Selesai mandi, Elhan mengambil wuduk dan menunaikan solat subuh. Usai solat dia meluangkan masa membacakan surah Yasin untuk disedekahkan buat bapanya doktor Nazmi dan seorang wanita yang pernah memberi makna dalam hidupnya... Louisa.
Seiring waktu berlalu, dia bermunajat kepada Allah agar rindu di dalam hati tidak menyakiti batinnya. Seharusnya dia berasa lega kerana kedua-dua mereka sudah pun berkubur di alam abadi. Di tempat yang jauh lebih baik berbanding dunia.
Elhan menyapu tangan ke muka mengaminkan doanya. Kopiah pada tangannya ditenung lama. Kopiah inilah satu-satunya pemberian arwah Louisa yang masih dia guna pakai sehingga sekarang.
Seiring sayup-sayupnya suasana fajar yang menyinsing, halwa telinganya seakan terdengar suara lembut Louisa berkata-kata kepadanya. Terasa seperti baru semalam dia mengucapkan selamat tinggal kepada wanita itu. Acap kali rindu bertamu, dia akan mengenang kembali memorinya bersama Louisa.
5 tahun lepas...
" You've had enough? Eat some more. This is good for your baby, " ujar Elhan sambil menghulurkan keledek rebus yang masih hangat kepada Louisa.
Louisa menyambutnya dan mengunyah perlahan-lahan. Seketika, wajah damai Elhan yang sedang menikmati pemandangan London Bridge ditenung dalam. Ada rasa sebak yang melilit di tangkai hati.
" Why are you being so nice to me Elhan? I'm homeless, jobless, useless... Even my own daddy discarded me but you take me in. Why did you stop me from committing suicide that day?"
Elhan membiarkan soalan Louisa dibaluti sepi seketika. Kemudian, wajah putih bersih Louisa dipandang penuh rasa kasih. Ya, kasih sayang seorang lelaki kepada seorang wanita. Orang lain mungkin akan menganggapnya gila kerana sanggup bercinta dengan wanita hamil tapi baginya perasaan kasih yang sudah lama mendiami nubarinya sungguh tulus dan ikhlas. Sanggup dia menelan apa jua fitnah yang menghujani demi rasa kasihnya kepada Louisa.
" Suicide is way more painful than anything else in the world. I don't want you to hurt the baby. If you jump that bridge that day, you gonna kill her too. She's innocent, " balas Elhan tenang.
London Bridge yang menjadi tatapan mereka sekarang pernah menjadi lokasi pertemuan kali pertama Elhan dan Louisa. Di situlah, Elhan menyelamatkan dua nyawa daripada terkorban tragis. Nasib baik dia memilih untuk mengekori wanita itu sejurus selepas kit ujian kehamilan yang menunjukkan keputusan positif milik Louisa terjatuh ketika wanita itu melewatinya di London Bridge dulu. Dan ekoran kejadian itu, hubungan mereka semakin akrab dan tanpa sedar ada cinta yang semakin menggebu di hati keduanya.
" When she grows up, she must go to school and buy uniforms like other kids. She needs a mom who can provide her comfort place and necessities. I can't afford to raise her that great. Maybe, it will be better if we both die, " lirih suara Louisa meluah. Terlihat tangannya mengusap perut yang semakin membuncit itu tatkala kandungannya sudah mencecah 5 bulan.
" In Islam, when you die due to suicide, you will remain forever in hell. Allah doesn't want his servants to give up on their lives. When you feel like everybody's leaving you remember... Allah will never leave you. He loves us, the obedient servant, " kata Elhan sambil menatap dalam anak mata biru pekat milik si jelita.
" But why? I mean I do not worship Allah and I am not an obedient servant. He does not love me, right? "
" You are His creature. He created you and He loves whoever and whatever He created. He loves people who are still trying her best to find the truth about Islam although at some point, they might not find it. "
" H... h... How come? " Tergagap-gagap Louisa mempersoalkan. Dia berasa sebak mendengar jawapan Elhan sehingga hampir tidak terkeluar suaranya.
" Your baby... who created it? " Elhan cuba memberi penerangan dengan satu analogi.
" God. " Wajah Louisa seakan menanti penerangan lanjut dari Elhan. Elhan meraih sebelah tangan Louisa dan meletakkannya di perut wanita itu. Louisa menurut.
" Close your eyes, " arah Elhan lembut. Louisa kini menutup matanya.
" Feel the connection between you and her," Elhan cuba bermain psikologi dengan Louisa. Wanita itu menurut satu demi satu suruhan Elhan.
" Now, be honest to yourself. Do you love this baby? " Soal Elhan sambil memandang tepat ke arah Louisa yang masih memejamkan mata.
" I... I... I don't know..." tergagap-gagap Louisa menjawab. Barangkali keliru dengan perasaan sendiri ataupun cuba menidakkan rasa hati.
" Okay, what about the first time you tried to kill yourself. Did you love the baby?" Kali ini soalan Elhan sudah berubah arah menggamit tragedi dulu.
" I didn't. His father refused to marry me after acknowledging the pregnancy. He left me hanging so I thought there's no use of keeping her around. "
" If you still hate her, why do you still bother to keep her alive. Come on... kill her, " gesa Elhan cuba menguji Louisa.
Louisa menggeleng rakus. " No, I can't do that. "
" But why? You said you hate her? "
Lama Louisa berdiam cuba mengusir sebak. Namun, Elhan yang tetap setia menanti balasannya mendesak hati sendiri untuk memberi jawapan pasti.
" I love her... I used to live with her now. She's always be by my side no matter what happen. She keeps me warm and cosy. This baby... Is my life. "
Demi mendengar jawapan Louisa, Elhan mengukir senyuman lebar. Dia sudah berjaya membuatkan Louisa bercakap jujur. Sejurus selepas Louisa membuka mata, pandangan mereka bertaut lama.
" One thing you should know Lou, Allah loves those namely women. Allah glorifies them and make mom as a priority before dad. When they pray for their children, Allah will answer all their prayer. When they give birth, Allah will forgive their sins and grant them heaven if they happen to die during delivery. If they are good to their husband and children, Allah will let them enter heaven from any doors they desire. Surely Lou, when you want to love Allah, he already loves you beforehand. You just have to find Him, He will never let you down, " cerita Elhan penuh berhikmah menyampai dakwah kepada Louisa.
Suasana sepi seketika ketika Louisa masih terkelu. Tanpa sedar, Elhan lihat ada air mata yang mengalir lembut dari pelupuk mata wanita itu. Pantas diseka dengan jemarinya.
" Elhan... Had my mom knew this earlier, she wouldn't have kill herself back then when I was 12. Now, she is definitely having a hard time there. Oh my poor mom, " adu Louisa yang mula teresak-esak. Di bahu Elhan, dia mengongoi melepas rasa.
Elhan mengerti sepenuhnya bebanan yang ada di dada Louisa. Bahu wanita itu dipegang kemas.
" Lou... I'm here by your side. I am wholeheartedly willing to help and be with you no matter what happened. Trust me..."
Elhan melafaz janji taat setia kepada Louisa. Sungguh benar, dia cintakan wanita itu. Louisa adalah alasan dia mahu berhenti mempermainkan hati perempuan lagi. Kerana Louisa, adalah destinasinya.
" Elhan... I don't know what else should I say to express my gratitude. Even if I choose to say thank you a zillion times, they are still insufficient to thank upon your love to me. You did almost everything for me. " Makin lebat air mata yang berhujan di pipi Louisa. Terketar-ketar suaranya saat mengungkap kata.
" Don't be. Just promise me... you won't hurt yourself and please don't give up okay."
Louisa hanya diam. Kali ini dia menatap sayang wajah pemuda itu. Menghantar renungan mata yang sayu dan penuh pengharapan terhadap lelaki baik yang telah menolongnya selama ini.
" Elhan... I have one request. " Elhan menanti dengan sabar. Dia pasti ada sesuatu yang Louisa mahu katakan melalui sinaran matanya itu.
" Can you please... Help me get closer to Allah. I want to learn more about how to love Him. "
Elhan tersenyum senang. Berulang kali dia melafaz Alhamdulillah mengucap syukur pada Allah. Akhirnya, Louisa terbuka hati juga untuk mendalami Islam. Sesungguhnya, hidayah itu milik Allah.
" With my greatest pleasure... yes Lou. I will help you. "
Semenjak itu mereka banyak belajar agama dan menjauhkan diri dari segala larangan Allah. Melakukan amar makruf nahi mungkar walaupun sukar pada permulaannya. Sungguh, jiwa-jiwa yang dahulunya tersasar jauh dari landasan iman kembali mendekat kepada Tuhan dengan kerendahan hati mengakui sifat kehambaan yang terpateri dalam diri.
****
Pada suatu hari khamis di kota London, Elhan membawa Louisa keluar untuk membeli pakaian baru di Camden Market. Mereka mencari pakaian yang sesuai untuk dipakai oleh Louisa ke masjid esok.
" I think you'd be looking good wearing this tomorrow. " Elhan menunjukkan sepasang jubah dan selendang hitam pilihan terbaik juru jual di tangannya.
Baru saja Louisa nak mengambil dan mengacu jubah itu di tubuhnya, dia merasakan ada tendangan kuat di dinding perutnya. Kerutan pada wajahnya mencemaskan Elhan.
" What's wrong dear? Are you okay?" Soal Elhan sambil mengimbas batang tubuh Louisa dari atas ke bawah.
" I'm okay. Oh my gosh. It's kicking. I can feel how active she is at the moment. " Louisa tertawa kecil. Dia mengusap perutnya lagi cuba menenangkan bayinya yang aktif luar biasa.
" Really? Let me talk to her. " Elhan melekapkan telinganya di perut Louisa lagak seseorang yang bakal bergelar ayah.
" Aisyah, please be nice to your mummy okay. Don't hurt her. Daddy promise, once you are born, I'm gonna make you a runner, " ujar Elhan ceria.
" A runner? Really? " Soal Louisa dengan nada yang seolah tak percaya.
" Why not? You are a good runner too. You always run away from me but everytime you do that, I will chase you and give my heart out so that I can have you around me, " ungkap Elhan romantis. Sejurus itu, dia memandang kasih sepasang anak mata biru milik Louisa. Mata mereka bertaut lama.
" I love you, " ucap Louisa dengan perasaan hati yang penuh bunga-bunga cinta. Semakin hari semakin kasih kepada lelaki yang bergelar bakal suaminya itu.
" I love... Aisyah, " balas Elhan tetapi tidak ditujukan kepada Louisa. Sengaja dia mengusik Louisa. Tiba-tiba dia merasakan tangan ketam Louisa mula singgah di perutnya.
" Aww! It hurts." Elhan mengusap perutnya yang terasa bisa.
" Hey, you are so mean! You don't love me anymore? "
" I do. But I love Aisyah more, " kata Elhan semakin galak nak menyakat Louisa. Usai berkata, dia ketawa sendiri.
Kali ini dia lihat wajah Louisa mula berubah mendung. Apabila Louisa sudah terdiam dan mula tertunduk hiba, Elhan tahu wanita itu sedang merajuk. Kata orang, semua ini normal atas asbab pembawakan budak.
" Hey, darling... alright listen up. There is no one in this world who can count how many times my heart pounds everytime when I look at you. That's how much I love you. It's unexplainable. " Ungkapan dari suara gemersik Elhan membuatkan Louisa cair serta merta.
Bagai empedu lekat di hati, begitulah dekatnya perhubungan mereka. Demikianlah terlakar sebuah kisah cinta yang tak ingin diberi pengakhirannya walaupun hebat manusia itu setakat pada perancangannya saja. Hanya Allah jua yang Maha Penentu dan sesungguhnya, Dia jualah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Share this novel