Bab 26

Romance Series 13684

Entah kenapa hari ini keadaan kantin sangat sepi,tidak seramai biasanya.mungkin para mahasiswa dan mahasiswi disini masih banyak mata kuliah.atau mungkin mereka pergi ke taman,atau bisa jadi mereka sedang berkumpul di perpustakaan,entah lah.

Tapi tidak apa-apa,hal ini justru membuat Dion tenang...

Ya,tenang... karena hari ini mood Dion sedang berantakan.jadi dia butuh sedikit ketenangan.

"Lo dari tadi gue perhatiin ngelamun terus?kenapa sih,yon?" Tanya irfan sambil memberikan sebotol kecil air mineral dingin yang dia beli tadi kepada Dion.

"Gue gak papa kok?" Jawab Dion sekenanya kemudian meneguk air mineral tersebut hingga tandas.

Irfan menatap Dion lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di samping sahabatnya itu.

"Bohong,loe pasti mikirin Vania lagi kan?" Tebaknya.

Dion langsung menoleh ke arah irfan.namun sedetik kemudian dirinya mengalihkan pandangan menatap para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang makan di kantin.

"Loe diem.itu artinya tebakan gue bener kan?" Irfan menghela nafas panjang.

"Terus,gimana sama saran gue kemaren.udah loe lakuin belum?" Ucap Irfan lagi.

Dion menggeleng pelan."belum?" Jawabnya singkat.

"Kenapa?" Irfan mengerutkan kedua alisnya menatap Dion kebingungan.

"Gue masih ragu sama rencana loe itu?" Jawabnya.

Ditengah percakapan Dion dan Irfan tiba-tiba saja terdengar suara notifikasi dari hp masing-masing.keduanya pun kini mengambil hp mereka dan melihat notifikasi tersebut.

_instagram_
im.vania.1996
Baru saja memposting

Secara bersamaan kedua laki-laki itu mengklik notifikasi tersebut kemudian melihat apa yang baru saja di posting oleh Vania di aplikasi Instagram.

Tangan kanan Dion seketika mengepal begitu melihat sebuah foto bunga dengan caption "love you,dosen tampan ku".

Berbeda dengan Dion,Irfan malah tersenyum miring setelah melihat postingan tersebut.kemudian menoleh ke arah Dion.terlihat jelas raut kemarahan diwajah sahabatnya itu.

"Loe liat kan.hubungan mereka makin hari makin lengket.terus loe mau diem aja gitu?" Ucap Irfan memanas-manasi.

Dion hanya diam seribu bahasa.tidak lama laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Irfan tanpa sepatah katapun.

"Yon...Yon...kenapa loe jadi bodoh gini cuma karena cewek itu?" Gumam Irfan menatap kepergian Dion.

==================

"Beruntung banget Vania dapet pak Gilang"

"Huuaa...udah pinter,ganteng,romatis pula"

"Duh,pengen deh punya pacar kayak pak Gilang"

Begitulah kiranya ucapan para mahasiswi di lorong setelah melihat postingan Vania di Instagram beberapa menit lalu.dan perkataan tersebut tentu saja berhasil membuat Dion yang mendengarnya menjadi semakin kesal.

"Brengsek!!...kenapa cowok itu yang selalu jadi idola di kampus!!" Ucap Dion kesal.

"Tunggu aja pembalasan gue Berikutnya!!..kalau gue gak bisa dapetin Vania lagi,maka cowok itu juga gak akan bisa sama Vania!!" Terlihat kedua tangan Dion mengepal kuat sementara matanya menyorot kemarahan yang sangat amat besar.

================

"Vania!!"

Samar-samar Dion mendengar suara seseorang memanggil nama Vania dari arah lain.dia pun segera menghentikan langkahnya dan langsung mencari keberadaan gadis yang masih dicintainya itu.

Dalam hitungan detik saja mata jeli Dion sudah menemukan keberadaan sosok vania.terlihat gadis itu tengah berkumpul dengan para sahabatnya di lapangan kampus.

"Eh,bentar ya guys,,,pak Gilang telpon nih?" Karena tidak ingin diganggu Vania pun keluar dari kumpulan tersebut lalu berjalan menjauh untuk menerima panggilan telepon dari Gilang.

"Halo sayang?" Sapa Gilang terlebih dahulu.

"Iya,sayang?" Jawab Vania dengan sumringah.

"Kamu udah makan siang?ini udah jam 12 loh?" Ucap Gilang.

"Iya,ini mau ke kantin.kamu sendiri gimana??udah makan belum??" Vania balik bertanya.

Dion yang melihat Vania berbicara dengan seseorang di telpon,perlahan menampilkan smirk nya kemudian berjalan menghampiri gadis tersebut.

"Ini lagi mau makan sama klien.sekalian meeting?" Jawabnya.

"Hhmm...Sibuk banget ya kamu hari ini?" Ucap gadis itu dengan nada sedikit lesu.

"Lumayan si??tapi aku janji,setelah kerjaan ku dikantor selesai aku akan temuin kamu.kita dinner,gimana?" Ajaknya.

Vania mengangguk antusias."Boleh?!?nanti kabarin aku aja.biar aku siap-siap?" Jawab Vania.

"Oke,sampai ketemu nanti malam love you sayang?" Ucap Gilang.

"Iya sayang,love eh- Vania seketika dibuat terkejut saat seseorang dibelakangnya tiba-tiba saja membalikkan tubuhnya dengan kasar .

"Dion?!" Ucap Vania sepelan mungkin mengingat dirinya belum mematikan panggilan telpon dari Gilang.

Dion menatap gadis dihadapannya kemudian kembali menampilkan smirk nya dan...

CUP

Vania terbelalak begitu Dion mencium bibirnya secara tiba-tiba.gadis itu pun hendak menjauhkan diri nya namun dion dengan cepat menahan tengkuknya.

"Shit!!!..ternyata gini rasa bibirnya nia.manis?" Batin Dion.

Dion yang mulai terbuai dengan bibir gadis idamannya langsung merengkuh pinggang ramping Vania dan memperdalam ciumannya.

"Lepmmmhh" Vania berontak,berkali-kali dirinya memukul dada Dion ,namun laki-laki itu masih tetap setia melanjutkan aksinya.

Apa yang dilakukan oleh Dion ini tentu saja mengundang perhatian para mahasiswa dan mahasiswi disana termasuk bela dan kawan-kawannya.

Banyak dari mereka yang merasa terkejut dan berteriak histeris melihat aksi gila Dion yang mencium bibir Vania didepan umum.

"Halo??Sayang???" Terdengar suara Gilang dari hp.karena tidak ingin Gilang curiga dengan kejadian itu,Vania buru-buru mematikan panggilan telponnya.

Vania kembali berontak,berusaha mendorong tubuh dion sekuat tenaga.dan ya,berhasil...dalam hitungan detik saja tubuh'Dion sudah terlepas darinya.

"BRENGSEK!!"

PLAK!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Dion.

"APA MAKSUD LOE NYIUM GUE KAYAK TADI,HAH!!" Ucap Vania penuh kemarahan.tidak Sudi bibirnya dicium Dion,Vania pun langsung menghapus jejaknya menggunakan punggung tangan kanannya secara kasar.

Dion memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh vania.bukannya merasa bersalah,laki-laki itu malah terlihat tersenyum menatap gadis didepannya.

"Aku gak nyangka,ternyata bibir kamu manis juga,sayang.tau gitu Kenapa gak dari pacaran aja aku cicipin?" Ucap Dion tanpa malu.

Vania kembali terbelalak mendengar perkataan Dion.dia pun mengangkat tangan kanannya lagi dan...

PLAK

Satu tamparan mendarat lagi dipipi Dion.

"DASAR COWOK GILA!!" Vania menatap tajam laki-laki tersebut setelah itu pandangannya teralih pada mahasiswa dan mahasiswi yang tengah menatap ke arah nya.

Tidak ingin dibuat malu lagi dengan aksi gila Dion berikutnya,Vania pun memutuskan pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Nia?!tungguin kita?!" Teriak bela kemudian berlari mengejar Vania diikuti para sahabatnya yang lain.

Disisi lain Cindy yang juga melihat aksi gila dion mencium bibir Vania merasa kesal dan marah sekali.tidak lama gadis itu pun pergi meninggalkan kerumunan tersebut.

=================

Gilang yang telponnya dimatikan secara sepihak oleh Vania merasa keheranan dan terus bertanya-tanya dalam hatinya.

"Ada apa ya?" Mendadak hati Gilang terasa cemas memikirkan kekasihnya itu.

Tidak lama datanglah seorang laki-laki paruh baya berjalan mendekati meja yang ditempati oleh Gilang.

"Pak Gilang?" Sapa orang itu.

"Pak Syamsir?" Gilang segera beranjak dari kursinya.

"maaf saya sedikit terlambat?" Pak Syamsir mengulurkan tangannya dan langsung dijabat oleh Gilang.

"Tidak apa pak?mari,silahkan duduk?" kini keduanya pun duduk di kursi.

"Oke.kalau begitu kita langsung mulai saja meeting nya?" Ucap pak Syamsir.gilang mengangguk setelah itu dirinya menyalakan laptop miliknya dan memulai meeting.

=================

Vania sangat amat dibuat malu dengan kejadian tadi.dirinya terus berlari tanpa menghiraukan para mahasiswa dan mahasiswi yang terus menatap ke arahnya.

"Nia!!" Panggil Gita namun tidak dihiraukan oleh Vania.

Bela,Gita dan Rika terus mengejar sahabatnya itu.sampai akhirnya langkah mereka terhenti di pertengahan tangga.

"Huaaa!!!...gue malu banget *njir!!" Vania duduk di anak tangga lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Bela,Rika dan Gita saling melempar pandangan.ketiganya merasa bersalah dan tidak enak hati kepada Vania karena sudah membiarkan sahabatnya dicium oleh Dion di depan umum.

"Sorry ya nia.kita bertiga lalai jaga loe tadi?" Ucap Rika.

"Sekarang gue harus gimana guys???pasti nanti pak Gilang marah banget karena tadi Dion nyium gue?" Vania kembali menghapus jejak Dion di bibirnya dengan kasar.

"Ya-ya jangan loe kasih tau lah?" Ucap bela.

Vania menatap lesu para sahabatnya.

"Jangan dikasih tau gimana bel??loe liat sendiri kan tadi.yang nonton kejadian tadi itu satu kampus?" Ucapnya.karena merasa kalut Vania mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Tapi sayangnya pak Gilang harus tau kelakuan jalang loe,NIA?!" Ucap seorang wanita dengan tiba-tiba membuat Vania langsung bangun saat itu juga dan melihat ke arah belakangnya.

"Cindy?" Gumam Vania.

Cindy menatap sinis Vania sementara keempat gadis tersebut menatap Cindy dengan tatapan tidak suka.

"Jaga mulut loe!!..yang jalang itu bukan Nia,tapi loe!!" Bela hendak menampar Cindy namun gadis itu langsung menepis tangan nya.

"Diem!!!...urusan gue bukan sama loe!!..." Bentak Cindy sambil menunjuk tegas ke arah bela.

"Dan loe Nia!!" Pandangan Cindy kini beralih kepada sosok Vania.menatapnya penuh kekesalan.

"Udah berkali-kali gue peringati loe,Jangan pernah deketin Dion lagi,tapi kenapa loe masih deketin dia,hah!!" Cindy mendorong Vania hingga terhuyung ke belakang.beruntung dengan cepat para sahabatnya menahan tubuh vania.sehingga gadis itu tidak terjatuh kebawah.

"Gue sama sekali gak deketin Dion,cin?!tapi dia yang selalu ganggu hidup gue!!" Tidak terima Vania balas mendorong gadis tersebut.tanpa sengaja punggung Cindy terbentur tembok yang ada dibelakangnya.

"Akh!!" Ringis Cindy kesakitan.

"Sialan!!..Berani-beraninya loe,jalang!!!" Dengan penuh kemarahan Cindy menampar Vania.

PLAK

"Nia?!" Seru bela,Gita dan Rika secara bersamaan.

Bela yang tidak terima Vania ditampar kini balik menapar keras cindy.hingga akhirnya pertengkaran antar ke lima gadis itu pun tidak terelakkan lagi.

===================

"APA-APAAN KALIAN INI,HAH!!..." seru Seorang dosen Laki-laki bernama Rifai dengan lantang.

Mendengar seruan tersebut seketika membuat vania dan para sahabatnya menghentikan aksi mereka.namun tidak dengan cindy.gadis itu justru memanfaatkan kelengahan Vania dan mendorong gadis itu sampai terjatuh.

Bug

Bug

Bug

Tubuh Vania terus terguling-guling menuruni tangga yang cukup tinggi hingga akhirnya tergeletak tak berdaya di lantai.

"Vania!!"

Panik melihat mahasiswi nya terjatuh Dosen itu pun bergerak cepat turun ke bawah untuk melihat kondisinya.begitu juga dengan bela dan yang lainnya.

Sementara Cindy yang menjadi pelaku utama jatuhnya Vania dari tangga merasa ketakutan dan segera pergi meninggalkan TKP.

Disisi lain Dion yang baru saja keluar dari lapangan tidak sengaja melihat sosok Cindy yang tengah berlari ketakutan.

"Itu kan Cindy??kenapa dia??" Tanya Dion sambil terus melihat kemana Cindy berlari.

Tidak lama pandangan Dion teralih pada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berkumpul di tangga.

"Kok banyak orang yang ngumpul?ada apa ya??" Dion hendak berjalan menuju kerumunan itu tapi tiba-tiba saja Irfan memanggil dirinya dari arah belakang.

"Dion?" Seru Irfan kemudian berjalan menghampiri Dion.

"Loe mau kemana?" Tanya Irfan.

"Gue mau kesana?" Tunjuk Dion kearah kerumunan.

"Sama.gue juga mau kesana.anak-anak bilang ada yang jatuh dari tangga?" Ucap Irfan.

Deg

Perasaan Dion mendadak tidak enak.terlebih lagi saat dirinya ingat kalau tadi dia melihat Cindy berlari ketakutan dari arah tangga.

"Jangan-jangan?!" Seperti biasa Tanpa permisi lagi Dion berlari menuju TKP.

"Eh,Yon!!tungguin gue!!" Seru Irfan lalu berlari mengejar Dion.

=================

"Nia...bangun Nia...?" Rika dan Gita berusaha menyadarkan sang sahabat yang tergeletak tidak berdaya di depannya.

"Pak,gimana nih!!..Nia gak sadar juga?" Bela menatap panik Vania.

"Kita bawa Vania keruang kesehatan!" Sang dosen hendak menggendong Vania,namun seketika dirinya dikejutkan dengan darah yang mengalir dari belakang kepala mahasiswi itu.

"Da-darah!!" Sama halnya dengan yang lain Rika juga dibuat terkejut dan cemas melihat Vania pendarahan.

"Kalian tolong hubungi keluarga nya.kita langsung bawa Vania kerumah sakit?" Titah sang dosen.

Gita mengangguk paham kemudian mencoba menghubungi orang tua Vania dan juga Gilang.

Dengan penuh kehati-hatian dosen itu menggendong Vania ala bridal style lalu berjalan membelah kerumunan orang bersama para sahabat Vania.

Di saat bersamaan Dion yang baru saja sampai di kerumunan itu langsung dibuat terkejut melihat kondisi Vania.

"A-ada apa ini.?!...Vania kenapa pak?!" Tanya Dion panik.

"Vania terjatuh dari tangga?" Jawab sang dosen.

Dion semakin terbelalak mendengar jawaban sang dosen."kalau gitu Biar saya aja pak yang bawa Vania ke rumah sakit?" Pinta Dion.

"Ba-"

"Gak boleh?" Seru bela melarang Dion yang akan mengambil alih tubuh Vania.

"Jangan pernah loe sentuh Nia seujung jari pun Yon?" Lanjutnya lalu segera menjauhkan Dion dari Vania.

"Tapi bel.gue mau bawa Nia ke rumah sakit.gue khawatir banget sama keadaannya Nia?" Ucapnya.

"Loe gak tuli kan Yon!!...gue bilang enggak ya enggak!!..." Tegasnya sekali lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience