Bab 70

Romance Series 13939

Surabaya,,,

21:15 WIB,

Vania menghentikan aktivitas mengetiknya saat ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja berdering.tanpa melepaskan pandangannya dari laptop,Vania mengambil ponselnya tersebut dan melihat siapa yang menelponnya malam-malam begini.

"mama?" gumam Vania.

Seulas senyum terlukis di wajah vania.dengan segera gadis itu pun mengangkat panggilan video call dari sang mama.

"Assalamualaikum,ma?" sapa Vania kepada sang mama yang terlihat tengah duduk sendirian di sebuah sofa.dilihat dari backgroundnya sepertinya sang mama sedang berada di ruang tamu.

"wa'alaikum salam?" jawab ibu deana.

"loh,nak.kamu belum pulang kantor?" cecar sang mama saat melihat putri satu-satunya itu masih berada di ruang kerja kantornya.

Vania tersenyum kikuk,satu tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"iya,mah.nia masih ada dikantor.masih ada kerjaan yang harus Nia selesaikan disini?" jawabnya.

Terdengar suara decakan namun bukan berasal dari sang mama,melainkan sang papa yang baru saja datang dan duduk di samping mamanya.melihat sang suami ikut bergabung dengannya,ibu deana pun langsung mengarahkan kamera ponselnya ke arah pak Teddy.

"papa tau kamu itu giat kerja nak.tapi jangan sampai seperti ini.papa sama mama gak mau kamu jatuh sakit karena kelelahan?" protes pak Teddy.

"yang dibilang sama papa benar nak.jangan sampai karena pekerjaan,kamu lupa untuk istirahat?" timpal ibu deana.

Vania tersenyum lembut menatap kedua orangtuanya dilayar ponsel.gadis itu paham sekali dengan apa yang dikhawatirkan mereka.

"mama sama papa tenang aja.nia disini gak pernah lupa kok sama istirahat.ini juga tinggal dikit lagi kok kerjaannya.abis itu Nia bakal pulang ke hotel?" jelasnya.

"ya udah.terserah kamu aja deh.oh ya,Minggu besok kamu jadi pulang ke jakarta kan?" tanya ibu deana.

"eh?"

"CK!!...jangan bilang kamu lupa?!" cecar sang mama lagi saat melihat Vania seperti melupakan sesuatu.

"kita kan udah buat janji sama mamanya bela untuk fitting baju pengantin,sayang?" jelasnya.

Seketika itu juga Vania langsung menepuk keningnya.astaga,Vania baru ingat kalau dia harus kembali ke jakarta bersama Revan untuk fitting baju pengantin.

"makanya jangan sibuk sama kerjaan mulu.jadi lupa kan buat fitting baju pengantin?" sindir pak teddy.vania yang mendapat sindiran dari papanya hanya bisa menyengir menatap kedua orang tuanya.

"maaf?" cicit gadis itu.

"pokoknya mama gak mau tau.minggu besok kamu sama Revan pulang ke jakarta.kita fitting baju pengantin.paham?!" ucap ibu deana.

"iya mama ku sayang.minggu besok Nia sama Revan ke jakarta?" balasnya.

"bukannya apa-apa sayang.pernikahan kamu sama Revan tinggal beberapa Minggu lagi.jadi kita harus cepat mempersiapkan semuanya?" ucap ibu deana mengingatkan Vania.

"iya..iya..ya udah kalau gitu Nia mau selesaiin kerjaan Nia dulu,biar pas ditinggal ke jakarta kerjaannya gak numpuk.assalamualikum mah...pah...?"' ucap Vania.

"wa'alaikum salam?" seru keduanya secara bersamaan kemudian segera memutuskan panggilan video call tersebut.

Vania menghela nafas panjang lalu menyandarkan punggungnya disandaran kursi.

"gak kerasa pernikahan gue sama revan tinggal beberapa Minggu lagi?" gumam gadis cantik itu.

Ya, pernikahan nya dengan Revan memang tinggal beberapa Minggu lagi.namun,entah kenapa semakin kesini Vania merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.apakah ini....

"gak gak gak...loe gak boleh ngerasa ragu lagi,nia?" buru-buru Vania menepis rasa keraguan yang sedang menyelimuti hatinya saat ini.

"loe,udah ambil keputusan ini lama.jadi loe harus mempertanggung jawabkannya.jangan biarin rasa egois loe hancurin semuanya.revan adalah laki-laki baik,nia?" ucap Vania kembali mensugesti dirinya sendiri.

Karena mumet memikirkan hal tersebut Vania pun memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan secangkir kopi.

Dengan cepat gadis itu beranjak dari tempat duduknya hendak ke pantry.tapi disaat Vania membuka pintu ruangannya,Vania dikejutkan dengan sosok Rika disana.

"Rika?" gumamnya.

Vania tampak kaget serta bingung menatap rika.bukankah gadis itu sudah pulang sedari tadi,tapi kok sekarang gadis itu ada disini.

"loe nga-"

"buat loe?" potong Rika sambil menyodorkan satu cup hot capucino yang dibelinya tadi kepada Vania.

"bu-buat gue?" Vania benar-benar dibuat linglung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Rika saat ini.pasalnya sudah beberapa hari ini mereka marahan dan hanya bicara seperlunya saja,itu pun juga hanya terkait kerjaan kantor.tapi sekarang???

"iya,buat loe.tadi gue lagi iseng jalan-jalan sekitaran sini.terus gue inget loe lagi lembur.makanya gue inisiatif buat beliin loe kopi ini.siapa tau aja ini bisa buat mood loe bagus ditengah kerjaan loe yang numpuk?" ucap Rika.

Rasa kaget serta bingung yang dirasakan oleh Vania tadi,kini perlahan memudar dan berganti dengan rasa hangat di dalam hatinya.

"thank's ya??" Vania tersenyum manis kemudian segera mengambil hot capucino pemberian Rika.

"ya udah.kalau gitu gue pamit dulu?" ucap Rika dengan raut wajah datarnya.

"tunggu?" seru Vania saat melihat sang sahabat hendak pergi meninggalkannya.

Rika segera menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya ke arah Vania.

"kenapa?" tanya gadis itu.

Vania tidak menjawab.dirinya langsung melangkahkan kakinya mendekati Rika dan...

Grep

Vania memeluk erat sahabatnya itu.rika yang masih kaget dengan perlakuan Vania hanya bisa diam tanpa kata.

"maafin gue soal kemarin Rik.gue salah.gak seharusnya gue marah dan bersikap egois kayak kemarin?" ucap Vania penuh penyesalan.

Perlahan Rika merasakan pelukan Vania pada tubuhnya semakin erat.tidak hanya itu saja.rika juga merasakan tubuh sahabatnya sedikit bergetar seperti...

"Nia,loe nangis?" buru-buru Rika melepaskan pelukan Vania untuk melihat kondisi sahabatnya itu.dan benar saja pemikirannya tadi,Vania benar-benar sedang menangis.

"gue salah rik hiks....tolong maafin gue hiks..." ucap Vania sesenggukan.

Rika yang merasa iba langsung menghapus air mata Vania kemudian segera memeluk sahabatnya itu.

"iya.gue maafin loe,nia.gue juga minta maaf udah ngomong kasar sama loe kemarin.gue cuma gak mau loe salah langkah?" ucapnya.

Dalam pelukan Vania terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya lalu membalas pelukan Rika.

"makasih ya hiks..."

"iya?"

Masih dalam keadaan berpelukan,ekor mata Rika menangkap sosok laki-laki yang tengah berdiri didepan lift.sosok itu adalah jason.sesaat gadis tersebut tersenyum ke arah Jason.seakan berbicara lewat batin Jason langsung membalas senyuman Rika saat itu juga.

==============

Di sebuah kamar bernuansa putih,terlihat Raisa tengah sibuk memilih lingerie yang akan gunakannya malam ini.

Entah apa yang sedang direncanakan ibu hamil tersebut.tapi yang pasti ini ada hubungannya dengan Gilang.

"duh.bingung.pilih yang mana ya???merah???atau hitam???" sepasang mata Raisa terfokus pada dua lingerie pendek dan sedikit terbuka yang ada diatas kasurnya.

Setelah beberapa menit berfikir akhirnya Raisa menjatuhkan pilihannya pada lingerie berwarna merah.Dengan segera Raisa mengambil baju tersebut kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Sementara Raisa sibuk dengan lingerie nya,tepat di ruang keluarga Gilang yang belum tidur tampak fokus menonton film.dengan ditemani cemilan kripik singkong dan secangkir kopi,gilang menikmati setiap alur cerita dari film tersebut.

Lima belas menit kemudian datanglah Raisa yang mengenakan jubah tidur berwarna senada dengan lingerie yang dia pakai saat ini.

"belum tidur,mas?" tanya raisa.tanpa dipersilahkan duduk,wanita itu sudah mendaratkan bokongnya di sebelah sang suami.

"saya belum ngantuk.kamu sendiri kenapa belum tidur?" ucap Gilang yang masih terfokus pada layar televisi.

"aku gak bisa tidur mas.gak tau kenapa perut aku mual banget rasanya?" jawab bohong wanita itu.

Karena sang suami masih enggan menatap kearahnya,Raisa pun mencari cara untuk mendapatkan perhatian suaminya itu.

"huek..huek"

Terlihat tangan kiri Raisa menutup mulutnya sendiri sementara tangan kanannya tiba-tiba saja menggenggam erat pergelangan tangan sang suami

Gilang sontak saja melihat ke arah pergelangan tangannya yang sedang digenggam oleh Raisa,kemudian segera mengalihkan pandangan ke arah sang istri.

"kamu kenapa sa?" tanya Gilang.

"gak tau nih mas.badan aku gak enak banget rasanya?" jawab Raisa dengan nada yang sengaja di lemahkan,seakan menunjukkan bahwa dirinya benar-benar sedang sakit.

"mau saya antar ke rumah sakit?" tawar laki-laki itu.raisa menggeleng cepat.

"gak usah mas.makasih.mungkin ini karena efek aku hamil aja kali?" ucap Raisa.

"kamu udah minum obat?" Raisa tersenyum tipis lalu menganggukan kepalanya ke arah Gilang.

"ya udah.sekarang kamu kembali ke kamar kamu,tidur.besok kita ke dokter kandungan untuk mengecek kehamilan Kamu?" titahnya.

Bukannya menurut,Raisa malah tampak menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan.

"aku belum ngantuk mas?" ucapnya.Gilang menghela nafas.

"ya udah.terserah kamu aja lah?" ucap Gilang setelah itu dirinya kembali fokus menonton film.

Sekilas Raisa melihat ke arah televisi.wait,sejak kapan suaminya itu suka menonton drama Korea.seingatnya,suaminya itu adalah pecinta film Hollywood bukan Drakor.

"mas suka Drakor juga?" tanya Raisa yang langsung dijawab dengan anggukan kecil oleh Gilang.

hening

"mm... aku boleh ikutan nonton gak?" gilang melihat ke arah Raisa sekilas kemudian menganggukkan kepalanya.

"boleh?" jawabnya.

Tanpa berlama-lama lagi Raisa segera merapatkan tubuhnya ke tubuh Gilang.setelah itu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

"sa?" tegur Gilang saat istrinya itu tiba-tiba saja memeluk tubuh kekarnya.

"gak apa-apa ya mas.aku lagi kepingin nyium aroma tubuh kamu?" ucap Raisa dengan cepat.gilang menaikan satu alisnya menatap heran wanita disampingnya.

"kamu ngidam?" tebak laki-laki itu.

"kayaknya mas.soalnya aku kepingin banget nyium aroma tubuh Kamu?" untuk yang satu ini Raisa tidak bohong.dirinya memang benar-benar menginginkan hal tersebut.sebenarnya sejak tadi pagi dia menginginkannya hanya saja dirinya tidak berani memintanya kepada Gilang.

"boleh ya mas.please...kan anak kamu juga yang minta?" ucapnya memohon.

Gilang yang tidak bisa menolak permintaan tersebut hanya bisa menjawab iya kepada Raisa.

"yey...makasih mas?" dengan sangat antusias Raisa langsung menyandarkannya tubuhnya dan memeluk Gilang.

===========

Setelah beberapa puluh menit kemudian film pun tamat.gilang langsung mematikan tvnya dan melihat ke arah Raisa yang tertidur pulas bersandar didada bidangnya.

"Raisa?"

"hm" Raisa menggeliat kecil.

"iya mas?" ucapnya sedikit serak lalu perlahan membuka kedua matanya.

"pindah ke kamar kamu gih.saya juga mau istirahat?" ucap Gilang.raisa menggeleng,detik berikutnya wanita itu memeluk Gilang kembali.

"aku tidur dikamar kamu ya mas.aku masih mau meluk dan nyium aroma tubuh kamu?" pintanya dengan manja.

"Gak bisa sa?" tolak Gilang,mengingat hari ini tidak ada Nadia di kamarnya.karena bocah itu sedang menginap di rumah mertuanya.

"please mas?" mohon wanita itu lagi.

Setelah berdebat panjang akhirnya Gilang mau tidak mau menyetujui permintaan Raisa.dan segera membawa wanita itu ke kamarnya.

"tidurlah duluan.saya mau ganti baju dulu?" ucap Gilang lalu bergegas mengambil baju piyamanya di lemari kemudian berjalan menuju kamar mandi.

===========

Glek!!

Gilang tampak terkejut bukan main saat melihat Raisa tengah rebahan di atas kasurnya dengan balutan lingerie seksi berwarna merah.

"sa!!..kamu apa-apaan sih!!..kenapa pakai pakaian seperti itu!!" cecar Gilang tidak suka.sial!!!..entah apa lagi yang sedang direncanakan oleh istrinya itu.

Raisa menghela nafas panjang kemudian segera memposisikan dirinya berlutut di atas ranjang,tidak lupa menghadap ke arah Gilang.

"aku emang selalu pakai ini saat tidur mas.kamunya aja yang gak pernah engeh?" jawabnya.

Gilang berdecak kesal.bagaimana pun dirinya adalah laki-laki normal.gilang tidak bisa berjanji pada dirinya kalau tidak akan menyerang istrinya nanti.apalagi saat ini Raisa mengenakan lingerie yang terbuka memperlihatkan lekuk tubuh seksinya.

"loh,mas.kamu mau kemana?!" melihat sang suami hendak pergi,Raisa pun buru-buru turun dari ranjang.

Entah disengaja atau tidak.tiba-tiba saja Raisa hampir terpeleset.dengan sigap gilang menangkap tubuh istrinya itu.

Karena tubuh gilang juga tidak seimbang,akhirnya tubuh mereka berdua pun jatuh di atas ranjang.dengan posisi Gilang berada di atas Raisa.

Mengetahui posisi mereka sangat intim,gilang pun berinisiatif untuk bangkit.namun belum sempat gilang melakukannya Raisa sudah terlebih dahulu menarik kerah baju piyama Gilang dan...

Cup

Gilang sangat terkejut saat Raisa mulai melumat bibirnya dengan gerakan sangat menggoda.

"sa!!.lepphh..-"

Seakan menulikan telinganya,Raisa terus melumat bibir suaminya itu.bahkan kini kedua tangannya sudah melingkar di belakang kepala Gilang sehingga laki-laki itu tidak bisa kabur lagi.

"Eemmpphh"

Gilang yang hasratnya sudah terpancing mulai membalas ciuman sang istri.

"ini yang kamu mau bukan?" ucap gilang dengan suara seraknya.

"Eeghh..yeahh... touch me please..."

Desah Raisa ketika tangan kanan Gilang menggerayangi bagian intinya.

"Oghh...mas..." Raisa memejamkan matanya begitu jemari nakal Gilang mulai masuk ke dalam vaginanya.

"suka saya permainkan seperti ini,hm?" tanya gilang sambil menatap lekat sang istri.

"aahhh..sshh..yahh..faster..mmhh"

Gilang tersenyum smirk kemudian mempercepat tusukan jarinya.raisa yang merasakan hal tersebut semakin dibuat gila olehnya.

"Ouhh...mas...mau..."

"keluarkan?!"

"Aahh"

Seerr

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience