"Dari mana loe!!" Ucap seseorang dengan pelan namun terdengar tegas.
Vania yang kala itu hendak membuka pintu kamar hotel,seketika menghentikan pergerakan tangannya dan menoleh ke belakang.
"Rika?" gumam gadis itu saat melihat sosok Rika sedang berdiri di hadapannya dengan tangan melipat didada.
"dari mana loe!!" ulangi Rika lagi.
"gu-gue...-"
"rumah Gilang?!" tebak Rika memotong perkataan Vania.
"i-iya?" jawab gadis itu.
"loe nginep?!"
Vania terdiam,jantungnya kini berdebar kencang.dia bingung harus berkata jujur atau bohong kepada sahabatnya itu.
"nia?!..gue nanya sama loe?!...loe gak tuli kan!!" Rika menatap Vania tajam namun penuh selidik.
"i-iya.gu-gue nginep di rumah Gilang semalem?" jawab jujur Vania.Rika berdecak kesal lalu membuang nafasnya dengan kasar,
"harus berapa kali sih gue bilang ke loe,nia.jangan -"
"Nana sakit Rik,dia demam tinggi.dan Nana minta gue buat ke-"
"terus apa urusannya sama loe,Nia?!..loe sadar gak sih,apa yang loe lakuin itu salah!!...gilang itu udah beristri dan loe gak sepantasnya dekatin di-"
"cukup Rik!!...ini hidup gue!!..kenapa loe jadi ikut campur gini sih!!" seru Vania yang kini malah balik marah-marah kepada sahabatnya itu.
Rika menatap vania tidak percaya."kok jadi loe yang nyolot gini sih!!!...gue itu kan cuma bilang yang bener,Nia!!!...lagi pula om Teddy juga minta tolong ke gue supaya jauhin loe dari Gilang!!" ucapnya.
"huh!!!.terus.sekarang loe mau ngaduin hal ini ke bokap gue,gitu??silahkan,gue gak takut!!!" bukannya merasa bersalah,Vania malah balik menantang Rika.
Melihat sikap Vania barusan membuat Rika hanya bisa menggelengkan kepalanya.dia benar-benar tidak menyangka kalau Vania akan bersikap seperti itu kepada dirinya.entah apa yang sudah Gilang perbuat,sehingga sahabatnya itu jadi bisa keras kepala seperti ini.
"loe sadar gak sih,Nia?!...loe lupa kalau tuh cowok udah nyakitin hati loe,hah?!...loe lupa,kalau cowok yang loe bela sekarang ini tuh pernah tidur sama cewek lain disaat Kalian masih pacaran!!...loe lu-"
"GUE GAK PERNAH LUPA,RIKA!!!...GUE GAK PERNAH LUPA ATAS RASA SAKIT HATI YANG GUE RASAIN DULU!!!...TAPI BUKAN BERARTI LOE BISA SEENAKNYA GINI TAU GAK!!...INI HIDUP GUE!!...GAK SEHARUSNYA LOE IKUT CAMPUR!!..." kali ini Vania benar-benar membentak Rika.
Oke,fix.Rika sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.apa lagi setelah mendengar Vania berteriak lantang didepannya.rika pun bergerak cepat mendekati sahabatnya itu,berniat menampar rambut vania.namun sebelum hal itu terjadi datanglah sosok Jason menahan diri nya.
"Rika!!..kamu apa-apaan sih?!" ucap Jason yang kini sudah memegangi tangan kanan Rika.
"minggir loe!!...ini urusan gue sama cewek *njing ini!!" Vania terbelalak saat mendengar ucapan kasar Rika terhadap dirinya.
"loe ngatain gue *njing,hah!!" Vania sangat tidak terima dengan ucapan tersebut.
"iya!!..kenapa!!!..loe emang *njing Nia!!!..loe bodoh!!" Melihat Rika yang ingin menyerang Vania kembali,Jason pun langsung memeluk gadis itu lalu mendorongnya beberapa langkah menjauh dari vania.
"udah Rika,jangan buat keributan lagi.kamu gak sadar pertengkaran kalian ini jadi perhatian orang banyak?!" ucap Jason.
Rika pun melihat kanan dan kiri nya.ternyata benar apa yang dikatakan jason.disekeliling mereka sudah banyak orang berkumpul melihat pertengkaran mereka.
"tenang ya?" ucap Jason lagi.
Vania yang baru menyadari kehadiran orang disekitarnya pun mulai ikut merasa malu.dan segera berjalan menuju pintu kamarnya hotelnya.
"NIA!!" seru Rika.
Langkah Vania seketika terhenti dan langsung menatap kesal ke arah sahabatnya itu.
"gue cuma mau ngingetin loe!!.. jangan pernah bermain api,kalau loe gak mau kebakar!!!" ucap gadis itu pelan namun sangat menusuk hati Vania.
Vania sama sekali tidak merespon perkataan Rika.dirinya memilih untuk masuk kedalam kamar dan menutup pintu.
Tidak lama satu persatu orang yang berkumpul di sana kini pergi meninggalkan tempat tersebut.begitu pun dengan Jason dan Rika.
=============
Setelah kejadian pertengkaran di hotel,Jason pun segera membawa Rika ke sebuah taman untuk menenangkan diri.
"ini,untuk kamu?" ucap Jason sambil memberikan segelas hot chocolate kepada Rika yang tengah duduk sendirian di bangku panjang.
Rika menatap Jason lalu tersenyum kilas kepadanya.kemudian gadis itu mengambil hot chocolate yang disodorkan oleh Jason.
"makasih ya?" ucapnya.
"sama-sama?" Jason kini melangkah menuju sisi kosong yang ada di samping Rika,setelah itu mendaratkan bokongnya di sana.
Sekilas Jason melirik ke arah Rika lalu menyesap sedikit white coffee yang dibelinya tadi.
"sebenarnya apa yang udah terjadi.kenapa kamu malah bertengkar dengan mbak Vania.bukannya tadi kamu minta bantuan aku buat cari gadis itu,hm?" tanya Jason.
Rika tidak menjawab pertanyaan Jason,dia malah terlihat bengong menatap rerumputan yang ada dibawahnya.
Jason yang melihat keterdiaman Rika ikut terdiam juga.dia tidak ingin memaksa Rika untuk menjawab pertanyaannya tadi.walaupun didalam hatinya sangat penasaran,namun Jason menghargai privasi Rika.
"Jason?"
"iya?"
"apa tadi gue keterlaluan ya?" ucap Rika tiba-tiba.jason menaikan alisnya kemudian menolehkan wajahnya kesamping kiri tempat Rika berada.
"saya yakin,kamu ngelakuin hal tadi pasti ada alasannya,bukan?" ucap jason.rika kembali terdiam.tanpa gadis itu sadari jason melihat gerak-gerik Rika yang terlihat cemas seperti memikirkan sesuatu.
"gue cuma gak mau Vania salah langkah,jas?" Rika menoleh ke arah jason,kini keduanya saling menatap satu sama lain.
'kamu sayang banget ya sama mbak Vania?" ucap Jason,Rika langsung mengangguk cepat.
"gue sama Nia udah sahabatan lama banget.dan gue juga udah anggap Nia seperti saudara gue sendiri?" jawabnya.jason mengangguk paham.
"jas?" rika dengan tiba-tiba saja memegangi pergelangan tangan Jason,membuat laki-laki langsung menatap ke arah pergelangannya.
"gue boleh curhat gak sih sama loe?" ucap Rika.
"kalau kamu ngerasa nyaman cerita sama saya,boleh aja?" jason beralih menatap Rika.
Mendadak Rika menjadi ragu,namun setelah beberapa menit berpikir akhirnya dia memutuskan untuk bercerita kepada jason.siapa tau saja jason bisa memberikan solusi atas masalah yang tengah dipikirkannya saat ini.
Sebelum bercerita Rika terlebih dahulu menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan.
"oke.jadi gini.sebenarnya...Nia itu mantan pacarnya Gilang?" Rika sengaja menjeda ceritanya karena ingin melihat ekspresi Jason.
"a-apa kamu bilang tadi??pak Gilang mantan pacarnya mbak Vania??" sesuai dengan apa yang Rika pikirkan,jason tampak terkejut dan kebingungan setelah mendengar ceritanya.
"iya.jadi dulu itu Gilang adalah dosen pengganti dikampus kita.dan seiring berjalannya waktu Gilang sama Nia saling suka,terus mereka berdua pacaran deh.tapi...dipertengahan,hubungan mereka dilanda masalah.gilang dijodohin sama ayahnya.dan lebih parahnya lagi ternyata Gilang tidur sama orang yang dijodohinnya itu.makanya,setelah kejadian itu Nia sama Gilang mutusin untuk pisah?" Rika terdiam sejenak,pikirannya kembali tertuju pada kejadian setelah kepergian Gilang ke Surabaya.
"setelah putus dari Gilang,Nia sempet down.dia terpuruk banget.bahkan kuliahnya sampai berantakan karena terus mikirin Gilang?" selama bercerita Rika terus memperhatikan ekspresi Jason.tidak lama gadis itu menghela nafas panjang.
"itu alasannya kenapa gue gak mau Nia deket-deket lagi sama Gilang.gue gak mau Nia sakit hati lagi karena kelakuan bos loe itu.apa lagi sekarang Nia udah tunangan.gue gak mau hubungan mereka berantakan karena adanya Gilang?" ucap nya.
Jason yang setelah mendengar cerita Rika dari awal sampai akhir hanya bisa diam.jujur dia sangat terkejut saat mengetahui semuanya.pantas saja Gilang memintanya untuk selalu menjaga dan mengawasi gadis itu.jadi ini alasannya.
"jas?" tegur Rika saat melihat Jason bengong.
"eh,iya.sorry?" Jason menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"kok loe bengong gitu???loe tau sesuatu tentang mereka?" tanya gadis itu.
Jason sedikit terkejut,tebakan Rika barusan sangat tepat sekali.namun laki-laki itu berusaha untuk menormalkan ekspresi wajahnya agar Rika tidak curiga.
"aah...mm..gak kok?" bohong Jason.detik berikutnya laki-laki itu mengalihkan pandangannya dari Rika dan menyesap kembali white coffee nya.
=============
Bandara Internasional komodo,Labuan Bajo.
huek...huek...
Raisa berusaha memuntahkan isi perutnya yang terasa seperti diaduk-aduk.dari tadi dia merasa mual,namun ketika dirinya mencoba memuntahkannya hanya cairan bening yang keluar.
Raisa memegang pinggiran wastafel dengan erat.jika sudah begini kepalanya ikutan terasa pusing.tidak hanya itu saja,tubuhnya juga akan terasa lemah tidak berdaya.
Sudah empat hari keadaannya seperti ini,Raisa pun juga tidak tau kenapa.dan dia juga belum sempat untuk periksa ke dokter.mungkin setelah sampai Surabaya dia akan pergi ke rumah sakit.karena pagi ini dia akan pulang ke Surabaya.
"oke raisa.kamu harus kuat?" ucap Raisa pada dirinya sendiri sambil berusaha menetralkan kembali keadaan tubuhnya.
Setelah sudah membaik Raisa pun segera keluar dari toilet untuk menemui bosnya.
"Sa,are you okey?" tanya ibu Cleo saat melihat wajah pucat Raisa.
"saya baik-baik aja Bu?" jawab Raisa sedikit lemah.
"You are sure?" tanya ibu Cleo lagi memastikan.Raisa mengangguk pelan lalu tersenyum tipis ke arah bosnya itu.
Raisa tidak ingin bosnya itu khawatir dengan kondisinya saat ini.apa lagi sekarang mereka berdua akan pulang ke Surabaya.
"kalau kamu ngerasa gak kuat,kita bisa kok tunda kepulangan kita ke Surabaya?" ucap ibu Cleo memberikan penawaran.
"gak usah Bu?" untuk kali ini Raisa menggelengkan kepalanya.
Tidak,Raisa harus pulang sekarang juga.selain dirinya sangat merindukan Gilang.raisa juga mengkhawatirkan kondisi anaknya yang sedang sakit dirumah.
"baiklah.kalau kamu ngerasa baik-baik aja?" kini kedua wanita itu pun segera pergi meninggalkan toilet perempuan dan kembali melanjutkan langkah mereka.
Dipertengahan jalan,Raisa dan ibu Cleo tidak sengaja bertemu dengan pak Adi dan Revan yang juga akan pulang ke Surabaya hari ini.
"eh,Bu cleo??" sapa pak Adi.
"anda pulang juga hari ini?" tanyanya.ibu Cleo pun menganggukkan kepalanya.
Revan melihat ke arah raisa.dapat laki-laki itu lihat wajah Raisa sangat pucat sekali.apa wanita itu sedang sakit?? pikirnya.
Belum sempat Revan bertanya,tubuh Raisa sudah terhuyung lemah ke arahnya.
"Raisa!!"
Seru ke tiga orang itu secara bersamaan.bagus dengan cepat Revan menangkap tubuh raisa.sehingga tubuh wanita itu tidak jatuh ke lantai.
==============
Revan membawa Raisa ke rumah sakit sendirian.sementara ibu Cleo dan pak Adi sudah berangkat ke surabaya.revan sendiri yang meminta kedua orang itu untuk berangkat duluan, karena tidak ingin merepotkan keduanya.
"re-van?" gumam Raisa begitu sepasang matanya mulai terbuka.
Revan yang kala itu tengah berbicara dengan dokter diruangan tersebut langsung berjalan menghampirinya.
"iya,sa.aku disini?" ucap Revan sambil menggenggam tangan Raisa.
Melihat Raisa sudah siuman,baik revan maupun sang dokter tersenyum manis menatap Raisa.
"aku kenapa,van?" tanya Raisa yang masih mengumpulkan kesadarannya.
"kamu tadi pingsan di bandara sa.terus aku bawa kamu kerumah sakit terdekat?" jawabnya.
Sekilas Raisa memejamkan matanya mencoba mengingat kejadian sebelumnya.
"Bu Cleo sama pak Adi kemana van?" tanya Raisa lagi.
"pak adi sama Bu Cleo udah pulang ke Surabaya duluan sa.aku yang suruh?" jawabnya.
Tidak berselang lama Raisa menoleh ke arah sang dokter laki-laki yang berdiri di samping kirinya.
"saya kenapa dok?" Raisa menatap was-was sang dokter.takut kalau dirinya terkena penyakit serius.mengingat kondisi tubuhnya yang tidak fit beberapa hari terakhir ini.
"keadaan ibu gak apa-apa kok.tidak perlu ada yang dikhawatirkan.semuanya baik-baik saja?" jawab sang dokter dengan nada tenang.
"bagaimana mungkin dok.beberapa hari belakangan ini saya selalu pusing.badan saya lemas.terus saya juga sering muntah-muntah.tapi anehnya cuma keluar cairan bening aja?" jelas Raisa.
Sang dokter kembali tersenyum lalu menatap Raisa dan Revan bergantian.
"apa ibu sudah punya anak?" tanya sang dokter,Raisa mengangguk pelan.
"apa di kehamilan pertama ibu mengalami morning sickness?" Raisa menggeleng.
"tunggu dulu dok??kok jadi tanya soal hal itu sih?" Raisa sangat kebingungan karena sang dokter bertanya soal anak dan morning sickness.
"Semua yang ibu rasakan itu adalah hal yang wajar untuk wanita hamil?" ucap sang dokter.
Raisa terbelalak,dirinya sangat terkejut mendengar ucapan sang dokter barusan.
"ma-maksud dok-ter.sa-saya hamil??" ucap Raisa tidak percaya.
Sang dokter tersenyum kemudian mengganggukan kepalanya.
"Ya,berdasarkan keterangan yang saya dengar dari pak Revan dan penjelasan ibu tadi.saya menyimpulkan kalau saat ini ibu tengah berbadan dua.tapi untuk lebih jelasnya lagi kita bisa lakukan USG?" jelas sang dokter.
Raisa yang masih dalam mood kagetnya tanpa sadar membawa kedua tangannya ke atas perutnya.
"jadi ...aku....hamil???" kini pandangan Raisa terarah kepada Revan lagi.
"van.a-aku....hamil anaknya mas Gilang??" Revan mengangguk pelan dan tersenyum.
"iya,selamat ya..akhirnya apa yang kamu inginkan terwujud juga,sa?" ucap Revan yang ikut merasakan kebahagiaan.
"
Share this novel