Bab 34

Romance Series 13716

Gilang mendatangi kampus tempat dirinya mengajar untuk menemui vania.tapi sayangnya setelah hampir setengah jam menelusuri gedung kampus,Gilang sama sekali tidak menemukan vania disana.

"Dimana gadis itu???bukannya tadi pagi dia bilang ada kelas hari ini??" Gumam Gilang sambil melihat sekelilingnya.

"Telpon aja deh?" Gilang pun merogoh saku celananya mengambil hp.lalu menelpon Vania dengan video call.

Tidak butuh waktu lama orang yang ditelpon Gilang langsung mengangkat video call tersebut.

"Ya,sayang??" Ucap Vania menatap sang kekasih di layar hp.

"Kamu lagi ada dimana?kok gak ada di kampus???" Tanya Gilang memfokuskan diri melihat tempat keberadaan Vania.

"Aku udah pulang dari jam 11 tadi sayang??ini Aku lagi di cafe mama?maaf ya,aku lupa kabarin kamu?" Jawab Vania diakhiri cengiran khasnya.

"Cafe???sama siapa??"tanya laki-laki itu lagi.

"Sama temen-temen aku?" Vania langsung menggeser kamera nya ke arah bela dkk.

Gilang bernafas lega setidaknya kini dirinya tau kalau Vania tidak pergi sendirian.

"Ya udah.jangan kemana-mana.aku otw ke cafe sekarang juga?" Ucapnya.

Vania mengangguk faham."oke?" Vania tersenyum dan dibalas senyuman tidak kalah manis dari gilang.setelah itu keduanya pun mengakhiri video call tersebut.

"Pak Gilang mau kesini??" Tanya bela.

"Iya?" Jawab Vania yang diselingi anggukan kepala.

"CK!!!...ngapain sih dia kesini?" Ucap bela ketus.

Melihat ketidak sukaan bela yang lain pun menjadi bertanya-tanya.

"Kenapa loe??kok kayak gak suka gitu kalau pak Gilang kesini?" Tanya Rika.

"Gue lagi gak suka aja liat muka dia?" Jawab bela tanpa menghilangkan ke ketusannya.

Bela yang terus ditatap oleh Vania langsung mengalihkan wajahnya ke arah lain.

=============

Setelah menempuh perjalan selama 45 menit akhirnya Gilang pun sampai dicafe milik ibu deana.gilang segera berjalan menuju meja nomor 6 tempat kekasihnya berada.

"Sorry,aku lama datangnya.jalanan macet banget?" Gilang mencium pucuk kepala Vania lalu menduduki kursi kosong yang ada disebelah kekasihnya itu.

"Gak apa-apa kok?" Jawab Vania diakhiri senyuman manisnya.

Gilang melihat ke arah sahabat Vania dan berakhir pada sosok bela yang duduk di depannya.

"Mmmm...kalian lagi apa?" Pandangan Gilang kini beralih ke arah Vania.

"Lagi mancing?" Tidak,itu bukan Vania yang menjawab pertanyaan Gilang.melainkan bela.

"Apaan sih bel.gitu banget jawabnya?" Tegur gita sambil menyenggol lengan bela dengan tangannya.

"Ya lagian pake nanya?!kayak gak punya mata aja sih?!" Ucap bela kemudian menatap sinis ke arah Gilang.

Biasanya Gilang akan balik membentak jika ada seseorang yang berkata kurang sopan kepadanya.namun kali ini Gilang hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa.

Gilang sadar kalau dirinya telah melakukan kesalahan besar.makanya dia sangat memaklumi jika bela bersikap sinis kepadanya seperti tadi.

"Jangan dimasukin hati omongan bela tadi ya?" Ucap Vania lalu mengusap lembut lengan Gilang.

"Iya sayang.aku gak apa-apa kok?" Gilang tersenyum kecut menatap tangan Vania yang kini menggenggam tangannya.

"Oh ya.kamu mau minum apa??" Tanya Vania memecah keheningan yang terjadi selama beberapa menit.

"Terserah kamu aja?" Jawab Gilang.

"Ice cappucino cincau mau???" Tawar gadis itu.

"Boleh?" Jawab Gilang lagi.

Sekilas Vania menatap bela yang kini tengah memalingkan wajahnya.setelah itu pergi ke kitchen untuk menyiapkan pesanan Gilang.

=========

"Silahkan diminum?" Ucap Vania sambil menyodorkan segelas ice cappucino cincau pesanan Gilang tadi.

"Makasih sayang?" Gilang pun langsung menyedot minuman yang sudah di bawakan oleh Vania.

"Sama-sama?" Vania kembali duduk di kursinya kemudian melanjutkan lagi tugas kuliahnya yang tertinggal saat dirinya dirawat di rumah sakit beberapa hari lalu.

"Lagi ngerjain tugas apa?" Gilang mendekatkan dirinya untuk melihat tugas yang sedang dikerjakan Vania.

"Ini tugas tentang ekonomi mikro dan makro?" Jawabnya.

"Ooh...mau aku bantu?" Tawar Gilang dan ya tentu saja Vania tidak menolak tawaran tersebut.

"Boleh?" Vania mengangguk antusias.

Gilang mengambil alih buku Vania lalu segera memberikan arahan kepada sang kekasih.

"Yang ini tuh kayak gini..." Gilang mulai memberitahu jawabannya.

Gita dan Rika terus memperhatikan bagaimana Gilang mengajari vania.tidak hanya kedua gadis itu saja.bela yang sedari tadi bersikap sinis kepada dosennya itu juga memperhatikan dua insan didepannya.

"Loe keliatan happy banget sama pak Gilang,nia.tapi...apa loe bakalan tetep se happy ini saat tau apa yang udah pak Gilang lakuin dibelakang loe???" Batin bela.

Bela sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari sosok Vania yang terus tersenyum menatap Gilang.

"Gue sayang banget sama loe,nia.gue gak sanggup ngeliat loe hancur lagi seperti waktu Dion nyakitin hati loe?" Bela kembali teringat sewaktu Vania menangis tanpa hentinya didepannya ketika mengetahui Dion berselingkuh dengan Cindy.

Disisi lain Rika memutuskan pandangannya dari Vania dan tidak sengaja menatap bela yang terlihat bersedih.

"Loe kenapa sedih gitu bel?" Tanya Rika.

Sontak saja Gita mengalihkan pandangannya ke arah bela.begitu juga dengan Gilang dan Vania.

"A-ah.g-gapapa kok?" Ucap bela dengan cepat menghapus air mata yang sudah keluar sedikit di sudut matanya.

"Loe nangis bel??" Vania yang merasa khawatir pun segera beranjak dari kursi dan berjalan mendekati sahabatnya itu.

Vania hendak menyentuh pundak bela namun gadis itu malah langsung menepis tangan Vania.

"GUE UDAH BILANG.GUE GAK APA-APA!!" Ucap bela membentak Vania.semua merasa kaget mendengar bentakan bela,tidak terkecuali Gilang.
"BELA!!...LOE KENAPA SIH!!...NIA KAN NANYA LOE BAIK-BAIK!!!" seru Gita yang tidak terima melihat Vania dibentak oleh bela.

Bela menatap ke empat orang didepannya kemudian pergi meninggalkan mereka begitu saja.

"Itu orang kenapa sih?!..nyolot banget dari tadi?!" Ucap Rika menatap kepergian sang sahabat.

Gilang yang juga syok melihat kekasihnya dibentak segara mendekatinya.

"A-aku s-salah a-pa.k-kok bela b-bentak aku kayak gitu sih?" Melihat Sang kekasih ketakutan Gilang langsung memeluk vania.

"Ssttt...tenang ya??jangan dipikirin.mungkin bela lagi kecapean aja kali?" Ucapnya menenangkan kekasihnya itu.

"Gue susul bela dulu ya?" Ucap Gita.

"Gue ikut?" Seru Rika.gita pun mengangguk kemudian segera pergi diikuti Rika dibelakangnya.Tidak berselang lama hp Gilang berdering.

"Siapa yang telpon?" Tanya Vania.

"Bunda?" Jawab Gilang

"Ya udah.diangkat dulu?" Titah gadis itu.gilang pun segera mengangkat panggilan dari ibu Hanna.

"Ada apa Bun?" Tanyanya.

"Lang.tolong ambil cincin pertunangan kamu sekarang ya?" Ucap sang bunda.

"Nanti ya bun.gilang lagi...-"

"Gak ada nanti-nanti an lang.ambil sekarang juga cincin nya.raisa udah ada disana nungguin kamu?!" Potong ibu Hanna tegas.

"Oke.aku pergi sekarang?" Jawab Gilang dengan malas setelah itu mematikan panggilan teleponnya.

"Sayang.maaf.aku harus pergi sekarang?" Sebenarnya Gilang merasa tidak enak hati meninggalkan Vania saat ini.tapi kalau dirinya tidak pergi pasti bunda nya akan mengomel habis-habisan kepada dirinya.

"Gak apa-apa sayang.bunda lagi butuh kamu juga kan?" Ucap gadis itu.

Gilang menatap lekat Vania kemudian mencium kening gadis itu."kalau gitu aku pergi dulu ya.telpon aku kalau ada apa-apa,oke?" Sebelum benar-benar pergi Gilang terlebih dahulu memeluk hangat sang kekasih.

============

"DASAR LAKI-LAKI SIALAAAN!!"

Tidak kuasa lagi menahan kekesalannya bela langsung menendang tempat sampah yang ada dibelakang halaman cafe sampai sampahnya berhamburan kemana-mana

Tidak lama Bela pun menangis sesenggukan lalu menyandarkan tubuhnya di sebuah pohon besar.

"Sampai kapan gue harus sembunyiin rahasia ini dari nia?" Lirihnya.

Beberapa menit kemudian datanglah Gita dan juga Rika.mereka berdua sangat terkejut ketika melihat sampah berserakan di mana-mana.

"Astaga bel.kenapa berantakan gini?" Gita segera menghampiri bela.begitu juga dengan Rika.

"Loe kenapa sih bel?" Tanya Gita yang sangat mengkhawatirkan keadaan bela.

"Iya.bel.loe sebenarnya kenapa???" Jujur Rika sangat bingung dengan sikap sahabatnya saat ini.

"Kalau ada masalah cerita sama kita??" Lanjut Rika.Bela menghentikan tangisnya lalu menatap kedua sahabatnya.

"gue benci sama pak Gilang?" Gumamnya lirih.gita dan Rika kini saling melirik kebingungan.

"Maksud loe?" Gita benar-benar tidak paham dengan maksud bela.

"Gue benci laki-laki brengsek itu?" Ucap bela lagi yang semakin membuat bingung keduanya.

Gita menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal."Duh,please bel.loe jangan ambigu gini dong.ngomong yang jelas.bilang sama kita kenapa loe tiba-tiba benci sama pak Gilang?" Tanya Gita.

"Atau Jangan-jangan loe cemburu ya liat pak Gilang sama Nia???loe ada rasa sama dosen itu??" Tebak Rika.Bela pun langsung menatap Rika lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"bukan itu ka??" Ucapnya.

"Kalau bukan terus kenapa dong??" Rika semakin penasaran dibuatnya.

Bela terdiam sejenak.sepertinya Rika dan Gita harus tau apa yang sebenarnya terjadi perihal Gilang.

"Gue kemarin ketemu sama pak Gilang dibutik nyokap gue?" Bela mulai memberanikan diri menceritakan pertemuannya dengan Gilang kemarin.

"Terus???" Potong Gita .

"Dia sama cewek lain di sana?" Dapat bela lihat kedua sahabatnya itu kaget sekaligus kebingungan saat mendengarkan ceritanya.

"Cewek???siapa???" semakin menyimak penjelasan dari bela.

"Gue sempat kenalan sama cewek itu.dan cewek itu bilang kalau dia....tunangannya pak Gilang.?" Duuuaaarrr...Secara bersamaan Gita dan Rika terkejut bukan main mendengar hal tersebut.

"B-bel....l-loe gak lagi bercanda kan?" Bela lagi-lagi menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Gita.

"Gue serius git hiks....itu makanya yang bikin gue kesel sama dia hiks..." Tangis bela kembali pecah.

"Disatu sisi gue gak mau Nia sakit hati dengan hal ini hiks...tapi disisi lain gue gak bisa sembunyiin ini dari Nia hiks..."

Sama halnya dengan Rika,Gita juga tidak percaya dengan kenyataan ini.orang yang selama ini mereka Kagumi dan mereka percaya ternyata telah berselingkuh dibelakang sahabatnya.

"Dan kalian tau apa yang makin bikin gue benci sama pak Gilang?" Jantung Gita dan Rika semakin berdebar kencang ketika bela ingin mengungkapkan rahasia tentang Gilang lagi.

"Dia udah tidur sama cewek itu?" Ucap bela yang lagi-lagi membuat keduanya terkejut mendengarnya.

Seketika tangan kedua gadis itu mengepal kuat.

"Dasar cowok bajingan!!!" Umpat Gita.Habis sudah kesabaran dirinya.kelakuan gilang benar-benar sudah membuatnya darah tinggi.

"Gak!!!...ini gak bisa dibiarin!!!...Nia harus tau yang sebenarnya bel!!" Gita hendak pergi tapi langsung ditahan oleh Rika.

"Jangan gegabah git!!!...loe mau liat Nia hancur lagi hah!!!..." Ucap Rika yang juga tidak rela melihat Vania down seperti waktu itu.

"Terus mau sampai kapan kita sembunyikan ini!!...kita gak bisa diam gitu aj-" perkataan Gita terhenti saat melihat sosok Vania berdiri di belakang Rika.

"Nia?!"

=============

Gilang kini tengah berada di sebuah mall bersama dengan Raisa,tepatnya di sebuah toko perhiasan.entah kenapa sedari tadi hati tidak tenang memikirkan keadaan Vania.

Me,

"Sayang???keadaan kamu baik-baik aja kan?"

Send

Gilang terus menerus menatap pesannya yang masih centang abu-abu itu.

Me,

"Sayang???tolong jawab pesan aku???aku khawatir banget sama kamu??"

Send

Karena tidak kunjung dibaca oleh Vania,Gilang pun memutuskan untuk menelponnya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau diluar jangkauan.silahkan hubungi beberapa saat lagi"

Terdengar suara operator yang berbicara.dan hal itu semakin membuat Gilang kesal bukan main.

"Shit!!!...gak aktif lagi telponnya?!" Gilang mencoba menghubungi nomor Vania kembali.namun lagi-lagi suara operator yang dia dengar.

"Sayang???ada apa sama kamu??kenapa nomor kamu tiba-tiba gak aktif??" Gumam Gilang frustasi.

"Mas Gilang??" Panggil Raisa mengagetkan Gilang.

"Udah selesai nih.kita pulang yuk?" Ucapnya.

Gilang mengangguk pelan kemudian berjalan keluar toko bersama dengan Raisa.

===========

Bandara Soekarno Hatta,,,

Seorang laki-laki bertubuh tegap baru saja turun dari pesawat.dengan langkah santai laki-laki itu berjalan menuju pintu keluar bandara.

"Taksi!!" Seru laki-laki memberhentikan sebuah taksi.

Setelah menaruh koper bawaannya didalam bagasi dia pun segera masuk ke dalam taksi tersebut dan duduk di kursi penumpang yang ada dibelakang.

"Akhirnya setelah sekian lama diluar kota gue pulang juga ke jakarta.kangen banget gue sama tempat ini?" Rasa senang dan bahagia terlukis jelas diwajahnya.

"Terutama sama kamu princess?" Terlihat laki-laki itu menatap sebuah foto dirinya bersama dengan seorang wanita dilayar HP nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience