Bab 66

Romance Series 13914

Jakarta,,

Setelah pertemuan Gita dan Efendy di Taman rumah sakit waktu itu,kini Efendy jadi Sering mendatangi gita dirumah sakit.tidak hanya diwaktu jam besuk saja.tapi juga sewaktu Gita menjalankan kemoterapinya.

laki-laki itu terus memberikan support kepada gita,baik lewat perbuatan maupun perkataan.sesuai janjinya kemarin Efendy akan terus disisi gadis itu selama menjalankan kemoterapi.

"udah,dy aku udah kenyang?" ucap Gita sambil menahan tangan kanan Efendy yang akan menyuapinya lagi.

"tapi ini belum habis,ta?" Efendy kembali menyodorkan sup ayam yang diberikan oleh pihak rumah sakit tadi.namun lagi-lagi Gita menolaknya,kali ini gadis itu terlihat melengosinya.

"aku udah kenyang?" ucap Gita untuk kesekian kalinya.

Efendy mendesah pelan."baiklah?" dengan pasrah Efendy menaruh sup ayam di atas nampan.kemudian segera memberikan segelas air putih kepada Gita.

Setelah air minum sudah habis diteguk,gita memberikan lagi gelas kosong itu kepada Efendy.

"dy?"

"hm?"

"kamu gak balik ke Surabaya?" tanya gita dengan mata yang terus memperhatikan gerak-gerik tangan Efendy yang tengah membereskan alat makan dinampan.

Efendy tersenyum manis lalu menggelengkan kepalanya menatap Gita."aku cuti,ta.jadi untuk beberapa hari kedepan aku akan terus nemenin kamu disini?" jawabnya.

Ada perasaan senang didalam hati Gita saat mengetahui Efendy akan terus menemaninya dirumah sakit ini.namun terselip rasa tidak enak hati,karena Efendy menghabiskan waktu cutinya untuk menemaninya yang sedang sakit.

"kamu beneran gak apa-apa selalu nemenin aku disini.ma-maksud aku...apa nanti istri kamu gak yariin kamu?" ucapnya.

Efendy tertawa geli mendengar perkataan gita barusan.istri???jadi selama ini Gita mengira kalau dirinya sudah menikah???

"kok kamu malah ketawa sih??ada yang lucu?" ucap gita keheranan.

Efendy menghentikan tawanya setelah itu menatap fokus gadis yang memakai baju pasien berwarna biru didepannya.

"ta?"

"ya?"

"apa kamu melihat ada cincin kawin dijari aku,hm?" ucap Efendy sambil menunjukkan semua jari tanganya kehadapan Gita.

"Mmm...gak ada sih?" dengan raut wajah polosnya Gita menggelengkan kepalanya.

"dan itu artinya aku???"

"kamu belum nikah?" potong gita.efendy mengangguk pelan,membenarkan perkataan tersebut.

"hehehe..maaf ya.aku pikir kamu udah nikah?" gita jadi malu sendiri dengan ucapannya.

"lagi pula kalau aku udah nikah atau pun ada pacar,mana berani aku nemenin kamu,ta.yang ada aku nanti di amuk?" kini keduanya tampak terkekeh membayangkan apa yang diucapkan oleh Efendy.

==============

Sementara Gita dan Efendy sibuk bertukar cerita kehidupan masing-masing.bela justru dibuat jengkel dengan tingkah laku Adnan.bagaimana tidak,dokter memintanya untuk tidak bekerja dulu.dan harus banyak istirahat di rumah sakit.tapi laki-laki itu malah membawa kerjaan kantornya ke rumah sakit.

"kak,udah dong.kata dokter kan kak Adnan harus banyak istirahat?" ucap bela kepada seorang laki-laki yang tengah duduk di sofa sambil sibuk membuat laporan di laptop.

"bentar lagi sayang,ini laporan tinggal dikit lagi kok?" jawab Adnan dengan mata yang masih terfokus pada layar laptop.

Bela memutar bola matanya dengan malas saat mendengar Adnan memanggilnya dengan sebutan SAYANG.

"stop panggil aku dengan sebutan SAYANG,Kak?" keluh bela.kini gadis itu sudah duduk tepat di samping Adnan.

Terlihat Adnan menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap bela yang ada di sampingnya dengan alis terangkat sebelah.

"why?" tanya Adnan.

"Because I'm not your girlfriend?" jawab bela menekan semua kata-katanya.

Kemarin Adnan memang menyatakan cintanya kepada bela.dan meminta bela untuk jadi kekasih nya.namun bela belum menjawab pertanyaan Adnan karena dirinya masih ragu dengan perasaannya.

Adnan tersenyum miring."kamu emang bukan pacar aku sayang.but.....you are the future mother of my children?" ungkapnya.

Bela semakin dibuat jengkel dengan sikap Adnan."susah emang kalau ngomong sama kak Adnan.udah ah.aku mau pulang aja?" bela segera beranjak dari sofa,berniat pergi dari sana.namun belum sempat dirinya pergi,Adnan menarik tangannya hari hingga gadis itu terjatuh tepat di pangkuan Adnan.

"kak Adnan apa-apaan sih!!!..ini rumah sakit!!..." bela berontak,mencoba untuk turun dari pangkuan adnan.namun sialnya laki-laki itu malah melingkarkan tangannya di pinggang bela sehingga gadis itu susah untuk bangun.

"jangan banyak gerak,sayang.nanti Adjun bangun.kamu gak mau kan kalau adjun bangun?" ucap Adnan dengan suara sedikit serak.Bela menatap kebingungan Adnan.

"adjun???siapa dia???" tanya bela.

Adnan tersenyum miring kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga bela dan membisikkan sesuatu kepada gadis tersebut.

"adjun.adnan junior?" bisiknya.secara bersamaan bela dan Adnan mengalihkan pandangan mereka ke arah yang dimaksud.

"KAK!!" Bela melotot saat merasakan sesuatu di bawah bokongnya.dengan cepat gadis itu bangun dari pangkuan Adnan.

Adnan terkekeh geli melihat tingkah bela,setelah itu dirinya kembali fokus pada laptop didepannya.

"kak Adnan nyebeliiiiinnnn!!!!!!!" bela yang merasa kesal pun segera pergi meninggalkan ruang rawat tersebut.

=============

Gita keluar dari kamar mandi,dia baru saja menyelesaikan buang hajatnya.namun saat dirinya kembali ke ranjang gita dibuat kebingungan karena tidak mendapati sosok Efendy di sana.

"endy kemana ya?" Karena penasaran gita pun keluar kamarnya untuk mencari Efendy.

Gita mulai menelusuri lorong rumah sakit.setelah sekian lama dirinya mencari akhirnya Gita menemukan laki-laki itu juga.

Efendy terlihat berdiri di depan sebuah ruangan.tidak jauh dari tempatnya berdiri.sepertinya laki-laki itu tengah berbicara dengan seseorang.

Gita pun melangkahkan kakinya berniat menghampirinya.tapi dipertengahan jalan,langkah Gita terhenti saat melihat siapa lawan bicara Efendy.

"dokter Syahnaz?" gumamnya.

Ya,saat ini Efendy memang sedang mengobrol dengan syahnaz.entah apa yang menjadi obrolan mereka berdua,sampai keduanya tampak tertawa kecil.tidak hanya itu saja tangan mereka sesekali terlihat saling berinteraksi.

"kayaknya mereka berdua Deket banget?" ucap gita dalam hatinya.entah kenapa melihat keakraban keduanya membuat Gita merasakan sesuatu didalam hatinya.

Merasa tidak suka dengan pemandangan tersebut,gita pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Disisi lain bela yang sedang berjalan menuju pintu keluar gedung rumah sakit,tanpa sengaja melihat sosok Gita yang hendak memasuki sebuah kamar rawat.

"eh,itu kok kayak Gita ya??" bela terlihat mengucek kedua matanya memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat.kemudian kembali memperhatikan sosok tersebut,untuk memastikannya lagi.

"bener itu gita.gue gak salah liat.tapi kok dia ada dirumah sakit ya??bukannya dia lagi diluar kota??" dengan cepat bela berlari menuju kamar yang baru saja dimasuki oleh Gita.

Sesampainya bela didepan ruang rawat,bela langsung mengintip lewat kaca yang ada dipintu kamar rawat.disana bela melihat Gita naik ke atas ranjang lalu menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

"kenapa loe bohongin kita,git.apa yang loe sembunyiin dari kita?" kesal karena dibohongi bela pun berniat untuk menemui Gita didalam kamar.

Bela pun mulai mengulurkan tangannya,hendak membuka pintu.namun belum sempat pintu dibuka,bela dikejutkan oleh suara seseorang dibelakangnya.

"mbak siapa??"

=============

Surabaya,,,

16:00 wib,

Nadia langsung berlarian menuruni tangga saat mengetahui mamanya sudah pulang ke rumah.dengan hati riang Nadia memeluk sang mama yang sangat dirindukannya itu.

"nana seneng deh.mama pulang juga ke rumah?" ucap Nadia sambil mempererat pelukannya dipinggang ramping Raisa.

Raisa tersenyum melihat sang anak yang terlihat antusias dengan kepulangannya.sesekali wanita itu tampak mengelusi kepala Nadia dan memberikan kecupan kecil di pucuk kepala nadia.

"kamu kangen gak sama mama?" tanya raisa.nadia mengangguk antusias.

"banget mah.nana kangen banget sama mama?" jawabnya.

Tidak lama raisa melepas pelukan sang anak,lalu berjalan menuju Kedua orang tuanya yang baru saja berjalan menuruni tangga.

"apa kabar mah...pah...?" ucap Raisa lalu segera mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"baik nak.kamu sendiri gimana kabarnya??sehat-sehat aja kan selama disana?" tanya pak Erlangga.

"Alhamdulillah,aku sehat pah?" jawabnya.

"oh,ya.mas Gilang kemana mah?" tanya Raisa lagi sambil melihat sekelilingnya.

"gilang baru aja berangkat ke kantor,sa.dia bilang ada kerjaan di sana?" Jawab ibu Elina.

Raisa terdiam sejenak.ada sedikit rasa kecewa dihatinya.harusnya kan Gilang ada disini menyambut kepulangannya dirumah.sebagaimana layaknya seorang suami.tapi Gilang malah sibuk dengan pekerjaan kantornya.

"mah.kok malah bengong sih??" tegur nadia.raisa sedikit tersentak saat merasakan tangan kirinya digenggam oleh Nadia.

"ah.gak apa-apa kok nak.oh ya.mama punya kabar gembira buat kamu??" ucap Raisa membuat penasaran Nadia beserta ibu Elina dan juga pak Erlangga.

"apa kabar gembiranya mah?" tanya Nadia sedikit mendesak Raisa .

"iya,kabar gembira apa sih,sa???mama jadi ikut penasaran nih?" sambung ibu Elina.

Raisa tersenyum memandangi semua orang disana."nanti aja aku kasih taunya ya,setelah mas gilang pulang kantor?" ucap Raisa final.

"yah mama.kok gitu sih??aku udah penasaran banget loh ini??" rengek nadia.raisa kembali tersenyum kemudian mencium kening Nadia.

"sabar ya sayang??tunggu papa pulang.papa juga HARUS mendengarkan kabar gembira ini.oke?" ucapnya.

Sebenarnya Raisa juga tidak sabar untuk mengumumkan kabar kehamilannya ini kepada mereka semua.tapi seperti apa yang dikatakannya tadi,dia juga ingin gilang mendengar hal ini bersama dengan keluarganya yang lain.

=============

"gimana hasil penyelidikan kamu tentang Abadi Pasifik Company,jason.apa ada perkembangannya?" tanya Gilang sambil menatap Jason penuh keseriusan.

Jason mengangguk kecil setelah itu memberikan map yang berisikan hal penyelidikan terhadap perusahaan Abadi Pasifik Company.

"dari hasil penyelidikan sementara saya,perusahaan Abadi Pasifik Company adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan nona Vania.dulunya para investor di perusahaan nona Vania adalah investor tetap di perusahaan Abadi Pasifik Company.namun karena perusahaan nona Vania punya visi-misi yang bagus dan berpotensi mendapatkan keuntungan banyak alhasil investor itu pindah ke perusahaan nona Vania.dugaan saya,ada pihak dari perusahaan Abadi Pasifik Company yang kesal dan dengan sengaja menyebar isu yang tidak baik kepada para investor tersebut,sehingga mereka semua memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan nona Vania.?" jelas Jason.

Gilang mengerutkan keningnya."siapa pemilik perusahaan Abadi Pasifik Company?" tanyanya.

"dari hasil penyelidikan,pemilik dari perusahaan Abadi Pasifik Company adalah bapak Dion Praja?" jawab Jason.

============

Dikantor,Vania baru saja selesai meeting dengan investor barunya,yaitu dari PT .bumi jaya.

"terimakasih atas kepercayaannya pak Jeremy?" ucap Vania sambil mengulurkan tangannya kehadapan laki-laki didepannya.

"sama-sama Bu vania.semoga kerja sama ini membuahkan hasil yang maksimal?" pak Jeremy pun menjabat tangan Vania.

"kalau begitu saya pamit dulu?" ucapnya kemudian segera pergi meninggalkan ruangan Vania.

Setelah kepergian orang tersebut,tidak berselang lama pintu Rungan Vania kembali diketuk.dengan cepat Vania pun membuka pintu ruangannya itu.

"Gilang?" Vania sangat terkejut saat melihat keberadaan Gilang di sana.

"ngapain kamu ke sini?" ucap Vania sambil mendelik tajam.

"CK!!.begitu kah cara kamu memperlakukan rekan kerja,Vania?" meski tidak suka dengan cara Vania memperlakukannya,tapi Gilang berusaha untuk tetap sabar.tanpa permisi Gilang kini masuk ke dalam ruangan Vania.

"cepat keluar dari sini Lang.aku gak mau Rika liat kamu di sini?" Vania menarik tangan Gilang ,berusaha menggiring laki-laki itu untuk keluar ruangan.tapi Gilang malah dengan cepat menarik tangan vania dan membawa Vania kedalam dekapannya.

"dengar nia.kedatangan aku kesini bukan untuk berdebat dengan kamu.tapi karena ada sesuatu yang mau aku sampaikan sama kamu perihal PT Abadi Pasifik Company?" gilang menatap Vania penuh keseriusan.sementara gadis itu menatap Gilang penuh rasa was-was.terlebih lagi saat ini dirinya kembali teringat akan kejadian panas yang mereka lalui bersama.

"apa yang mau kamu sampaikan?" ucap Vania yang segera mengalihkan pandangan ke arah lain.Gilang tersenyum smirk kemudian melepaskan pelukannya.

"ini?" gilang menyerahkan map hasil penyidikan jason.vania segera menerima map tersebut lalu membaca penuh ketelitian.

"what!!!..dion pemilik PT Abadi Pasifik Company?" Vania cukup kaget dengan informasi yang diberikan oleh Gilang.

"Ya,dan aku rasa dia ingin balas dendam sama kamu karena dulu perusahaan kamu telah mengambil para investor tetap dari perusahaannya.kamu harus hati-hati Vania?" kali ini Gilang menatap penuh ke khawatiran kepada gadis didepannya.

"ja-jadi...Dion yang udah provokasiin para investor itu untuk mutusin kerja sama mereka dengan perusahaan ini?" Gilang mengangguk pelan sebagai jawaban iya.

Dion,lagi-lagi orang itu yang mengusik kehidupan vania.dulu laki-laki itu terus mengejarnya untuk minta balikan lagi.sekarang,dia malah mengusik perusahaan milik papanya.entah kenapa Vania kali ini jadi merasa takut menghadapi Dion.

"nia?" melihat keterdiaman Vania,Gilang langsung menghampirinya.

"kamu gak apa-apa?" tanya Gilang menatap mantan kekasihnya itu.

"a-aku takut Lang...aku takut Dion akan ngelakuin hal buruk lagi sama aku?" ucap Vania balas menatap Gilang.

Tanpa permisi lagi Gilang memeluk Vania,mendekapnya dengan erat.seakan menyalurkan kekuatan untuk gadis tersebut.

"kamu jangan takut.ada aku yang akan selalu melindungi kamu,vania?" ucapnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience