dengannya,Gilang tidak pernah tidur satu kamar dengan Raisa.apalagi setelah Nadia lahir.gilang lebih memilih tidur bersama dengan putri cantiknya itu.

"Selamat pagi bi?" Sapa gilang ketika melihat sosok bi Murti didapur.

"Pagi tuan?" Jawab bi Murti balas menyapa majikannya.

Selain sebagai pengasuh Nadia,bi Murti juga seorang pembantu rumah tangga di rumah kediaman keluarga gilang.biasanya wanita itu akan bangun lebih pagi dari Gilang untuk menyiapkan sarapan untuk majikannya dan segala keperluan Nadia.

"Tuan mau saya buatkan kopi?" Tanya wanita itu.

"Nanti aja bi.saya mau buatkan omelette dulu untuk nadia.kemarin dia minta di masakin omelette untuk sarapan pagi ini?" Jawab Gilang.

"Biar saya aja tuan yang buatin?" Ucap bi Murti sambil menahan pergerakan tangan Gilang yang hendak mengambil sebuah teflon.

"Gak usah bi.nadia maunya omelette buatan saya.bibi kan tau kalau udah kemauan anak itu gimana?" Gilang tersenyum lalu melanjutkan kembali mengambil teflon berwarna ungu di dalam laci.

"Iya juga sih.non Nadia selalu tau banget masakan tuan?" Ucapnya diakhiri kekehan kecil.

Detik berikutnya kedua orang tersebut sibuk dengan aktivitas masing-masing.bi Murti melanjutkan kembali memasak sayur SOP dan ayam goreng.sedangkan Gilang sibuk membuatkan beberapa omelette untuk anaknya.

Seperti yang diketahui Nadia merupakan anak kandung dari Gilang dan raisa.nadia adalah benih yang gilang tanam dimalam kejadian dirinya dijebak oleh Raisa.

Benci???

Tidak ada dalam kamus Gilang untuk membenci anak tersebut.

Dia sudah melakukan kesalahan dengan tidur bersama raisa.dan Gilang,tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan membenci anak yang tidak berdosa itu.

Gilang sangat menyayangi nadia.bahkan teramat dalam menyayangi anak tersebut.siapa pun yang menyakiti Nadia,maka siap-siap saja akan berurusan dengan dirinya.

"Selesai?!"

Tidak butuh waktu lama tiga buah omelette sudah tersedia di piring milik nadia.setelah selesai membuatnya Gilang pun pamit ke kamarnya untuk mandi.

============

Nadia terbangun sewaktu mendengar suara air dari dalam kamar mandi.dengan gaya imutnya anak itu merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka.Gilang keluar dari tempat tersebut dengan menggunakan Bathrobe berwarna putih miliknya.

"Udah bangun princess??" Ucap Gilang kepada sang anak yang sudah duduk di tengah ranjang.

"Udah dong pah?" Jawab Nadia.

Gilang berjalan menghampiri sang anak lalu memberikan kecupan hangat di pucuk kepala Nadia.

"Mau dimandiin sama papa atau sama bibi?" tawar Gilang.

Terlihat Nadia terdiam sejenak sambil mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu.

"Mmm... dimandiin sama papa aja deh?" Jawab Nadia diakhiri sebuah cengiran.

"Oke.kalau gitu.let's go!!" Dengan cepat Gilang menggendong sang putri dan membawanya ke kamar mandi.

===========

Pukul enam pagi Gilang dan Nadia sudah berada di ruang makan.keduanya tampak asyik menikmati sarapan pagi mereka.

"Mau tambah lagi sayang omelette nya?" Tanya Gilang.Nadia mengangguk cepat.

"Boleh pah?" Lalu segera menyodorkan piringnya ke hadapan sang papa.

Gilang mengambil omelette yang tersisa satu kemudian memindahkan omelette itu kepiring Nadia.

"Omelette buatan papa enak banget.nana suka?" Ucap gadis itu memuji makanan papahnya.

Gilang tersenyum manis."Alhamdulillah kalau kamu suka.nanti papa buatin lagi omelette buat Nana ya?" Nadia tidak menjawab karena mulutnya penuh dengan makanan. gadis itu hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban iya.

Ditengah Aktifitas makan mereka datanglah Raisa yang sudah rapih dengan balutan blazer dan rok span berwarna hitam.

"Selamat pagi Nana?" Sapa Raisa yang kemudian mencium pipi sang anak.setelah itu Raisa beralih pada sosok laki-laki yang duduk di samping Nadia.

"Selamat pagi mas?" Raisa hendak mencium pipi gilang.namun dengan cepat laki-laki itu menghindarinya.

Raisa yang sedikit kesal karena Gilang menghindari ciumannya langsung mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di sebelah Gilang.

"Mas kok gak bangunin aku sih???kan aku juga mau sarapan bareng sama kalian berdua?" Ucapnya.

Gilang memutar bola matanya dengan malas."sejak kapan saya bangunin kamu?" Raisa sedikit men slow motion gerakan tangannya yang sedang membalikkan piring miliknya.

"Aku kan masih istri kamu mas.apa salahnya kamu ngelakuin hal manis dengan bangun aku pagi-pagi?" Jawabnya.

Gilang tidak menghiraukan perkataan raisa.dirinya malah fokus mengurus anaknya yang sedang asyik makan omelette.

"Aku minta maaf mas,atas kejadian kemarin.aku tau aku salah.harusnya a-"

"Bagus lah kalau kamu sadar akan kesalahan kamu semalam?" Potong Gilang.

"Karena kalau kamu gak sadar juga maka saya akan-"

"Akan apa mas?!" Kali ini Raisa memotong perkataan Gilang.

"Cerai lagi.mas mau ngomong gitu kan??kenapa sih??? apa-apa selalu kata itu yang mas ucapin.mas kayaknya emang pengen banget pisah sama aku ya.oh atau jangan-jangan mas mau nikahin pacar mas yang du-"

"RAISA!!!!" Tanpa sadar Gilang membentak keras raisa.dan itu tentu saja membuat Nadia yang mendengarnya terkejut sampai terbatuk-batuk.

"Uhuk uhuk"

Gilang yang mengetahui sang anak batuk segera mengambil susu milik Nadia.

"Maaf sayang.kamu kaget ya.ini minum dulu susunya?" Gilang menyodorkan segelas susu coklat kepada Nadia.

Sekilas anak itu melihat ke arah gilang.namun detik berikutnya Nadia mengambil dan meneguk habis susu coklat tersebut.

"Kamu udah selesai sarapannya nak?" Tanya Gilang.

"Udah pah?" Jawabnya.

"Kalau gitu kamu main dulu ya sama bibi.nanti papa nyusul.papa mau ngomong dulu sama mama?" Lagi-lagi anak itu mengangguk polos kemudian segera pergi meninggalkan ruang makan.

Setelah melihat kepergian sang anak,Gilang kembali fokus kepada Raisa.

"Kamu maunya apa sih sa.setiap hari yang kamu bahas selalu itu.saya itu mau sarapan bukan mau berdebat sama kamu?!" Ucap Gilang lalu segera bangun dari tempat duduknya.

Raisa ikut berdiri dan menunjuk tegas sang suami yang ada didepannya.

"Kamu pikir ini mau aku mas?!...kamu sendiri yang mancing keributan di rumah tangga kita!!!...aku itu istri kamu mas!!!..tapi kenapa kamu selalu mikirin wanita jalang it-"

Plak!!!

Gilang menampar keras pipi Raisa."kamu dengar Raisa!!wanita yang selalu kamu sebut jalang itu adalah wanita baik-baik dan terhormat.paham kamu!!" Gilang sangat kesal dan tidak terima Vania direndahkan oleh Raisa.

"Oh,ya.kalau dia bukan jalang.lantas,sebutan apa yang pantas untuk wanita yang selalu menggoda pikiran suami orang,hah!!" Gilang hendak melayangkan tamparan kedua.tapi gerakannya terhenti saat mendengar instruksi dari seseorang.

"Gilang!!...Raisa!!!...ini masih pagi!!!...kenapa kalian malah bikin keributan!!!" Seru pak Erlangga yang baru saja datang.

Raisa melihat ke arah papanya lalu dengan cepat berlari ke arahnya.

"Papa?" Raisa memeluk pak Erlangga sambil menangis sesenggukan.

"Mas Gilang jahat pah.dia udah main tangan sama Raisa?" Adu wanita itu.

Gilang yang melihat istrinya mengadu tanpa sadar mengepalkan tangan kanannya dengan kuat-kuat.

"Kita keruang kerja kamu lang.papa mau bicara serius sama kamu?" Titah pak Erlangga.

=============

Niat hati pagi ini pak Erlangga dan sang istri datang ke rumah Gilang untuk temu kangen dengan cucu mereka,yaitu nadia.tapi sialnya bukannya temu kangen,pak Erlangga malah menemukan anak dan mantunya tengah bertengkar hebat di ruang makan

Sekarang pak Erlangga dan Gilang berada di ruang kerja Gilang.pak Erlangga menatap tajam sang menantu sedangkan Gilang tertunduk lesu disebuah sofa.

"Papa bingung sama kamu Lang.kamu sama Raisa itu dari dulu gak pernah akur.hal apa sih yang selalu kalian perdebatkan,hah!!" Ucapnya.

"Ingat lang.kalian itu udah punya Nadia.harusnya pikiran kalian berdua jadi lebih dewasa.bukan kekanak-kanakan kayak gini?!" Lanjutnya.

"Gilang tau Gilang udah salah pah.gilang juga minta maaf karena udah nampar Raisa tadi.tapi semua ini gara-gara Raisa.dia yang selalu mancing-mancing emosi Gilang?" Jelas Gilang.

Pak Erlangga menurunkan sedikit emosinya.benar kata Gilang barusan.dari lima tahun Gilang menikahi anaknya dan dari sekian masalah yang terjadi di rumah tangga mereka,Raisa juga ikut andil dalam pertengkaran tersebut.

Pak Erlangga juga bingung.kenapa anaknya itu selalu membuat masalah dengan Gilang.padahal dari kecil Raisa adalah gadis baik dan juga penurut.

"Lang.papa tau kalian itu menikah karena perjodohan.tapi papa sangat berharap sama kamu nak.untuk terus membahagiakan anak papa satu-satunya itu?" Pak Erlangga mendekati Gilang kemudian menyentuh pundak laki-laki itu.

"Tolong.kamu perlakuan raisa dengan baik,lang.sayangi dia sebagaimana seorang suami menyayangi istrinya.papa sebagai orang tua kalian cuma ingin melihat kalian bahagia.terlebih sekarang udah ada Nadia dikehidupan kalian.jangan buat anak itu sedih karena pertengkaran kalian.paham Lang?" Gilang menghela nafas panjang kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan.

"Gilang paham pah?" Ucapnya.

===========

Tidak hanya Gilang yang mendapatkan nasihat dari pak erlangga.diruang tamu Raisa juga tengah diceramahi oleh ibu Elina.

"Sa....mama bingung deh sama kamu.kenapa sih kamu itu selalu mancing emosi Gilang?" Ucapnya.

"Gimana Raisa gak kesel mah.mas Gilang itu gak pernah perlakuan Raisa seperti istrinya.yang selalu dia ingat itu mantannya terus?!" Jelas Raisa.

"Itu dia kunci permasalahan sa.yang harus kamu lakukan adalah kamu harus lebih pintar lagi merebut hati Gilang.perlakukan dia dengan baik dan semanis mungkin.bukan dengan ikut emosi menghadapi Gilang.dengarkan nasihat mama ini sa.kalau kamu mau mendapatkan Gilang seutuhnya kamu harus pintar merebut hatinya.gilang itu laki-laki sa.jika terus diperlakukan manis,mama yakin kok Gilang akan luluh?" Ucap ibu Elina.

"Dan satu lagi sa.tolong berhenti bekerja ya.kamu harus lebih fokus mengurusi keluarga kamu.gilang udah cerita tentang kejadian semalam.dan jujur mama marah sekali sama kamu.bisa-bisanya kamu lebih mementingkan kepentingan pribadi kamu ketimbang anak kamu sendiri.ingat sa,Nadia adalah anak kandung kamu?" Ucap wanita itu lagi.

"Raisa minta maaf mah soal kejadian kemarin.raisa ngaku salah untuk yang satu itu.tapi untuk hal pekerjaan.raisa akan pikirkan lagi ya mah.gak mudah juga buat Raisa ninggalin pekerjaan yang Raisa suka?" Jawab Raisa.

"Terserah kamu aja deh.yang penting mama udah bilang hal ini ke kamu?" Setelah berkata demikian ibu Elina segera pergi meninggalkan anaknya itu.

============

PT.gumilang jaya...

Seperti namanya, PT Gumilang jaya ini adalah perusahaan milik bapak Adi gumilang.dia adalah salah satu pengusaha sukses di surabaya.dan Revan Prayoga adalah manager dari perusahaan tersebut.

Dari beberapa tahun lalu perusahaan ini sangat ingin bekerja sama dengan perusahaan gilang.tapi sayangnya kontrak kerjasama nya selalu ditolak oleh gilang.entah karena alasan apa,mereka juga tidak tahu.tapi yang mereka pahami adalah Gilang orang yang sangat perfeksionis dalam memilih rekan kerja.

"Bagaimana Van,dengan kontrak kerjasama ke dua yang kita berikan kepada perusahaan Gilang.apa sudah ada tanggapan?" Tanya pak Adi.

"Sudah pak?" Ucap Revan.

"Lalu,hasilnya apa??"tanya pak Adi lagi.

Revan menggeleng lesu."sama seperti kemarin pak.perusahaan pak Gilang menolak kerjasama dengan perusahaan kita?* Jawabnya.

Pak Adi menghela nafas panjang kemudian melepaskan kaca mata yang dikenakannya.detik berikutnya laki-laki paruh baya itu berjalan menuju jendela kantor dan melihat pemandangan kota dari lantai 7.

"Tidak apa.kita akan coba lagi nanti?" Ucapnya.

"Pak Adi tidak marah dengan saya karena kegagalan kontrak ini?" Tanya Revan penuh kehati-hatian.

Pak Adi tersenyum kemudian membalikkan badannya ke arah Revan yang tengah duduk di kursi.

"Kamu tenang aja.saya tidak marah kok.saya paham betul sifat Gilang Aditya Pratama itu.dia memang perfeksionis memilih rekan bisnis.sekarang tugas kamu adalah cari cara lagi supaya pak Gilang mau tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan kita?" Jelas pak Adi.

Revan tersenyum tipis."makasih pak karena masih mempercayakan saya soal ini.saya janji tidak lama lagi kita akan berkerja sama dengan perusahaan pak Gilang?" Ucap Revan dengan begitu yakinnya.

"Bagus?!...sekarang kamu boleh kembali keruangan kamu?" Titah laki-laki paruh baya itu.

Revan pun segera berdiri dan menganggukkan kepalanya."saya permisi dulu pak?" Pamit Revan.

============

Setelah berada di ruangannya Revan membaca kembali kontrak kerjasama yang dikembalikan oleh Jason,selaku asisten Gilang.

Tidak ada masalah dengan kontrak tersebut.malah disana tercatat keuntungan besar untuk perusahaan Gilang jika mau bekerjasama dengan perusahaan Adi gumilang.lantas,hal apa yang membuat laki-laki itu menolaknya untuk ke dua kali.

"Benar yang dibilang sama pak adi.Gilang Aditya Pratama ini bukanlah orang sembarangan.sulit sekali membujuk orang ini?" Revan memijit-mijit keningnya.kepalanya begitu pening memikirkan hal ini.

Ddrrttt...ddrrrttt...

Hp iPhone keluaran terbaru milik Revan bergetar diatas meja kerjanya.revan pun segera menaruh kembali berkas kerjasama tersebut lalu mengambil hp miliknya itu.

_my lovely _

Itulah nama yang tertera pada layar hpnya.senyum manis pun langsung terlukis di wajah Revan begitu mengetahui sang kekasih menelpon dirinya.dengan segera Revan menggeser tombol berwarna hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Selamat pagi sayang?" Sapa Revan penuh kelembutan.

Sejenak tidak sahutan dari sana namun beberapa detik kemudian Revan dikejutkan oleh suara sang kekasih.

"Reeeevvvvaaaannnn!!!" Seru wanita itu dengan kencang,membuat Revan segera menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.

"Ada apa sih sayang ku?" Revan kembali menempelkan hp nya ditelinga.

"Kamu kok belum Dateng sih ke Jakarta???dua hari lagi kan kita tunangan sayang???papa sama Mama udah nanyain loh??" Kali ini suara wanita itu sedikit direndahkan.

Revan tersenyum kikuk sambil menggaruk pelan belakang dikepalanya.

"Maaf ya sayang.hari ini aku masih ada kerjaan.mungkin nanti malam aku baru bisa berangkat ke Jakarta.ada sedikit masalah di kantor?" Jelasnya.

"Ada masalah apa kalau aku boleh tau?" tanya wanita itu.

"Mmmm...sebenarnya sih bukan masalah besar juga.tapi masalah ini sedikit mengganggu pikiran aku.kontrak kerjasama aku ditolak lagi sama perusahaan lain?" Jawab Revan diakhiri nada lesu.

"Kontak kerjasama kamu ditolak lagi??" Ulanginya.

"Iya?"

"Yang perusahaan kemarin itu??" Tanya wanita itu lagi.

"Hm?"

"Butuh bantuan aku gak buat bicara sama pihak perusahaan itu?" Tawarnya.

"No!!'

"Kenapa?" Untuk kesekian kalinya wanita itu bertanya.

"Aku gak mau calon tunangan aku yang cantik jelita ini dilirik sama CEO itu?" Jawab Revan dengan penuh rasa posesif.

Terdengar suara kekehan kecil dari wanitanya itu

"Dasar mr.posesif.gak boleh banget aku ketemu cowok lain.emangnya dia seganteng apa sampai kamu ngelarang aku buat ketemu sama dia,hm?" Revan beranjak dari kursinya lalu berjalan pelan dengan satu tangan dimasukkan ke saku celana.

"CEO nya itu ganteng sayang,,,eh,tapi lebih gantengan aku sih.?" Terdengar suara kekehan lagi.

"Terus??"

"Dia laki-laki mapan...pintar...ya....sosok yang sempurna lah?" Puji Revan.

"Wah...dari yang kamu sebutkan tadi aku jadi semakin penasaran sama orang itu?" Ucap wanita tersebut.

"Babyyyyyy?!"

"Bercanda sayang?" Wanita itu tertawa terbahak-bahak mendengar calon tunangannya cemburu kepada dirinya.

"Iya,memang banyak wanita yang mau sama dia.tapi sayangnya dia udah punya istri dan satu anak?" Ucap Revan.

"Yah..sayang banget yah...coba kalau belum ada pawangnya aku pasti bakal-"

Belum selesai wanita itu bicara panggilan telepon itu sudah dimatikan oleh Revan.

"Nyebelin banget sih jadi orang.gak tau apa kalau gue itu cemburu?" Dumel Revan sambil memandangi layar hpnya.

Tidak lama hp Revan kembali bergetar.sang kekasih menelpon dirinya lagi.

"Apa lagi,hm??" Ucap Revan setelah mengangkat panggilan tersebut.

"Jangan ketus gitu dong sayangnya aku....aku cuma bercanda kok?" Jelasnya.

"Tapi bercanda kamu itu keterlaluan sayang...udah tau aku orangnya cemburuan?" Ucap Revan sambil memasang wajah cemberutnya.

"Cuma kamu yang aku punya sayang...aku udah kehilangan kedua orang tua aku sejak kecil dan aku gak mau kehilangan kamu juga?" Kali ini Revan menampilkan raut wajah sedihnya.

"Hei...jangan sedih gitu dong.nanti gantengnya ilang loh.aku benar-benar minta maaf soal omongan aku tadi.aku cuma BERCANDA?" Sengaja gadis itu menekan kata BERCANDA agar Revan mengerti maksudnya.

"Oke,aku maaf kan.tapi jangan diulangi lagi ya?" Pintanya.

"Yes,pak bos?!" Ucap wanita itu dengan tegas.

"Sayang?" Sapa Revan memecah keheningan yang terjadi beberapa saat.

"Apa??" Jawabnya.

"Aku kangen banget sama kamu??" Rengek laki-laki itu layaknya seorang bocah.

"Sama aku juga kangen banget sama kamu?" Balas wanita itu.

"Aku ingin cium kening kamu sayang?"

"Terus?"

"Kelopak mata kamu?"

"Ya?

"Hidung kamu?"

"Hm?"

"Bibir kamu,dan..."

"Dan..."

"Dan...."

"Dan apa Van?!" Sang gadis mulai kesal.

Revan tidak menjawab dia memilih untuk memutuskan panggilan telepon nya lagi.

"Sial!!...baru begitu aja udah ada yang bangun!!" Revan menatap kesal miliknya yang mulai ereksi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience