Bab 57

Romance Series 13684

Tepat hari ini,sesuai dengan permintaan pak Teddy,Rika akan pergi ke Surabaya untuk menemani Vania selama disana.

Rika pun tidak menolak permintaan tersebut.karena selain dirinya ingin membantu pekerjaan Vania disana.rika juga punya ke khawatiran yang sama dengan pak Teddy.

Ya,apa lagi kalau bukan tentang Gilang.mengingat laki-laki itu juga bertempat tinggal di kota Surabaya,tempat dimana Vania berada sekarang.

BANDARA SOEKARNO-HATTA,,

"Hati-hati dijalan.titip salam buat Nia?" ucap bela yang tengah mengantar Rika ke bandara.tidak,bukan hanya bela saja yang mengantar Rika.tapi Adnan juga ikut bersamanya.

"iya.thank's ya.udah mau anter gue ke bandara?" ucap Rika menatap sang sahabat.setelah itu pandangannya teralih pada sosok Adnan yang berdiri tepat di depannya.

"kak adnan.makasih juga ya udah mau antar aku ke sini.maaf,udah ngerepotin kakak?" ucapnya.

Adnan tersenyum manis lalu mengelus pucuk kepala rika.bela yang melihat prilaku Adnan tersebut entah kenapa merasakan hal yang aneh didalam hatinya.

"gak usah ngerasa gak enak gitu.kamu kan sahabat aku juga..jadi wajar dong kalau aku antar kamu pergi.bukan begitu bel?" secara bersamaan Rika dan Adnan menatap ke arah bela.

Bela yang mendapatkan tatapan dari kedua orang itu hanya bisa tersenyum tipis.

"oh.ya.titip salam juga buat nia.kalau kalian ada masalah atau butuh bantuan telpon aku aja?" ucap Adnan.

"sip,kak?" Rika mengacungkan jempolnya.

"ini?" Adnan menyerahkan koper milik Rika yang sedari tadi dia bawa.

"kalau gitu gue pergi dulu ya,bye?" Rika melambaikan tangan kepada kedua orang tersebut kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.

Adnan dan bela menatap kepergian gadis tersebut.sampai akhirnya sosok Rika tidak lagi terlihat dari pandangan keduanya.

"oke,sekarang kita balik ke kantor?" Adnan menggandeng tangan bela,namun tiba-tiba saja langsung ditepis oleh gadis itu.

"kak Adnan berangkat aja duluan.aku mau naik taksi aja?" ucap bela dengan nada ketus.

Adnan menaikan satu alisnya,menatap bingung bela."kok gitu??kan tadi kita berangkat ke sini nya bareng,bel?" tanyanya.

Bukannya menjawab gadis itu malah melangkah pergi.buru-buru Adnan mengejarnya lalu mencekal tangan bela.

"bela,kamu kenapa??kok tiba-tiba bad mood gini sih??aku ada salah sama kamu??" tanya Adnan sekali lagi.dirinya benar-benar penasaran dengan perubahan sikap bela kepada dirinya saat ini.

bela menghela nafas panjang kemudian melepaskan cekalan tangan Adnan dari tangannya.

"apa kak Adnan selalu bersikap manis ke semua cewek,hm?" bela menatap kesal laki-laki dihadapannya itu.

"hah!!... maksudnya???" Adnan sama sekali tidak paham dengan maksud perkataan bela.

"CK!!...jangan pura-pura bodoh kak?!!..itu tadi apa pake ngelus kepala rika segala.dasar playboy!!" bela langsung melengoskan wajahnya ke arah lain.

Entahlah...bela juga tidak tau kenapa dirinya bisa sekesal ini.tapi yang jelas bela sangat tidak menyukai dengan apa yang dilakukan Adnan kepada Rika tadi.

Adnan yang mendengarkan perkataan bela barusan kini mulai paham dan tanpa sadar mengulum senyumnya.

"apa kamu cemburu,hm?" ucap Adnan menggoda bela.

Detik berikutnya bela kembali menatap Adnan dengan sedikit gelagapan.

"si-siapa juga yang cemburu??" jawab bela sedikit terbata-bata.

Melihat gelagat bela yang seperti orang cemburu,membuat Adnan jadi gemas sendiri.

"kamu tenang aja?" terlihat laki-laki itu kini mencondongkan wajahnya ke telinga bela."Rika bukan tipe aku.kok?" ucapnya.

Adnan menoleh ke arah bela,begitupun sebaliknya.kini keduanya terdiam mencoba menyelami pikiran satu sama lain.

============

Surabaya,,,

Dikantor terlihat Vania tengah termenung,sepasang matanya tidak henti melihat ke arah kontrak kerja sama dari Gilang yang tergeletak di atas meja kerjanya.

Saat ini Vania dalam sebuah pilihan yang sangat sulit.disatu sisi dia harus menyelamatkan perusahaan papanya yang sedang diambang kebangkrutan.tapi disisi lain orang yang ingin membantu dirinya itu adalah orang yang harusnya dia hindari saat ini.

"sekarang aku harus gimana??" gumamnya.

Tidak hanya Vania saja yang merasakan kegelisahan.ditempat lain Gilang juga tengah gelisah memikirkan keputusan yang akan diambil oleh vania.sampai-sampai laki-laki itu tidak fokus mendengarkan penjelasan dari Jason.

"jadi begitu pak?" ucap Jason mengakhiri penjelasannya.

Jason menunggu respon dari bos besarnya itu.namun Gilang malah diam termenung menatap dirinya.

"khem!!..pak Gilang?" tegur Jason lagi dengan penuh kehati-hatian.

Tidak lama Gilang tersadar dan langsung menjadi salah tingkah sendiri karena sudah termenung di saat Jason berbicara.

"baiklah,nanti saya akan pahami lagi berkas ini.kamu silahkan pergi?" titahnya.

Seperti biasa Jason menuruti permintaan tersebut,dan segera pergi dari ruangan Gilang.

Tidak lama laki-laki itu mengambil ponselnya lalu melihat jam yang tertera di layar hp.

"kenapa Vania belum juga menghubungi aku ya?" tersisa lima belas menit lagi dari waktu yang Gilang tentukan untuk vania berfikir.namun sampai detik ini wanita itu belum juga memberikan keputusannya.

"apa jangan-jangan...-" perkataan Gilang terhenti ketika ponsel ditangannya berdering.

VANIA CALLING...

Mengetahui panggilan itu dari orang yang sedari tadi dia tunggu,maka tanpa berlama-lama lagi Gilang langsung mengangkat panggilan tersebut.

"iya,hallo,Vania?"

".........."

"gimana??kamu udah punya keputusannya?"

".........."
"bagus.kalau gitu besok jam 9 pagi tolong datang ke kantor aku.kita bahas selengkapnya?"

"..........’

tut

Panggilan berakhir.disaat itu juga seulas senyum pun terkembang di wajah Gilang.

============

Hari sudah malam,Rika pun juga sudah berada di kota Surabaya dan menemui sahabatnya itu.disaat pertemuan mereka,Vania langsung menceritakan semua yang terjadi pada perusahaan papanya.termasuk tentang tawaran kerjasama dari Gilang yang sudah dia terima.

"loe gila ya!!... gimana bisa loe terima tawaran itu,Nia!!" ucap Rika kesal.

Setengah mati dia dan yang lainnya berusaha menjauhkan Vania dari laki-laki itu.namun malah Vania sendiri lah yang mendekati Gilang.dan parahnya lagi sekarang laki-laki itu menjadi rekan bisnis mereka.

"gue...gak ada pilihan lain,Rik.cuma dia yang saat ini bisa gue andalkan?" cicit Vania.

Rika menghela nafas panjang."terus sekarang apa yang akan loe lakuin?" tanya rika.namun Vania hanya terdiam memandangi dirinya.

"apa loe mau balik ke Jakarta dan om Teddy yang urus urusan disini?" alih-alih menyetujuinya Vania justru menolak rencana tersebut.

"JANGAN!!!...tolong jangan kasih tau bokap gue tentang hal ini dulu,rik.nanti yang ada dia marah besar sama gue?" ucap Vania sedikit memohon.

"biar gue urus semuanya sendiri.gue janji,setelah perusahaan membaik,gue bakal balik ke jakarta.dan gue akan cerita pelan-pelan tentang hal ini ke bokap?" pintanya.

"loe yakin???...loe yakin setelah hal ini gak akan terjadi apa-apa perihal loe sama Gilang??" tanya Rika lagi.dan lagi-lagi Vania terdiam,kali ini gadis itu menundukkan kepalanya memikirkan yang dimaksud oleh Rika.

"gue yakin kok?" ucap vania setelah beberapa menit bungkam.

"gue yakin gak akan terjadi apapun antara gue sama Gilang?" Vania kini menatap Rika mencoba meyakinkan sahabatnya itu.

"tolong kasih kepercayaan sama gue rik.gue sadar kok,kalau sekarang gue udah punya revan.dan gue juga sadar banget kalau Gilang udah punya keluarga kecilnya sendiri.jadi please...kasih kepercayaan sama gue ya??" Vania menggenggam tangan Rika dengan erat.seakan meminta sahabatnya itu untuk memberikan kepercayaan kepada dirinya.

Rika terdiam sejenak.sejujurnya dia ragu dengan perkataan Vania barusan.mengingat dulu Vania dan Gilang sangat saling mencintai.tapi...tidak ada salahnya juga jika Rika mencoba mempercayai vania.lagi pula Vania bukanlah anak-anak.dia sudah dewasa,pasti sudah tau mana yang salah atau tidak.

"oke,gue percaya sama loe?" saat itu juga Vania tersenyum senang dan langsung memeluk sang sahabat.

"makasih ya?" ucapnya.

"iya?" kini Rika melepas pelukan Vania.

"sebaiknya sekarang kita tidur.besok pagi gue bakalan temenin loe ke kantor Gilang?" ucap Rika.

=============

08:45 wib Vania tengah bersiap-siap dikantornya untuk menuju kantor Gilang.seperti yang dikatakan oleh Gilang kemarin,hari ini Vania akan membicarakan lebih lanjut perihal kerjasama perusahaan mereka.

Vania tidak pergi sendiri.pagi ini Rika akan menemani dirinya sebagaimana seorang asisten.

"loe udah siap?" tanya Rika yang baru saja memasuki ruang kerja Vania.

"udah nih....yuk, berangkat?" sebelum keluar ruangan Vania terlebih dahulu mengambil tas jinjing miliknya yang berwarna putih.senada dengan warna pakaian yang dia kenakan pagi ini.

Tidak butuh waktu lama,kini keduanya telah sampai di sebuah gedung perusahaan milik gilang.rika sempat takjub begitu melihat perusahaan dari mantan dosennya itu.

"wow.... ternyata besar juga ya perusahaan pak Gilang?" gumam rika.vania hanya menanggapinya dengan senyuman manis lalu berjalan menuju meja resepsionis.

"ada yang bisa saya bantu,mba?" tanya seorang resepsionis yang tengah berjaga.

"saya mau bertemu dengan pak Gilang Aditya Pratama?" jawab Vania.

"apa anda sudah buat janji sebelumnya?" tanya sang resepsionis itu lagi yang langsung diangguki oleh vania dengan cepat.

"kalau begitu,mari saya antar?" ucapnya.

============

Tok tok tok

"masuk?!" terdengar suara bariton dari dalam ruangan

Ceklek

"ada apa?" tanya Gilang.

"maaf pak.ada yang ingin bertemu dengan anda?" ucap sang resepsionis.

"siapa?" tanya Gilang lagi.

"ee..."

"aku?" potong Vania.

Gilang tersenyum lembut ketika melihat sosok Vania diambang pintu.tapi tunggu dulu....Vania tidak datang sendiri.ada sosok lain dibelakang gadis itu.dan dia adalah....

"Rika?" gumam Gilang.

Setelah dipersilahkan masuk oleh Gilang,kedua gadis itu pun berjalan menghampiri meja Gilang.

"apa kabar bapak Gilang Aditya Pratama?" ucap Rika.

Gilang kembali tersenyum lalu segera bangun dari kursi kekuasaannya.

"seperti yang kamu liat.keadaan saya sangat baik?" gilang mengulurkan tangannya kehadapan rika.sekilas gadis itu melihat ke arah uluran tangan Gilang.sedikit tersenyum miring lalu kemudian menjabat tangan tersebut.

"senang bertemu dengan anda lagi PAK GILANG?" ucapnya.

Melihat sikap Rika kepada Gilang yang terkesan sedikit sinis,membuat Vania merasa tidak enak hati.rika seperti melihat musuh bebuyutannya yang sudah lama tidak bertemu.

"silahkan duduk?" titah Gilang.

Secara bersamaan Rika dan Vania menduduki kursi yang ada didepan mereka.diikuti oleh Gilang setelahnya.

"baiklah,karena kamu sudah datang.langsung aja kita bicarakan kerja sama ini secara detail?" gilang mulai menjelaskan satu persatu point kerjasamanya.

=============

Ditempat lain,tepatnya di perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan Vania.terlihat seorang laki-laki berdiri membelakangi meja kerjanya.dengan raut wajah penuh kemarahan laki-laki itu menghantam kuat lemari tempat penyimpanan file-file perusahaan.

"BRENGSEK!!!!..."

"LAGI-LAGI DIA YANG KACAU KAN RENCANA GUE!!!" Teriak laki-laki itu dengan lantangnya,membuat seorang wanita yang juga tengah berada di ruangan itu kaget dan ketakutan.

"PADAHAL TINGGAL SEDIKIT LAGI RENCANA GUE BUAT HANCURIN GADIS ITU BERHASIL,AARRGGGHHH!!!" tidak puas menghantam lemari kini laki-laki itu melampiaskan kemarahannya dengan membuang semua barang-barang yang ada dimeja kerjanya hingga berantakan.

=============

Setelah selesai membahas kerjasama antara perusahaan mereka,kini Vania dan Rika pamit undur diri.

"untuk rencana selanjutnya kita bicarakan nanti?" ucap Gilang.vania pun mengangguk paham.

"baiklah.kalau gitu kita berdua pamit dulu?" Vania segera beranjak dari tempat duduknya,begitupun dengan rika.

"maaf pak Gilang.toilet dimana ya?" tanya Rika tiba-tiba sebelum dirinya dan Vania benar-benar pergi meninggalkan ruangan Gilang.

"loe mau ke toilet?" ucap Vania setengah berbisik kepada Rika.

Rika mengangguk cepat."iya.kebelet pipis gue?" jawab gadis itu dengan gelagat menahan sesuatu.

"kamu keluar dari ruangan ini.lurus aja.belok kanan.yang paling ujung itu toilet?" ucap Gilang disela percakapan Rika dan Vania.

Rika mengangguk paham setelah itu segera pergi meninggalkannya ruangan itu.gilang terkekeh geli melihat tingkah lucu Rika.sementara Vania hanya menggelengkan kepalanya.

===========

Rika mengikuti arahan dari Gilang.karena sudah tidak tahan lagi,setelah sampai di tempat yang dituju gadis itu langsung memasuki toilet tersebut.

"AAAAAA...." teriak histeris Rika saat melihat seorang laki-laki tengah buang air kecil tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"shitt!!!...apa yang kamu lakukan disini!!" ucap laki-laki itu kelabakan.secara bersamaan Rika dan laki-laki itu membalikkan badan mereka.

Buru-buru laki-laki itu memasukkan kembali alat kelaminnya dan membenarkan celana serta kemeja yang dia kenakan saat ini.

"dasar cowok mesum!!..ngapain loe ada di toilet cewek?!" ucap Rika.

Laki-laki yang sudah merapihkan pakaiannya itu kini membalikan badannya lalu dengan cepat memboyong Rika keluar toilet.

"kamu gak liat tanda ini,hah!!" tunjuk laki-laki itu ke arah stiker yang bergambarkan seorang laki-laki.

Seketika itu juga kedua mata Rika terbelalak.astaga!!...jadi dirinya salah masuk toilet.

"jadi,siapa yang mesum disini,hm?" sindir laki-laki itu sambil menatap Rika penuh kekesalan.

glek

"mati gue.malu banget *njir!!" batin Rika.

hening

"eh,itu apa!!" Rika mencoba mengalihkan perhatian orang itu.dan berhasil.dengan cepat Rika menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

"HEI!!!... JANGAN KABUR KAMU!!.."

.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience